Motor DC
Motor DC
Motor DC
Pada prinsipnya mesin listrik dapat berlaku sebagai generator listrik maupun motor listrik. Perbedaannya hanya terletak pada konversi energinya saja, dimana generator merubah energi mekanik ke listrik sedangkan motor merubah dari listrik kemekanik. Maka dengan membalik arah arus dari generator arus searah dimana Vt menjadi sumber teganagan dan dan Ea merupakan GGL lawan, mesin arus searah ini akan berlaku sebagai motor. Oleh karena itu rangkaian ekivalen motor DC adalah :
Ia
Ra Vt
ARM
Ea
JENIS-JENIS MOTOR DC
1. MOTOR DC DENGAN PENGUATAN TERPISAH a. DENGAN RHEOSTAT TERHUBUNG PARALEL DENGAN KUMP. MEDAN STATOR b. DENGAN RHEOSTAT TERHUBUNG SERI DENGAN KUMPARAN MEDAN STATOR c. TANPA RHEOSTAT, MENGGUNAKAN SUMBER DC YANG VARIABEL.
If Ia
Rhe Ia
Rhe Vf Rf
If
Ra
ARM
Ra
Vt Ea
Vf Rf
ARM
ZL Vt Ea
a. MOTOR DC SERI
b. MOTOR DC SHUNT c. MOTOR DC KOMPON PENDEK d. MOTOR DC KOMPON PANJANG
a. Motor DC Seri.
Ia Rsr
Ia = IL
Ea = Vt Ia (Ra + Rsr)- Vs Ea = C. n.
Vt
Ra
ARM
Ea
b. Motor DC Shunt.
IL Ia Ra Rsh
ARM
Ish
Ea= Vt Ia Ra Vs
Ea = Vt Ia Ra Ia Rsr - Vs
Ea
Contoh soal-1
Sebuah
motor Dc shunt berputar pada kecepatan 1000 rpm dan menarik arus 25 A dari sumber. Jika tegangan sumber 250 Volt dan tahanan jangkar serta tahanan medan berturut-turut 1 ohm dan 250 ohm, hitunglah fluks per kutub jika diketahui jangkar tersebut mempunyai 48 slot dengan 4 konduktor/slot dan dihubungkan gelung. Juga hitung efisiensinya jika rugi-rugi besi, gesekan dan belitan adalah berturut-turut 200W, 350 Watt, dan250 W.
Contoh-2
Kemampuan
sebuah generator shunt adalah 24kW pada tegangan 200V, jika tahanan jangkar dan tahanan medan shunt berturutturut adalah 0,05 Ohm dan 40 Ohm, tentukanlah efisiensi keseluruhannya jika rugi gesekan dan rugi besi sama dengan rugi tembaga pada keadaan beban tersebut.
Rsr
IL
Vt = IL x ZL Ea = Vt Ia Ra IL Rsr - Vs
TORSI MOTOR DC : C. Ia. C= (p/a) x (z/60) Ia = arus jangkar (A) = fluks (weber)
(N-m)
Menjalankan Motor DC Ketika motor akan di jalankan, kecepatan dan tegangan induksi Ea masih sama dengan nol. Sehingga dari persamaan motor DC:
Ea = C. n. Ea = Vt Ia Ra - Vs
V t Ea Ia Ra
maka arus Ia yang mengalir akan cukup besar sekali. Oleh karena itu untuk membatasi arus start yang sangat besar pada waktu start ini, perlu diberikan tahanan mula yang dipasang seri terhadap tahanan jangkar tersebut. Secara perlahan-lahan kemudian tegangan induksi dibangkitkan dan rotor pun mulai berputar. Bersamaan dengan ini tahanan mula pun harus diturunkan (lihat gambar ) Penurunan tahanan mula yang dipasang ini dapat dilakukan secara manual ataupun otomatis
R1 2
R2
R3
R4
1 Off
3 4 5
VR
Sekring
Saklar ARM
Prinsip kerja gambar diatas adalah sbb: Bila saklar dihubungkan belum ada arus yang mengalir, sebab posisi lengan pada posisi off. Lengan kita pindahkan ke posisi 1, mengalirlah arus lewat lengan melewati empat buah tahanan yang berderet sehingga arus hanya kecil saja, kemudian secara bertahap posisi lengan kita pindahkan ke posisi 2,3 ,4 dan 5 yang mana akanmerubah nilai tahanan yang berderet. Setelah mencapai kecepatan penuh maka posisi terakhir adalah pada posisi 5 dimana nilai tahanan hanya tinggal nilai tahanan jangkar yang kecil.
Contoh
Suatu
motor shunt memiliki daya keluaran 6912 Watt, tegangan terminal 240 V,, Ra=0,5 Ohm, Rsh= 120 Ohm, Efisiensi 90%, putaran 600 rpm.Tentukan besarnya tahanan awal yang diperlukan, jika dikehendaki arus jangkar yg mengalir pada saat start sama dengan arus beban penuhnya.
Karakteristik Motor DC
Karakteristik Motor DC dibagi kedalam beberapa hubungan:
1.
2. 3.
