Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Tradisi Sedekah laut Di Laut Pantura, Tegal, Jawa Tengah

Di susun oleh: Lilis Fitriani 1715096169

BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dengan panduan dari informasi yang diperoleh dari internet untuk membantu mempelajari tentang tradisi sedekah laut yang diadakan di tegal Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.

Jakarta, 12 Desember 2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 TUJUAN BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN SEDEKAH LAUT 2.2 TUJUAN SEDEKAH LAUT 2.3 PROSESI SEDEKAH LAUT BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN 3.2 SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELKANG

Masyarakat pantura merupakan suatu kelompok masyarakat yang telah mengalami perjalanan budaya yang panjang. Kelompok masyarakat ini telah mengalami suatu interaksi budaya dengan menyadap, menyerap, menyesuaikan, dan memantapkan. Beberapa budaya dari masa lalu tidak sepenuhnya lenyap, melainkan melebur dalam tradisi masyarakat dan mendapatkan makna baru.

Sedekah laut adalah salah satu karakter khas dalam tradisi masyarakat pesisir di Indonesia. Di tengah gencarnya kemajuan teknologi informasi dan pengaruh budaya Barat,sedekah laut (nadran) sebuah tradisi nelayan di pantai utara (pantura), tegal, sampai kini ternyata masih menggeliat. Tradisi nadran biasa dikenal sebagai pesta atau sedekah laut, sedekah bumi, upacara buang sesaji atau labuh saji. 1.2 RUMUSAN MASALAH Apakah pengertian ritual sedekah laut Apakah maksud dan tujuan dari diadakannya ritual sedekah laut Apakah bentuk dari prosesi sedekah laut Apakah dampak tradisi sedekah terhadap masyarakat sekitar, terutama di daerah tegal

1.3 TUJUAN

Makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana ritual sedekah laut dilaksanakan, serta untuk mengetahui bagaimana tradisi tersebut tetap berlangsung hingga sekarang. Serta untuk mengetahu seperta apa dampak sedekah laut ini bagi masyarakat tegal.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TRADISI SEDEKAH LAUT Tradisi ialah kebiasaan yang turun temurun dalam sebuah masyarakat. Sifatnya sangat luas, meiputi segala kompleks kehidupan. Tradisi merupakan suatu bentuk upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat dan upacara ini mempunyai makna yaitu sebagai kesanggupan untuk kewajiban berbakti kepada ibu pertiwi serta melestarikan warisan dari nenek moyang secara kolektif dalam bentuk upacara. Sedekah Laut ini adalah ungkapan rasa syukur masyarakat nelayan Tegal kepada Tuhan dengan upacara Larung Ancak ke Laut Jawa. Upacara ini menjadi menarik karena kesan etnik dan sakral sehingga menjadi upacara yang berbeda dengan daerah lain. Tradisi sedekah laut yaitu memberikan sedekah atau sesaji kepada laut yang telah memberikan penghasilan kepada masyarakat pendukungnya dengan sebuah harapan agar kehidupan tetap aman dan dapat memberikan penghasilan yang melimpah ruah serta dijauhkan dari segala macam bencana.

Tradisi ini mengakar dari tradisi arkais manusia yang menganggap laut dihuni oleh kekuatan gaib. Kekuatan gaib ini perlu diberi sesaji secara rutin agar melindungi penghuni pesisir dan memberi anugerah hasil laut.

2.2 TUJUAN DIADAKANNYA SEDEKAH LAUT

Maksud dan tujuan pokok dari tradisi sedekah laut adalah memberikan persembahan dan penghormatan yang berupa sesaji yang ditujukan kepada rohroh para leluhur dan penguasa laut yang dianggap telah menjaga dirinya dan bumi pertiwi yang ditempati dalam keadaan aman, tentram, sejahtera jauh dari segala macam persoalan-persoalan dan masalah. Nilai-nilai filosofis yang menarik untuk dipelajari antara lain nilai solidaritas, etis, estetis, kultural, dan religius yang terungkap dalam ekspresi simbolis dari upacara-upacara yang disajikan melalui bentuk tari-tarian, nyanyian, doa-doa, dan ritus-ritus lainnya. Pemahaman terhadap nilai-nilai itu dapat ditransformasikan dalam membangun kehidupan masyarakat kelautan ke taraf yang lebih maju dan lebih baik-baik dari sisi pendidikan, ekonomi maupun solidaritas sosial budaya. Dalam konteks relasi sosial, lanjutnya, tradisi sedekah laut (nadran) dapat meningkatkan persaudaraan antarwarga desa yang selama ini tinggal di sekitar pesisir, dan dikenal memiliki watak dan karakter yang keras.

