Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN) /SUKUK

Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara

Pengertian SBSN/SUKUK: Yaitu surat berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

TAWARUK PADA SBSN


o Tawarruq pada SBSN adalah cara yang ditempuh untuk

mendapatkan uang tunai atau memenuhi kebutuhan likuiditas. o Disebut tawarruq sebab pembeli barang (pihak pertama) sebenarnya tidak menginginkan barang, tetapi mendapatkan uang. o Transaksi tawarruq terjadi ketika seseorang membeli sebuah produk dengan cara kredit (pembayaran dengan cicilan) dan menjualnya kembali kepada orang ketiga yang bukan pemilik pertama produk tersebut dengan cara tunai.

BENTUK SBSN
y SBSN diterbitkan dalam bentuk warkat atau tanpa warkat. y SBSN dengan warkat adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah

yang kepemilikannya berupa sertifikat baik atas nama maupun atas unjuk. y Sertifikat atas nama adalah sertifikat yang nama pemiliknya tercantum, sedangkan sertifikat atas unjuk adalah sertifikat yang tidak mencantumkan nama pemilik sehingga Setiap Orang yang menguasainya adalah pemilik yang sah. y SBSN tanpa warkat atau scripless adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang kepemilikannya dicatat secara elektronik (book-entry system). y Dalam hal SBSN tanpa warkat, bukti kepemilikan yang autentik dan sah adalah pencatatan kepemilikan secara elektronis. Cara pencatatan secara elektronis dimaksudkan agar pengadministrasian data kepemilikan (registry) dan penyelesaian transaksi perdagangan SBSN di Pasar Sekunder dapat diselenggarakan secara efisien, cepat, aman, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

y SBSN dapat diperdagangkan atau tidak diperdagangkan

di Pasar Sekunder. y SBSN yang diperdagangkan adalah SBSN yang diperjualbelikan di Pasar Sekunder baik di dalam maupun di luar negeri. Perdagangan dapat dilakukan melalui bursa dan/atau di luar bursa yang biasa disebut over the counter (OTC).
y SBSN yang tidak diperdagangkan adalah: 1) SBSN yang tidak dapat diperjualbelikan di Pasar Sekunder dan

biasanya diterbitkan secara khusus untuk pemodal institusi tertentu, baik domestik maupun asing, yang berminat untuk memiliki SBSN sesuai dengan kebutuhan spesifik dari portofolio investasinya dan 2) SBSN yang karena sifat Akad penerbitannya tidak dapat diperdagangkan.

PASAR SECUNDER SBSN


y Pasar Sekunder adalah 1. Pasar di mana surat berharga diperdagangkan kepada pasar

yang sudah tersedia sebelumnya. Penjualan surat berharga setelah pasar perdana berakhir, pada pasar ini surat berharga diperdagangkan dengan harga kurs. 2. Bursa/pasar tempat surat berharga diperjualbelikan antarinvestor di luar pasar perdana/primer (secondary market). y Pasar Sekunder pada SBSN adalah kegiatan perdagangan SBSN yang telah dijual di Pasar Perdana baik di dalam maupun di luar negeri.

JENIS JENIS SBSN


SBSN ijarah, yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah; b. SBSN mudharabah, yang diterbitkan berdasarkan akad mudharabah; c. SBSN musyarakah, yang diterbitkan berdasarkan akad musyarakah; d. SBSN istishna, yang diterbitkan berdasarkan akad istishna; e. SBSN yang diterbitkan berdasarkan Akad lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; dan f. SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih dari akad-akad tersebut. Kombinasi akad SBSN antara lain dapat dilakukan antara mudharabah dan ijarah, musyarakah dan ijarah, serta istishna dan ijarah.
a.

KELEBIHAN INVESTASI SBSN / SUKUK


Kelebihan berinvestasi dalam Sukuk Negara, khususnya untuk struktur ijarah adalah sebagai berikut: 1) Memberikan penghasilan berupa Imbalan atau nisbah bagi hasil yang kompetitif dibandingkan dengan instrumen keuangan lain. 2) Pembayaran Imbalan dan Nilai Nominal sampai dengan sukuk Jatuh tempo dijamin oleh Pemerintah. 3) Dapat diperjualbelikan di pasar sekunder. 4) Memungkinkan diperolehnya tambahan penghasilan berupa margin (capital gain). 5) Aman dan terbebas dari riba (usury), gharar (uncertainty), dan maysir (gambling). 6) Berinvestasi sambil mengikuti dan melaksanakan syariah.

