Fix
Fix
Fix
4 Keterdiferensialan
Untuk suatu fungsi satu peubah, keterdiferensialan dari Sebaliknya, ini setara dengan grafik di berarti keujudan turunan . yang mempunyai garis singung tak-tegak di
Sekarang kita bertanya: apa konsep yang benar dari keterdiferensialan untuk suatu fungsi dua peubah? Ia tidak dapat hanya berupa keujudan turunan parsial dari mencerminkan prilaku belaka, karena mereka
yang telah digambarkan sebagai sebagian grafik (gambar 1). Perhatikan bahwa nilai 0 sepanjang dua sumbu sedangkan ia identik dengan sepanjang garis
identik dengan
sangsi seorang akan menuntut bahwa grafik ini mempunyai sebuah garis singung di titik asal, dan kedua turunan parsial masih ada di sana. Kenyataanya,
x(0,0)= y(0,0)=0.
Perhatikan pernyataan kedua. Apa yang memainkan peranan turunan itu untuk suatu fungsi dua peubah? Lagi-lagi turunan parsial tidak mencukupi, jika bukan untuk alasan lain dari pada karena terdapat dua dari mereka. Untuk menjawab dua pernyataan ini, kita mulai dengan menghilangkan perbedaan antara titik (1) dan vektor . Jadi, kita tuliskan ingat
kembali bahwa
GAMBAR 1
Tetapi celakanya pembagian oleh vektor h tidak masuk akal. Tetapi, dengan sedikit imajinasi dan beberapa pemikiran (lihat apendiks A.1, Teorema B), kita dapat menuliskan (1) dalam bentuk berikut (2) | |
Dengan
pada
Definisi Kita katakan bahwa dapat di definisikan di p (terdiferensialkan di p) jika terdapat suatu | | Dengan pada Dapat diperlihatkan bahwa jika vektor q ada, ia unik (soal 19). Kita sebut vektor ini gradien
dan | |
Dengan
pada
Kita mintakan perhatian Anda terhadap beberapa aspek dari definisi di atas. 1. Turunan 2. Titik dalam adalah bilangan, sedangkan gradien adalah vektor.
PERHITUNGAN GRADIEN Perincian gradien dari definisi memberatkan (sama halnya seperti untuk turunan). Kita memerlukan aturan untuk perhitungan. Berikut ini suatu hasil yang sangat berguna, yang kita nyatakan tanpa bukti (tetapi lihat soal 23). Teorema A Jika fungsi dua peubah yang terdefinisikan di p= ada di p dan , maka turunan parsial pertama dari
maka
dan
dapat
diturunkan, ini yang menyusahkan. Untunglah, terdapat suatu kriteria sederhana, yang dibuktikan di hampir semua buku kalkulus lanjut. Teorema B Jika mempunyai turunan parsial pertama di suatu lingkungan dari p dan jika turunan parsial inikontinu di p, maka ia dapat diturunkan di p.
Teorema A dan B bersama-sama justru menyediakan apa yang kita perlukan untuk menangani kebanyakan masalah.
CONTOH 1 Perhatikan bahwa Penyelesaian: pertama kita catat bahwa terdefinisikan di mana-mana dan hitung gradienya.
Kedua fungsi ini kontinu di mana-mana, sehinga menurut teorema B, mana. Lebih lanjut, menurut teorema A,
terdiferensialkan di mana-
CONTOH 2 Untuk f(x,y,z) = x sin z + Penyelesaian: Karena turunan turunan parsial = sin z +2xy, = , = x cos z y, cari
Semuanya continue , maka gradient ada. Selanjutnya turunan turunan parsial ini masing- masing bernilai 4, 1, dan 1 dititik (1,2,0). Jadi,
ATURAN ATURAN UNTUK GRADIEN Dalam banyak hal , gradient berprilaku seperti turunan. Ingat kembali bahwa D yang dipandang sebagai suatu operator adalah linier. Demikian juga halnya operator operator del. , yang sering kali disebut
Bukti Tiga hasil tersebut sebagai akibat dari kenyataan yang berpadanan untuk turunan turunan parsial. Kita buktikan (iii) pada kasus dua peubah, tanpa menuliskan titik p agar lebih singkat.
( (
) )
( (
) )
KEKONTINUAN LAWAN KETERDIFERENSIALAN Ingat kembali untuk fungsi fungsi satu peubah bahwa keterdiferensialan membawakan kekontinuan, tetapi tidak kebalikannya. Hal yang sama benar pula disini. Teorema D Jika f terdiferensialkan di p, maka f kontinu di p.