2.3 PROSESI RITUAL SEDEKAH LAUT Prosesi sedekah laut dimulai dengan mengarak sesaji berupa tujuh kepala kerbau keliling perkampungan nelayan hingga ke kawasan pelabuhan. Sesaji selanjutnya dikumpulkan di halaman kantor koperasi unit desa (KUD) setempat untuk diberi doa oleh seorang kiai. Setelah itu, dilanjutkan dengan melarung sebuah perahu berisi beraneka macam sesaji, seperti buah-buahan, nasi tumpeng lengkap dengan lauk-pauknya hingga kepala kerbau ke tengah laut. Setelah dilarung, ratusan nelayan dan masyarakat sekitar berlomba memperebutkan aneka persembahan dan mengambil air laut yang disiramkan ke tubuh. Berebut sesaji dan mengambil air

laut dipercaya membawa keberuntungan bagi nelayan di kawasan Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) tersebut. Usai melarung sesaji, malam harinya acara berlanjut dengan pergelaran wayang kulit semalam suntuk. Ritual ini digelar setahun sekali secara turuntemurun. Selain sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, tradisi ini juga dianggap sebagai tolak bala agar dijauhkan dari bencana. Sedekah laut (nadran) biasanya diawali dengan pemotongan kepala kerbau dan pemotongan nasi tumpeng. Kepala kerbau selanjutnya dibalut dengan kain putih dan bersama dengan perangkat sesaji lainnya dilarung ke laut lepas. Kepala kerbau pun ditenggelamkan di laut. Namun, nasi tumpeng dan lauk lainnya dibagi-bagikan kepada masyarakat sekitar. Ribuan warga dengan menumpang puluhan kapal mengiringi prosesi larung sesaji ke tengah laut sehingga masing-masing kapal dipenuhi penumpang. Sedeka laut dalam rangka memperingati 1 muharram (1 suro) tahun 2010 ini juga diramaikan hiburan, baik tradisional maupun modern, serta semacam bazaar hingga membuat tempat sekitar seperti pasar seni. 2.4. DAMPAK TRADISI SEDEKAH LAUT TERHADAP MASYARAKAT TEGAL Sebagai kebiasaan kolektif dan kesadaran kolektif, tradisi merupakan mekanisme yang bisa membantu memperlancar pertumbuhan pribadi anggota masyarakat. Tradisi juga sangat penting sebagai pembimbing pergaulan bersama dalam masyarakat. Tanpa tradisi, pergaulan bersama akan menjadi kacau dan hidup manusia akan bersifat biadab. keramaian di pinggir pantai di Tegal, Jawa Tengah, Tepi laut di Desa Larangan, Kecamatan Suradadi itu dipadati ratusan perahu nelayan. Sekarang ini, sedekah laut (nadran) dianggap tidak lagi terlihat sebagai upaya pelestarian

tradisi, tetapi cuma mengarah pada sarana hiburan semata bagi masyarakat setempat. Masyarakat tegal, terutama para nelayan dan masyarakat pesisir pantai dan sekitarnya masih rutin mengadakan upacara sedekah laut ini setiap tahun. Sedekah laut ini biasanya diadakan pada tahun baru islam 1 muharram (1 suro). Selain melarung sesaji kelaut, biasanya tradisi ini juga diikuti adanya semacam pesta rakyat, serta pasar seni. Tentu saja hal ini juga memberikan kesempatan bagi penduduk daerah sekitar untuk ikut mendapat rezki dari sana, seperti berdagang di pasar seni. Dengan adanya tradisi sedekah laut ini juga mampu mempererat hubungan kekeluargaan diantara masyarakat daerah tegal. Pelaksanaan sedekah laut ini sudah berlangsung hingga puluhan tahun, sehingga sudah mendarah daging di masyarakat tegal sendiri (terutama para nelayannya). Dalam pelaksanaan ritual sedekah laut, ada cara-cara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hal tersebut perlu diganti dengan cara-cara yang islami agar dapat menghindarkan serta menjauhkan dari perbuatan, syirik terhadap para pelakunya. Pelaksanaan sedekah laut ini juga memerlukan biaya yang lumayan besar, sehingga butuh dana yang besar yang harus dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten serta para nelayan yang mengikuti prosesi tersebut.

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN Dalam konteks kekinian, sedekah (nadran) dianggap tidak lagi terlihat sebagai upaya pelestarian tradisi, tetapi cuma mengarah pada sarana hiburan semata bagi masyarakat setempat. Beberapa budaya dari masa lalu tidak sepenuhnya lenyap, melainkan melebur dalam tradisi masyarakat dan mendapatkan makna baru. Sedekah laut adalah salah satu karakter khas dalam tradisi masyarakat pesisir di Indonesia. Asalnya tradisi ini sederhana dan khidmat dengan cara menenggelamkan sesaji tertentu ke laut. Dewasa ini, tradisi ini berubah menjadi sebentuk festival tahunan yang megah. Tradisi ini dilaksanakan sesuai dengan sistem keyakinan. 3.2 SARAN Teruslah dibina dan dilestarikan tradisi sedekah laut sebab sebagai salah satu asset budaya nasional yang mempunyai makna dan fungsi bagi masyarakat. Dalam pelaksanaan ritual sedekah laut yang tidak sesuai dengan ajaran Islam harus diganti dengan cara-cara yang islami agar dapat menghindarkan serta menjauhkan dari perbuatan, syirik terhadap para pelakunya. Banyak masyarakat yang mulai meninggalkan pesan-pesan moral. Bahkan, hiburan yang menyertai nadran lebih banyak dalam bentuk campur sari dan ndangdutan. Terkadang, malah ada yang mengarah pada kemaksiatan. Dengan demikian, tradisi nadran terkadang hanya sebagai pawai budaya. Ini perlu dibenahi kembali oleh pemerintah daerahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Juanda, dkk. 2009. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta Rendra. 1984. Mempertimbangkan tradisi. Jakarta: Gramedia

