MAKALAH Perspektif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP DASAR BUDAYA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perspektif Sosial Budaya Dosen Pengampu : Drs. Pamujo, M.M dan Aji Heru Muslim, S.Pd.

Oleh : 1. PuspaNurmawati 2. Ekalistianingsih 3. Nur Ali Aziz Adetia 4. Devi MukaromatulAzizah 5. Tomi 1001100008 1001100014 1001100035 1001100042

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2012
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Dasar Budaya. Makalah ini bersumberkan dari buku serta sumber lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa, khususnya dalam mata kuliah Prespektif Sosial Budaya. Keseluruhan makalah ini berisi tentang hakekat, definisi, dan unsur-unsur kebudayaan yang ada kehidupan kita. Setiap topik pembahasan diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga diharapkan memberikan kemudahan bagi setiap mahasiswa dalam mengkajinya, dan juga diharapkan mampu memahami dan mengetahui isi dari makalah ini. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada dosen Prespektif Sosial Budaya, teman-teman, orangtua, dan masih banyak lagi yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya materi yang kami dapatkan. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan. Semoga Allah senantiasa mencurahkan lindungan dan ridho-Nya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Purwokerto, 20 Maret 2011

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

i ...ii ...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat .........................................................................................4 ....................................................................................4

.......................................................................................................4 .....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. F. G. Hakekat Kebudayaan Definisi tentang Kebudayaan Unsur-Unsur Kebudayaan Wujud Kebudayaan Ciri-Ciri Kebudayaan ...................................................................................5 ........................................................................6 ........................................................................8 ..........................................................13 ..14

Dinamika Perubahan Kebudayaan 15 Tahap-Tahap Perkembangan Kebudayaan ..16

BAB III PENUTUP A. B. Kesimpulan Saran ............................................................................................17 .....................................................................................................17 .................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pernahkah kita berpikir tentang budaya, apakah definisi dari budaya serta apa sajakah unsur-unsur yang ada dalam budaya? Apa hakekat dan wujud dari kebudayaan tersebut Semua itu terlintas dalam pikiran kita, apalagi bagi kita yang akan menjadi calon pendidik bagi peserta didik kita. Budaya sebagai warisan orang-orang pendahulu harus kita lestarikan agar budaya yang telah terbentuk melalui proses yang sangat lama tidak hilang begitu saja. Kebudayaan juga menempati posisi sentral dalam seluruh tatanan hidup manusia. Tak ada manusia yang dapat hidup di luar ruang lingkup kebudayaan. Kebudayaanlah yang memberi makna dan nilai pada hidup manusia. Seluruh bangunan hidup manusia dan masyarakat berdiri di atas landasan kebudayaan. Karena itu penting sekali artinya bagi kita untuk memahami hakikat kebudayaan. Untuk menjawab semua tentang pertanyaan di atas maka, penyusun mencoba menyusun makalah dengan judul Konsep Dasar Budaya. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang ada tentang budaya yaitu apakah hakekat dari kebudayaan dan apa sajakah unsur-unsur di dalamnya. C. Tujuan Tujun penyusunan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui hakekat kebudayaan 2. Untuk mengetahui wujud kebudayaan 3. Untuk mengetahui unsur-unsur kebudayaan D. Manfaat 1. Kita dapat mengetahui tentang hakekat dari kebudayaan itu sendiri 2. Kita dapat mengetahui tentang wujud dan unsure-unsur kebudayaan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Kebudayaan Sebagai ciptaan manusia, kebudayaan adalah khas manusia. Kebudayaanlah yang membedakan manusia dengan hewan. Dalam ruang lingkup kebudayaan, manusia mnegembangkan hidup individual dan sosialnya, dalam rangka pemenuhan martabat kemanusiannya. Sebagai makhluk historis, hidup manusia ditandai dengan upaya yang tiada hentihentinya untuk menyempurnakan dirinya. Upaya ini berlangsung dalam konteks social tertentu, dalam jaringan interaksiyang kompleks dengan sesamanya, dengan bermacam ragam pranata social yang menentukan arah dan gerak hidup masyarakat, dan dalam relasi fundamentalnya dengan alam atas atau dunia Ilahi. Karena manusia tak bias hidup sendirian, maka masyarakat merupakan dasar bagi segala aktifitas yang dilakukannya. Tampak disini bahwa masyarakat bukan saja produk kebudayaan, tetapi menjadi kondisi mutlak bagi kebudayaan. Tanpa konteks social tertentu tak akan ada aktivitas manusia, dengan demikian tak aka nada kebudayaan. Kiranya jelas bahwa kebudayaan adalah suatu cara hidup bersama, cara khas manusia dlam menyesuaikan diri dengan lingkngan alam, dan merupakan strategi manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Dalam perkembangan dan perubahannya, kebudayaan memiliki kemiripin dengan perkembangan suatu species biologis, yang seperti dikatakan oleh Dr. Tate Regan, pertama-tama bukan demi perubahan struktur fisikbiologisnya, melainkan demi pembentukan suatu komunitas, entah dengan kebiasaankebiasaan baru, entah dengan lingkungan baru. Seperti halnya setiap lingkungan alam cenderung memiliki bentuk-bentuk kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan yang khas, begitu pula setiap lingkungan geografis cenderung memiliki tipe masyarakat manusianya sendiri.

