Qoryah Toyyibah
Qoryah Toyyibah
Qoryah Toyyibah
Toyyibah yang disusun oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah Bagian Tabligh Yogyakarta
Oleh: Reny Sukmawani Anggota PDA Aisyiyah Kab. Sukabumi, Dosen Prodi Agribisnis-UMMI)
Dalam aktivitas dakwah, Aisyiyah mempunyai dua strategi dakwah yakni formal dengan menggunakan bendera Aisyiyah dan non formal yang tidak menggunakan nama Aisyiyah atau disebut sebagai dakwah jamaah. Program Qoryah Thoyyibah adalah salah
satu model pelaksanaan dakwah jamaah Aisyiyah guna mewujudkan Baldatun Thooyibatun Wa Rabbun Ghofur. Berdasarkan istilah, Qoryatun artinya desa, kampong atau negeri, sedangkan Thoyyibatun artinya baik atau bagus. Sehingga secara terminology Program
Qoryah Thoyyibah (selanjutnya di singkat QT) dapat diartikan sebagai suatu perkampungan atau desa dimana masyarakatnya benar-benar menjalankan ajaran islam secara total, baik dalam hablun minallah maupun hablun minannas, baik dalam bidang aqidah, ibadah, muamalah dan akhlak. Sumber dalil yang dapat dijadikan dasar, diantaranya dalam Q.S Al Araf : 96 dan Q.S. An-Nahl : 112. Sehingga diharapkan dari program QT ini setiap rumah
tangga di Desa/perkampungan merupakan keluarga SaMaWa (sakinah, mawaddah warohmah), beraqidah dan ibadah sesuai tuntuna agama islam (tidak bercampur bidah, khurofat, takhayul dan lain sebagainya), berakhlak (contoh: sesama tetangga,
bermusyawarah, saling membantu) dan bermuamalah (contoh: dalam perkawinan, pembagian warisan, jual beli dll) sesuai dengan dienul islam. Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, maka karakterstik QT dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Masyarakatny beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT (Q.S. An Nisa:4) 2. Masyarakatnya tentram dan makmur sejahtera (Q.S. As Saba:15) 3. Masyarakatnya pandai mensyukuri nikmat Allah (Q.S. Ibrahim:7) 4. Masyarakatnya selalu bekerja sama dala hal kebaikan dan taqwa (Q.S. Almaidah:2)
5. Masyarakatnya bersikap toleransi serta menjaga kesatuan dan persatuan (Q.S. Ali Imran:103) 6. Masyarakatnya saling berwasiat untuk kebenaran, kesabaran dan kasih sayang (Q.S. Al-Ashr:3) 7. Masyarakatnya semangat untuk melaksanakan amar maruf nahi munkar (Q.S. Ali Imron:104) 8. Rumah tangga warganya Sakinah, Mawadah, wa Rohmah (Q.S. Ar-Rum:21) 9. Anggota masyarakatnya sering menebar benih perdamaian /salam (Hadist) 10. Warganya memiliki etos kerja yang tinggi dan tidak mudah berputus asa (Q.S. Arradu:11) 11. Masyarakatnya menjungjung tinggi keadilan /sadar hukum (Q.S. An-Nisa:105) Kemudian bagaimana upaya untuk mewujudkan QT ini ? Jalan yang dapat ditepuh untuk mewujudkannya yaitu melalui aktivitas dakwah Islam amar maruf nah munkar. Agar aktivitas dakwah ini dapat berjalan efektif maka harus melalui suatu perencanaan yang disusun secara sistematis yang mengarah pada pemecahan masalah. Perencanaan tersebut seperti yang dirumuskan dalam buku dialog Dakwah nasional Majlis Tabligh Muhammadiyah, yaitu perencanaan yang dikembangkan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Identifikasi masalah b. Merumuskan masalah dan memilih model pendekatan / pemecahan masalah 1. Memilih bidang apa dari objek dakwah yang perlu mendapat perbaikan atau pemecahan (aqidah, ibadah, akhlak, muamalah) atau dengan menetapkan skala prioritas 2. Memilih/menetapkan model pendekatan yang dalam hal ini sebaiknya dengan model dialog (multi dialog: lisan, qolam, amal, seni, sekonomi, dsb) c. Menetapkan strategi pemecahan 1. Penetapan metodologi yang meliputi model pendekatan dan media yang digunakan 2. Pengelolaan isi pesan dakwah 3. Profilisasi Dai Sebagai reaktualisasi dakwah jamaah, maka hendaknya dari mulai merencanakan hingga melaksanakan adalah para inti jamaah dan pelaksanaannya dapat melalui kerjasama dengan lembaga manapun. Namun demikian dalam pelaksanaannya penting untuk dilakuka
Adapun target dan tujuan utama dari aktivitas dakwah QT ini adalah: 1. Terpecahkannya permasalahan-permasalahan yang muncul dalam masyarakat 2. Terwujudnya civil society/masyarakat madani dalam lingkup kecil / kampong atau QT Semua target dan tujuan ini tentunya tidak akan terwuud apabila sinergitas antara pelaku dakwah, mitra kerjasama dan masyarakat sasaran tidak terbangun dengan baik dalam pelaksanaannya. Untuk itu diperlukan suatu tuntunan pelaksanaan program QT ini yang pada edisi berikutnya akan ditampilkan di bulletin ini secara bertahap.