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/02/09/46550 . diunduh
pada Desember 12. 2010.

http://www.tegalkota.go.id/index.php/peta-wisata/seni-a-budaya/sedekahlaut.html. diunduh pada Desember 12. 2010 http://berita.liputan6.com/daerah/200912/256580/Ratusan.Nelayan.Tegal.Gelar .Sedekah.Laut. diunduh pda Desember 12. 2010 http://www.promojateng-pemprovjateng.com/detailnews.php?id=10724.
Diunduh pada Desember 12. 2010

LAMPIRAN-LAMPIRAN ARTIKEL
Tegal: Ada keramaian di pinggir pantai di Tegal, Jawa Tengah, belum lama ini. Tepi laut di Desa Larangan, Kecamatan Suradadi itu dipadati ratusan perahu nelayan. Perahu-perahu ini penuh beragam hiasan untuk menyemarakkan ritual sedekah laut atau disebut nadran oleh penduduk setempat.

Prosesi ini diawali dengan melarung sebuah perahu berisi beraneka macam sesaji, seperti buah-buahan, nasi tumpeng lengkap dengan lauk-pauknya hingga kepala seekor kerbau ke tengah laut. Setelah dilarung, ratusan nelayan dan masyarakat sekitar berlomba memperebutkan aneka persembahan dan mengambil air laut yang disiramkan ke tubuh. Berebut sesaji dan mengambil air laut dipercaya membawa keberuntungan bagi nelayan di kawasan Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) tersebut. Usai melarung sesaji, malam harinya acara berlanjut dengan pergelaran wayang kulit semalam suntuk. Ritual ini digelar setahun sekali secara turun-temurun. Selain sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, tradisi ini juga dianggap sebagai tolak bala agar dijauhkan dari bencana.(ANS/Sugihartono) http://berita.liputan6.com/sosbud/200605/122942/class=%27vidico%27

Tegal, 28/12 (ANTARA) - Ratusan nelayan dan masyarakat di Kota Tegal, Jawa Tengah, Senin, menggelar ritual sedekah laut dengan harapan tangkapan ikan selama satu tahun mendatang bisa melimpah.

"Ritual sedekah laut ini digelar dengan harapan setahun ke depan hasil tangkapan ikan kian melimpah," kata Ketua II Panitia Ritual Sedekah Laut, Hadi Santoso, di sela acara itu, di Tegal, Senin. Ia menjelaskan, tangkapan ikan oleh nelayan setempat saat ini memang termasuk melimpah. Seorang nelayan bisa menangkap ikan hingga ribuan kilogram selama setahun.

Ritual tersebut, katanya, juga sebagai wujud syukur nelayan dan masyarakat setempat kepada Tuhan atas limpahan anugerah selama ini melalui usaha penangkapan ikan.

"Wujud syukur kami yakni dengan mengadakan ritual sedekah laut, cara ini juga digunakan nenek moyang kami untuk bersyukur, sehingga ritual ini juga menjadi kegiatan budaya yang harus dilestarikan," katanya.

Hadi yang juga anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Karya Mina Tegal itu mengatakan, kegiatan itu antara lain ditandai dengan melarungkan enam sesaji di laut setempat. Setiap sesaji antara lain berisi kepala kerbau, buah-buahan, dan aneka bunga.

Mereka menumpang 68 kapal nelayan yang terdiri atas 30 kapal "cantrang", 20 kapal "pursen", dan 18 kapal "compreng" saat melarungkan sesaji itu. Sejak Minggu (27/12) malam hingga Senin (28/12) dini hari, mereka juga menggelar ruwatan di kawasan Pantai Tegalsari, Kota Tegal.

Rangkaian sedekah laut juga ditandai penyerahan hadiah kepada kelompok nelayan yang berhasil menangkap ikan dalam jumlah paling banyak selama Tahun 2009.

Hasil terbanyak diperoleh kelompok nelayan yang menggunakan Kapal Motor (KM) Hasil Samudera dengan jumlah tangkapan ikan mencapai 4.768.800 kilogram.

Total anggaran sedekah laut itu sekitar Rp200 juta berasal dari swadaya nelayan dan pemkot setempat.***5*** (U.PSO-064/B/M029/M029) 28-12-2009 20:29:36

http://www.promojateng-pemprovjateng.com/detailnews.php?id=10724

PHOTO PELAKSANAAN SEDEKAH LAUT

Anda mungkin juga menyukai