B. Definisi tentang Kebudayaan Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984: 157) budaya diartikan sebagai pikiran; akal budi, sedangkan kebudayaan dalam kamus ini diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia (seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dsb). Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosiobudaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang

dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Adapun pengertian kebudayaan menurut para tokoh; 1. E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain. Serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagi anggota masyarakat. 2. R. Linton dalam bukunya yang berjudul The Cultural background of personality menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertent 3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar. 4. Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. 5. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia. 6. Bronislaw Malinowski, Adalah keseluruhan kehidupan manusia yang integral yang terdiri dari berbagai peralatan dan barang-barang konsumen, berbagai peraturan untuk kehidupan masyarakat, ide-ide dan hasil karya manusia, keyakinan dan kebiasaan manusia. 7. C. Klukhuahn dan W. H. Kelly, mencoba merumuskan definisi kebudayaan sebagai hasil tanya jawab dengan para ahli antropologi, sejarah, hukum, psikologi yang implisit, eksplisit, rasional, irasional terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.

8. Dawson dalam buku Age Of The Gods mengatakan bahwa kebudayaan adalah cara hidup bersama (Culture is common way of life). 9. J. P. H. Dryvendak mengatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu. Dengan demikian budaya dapat diartikan sebagai pikiran atau akal budi sedangkan kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan akal budi manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan lain sebagainya. Walaupun arti dari budaya dan kebudayaan ada perbedaan tetapi dalam disiplin ilmu antropologi budaya, budaya dan kebudayaan artinya sama saja.

C. Unsur-Unsur Kebudayaan Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut: 1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o o o o

Alat-alat teknologi Sistem ekonomi Keluarga Kekuasaan politik

2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:


o

Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya

o o

Organisasi ekonomi Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)

Organisasi kekuatan (politik)

3. Menurut Koentjaraningrat dalam S. Belen (1991), kebudayaan di dunia mempunyai 7 unsur universal, yaitu:
8

o o o o o o o

Bahasa Sistem Teknologi Sistem Mata Pencaharian Organisasi Sosial Sistem Pengetahuan Religi Kesenian

Dari contoh pendapat tentang unsur-unsur pokok kebudayaan, maka dapat kita menyimpulkan bahwa unsur-unsur pokok kebudayaan yaitu sebagi berikut: 1. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi) Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
a. b. c. d. e. f. g. h.

alat-alat produktif senjata wadah alat-alat menyalakan api makanan pakaian tempat berlindung dan perumahan alat-alat transportasi

2. Sistem mata pencaharian


9

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalahmasalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
a. b. c. d.

Berburu dan meramu Beternak Bercocok tanam di ladang Menangkap ikan

3. Nilai Jika kepercayaan menjelaskan apa itu sesuatu, nilai menjelaskan apa yang seharusnya terjadi. Nilai itu luas, abstrak, standar kebenaran yang harus dimiliki, yang diinginkan, dn ynag layak dihormati. Meskipun mendapat pengakuan luas, nilai-nilai pun jarang ditaati oleh setiap anggota masyarakat. Namun nilailah yang menentukan suasana kehidupan kebudayaan dan masyarakat. 4. Norma dan Sanksi Jika nilai itu cita-cita abstrak, norma adalah suatu aturan khusus, atau seperangkat peraturan tentang apa yang harus dan apa yang tidak harus dilakukan oleh manusia. Norma mengungkapkan bagaimana manusia seharusnya berperilaku dan bertindak. Norma adalah standar yang ditetapkan sebagai garis pedoman bagi setiap aktifitas manusia lahir dan kematian, bercinta dan berperang, apa yang harus dimakan dan apa yang harus dipakai, kapan dan dimana orang biosa bercanda, melucu, dan sebagainya. 5. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan

10

paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral. Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. 6. Bahasa Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan seharihari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi. 7. Keseniam Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. 8. Sistem Kepercayaan Kepercayaan berkaitan dengan pandangan bagaimana dunia ini beroperasi. Kepercayaan itu bias berupa pandangan-pandangan atau interpretasi-interpretasi tentang masa lampau, bias berupa penjelasan-penjelasan tentang masa sekarang, bias berupa
11

prediksi-prediksi tentang masa depan, dan bias juga berdasarkan common sense, akal sehat, kebijaksanan yang dimiliki suatu bangsa, agama, ilmu pengetahuan, atau kombinasi antara semua hal tersebut. Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta. Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut: ... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian. 9. Sistem ilmu dan pengetahuan Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error). Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
a. b.

Pengetahuan tentang alam Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya


12

c.

Pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia

d.

Pengetahuan tentang ruang dan waktu

10. Simbol Symbol adalah sesuatu yang dapat mengekspresikan atau memberikan makna sebuah salib atau suatu patung Budha, suatu konstitusi, suatu bendera. Banyak symbol berupa objek-objek fisik yang telah memperoleh makna cultural dan dipergunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih bersifat simbolik ketimbang tujuan-tujuan instrumental. Suatu bendera, misalnya, sesungguhnya tidak lain hanyalah sepotong kain berwarna namun dihormati dengan upacara yang khusuk, dan bias membangkitkan rasa kebanggaan, patriotism, persaudaraan. Dalam masa perang, bendera musuh bias menimbulkan rasa benci dan amarah yang hebat. Symbol-simbol seperti bendera atau salib menampakkan kepercayan, nilai-nilai, dan norma-norma cultural, dan mengandung baanyak arti (Victor Turner, 1967). Simbolsimbol lain seperti tanda-tanda lalu lintas mempunyai arti yang lebih sempit dan spesifik. D. Wujud Kebudayaan Sebagai produk manusia, kebudayaan adalah ekspresi eksistensi manusia sebagai makhluk historis. Sebagai ekspresi eksistensi manusia, kebudayaan pun berwujud sesuai dengan corak dasar keberadaan manusia. Dari wujud eksistensinya, manusia adalah kesatuan substansial antara prinsip material dan prinsip spiritual. Kedua wujud eksistensi manusia ini pun terjelma dalam wujud kebudayaan material dan wujud kebudayaan spiritual. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
1.

Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka

13

itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.

Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

3.

Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

E. Ciri-Ciri Kebudayaan Kebudayaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Kebudayaan adalah produk manusia. Artinya, kebudayaaan adalah ciptaan manusia, bukan ciptaan Tuhan atau Dewa. Manusia adalah pelaku sejarah dan kebudayaanya. 2. Kebudayaan selalu bersifat social. Artinya kebudayaan tidak pernah dihasilakn secara individual, melainkan oleh manusia secara bersama. Kebudayaan adalah suatu karya bersama, bukan karya perorangan. 3. Kebudayaan diteruskan lewat proses belajar. Artinya kebudayaan itu diwariskan dari generasi yang satu ke generasi berikutnya melalui proses belajar. Kebudayaan berkembang dari waktu ke waktu karena kemampuan belajar manusia
14

4. Kebudayaan bersifat simbolik. Sebabh kebudayaan merupakan ekspresi, ungkapan kehadiran manusia. Sebagai ekpresi manusia, kebudayaan itu tidak sama dengan manusia. Kebudayaan disebut simbolik, sebab mengekspresikan manusia dan segala upayanya untuk mewujudkan dirinya. 5. Kebudayaan adalah system pemenuhan berbagai kebutuhan manusia. Tidak seperti hewan, manusia memenuhi segala kebutuhannya dengan cara-cara yang beradab, atau dengan cara-cara manusiawi. Hewan langsung mengambil makanan tanpa harus mengolah terlebih dahulu. Sementara manusia harus mengolah makanan yang disediakan dari alam. Dengan demikian, cara manusia memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya berbeda dengan hewan dalam memenuhi kebituhannya.