Jadi
sehingga
Kesamaan suku yang terakhir ini adalah satu cara formulasi kekontinuan f di p.
fy (p) = untuk memperoleh konsep yang kita tuju, yang kita kerjakan hanyalah menggantikan I dan j dengan suatu vector atuan sebarang u. Definisi untuk tiap vector satuan u, andaikan DU F(p) = Limit ini, jika ia ada, disebut turunan berarah f di p pada arah u.
Jadi Di f(p) = fx(p) dan Dj f(p) = fy(p). karena p = (x,y), kita gunakan juga cara penulisan DU f(x,y). Gambar 1 memberikan tafsiran geometrik DU f(x0,y0). Vektor u menentukan suatu garis L di bidang xy yang melaui (x0,y0). Bidang yang melaui L tegak lurus bidang xy memotong permukaan z= f(x,y) menurut suatu kurva C. Garis singgungnya dititik ( x0,y0,f(x0,y0)) mempunyai kemiringan Duf(x0,y0).
KAITAN DENGAN GRADIEN Ingat kembali dari pasal 15.4 bahwa Vf(p) diberikan oleh f(p) = fx(p)i + fy(p)j Teorema A Andaikan f mempunyai turunan parsial kontinu di sekitar p, maka f mempunyai turunan berarah di p pada arah vector satuan u = u1i + u2j dan Duf(p) = u . f(p) Yakni, Duf(x,y) = u1fx(x,y) + u2fy(x,y)
Bukti Teorema 15.4B meyakinkan bahwa f terdiferensialkan dan karena itu f (p + hu ) f ( p ) = hu. f ( p ) + I hu I ( hu )
dengan ( hu ) 0 pada h 0. Jadi, = u . f (p) ( hu ) Kesimpulan itu diperoleh dengan mengambil limit pada h 0.
CONTOH 1 Jika f (x,y ) = 4x2-xy+3y2, tentukan turunan berarah f di (2,-1) pada arah vektor a = 4i +3j Penyelesaian : Vector satuan u pada arah a adalah ( ) I + ( ) j , juga fx ( x,y ) = 8x y dan fx ( x,y ) = X + 6y ; jadi fx ( 2, -1 ) = 17 dan fy ( 2, -1 ) = -8 , akibatnya menurut teorema A , Du f ( 2, -1 ) = ( 17 ) + ( -8 ) =
Walaupun kita tidak akan meneruskan secara terperinci , kita menyatakan bahwa apa yang telah kita kerjakan adalah sahih untuk fungsi tiga peubahn atau lebih, denganperubahan tertentu. Kita berikan contoh.
CONTOH 2 Cari turunan ke berarah dari fungsi f ( x, y , z ) = xy sin z di titik ( 1,2 , / 2) pada arah vector a = I + 2j + 2k. Penyelesaian :
Vector satuan u pada arah a adalah I + j + k . juga f ( x , y , z ) = y sin z , fy ( x , y , z ) = x sin z, dan fz( x , y , z ) = xy cos z, sehingga fx ( 1, 2 , / 2 ), fy ( 1, 2 , / 2 ), fz ( 1, 2 , / 2 ) = 0 , kita simpulkan bahwa , Du f = ( 2 ) + (1 ) + ( 0 ) =
LAJU PERUBAHAN MAKSIMUM Untuk suatu fungsi yang diberikan f pada suatu titik yang diberika p , wajar untuk bertanya pada arah mana fungsi berubah cepat, yakni pada arah mana Du f ( p ) yang terbesar, dari rummus geometric untuk hasil kali titik ( pasal 14.2 ) Kita boleh menuliskan Du f ( p ) = u . f ( p ) = I u I I f ( p ) I cos = I f ( p ) I cos . Dengan sudut antara u. Vf ( p ). Jadi, Du f ( p ) dimaksimumkan pada waktu = 0 dan diminimumkan pada waktu = , kita ringkaskan sebagai berikut.
Teorema B Suatu fungsi bertambah secara paling cepat di p pada arah gradien, ( dengan laju I berkurang secara paling cepat pada arah berlawanan ( dengan laju - I f ( p ) I ). f ( p ) I ) dan
CONTOH 3 Misalnya seekor binatang kecil diketemukan pada paraboloid hiperbol z = y2 x2 di titik ( 1,1,0 ) seperti pada gambar 2 . pada arah mana ia seharusnya bergerak untuk panjatan yang paling curam dan berapa kemiringan waktu ia memulai ?
