Proses Go Publik Di Pasar Modal Indonesia Dan Mekanismenya
Proses Go Publik Di Pasar Modal Indonesia Dan Mekanismenya
Proses Go Publik Di Pasar Modal Indonesia Dan Mekanismenya
A. Pengantar Sebelum membahas proses go publik ini, ada baiknya untuk terlebih dahulu mengupas sekilas sejarah pasar modal di Indonesia. Menurut Nindyo Pramono, pasar modal sebenarnya telah lama dikenal di Indonesia yaitu sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda tepatnya pada saat didirikannya bursa efek di Batavia (sekarang Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912. Pada perkembangannya pasar modal di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi politik dan ekonomi negara. Pasar modal sebagai suatu lembaga pembiayaan yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaanperusahaan publik melalui penawaran umum yang dilakukannya pada era sekarang ini sangat dibutuhkan. Dikatakan demikian, karena melalui lembaga pasar modal ini perusahaan publik dapat menghimpun dana dari masyarakat dengan cara melakukan penawaran umum. Secara umum, prosedur penawaran umum di pasar modal dilakukan dalam tiga tahap yaitu: 1. Tahap Sebelum Emisi Tahap ini merupakan tahap awal atau tahap persiapan, pada tahap inilah suatu perusahaan yang akan melakukan penawaran umum mempersiapkan diri dengan melengkapi semua persyaratanpersyaratan yang harus dipenuhi atas rencana penawaran umum tersebut. Tahap ini dibagi dua yaitu tahap persiapan intern perusahaan dan tahap proses di BAPEPAM. a. Persiapan Intern Perusahaan Menurut Isandar Z. Alwi, hal-hal yang dilakukan oleh perusahaan dalam tahap ini antara lain: 1. Manajemen perusahaan harus membuat dan memutuskan rencana untuk memperoleh dana melalui publik; 2. Rencana ini harus diajukan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) dan harus disetujui oleh RUPS tersebut; 3. Perusahaan yang bersangkutan harus melibatkan lembaga-lembaga pendukung pasar modal untuk membantu mereka dalam penyediaan dokumen-dokumen yang dibutuhkan seperti penjamin emisi (underwriter) dan lembaga profesi. Adapun lembaga profesi yang dimaksud antara lain, kantor akuntan publik, notaris publik, konsultan hukum dan perusahaan penilai (appraisal company); 4. Mempersiapkan semua dokumen dalam rangka rencana penwaran umum; 5. Melakukan konfirmasi dengan agen penjual oleh penjamin emisi;
6. Mempersiapkan kontrak awal dengan bursa efek; 7. Menandatangani perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan rencana panawaran umum; 8. Mengumumkan kepada publik (public exposure); dan 9. Mengirimkan pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen pendukung lainnya ke Bapepam. b. Registrasi di Bapepam Adapun hal-hal yang harus dilakukan oleh perusahaan pada tahap ini antara lain:
Menyampaikan pernyataan pendaftaran dengan memenuhi semua persyaratan yang terkait dengan penawaran umum; Setelah Bapepam menerima dokumen pendaftaran atau prospektus awal ini (empat rangkap) maka Bapepam melakukan penelahaan atas kelengkapan dokumen tersebut, khususnya menyangkut aspek hukum, keuangan dan aspek keterbukaan lainnya. Kemudian, Bapepam akan memberikan tanggapan atas dokumen pendaftaran tersebut dalam waktu 45 hari, bilamana Bapepam tidak memberikan tanggapan atau jawaban pada waktu tersebut, maka pernyataan pendaftaran akan efektif secara otomatis; Setelah Bapepam memberikan pernyataan ekfetif atas pendaftaran tersebut maka Perusahaan dimaksud dapat mempersiapkan langkah-langkah penawaran lebih lanjut dengan menyusun jadwal penawaran umum.