SBSN Ijarah Sale and Lease Back


SBSN Ijarah Sale and Lease Back adalah SBSN yang diterbitkan dengan menggunakan akad ijarah dengan mekanisme Sale and Lease Back. Berikut ini ada beberapa ketentuan mengenai SBSN Ijarah Sale and Lease Back: 1) Pemerintah boleh melakukan transaksi dengan Perusahaan Penerbit SBSN yang didirikan oleh Pemerintah atau dengan pihak lain yang ditunjuk oleh Pemerintah. 2) Pemerintah menjual aset yang akan dijadikan objek ijarah kepada Perusahaan Penerbit SBSN atau pihak lain melalui wakilnya yang ditunjuk dan pembeli berjanji untuk menjual kembali aset yang dibelinya sesuai dengan kesepakatan. 3) Pemerintah atau Perusahaan Penerbit SBSN menerbitkan SBSN sebagai bukti atas bagian kepemilikan objek ijarah, yang dibeli oleh investor pada tingkat harga tertentu sesuai kesepakatan. 4) Pemerintah menyewa objek ijarah dengan memberikan imbalan (ujrah) kepada pmegang SBSN selama jangka waktu SBSN. 5) Pemerintah sebagai Penyewa wajib memelihara dan menjaga objek ijarah sampai dengan berakhirnya masa sewa. 6) Pemerintah dapat membeli sebagian atau seluruh Aset SBSN sebelum jatuh tempo SBSN dan/atau sebelum berakhirnya masa sewa Aset SBSN, dengan mebayar sesuai dengan kesepakatan. 7) Untuk pembelian aset SBSN sebelum jatuh tempo, para pihak melakukan perubahan atau pengakhiran terhadap akad SBSN. 8) Pemegang SBSN dapat mengalihkan kepemilikan SBSN Ijarah kepada pihak lain dengan harga yang disepakati.

PERJANJIAN PERWALIAMANATAN PADA SBSN/SUKUK


Perjanjian perwaliamanatan penerbitan Sukuk wajib sekurang-kurangnya memuat: 1) Uraian tentang akad syariah yang mendasari diterbitkannya sukuk; 2) Penggunaan dana hasil penerbitan sukuk sesuai dengan karakteristik akad syariah; 3) Sumber dana yang digunakan untuk melakukan pembayaran imbal hasil sesuai dengan karakteristik akad syariah; 4) Besaran nisbah pembayaran bagi hasil, margin, atau fee; 5) Rencana jadual dan tatacara pembagian dan atau pembayaran bagi hasil, margin, atau fee; 6) Kewajiban Wali Amanat untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan dalam rangka memastikan kepatuhan Emiten terhadap Prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal; 7) Tindakan yang harus dilakukan dalam hal Emiten akan mengubah jenis akad syariah, isi akad syariah, kegiatan usaha dan atau aset tertentu yang mendasari penerbitan sukuk; 8) Perubahan jenis akad syariah, isi akad syariah, kegiatan usaha dan atau aset tertentu yang mendasari penerbitan sukuk wajib terlebih dahulu disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUP Sukuk); 9) mekanisme pemenuhan hak pemegang sukuk yang tidak setuju terhadap perubahan dimaksud; 10) Ketentuan yang menyebutkan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan angka 7), angka dan angka 9) di atas dapat dijadikan alasan untuk menyatakan bahwa Emiten gagal dalam memenuhi kewajibannya; dan 11) mekanisme penanganan dalam hal terjadi gagal memenuhi kewajiban.

TATA CARA PEMBELIAN SBSN DI PASAR PERDANA


y Tata cara pembelian SBSN di Pasar Perdana adalah sebagai berikut: 1. Bookbuilding: a. Pemesanan pembelian SBSN dilakukan melalui Agen Penjual

yang ditunjuk oleh Pemerintah. b. Agen Penjual terdiri atas lembaga keuangan yang lulus dalam seleksi yang dilakukan oleh Pemerintah. 2. Lelang: a. Penawaran pembelian SBSN dilakukan melalui Peserta Lelang yang disetujui oleh Pemerintah. b. Lelang SBSN dilakukan melalui sistem BI-SBSNyang ada di Bank Indonesia. c. Bank Indonesia bertindak sebagai Agen Lelang berdasarkan Undang-Undang SBSN.

PERBEDAAN SUKUK RITEL DENGAN SBSN SERI IFR-001 DAN IFR-002

SBSN seri IFR-001 dan IFR-002 diperuntukkan bagi investor institusi dengan nilai pembelian minimal Rp1 miliar. Sedangkan Sukuk Negara Ritel diperuntukkan bagi investor individu dengan nilai minimal pembelian Rp 5 juta dan kelipatannya.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SUKUK RITEL DENGAN OBLIGASI NEGARA RITEL INDONESIA
Persamaan: y Sukuk Negara Ritel dan ORI merupakan Surat Berharga Negara yang diperuntukkan bagi investor ritel. y Sukuk Negara Ritel dan ORI merupakan bukti investasi masyarakat kepada pemerintah. y Baik Sukuk Ritel maupun ORI pembayaran bunga/imbalan dan pelunasan/ pembelian kembali dijamin oleh Pemerintah. Perbedaan: y ORI adalah pinjaman modal dari masyarakat kepada Pemerintah, sedangkan Sukuk Negara Ritel adalah bentuk penyertaan modal masyarakat atas bagian dari aset Sukuk Negara Ritel yang dijadikan obyek transaksi. y ORI memberikan penghasilan (return) kepada investor berupa bunga. Sedangkan Sukuk Negara Ritel memberikan penghasilan (return) kepada investor berupa imbalan sewa, sesuai dengan akad yang digunaka

Anda mungkin juga menyukai