Hubungan torsi dan arus jangkar, yaitu karakteristik T/Ia. Biasa disebut karakteristik listrik. Kecepatan dan arus jangkar, yaitu karakteristik N/Ia. Kecepatan dan torsi, yaitu karakteristik N/T, disebut juga karakteristik mekanis.
Kecepatan
Arus Jangkar
Ia Arus Jangkar
Ia Torsi
Kecepatan
Torsi
Kecepatan
Arus Jangkar
Ia Arus Jangkar
Ia Torsi
Kecepatan
Torsi
Ea = C. n.
Ea n C.
(Vt I a .Ra ) n C.
3.
Fluksi / kutub ( Kontrol fluksi) Tegangan V yang terpakai (control tegangan ) Tahanan Ra dari untai jangkar (Kontrol Rheostat)
Kontrol Fluksi: Pengurangan fluksi mengakibatkan kenaikan kecepatan N. Pada motor Shunt fluksi dapat diatur dengan memasang rheostat medan shunt, yaitu rheostat yang dipasang seri dengan medan shunt atau parallel dengan jangkar, sehingga arus jangkar atau fluksi yang terjadi dapat diatur.
Ish IL
Ea +
2.
Kontrol Tegangan Cara ini dikenal dengan sistem Ward-Leonard . Motor yang dipakai adalah motor penguatan bebas, prinsipnya adalah sebagai berikut :Penggerak mula biasanya motor induksi digunakan untuk menggerakan generator G pada suatu kecepatan konstan. Perubahan tahanan medan RG akan mengubah tegnagan Vt yang diberikan pada motor. Perubahan ini mempunyai batas yang cukup lebar. Kadang-kadang pengaturan Vt ini dibarengi juga dengan pemgaturan fluks medan motor, yaitu dengan mengatur tahanan medan RM seperti telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya. Cara ini menghasilkan suatu pengaturan kecepatan yang sangat halus dan banyak dipakai untuk lift, mesin bubut dan lain-lain. Satusatunya kelemahan system ini adalah biaya yang sangat tinggi akibat penambahan generator dan penggerak mula.
G
RG
Vt
M
RM
3.
Kontrol Arus jangkar Kontrol Rheostat atau kontrol arus jangkar yang dihubung seri dengan rheostat, Vt tetap, yang dirubah Ia Ra dengan perubahan rheostat, sehingga Ra berubah-rubah. (lihat gambar ).
Ish IL
Rheostat
Ia Vt ARM Rsh
2.
Kontrol Fluksi Fluksi dapat diatur dengan cara memasang rheostat medan yaitu tahanan yang dapat diatur, dipasang sejajar dengan tahanan medan. Perubahan tahanan ini menyebabkan perubahan arus medan seri dan akibatnya akan merubah kecepatan. Selain itu rheostat juga bisa dipasang parallel dengan jangkar. (lihat gambar ) Kontrol tegangan (Ward Leonard) sama seperti pada motor DC Shunt.
Rheostat IL Rsr
Ra Ia Vt ARM
Pe-reman Motor DC
1)
Pe - reman dinamik
pada pe reman dinamik penghentian motor dapat terjadi jika tegangan terminal Vt dihilangkan dan diganti oleh tahanan R1. dalam keadaan ini energi putaran di berikan pada tahanan R1 yang menyebabkan kecepatan menjadi turun, demikian pula tegangan Ea pun akan menurun. Sekarang motor berfungsi sebagai generator tanpa penggerak mula. Untuk menjaga penurunan kopel yang konstan, R1 harus pula diturunkan. Harga R1 harus pula diturunkan. Lihat gambar 533. Harga R1 dipilih sedemikian rupa, sehingga arus jangkar tidak terlalu besar (umumnya diambill dua kali harga arus jangkar pada beban penuh). Harga R1 dapat di hitung dari persamaan : Ea = IL R1 + Ia Ra.
Ia IL A If
R1 Ea
2.
Pe reman regeneratif
Pada pe-reman regeneratif, energi yang tersimpan pada putaran dikembalikan kepada system jala-jala. Cara ini biasanya dipakai pada kereta api listrik. Ketika kereta api berjalan menurun, kecepatan motor laju sekali, karenanya Ea > Vt, yang mengakibatkan daya dikembalikan kepada system jala-jala untuk keperluan lain. Pada saat daya dikembalikan ke jala-jala, kecepatan menurun dan proses pe-reman berlangsung pada pe-reman dinamik.
3.
Pe-reman mendadak
Pe-reman mendadak adalah pe-reman suatu motor dalam waktu yang sangat singkat dan tiba-tiba, yaitu dengan cara membalik polaritas motor. Tahanan R2 disisipkan antara titik X dan Y (gambar 5-17). Karena tegangan jangkar telah terbalik polaritasnya, sehingga arahnya samadengan tegangan terminal, besarnya R2 pun dapat dihitung dari persamaan: Ea + Vt = Ia (Ra + R2). Harga R2 dipilih sedemikian rupa, sehingga arus jangkar yang mengalir pada saat pe-reman tidak terlampau besar (umumnya dua kali harga arus pada beban penuh). Selama pe-reman berlangsung Ea turun, sehingga R2 harus di perkecil untuk menjaga penurunan kopel yang konstan .
Ia IL
If
Vt Ea