2. Tahap emisi Tahap ini merupakan masa dilakukannya penawaran umum hingga saham-saham yang telah ditawarkan dicatatkan di bursa efek. Menurut Irsan Nasarudi dan Indra Surya, hal-hal yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang go publik dalam tahap ini antara lain: a. Penawaran oleh sindikasi penjamin emisi dan agen penjual di pasar primer; b. Penjatahan kepada pemodal oleh sindikasi penjamin emisi dan emiten di pasar primer; c. Penyerahan efek kepada pemodal di pasar primer; d. Emiten mencatatkan efeknya di pasar sekunder (bursa); dan e. Perdagangan efek di pasar sekunder (bursa). a. Tahap di pasar perdana (primary market) Primary market atau pasar perdana ini adalah masa dilakukannya penawaran umum dimana penjamin emisi melakukan penawaran saham baik secara sendiri maupun bersama dengan agen penjual. Dalam periode ini, penjamin emisi dan sindikasi melakukan promosi kepada calon pemodal (public expose). Setelah masa promosi ini, akan diikuti dengan penjualan dan penjatahan saham kepada masyarakat yang membeli saham. Bagi masyarakat atau pemodal yang
mendapatkan penjatahan tersebut, penjamin emisi harus menyerahkan sahamnya sesuai jadwal penyerahkan yang ditetapkan.
b. Tahap di secondary market Tahap secondary market adalah masa pencatatan saham di Bursa Efek dan sekaligus saham tersebut di perdagangkan. Pada masa ini para pemilik saham yang telah membeli saham di pasar perdana dapat memperjual-belikan sahamnya dengan mekanisme perdagangan yang berlaku di Bursa Efek. Pemilik saham atau pemodal dapat melakukan jual ataupun beli atas saham yang dimilikinya melalui perusahaan efek yang bergerak sebagai perantara pedagang efek atau pialang saham. Pada secondary market ini menjadi menarik karena saham perusahaan yang dijual oleh emiten tersebut akan diuji apakah saham ini memiliki prospek atau kinerja bagus atau tidak. Suatu saham yang memiliki kinerja baik, maka harga sahamnya akan memiliki kecenderungan naik karena dimininati oleh pemodal. Sebaliknya, saham yang kurang baik, akan memiliki kecenderungan harga menurun. 3. Tahap sesudah emisi Pada tahap ini emiten atau perusahaan yang telah menjual sahamnya ke publik atau masyarakat memiliki kewajiban untuk melakukan pelaporan tentang informasi dari perusahaan tersebut pada Bapepam secara kontinue. Adapun bentuk laporan tersebut antara lain: a. Laporan berkala, misalnya laporan tahunan dan laporan tengah tahunan; dan b. Laporan kejadian penting dan relevan, misalnya akuisisi, pergantian Direksi dan lain-lain. Selain, kedua laporan tersebut di atas, ada beberapa laporan lain yang harus diinformasikan oleh perusahaan yang go publik tersebut kepada Bapepam. Adapun informasi tersebut antara lain, laporan penggunaan dana hasil emis, laporan yang bersifat insidentil, hasil RUPS/RUPLB, aspek hukum, manajemen, kejadian-kejadian penting dan lain-lain. Imformasi-imformasi yang dilaporkan tersebut harus senantiasa menganut prinsip keterbukaan sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 angka 25 Undang-Undang No. 8 Tahun 1985 Tentang Pasar Modal.