GAMBAR 2 Misalkan f(x,y)=y2-x2. Karena fx(x,y)=-2x dan fy(x,y)=2y, f ( 1,1 ) = fx ( 1,1 ) I + fy ( 1,1 ) j = -2i + 2j 7
Jadi binatang kecil itu seharusnya bergerak daro (1,1,0) pada arah -2i + 2 j , dengan kemiringan akan sebesar I -2i + 2j I =
KURVA KETINGGIAN DAN PERMUKAAN Ingat kembali dari pasal 15.1 . bahwa kurva ketinggian dari permukaan z = f (x,y) adalah proyeksi ke bidang xy dari kurva- kurva perpotongan permukaan dengan z = k yang sejajar dengan xy, . nilai fungsi di semua titik pada kurva ketinggian yang sama adalah konstanta ( gambar 3 ) Nyatakan oleh L , kurva ketinggian dari f (x,y) yang melalui titik plihan sebarang K (xo, yo) di wilayah (daerah asal) f dan tetapkan vector satuan u adalah tegak lurus terhadap L di P . karena nilai f sama di semua titik pada kurva ketinggian L, turunan berarahnya Du f ( xo, yo), yang berupa laju perubahan f (x,y) pada arah u , adalah nol pada waktu u menyinggung L , (pernyataan ini yang secara intuisi kelihatan jelas memerluhkan pembenaran , suatu pembenaran kita hilangkan karena hasil yang kita inginkan juga menyusul dari suatu argumentasi yang akan diberikan pada pasal 15.7) akibatnya , 0 = Du f (xo, yo) = I f (xo, yo) I cos , Ia mengakibatkan cos = 0, dan juga , yaitu sudut antara u dan f, harus berupa sudut siku siku (gambar 3).
Teorema C Gradient f di titik P adalah tegak lurus terhadap kurva ketinggian f yang melalui P.
CONTOH 4 Untuk paraboloid z = x2/4 + y2, tentukan persamaan kurva yang ketinggiannya melalui titik P (2,1) danberikan sketsanya . tentukan gradient dari paraboloid di P dan gambar gradient dengan titik awal di P. 8
Penyelesaian : Kurva ketinggian dari parabloid yang berhubungan dengan bidang z = k , mempunyai persamaan z = x2/4 + y2 =k, untuk mencari nilai k kepunyaan kurva ketinggian melalui P , kita subtitusikan ( 2,1 ) untuk (x,y) dan mendapatkan k = 2, jadi persamaan kurva ketinggian yang melalui P adalah elips.
. karena
dan
gradien paraboloid
Kurva ketinggian dan gradien di P diperlihatkan pada gambar 4. Konsep Ketinggian fungsi dua peubah di rampatkan (digeneralisasikan) kepermukaan ketinggian untuk fungsi tiga peubah. Jika f fungsi tiga peubah ,permukaan f(x,y,z)=k dengan k konstanta,disebut permukaan ketinggian untuk f. di semua titik pada suatu permukaan ketinggian , nilai fungsi adalah sama dan vector gradient untuk f(x,y,z) di suatu titik P (x,y,z) dalam wilayah nya akan normal terhadap permukaan ketinggian dari f yang melalui P. Dalam masalah hantaran kalor dalam benda homogeny dengan w=(x,y,z) menyatakan suhu pada titik (x,y,z) permukaan ketinggian f(x,y,z) =k dinamakan suatu permukaan iosoterm karena semua titi pada nya memilki suhu sama k. pada tiap titik benda tersbut, kalor mengalir dalam arah yang berlawanan dengan gradient nya(yakni dalam arah penurunan pada suhu ) dan oleh karena nya tegak lurus terhadap permukaan iosoterm melalui titik itu. Lagi pula , jika w=f(x,y,z) memberikan potensial elektrostatik (voltase) pada suatu titik sebarang dalam suatu medan potensial
listrik,permukaan ketinggian nya dinamakan permukaan ekuipotensial. Semua titik pada permukaan ekui potensial memiliki otensial elektrostatis yang sama ,dan arah arus listrik adalah searah dengan negative gradien nya, yaitu dalam arah penuruna terbesar pada potensial. CONTOH 5 Jika suhu pada sebarang titik pada suatu benda Homogen diberikan sebagai kemanaarah yang memberikan penurunan suhu terbesar di titik (1,-1,2) ? Penyelesaian: 9 ,
Penurunan suhu terbesar di titik (1,-1,2) adalah dalam arah negativ gradien di titik tersebut . Karena di (1,-1,2) adalah
Sasaran kita adalah untuk memperoleh perampatan (perluasan ) untuk fungsi-fungsi beberapa peubah . VERSI PERTAMA Jika z=(f(x,y), dengan x dan y adlah fungsi t,maka masuk akal menanyakan dz/dt dan seharusnya ada sebuah rumus untuknya .
