Khutbah Jumat Ramadhan Fenomena Ibadah Di Bulan Ramadhan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Fenomena Ibadah di bulan Ramadhan

.




...

.
Maasyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Rasulullah bersabda,

( )
Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kalian, sehingga dia mencintai untuk
saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya. (Muttafaq alaih)
Tidak diragukan lagi bahwa perhatian terhadap perkara-kara saudara-saudara kita merupakan
bagian dari mengamalkan hadits ini, terlebih lagi kalau perhatian tersebut adalah risau dan
prihatin dengan ibadah saudara-saudara kita, yang semakin hari semakin jauh dari tuntunan yang
shahih. Khususnya kalau kita mengamati fenomena di bulan ramadhan ini. Ibadah bagi sebagian
kita bagaikan makanan, kalau selera dimakan, kalau tidak, maka sah-sah saja untuk diabaikan
bahkan ditinggalkan.
Maasyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Ibadah kepada Allah bukan lagi menjadi kebutuhan pokok, ibadah kepada Allah tidak lagi
menjadi tujuan hidup, padahal karenanyalah (untuk ibadah) kita diciptakan oleh Allah dan
merupakan salah satu jalan untuk menuju ketakwaan kepada Allah . Sebagaimana Allah
berfirman,

Dan Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu semata.
(QS. adz-Dzariyat: 56)

Maasyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!


Contoh kasus yang terjadi di masjid-masjid di negri kita. Pada saat datangnya bulan ramadhan
selalu dibanjiri oleh kaum muslimin, khususnya dalam pelaksanaan shalat taraweh berjamaah.
Bahkan masjid besar nan megah seakan terasa kecil dan sempit karena tak mampu menampung
kapasitas jamaah yang semenjak maghrib beramai-ramai berdatangan. Bahkan ada yang sudah
menaruh sejadah sejak sore sebelum tenggelamnya matahari, takut kalau-kalau tidak
mendapatkan tempat. Maklum, malam pertama bulan ramadhan sampai malam ke-10 masjid
memang biasanya disesaki oleh orang-orang yang hampir tidak pernah nongol di masjid
sebelumya.
Maasyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Betapa kita melihat mereka berusaha menyempatkan diri untuk pergi ke masjid melaksanakan
shalat tarawih berjamaah seakan-akan tidak mau ketinggalan dengan saudara-saudaranya yang
lain, entah apa motivasi mereka, yang jelas kita selalu husnuzhan bahwa mereka betul-betul
menyambut ramadhan dengan semangat 45, dan dengan begitu gembiranya mereka
memakmurkan rumah-rumah Allah .

Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menuaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.at-Taubah:18)

Tapi sayangnya suasana seperti ini tidak berlangsung lama, hanya bertahan sepekan atau
maksimal pada 10 hari pertama saja. Kemudian satu persatu mulai berguguran, entahlah,
barangkali mereka shalat di masjid-masjid yang lain. Tapi nyatanya hampir semua masjid pun
mengalami hal yang sama sepi dan kehilangan jamaahnya. Berarti di manakah kaum muslimin
berada??? Sungguh ironi!!
Maasyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Apakah mereka punya kesibukan yang jauh lebih penting dan lebih menguntungkan dari shalat
berjamaah?? Tentunya merekalah yang lebih mengerti alasan di balik itu semua.
Maasyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Mencarikan solusi dari kasus di atas tentunya perbuatan yang sangat mulia sekali, dan sudah
dipastikan pahala yang besar akan diterima, asalkan keikhalasan tetap selalu dijaga, semata-mata
mengharap ridha Allah . Allah berfirman,

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. (QS. al-Bayyinah: 5)
Rasulullah bersabda,


( )

Barang siapa yang mentradisikan suatu tradisi yang baik (sunnah Rasulullah) di dalam Islam,
maka baginya pahala dan pahala orang mengikuti setelahnya, tanpa mengurangi pahala-pahala
orang-orang yang mengikutinya sedikitpun.(HR. Muslim)



Khutbah Kedua



,
Maasyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Di antara solusi-solusinya adalah menyadarkan kaum muslimin baik melalui mimbar-mimbar
ramadhan, melalui buku-buku atau brosur-brosur dakwah ataupun melalui obrolan-obrolan ringan
dengan kerabat, teman-teman dekat ataupun kepada para tetangga kita, tentunya pada sikon yang
pas dan tepat tentang keutamaan ramadhan dan ibadah di dalamnya khususnya serta betapa
pentingnya shalat berjamaah bukan hanya di bulan Ramadhan saja tapi juga di luar bulan-bulan
ramadhan, dan menjelaskan bahwa di dalamnya terdapat keutamaan dan pahala yang besar, dll.
Misalnya: dengan mengabarkan keutamaan orang yang berpuasa ramadhan dan mendirikan shalat
taraweh di malam harinya bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu.
Dimana Rasulullah bersabda,

( )
Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan hanya mengharap pahala
dari Allah Taala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq alaihi)

( )
Barangsiapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan iman dan hanya
mengharap pahala dari Allah Taala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
(Muttafaq alaihi)
Juga tentang keutamaan orang yang shalat tarawih berjamaah, maka baginya pahala seperti
orang yang melaksanakan shalat semalam suntuk, Rasulullah bersabda,

( )

Barangsiapa yang mendirikan shalat malam bersama imam hingga selesai, maka dicatat
baginya shalat semalam suntuk. (HR. para penulis kitab sunan, dengan sanad shahih)
Maasyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Atau dengan menjelaskan kepada mereka betapa shalat malam merupakan ibadah yang lebih
utama setelah shalat fardlu, sebagaimana Rasulullah bersabda,

( )

Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.(HR. Muslim).

Dan banyak lagi dalil-dalil lain yang bisa kita bawakan baik dari al-Quran dan hadits Rasulullah
shallallahualaihi wasallam untuk memotivasi kita dan saudara kita agar senantiasa semangat dan
istiqomah dalam beribadah kepada Allah , terlebih lagi di bulan Ramadhan yang mulia ini.
Sehingga kita semakin yakin bahwa kita beribadah di atas landasan yang benar yaitu al-Quran
dan as-Sunnah yang telah diamalkan oleh generasi pertama umat ini (salaful ummah) yakni para
shahabat radhiyallahuanhum dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Demikianlah, mudah-mudahan khutbah kita kali dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga
Allah senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada kita sehingga kita selalu istiqomah di atas
jalan-Nya. Amien.


.
.

.


.
. .

Anda mungkin juga menyukai