oleh pihak penjamin emisi (underwriter) melalui perantara pedagang efek (broker-dealer). Proses ini biasa juga disebut dengan penawaran umum perdana (IPO / Initial Public Offering). Pasar sekunder adalah pasar dimana efek efek yang telah dicatatkan di bursa efek diperjual belikan. Di pasar ioni memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek efek yang tercatat di bursa setelah terlaksananya penawaran perdana. PRICE AND TIME PRIORITY Dalam proses tawar menawar atas jual dan beli, system perdagangan di pasar regular mengacu kepada prioritas harga kemudian prioritas waktu. Dalam melakukan transaksi di bursa efek, pihak menjual mendapatkan prioritas dalam suatu transaksi. Penawaran dengan harga yang sama antara pihak jual dan pihak beli, maka prioritas diberikan kepada mereka yang memasukan penawaran tersebut terlebih dahulu. BIAYA TRANSAKSI Untuk setiap transaksi, investor dikenakan biaya maksimal sebesar 1% dari total nilai pembelian atau penjualan. Biaya oni akan berbeda beda pada setiap perusahaan sekuritas. Selain itu pajak penjualan dikenakan 0,1% pada transaksi penjualan. FRAKSI HARGA DAN PEMBENTUKAN HARGA Fraksi harga adalah batasan nilai tawar menawar atas suatu efek yang ditentukan oleh bursa efek. Kenaikan atau penurunan atas satu kelipatan fraksi disabit dengan poin. Berikut adalah fraksi harga yang ditentukan oleh PT BEI hingga saat ini :
BID OFFER Bid adalah harga yang diajukan oleh pihak yang membeli saham. Offer merupakan harga yang diajukan oleh pihak yang menjual saham. Offer sering disebut juga dengan ask. SEGMENTASI PASAR BEI Segmentasi pasar yang ada di bursa efek Indonesia (dulu Jakarta) merupakan salah satu hal yang menyebabkan pasar modal menjadi tidak efisien. Segmentasi yang ada adalah sebagai berikut Pasar regular Yaitu pasar dimana transaksi regular berlangsung sebagaimana mestinya. Secara umum semua transaksi berlangsung pada pasar regular ini Pasar tunai Merupakan pasar negosiasi antara pemilik saham dengan yang berminat untuk membeli saham tersebut.Transaksi di pasar tunai ini terjadi karena adanya gagal serah yang dihadapi investor / broker dealer. Block Sale Merupakan pasar negosiasi dalam jumlah yang besar. Transaksi pada pasar block sale ini bertujuan untuk tidak memberikan pengaruh harga yang signifikan dengan volume transaksi yang besar. Crossing (tutup sendiri) Yaitu transaksi yang terjadi antara investor / pemodal yang berasal dari satu perusahaan sekuritas yang sama, harga saham merupakan konsep negosiasi.
Porsi asing Porsi asing ini adalah perdagangan yang dillakukan oleh saham yang dilakukan oleh pemodal asing. Transaksi ini terjadi jika proporsi saham yang boleh dimiliki pihak asing (49% dari saham yang dikeluarkan) sudah terjadi. Tapi jika belum terjadi transaksi terjadi di pasar regular. JENIS ORDER Order adalah perintah yang diberikan oleh seorang pemodal kepada pialang yang melayaninya. Pada dasarnya perintah tersebut dapat dibedakan menjadi 3 jenis : MARKET ORDER pesanan jual atau beli pada harga terbaik. LIMIT ORDER order jual atau beli pada harga yang telah ditetapkan oleh nasabah. ALL OR NOTHING transaksi akan dilaksanakan bila jumlah Efek yang ditawarkan sesuai dengan jumlah Efek yang dipesan, jika tidak maka transaksi tidak dilaksanakan. DISCRETIONARY ORDER order beli atau jual dengan harga yang menurut pendapat Perantara Pedagang Efek / Broker adalah yang terbaik untuk nasabahnya. GOOD THROUGH THE WEEK order yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh nasabah.
MARGIN TRADING Margin trading adalah fasilitas pembiayaan untuk membeli saham dengan kewajiban membayar tambahan beban bunga atas fasilitas pinjaman tersebut. Margin trading sangat membantu investor saham untuk bertransaksi dengan nilai yang lebih besar dan lebih menguntungkan. Margin trading ini memberikan beberapa keuntungan baik bagi pihak investor maupun bagi perusahaan efek sebagai pemberi pinjaman. Keuntungan yang diperoleh pihak investor adalah sebagai berikut :
Peningkatan power of purchase Memperbesar keuntungan yang akan diperoleh investor Sedangkan keuntungan yang diperoleh perusahaan efek adalah sebagai berikut:
Bunga pinjaman Peningkatan pendapatan komisi Keuntungan kompetitif Selain keuntungan yang akan didapat dari margin trading ada pula resiko yang harus
dihadapi baik oleh pihak investor maupun oleh perusahaan sekuritas.. Resiko yang dihadapi perusahaan efek adalah terjadinya kegagalan nasabah dalam membayar bunga dan kredit. JIka terjadi hal seperti ini maka perusahaan sekuritas biasanya akan melakukan penjualan atas saham yang dimiliki oleh investor tersebut. Sedangkan resiko yang dihadapi oleh investor yaitu: Bunga yang harus dibayar kepeda perusahaan efek Menambah margin Melikuidasi saham