Teorema A (aturan rantai).andaikan x=x(t) dan y=y(t) terdeferensialkan di t dan andaikan terdeferensialkan d (x(t),y(t),y(t). maka z =f (x(t),y(t) terdeferensialkan di t dan z =f(x,y)
Bukti kita tirukan bukti dari satu peubah apendiks A.1 Teorema B. untuk penyederhanaan cara penulisan , andaikan dideferensialkan, | Dengan | | | , maka kita peroleh maka ,karena f dapat
Sekarang
| |
( )
( ) ( ) ( ) jika
kedua nya mendekati 0( ingat bahwa x(t) dan y (t) kontinu, terdeferensialkan). Ini meyimpulkan sebagai konsekuensi pada waktu kita biarkan pada (1) kita peroleh :
10
Sebuah hasil yang setara dengan hasil yang diminta . CONTOH 1 Misalkan Penyelesaian : dengan x= 2t dan tentukan dz/dt
CONTOH 2 Misalkan bahwa sebuah tabung lingkaran tegak pejal dipanasi , radiusnya bertambah pada laju0,2 sentimeter perjam dan tingginya bertambah pada laju 0,5 sentimeter perjam. Tentukan laju
pertambahan luas permukaan terhadap waktu pada saat radius sama dengan 10 sentimeter dan tinggi sma dengan 100 sentimeter. Penyelesaian: Rumus total luas permukaan sebuah tabung (gambar 1) adalah
Jadi,
Hasil dalam Teorema A siap untuk diperluas ke suatu fungsi tiga peubah seperti yang sekarang kita ajukan. CONTOH 3 Andaikan hitung nilainya di Penyelesaian: , dengan , , dan . Tentukan dan
Pada
, ( )
VERSI KEDUA Selanjutnya andaikan bahwa z = f(x,y) dengan x = x(s,t) dan y = y(s,t). Maka, masuk akal untuk menanyakan dan
Teorema B (Aturan Rantai). Misalkan x = x(s,t) dan y = y(s,t) mempunyai turunan pertama di (s,t) dan misalkan z = f(x,y) terdiferensialkan di (x(s,t),y(s,t)). Maka z = f(x(s,t),y(s,t)) mempunyai turunan parsial pertama yang diberikan oleh (i) (ii)
Bukti Jika s dipertahankan tetap, maka x(s,t) dan y(s,t) menjadi fungsi-fungsi t saja, yang berati bahwa Teorema A berlaku. Pada waktu kita menggunakan ini dengan menunjukkan bahwa s tetap, kita peroleh rumus pada (ii) untuk diperoleh dengan cara mempertahankan t tetap. menggantikan d untuk . Rumus untuk
12
CONTOH 4 Jika dan t. Penyelesaian: dengan x = 2s +7t dan y = 5st, tentukan , dan ungkapkan ia dalam bentuk s
Berikut ini adalah hasil yang berpadanan untuk tiga peubah antara yang diajukan dalam sebuah contoh. CONTOH 5 Jika Penyelesaian: , dengan x = st, y = s t, dan z = s +2t, tentukan .
FUNGSI IMPLISIT Misalkan bahwa F(x,y) = 0 mendefinisikan secara implisit y sebagai suatu fungsi x, misalnya y = g(x), tetapi fungsi g sukar atau tidak mungkin ditentukan. Kita masih tetap dapat mencari . Satu
metode untuk melakukan ini, yakni penurunan implisit dibahas di pasal 3.8. Berikut ini suatu metode lain. Mari kita turunkan kedua ruas F(x,y) = 0 terhadap x dengan menggunakan Auran Rantai. Kita peroleh:
Dengan menyelesaikan
, dihasilkan rumus:
Ini boleh dibandingkan dengan Contoh 3 dari Pasal 3.8, dimana soal yang sama dikerjakan dengan cara penurunan implisit. Jika z suatu fungsi implisit dari x dan y yang didefinisikan oleh persamaan F(x,y,z) = 0, maka penurunan kedua ruas terhadap x dengan mempertahankan y tetap menghasilkan:
pertama di bawah. Perhitungan yang serupa dengan mempertahankan x tetap dan menurunkan terhadap y menghasilkan rumus yang kedua: CONTOH 7 Jika dan y, tentukan Penyelesaian: . mendefinisikan z secara implisit sebagai suatu fungsi x
14
7)
untuk
( )
( )
Maka, [
di titik p = (-2,3)
15
Sehingga diperoleh, [ ] [ ( )]
(
(
)
) (
(
)
Soal 15.5 3) Tentukan turunan berarah fungsi pada titik dalam arah
( )
Sedangkan, [ ]
Maka diperoleh,
16
( )
( )
9)
Tentukan suatu vektor satuan dalam arah dimana cepat di Penyelesaian: . Berapa laju perubahan dalam arah ini?
Maka,
17
7)
Jika
. Tentukan
[ [ ] [
[ ]
18