F. Dinamika Perubahan Kebudayaan Tidak ada kebudayaan yang bersifat statis, kebudayaan senantiasa mengalami perubahan. Perubahan tersebut disebabkan oleh berbagai factor, diantaranya: 1. Perubahan yang disebabkan oleh perubahan dalam lingkungan alam, misalnya perubahan iklim, kekurangan bahan makanan atau bahan bakar, atau berkurangnya jumlah penduduk. Semua ini memaksa orang untuk beradaptasi. 2. Perubahan yang disebabkan oleh kontak dengan suatu kelompok masyarakat yang memiliki norma-norma, nilai-nilai dan teknologi yang berbeda. Kontak budaya bias terjadi secara damai, bias juga dengan terpaksa, bias bersifat timbale balik, bias juga secara sepihak. 3. Perubahan yabng terjadi karena discovery (penemuan) dan invention (penciptan bentuk baru). 4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau suatu bangsa mangadopsi bebrapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain. Pengadopsia ini dimungkinkan oleh apa yang disebut difusi, yakni proses persebaran unsure-unsur kebudayaan dari masyarakat satu ke masyarakat lainnya. Melalui difusi misalnya, teknologi computer yang dikembangkan oleh bangsa Barat diadopsi oleh berbagai bangsa di dunia.

15

5. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.

G. Tahap-Tahap Perkembangan Kebudayaan Kebudayaan manusia terus berkembang sejalan dengan proses perkembangan kehidupan manusia itu sendiri. Dalam bukunya, Strategi Kebudayaan, C.A. Van Perseun menjelaskan tiga tahap perkembangan kebudayaan, yakni tahap miltis, tahap ontologism, dan tahap fungsional. 1. Tahap Miltis Yang dimaksud dengan tahap miltis ialah sikap manusia yang merasa dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib yang ada di sekitarnya, yaitu kekuasaan-kekuasan dewa alam raya atau kekeuasaan kesubnuran, seperti dipentaskan dalam berbagai mitologi bangsa primitif. Tahap ini memiliki segi negative, yakni praktek magis. Dengan magis atau ilmu sihir manusia berusaha meguasai dan mengendalikan orang-orang lain dan proses-proses alam. Dengan ilmu sihir manusia bisa mencelakakan sesamanya. 2. Tahap Ontologis Dalam tahap ontologism manusia tidak lagi hidup dalam kepungan dunia mistis. Manusia secara bebas ingin meneliti segala hal ikhwal yang ada di ala mini. Dalam tahap ini manusia mulai mengambil jarak terhadap sesuatu yang dahulu dirasakan sebagai gaib. Ia mulai menyusun suatu ajaran atau teori mengenai dasar hakikat segala sesuatu (ontology=sesuatu, aa, realitas) menurut perinciannya (ilmu-ilmu). Ilmu-ilmu mulai berkembang dalam tahap ini. 3. Tahap Fungsional Dalam tahap ini manusia tidak lagi terpesona oleh lingkungannya (sikap mitis), ia juga tidak lagi dengan kepala dingin mengambil jarak terhadap objek-objek penyelidikannya (sikap ontologism). Tetapi ia juga ingin mengadakan relasi-relasi baru dengan segala sesuatu dalam lingkungannnya. Sikap dan alam pikiran ini tampak dalam kehidupan manusia kontemporer yang semakin menekankan perlunya hubungan dialogis baik dengan sesame maupun dengan alam.
16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

Maran, Rafael Raga. (2000). Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta Sztompka, Piortr. (2007).Sosiologi Perubahan Sosial.Jakarta: Prenada Media Group. Hermawan, Ruswandi dan Ruskandi, Kanda. (2006). Prespektif Sosial Budaya. Bandung: UPI PRESS. Khalid (2011). Konsep Dasar dalam Sistem Sosial Budaya. [Online]. Tersedia : konsep-dasardalam-sistem-sosial-budaya.html [Juni 2011] UIN Maliki Malang (2011). Pengertian, Tujuan, serta Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar. [Online]. Tersedia : PENGERTIAN DAN TUJUAN, SERTA RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR gudang makalah.htm (17 April 2011)

18

Anda mungkin juga menyukai