Morfologi Gigi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

A.

Struktur Jaringan Gigi


Gigi terdiri dari beberapa jaringan pembentuk. Secara garis besar, jaringan pembentuk gigi ada 3, yaitu email, dentin,
dan pulpa.
I. Email
Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal dari epitel (ektodermal) yang merupakan bahan
terkeras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung kalsium. Secara kimia, email merupakan Kristal yang
terkalsifikasi dengan persentase bahan anorganik 95-99 %, terutama sebagai kalsium fosfat, dalam bentuk Kristal apatit,
dan bahan matriks organic 1 %, dan sisanya adalah air.
Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi bergantung kepada warna dentin di bawah email,
ketebaan email, dan banyaknya stain pada email. Ketebalan email tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau insisal
dan makin menipis mendekati pertautannya dengan sementum.
Adapun sifat fisik email, sebagai berikut :
1. Warna putih keabu-abuan transparan
2. Kekuatan tarikan kurang lebih 100 kg/cm2
3. Kekuatan kompressinya 2100 3500 kg/cm2
4. Bersifat getas
5. Ketebalan pada cusp kurang lebih 2,5 mm

Sifat termal email :
1. Meneruskan panas dengan konduksi
2. Tidak menghantarkan listrik tetapi mentransmisi listrik

Permeabilitas email :
1. Bersifat permiabel terhadap sejumlah material baik invivo/ invitro
2. Dapat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar/ suhu tubuh.

II. Dentin

Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi oleh email, sedangkan di daerah
akar ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa.
Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang telah mengalami kalsifikasi sama seperti
tulang, tetapi sifatnya lebih keras karena kadar garam kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk hidroksi apatit. Zat
antar sel organic (20%) terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel yang
disebut odontoblas.

Adapun sifat fisik dari dentin, ialah :
1. Keras, warna putih kekuningan
2. Tahanan tarik 250 kg/cm2
3. Elastisitas cukup tinggi

Permeabilitas dentin :
1. Tubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan melalui dentin
2. Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli
3. Tinggi pada pulpa
4. Lebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian luar sangat tidak permeable
5. Pada infeksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa jauh sebelum terkena infeksi
6. Sklerorik dentin mengurangi permeabilitas karena menyubat tubuli
7. Pengeboran dentin pada pada preparasi kavitas menghasilkan debris mikro kristalin yang menutupi tubuli dentin
yang disebut smear layer dan berfungsi mencegah kuman menembus dentin.

III. Pulpa
Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini adalah jaringan pembentuk, penyokong,
dan merupakan bagian integral dari dentin yang mengelilinginya.
Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan giginya, yang terkait dengan umur pasien. Tahap
perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan jika misalnya pulpa terkena cedera.
Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi dan selelu tunggal.
Sepanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini
mengurangi ukuran dari rongga pulpa.
2. Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.
3. Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus,
jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah saluran.
4. Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar berupa suatu lubang kecil.
5. Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu foramen, dalam hal ini, saluran
tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang dekat apikalnya yang disebut multiple foramina / supplementary canal.
6. Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan dengan ruang pulpa. Adakalanya
ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari satu saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial
dari M1 bawah mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.

Di dalam pulpa terdapat berbagai jenis sel, yaitu :
1. Odontoblas, yaitu sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan tunggal di perifernya dan mensintesis
matriks yang kemudian termineralisasi dan menjadi dentin. Odontoblas adalah sel akhir yakni tidak mengalami lagi
pembelahan sel. Odontoblas terdiri atas dua komponen structural dan fungsional utama yakni badan sel dan prosesus
sel.
2. Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama hilang akibat cedera. Namun
tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa terjadi jika pada zona kaya akan sel telah ada preodontoblas. Preodontoblas
adalah sel yang telah terdiferensiasi sebagian sepanjang garis odontoblas. Preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat
terjadinya cedera dan melanjutkan diferensiasinya pada tempat tersebut.
3. Fibroblast, adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di pulpa mahkota. Sel ini
menghasilkan dan mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur pulpa jika ada penyakit. Akan
tetapi, tidak seperti odontoblas, sel ini mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh maturasi dari sel yang
kurang terdiferensiasi.
4. Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel precursor ini ditemukan di zona kaya akan
sel dan inti pulpa serta dekat sekali dengan pembuluh darah. Tampaknya, sel-sel ini merupakan sel yang pertama kali
membelah ketika terjadi cedera.
5. Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga merupakan penghuni seluler yang normal dari
pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di seluruh lapisan odontoblas dan memiliki hubungan yang dekat
dengan elemen vaskuler dan elemen saraf. Sel-sel ini merupakan bagian dari sistem respons awal dan pemantau dari
pulpa. Sel ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel T residen dan makrofag.

Jaringan pulpa memiliki lima fungsi yakni bersifat formatif dan bersifat suportif. Adapun fungsi pulpa, yaitu :
1. Induktif. Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang bila terbentuk, akan
mengarah pada pembentukan email. Kejadian-kejadian ini merupakan kejadian yang saling bergantung dalam arti
bahwa epitel email akan menginduksi diferensiasi odontoblas, dan odontoblas serta dentin menginduksi pembentukan
email. Interaksi epitel-mesenkim seperti itu adalah esensi dari pembentukan gigi.
2. Formatif. Odontoblas membentuk dentin. Sel yang sangat special ini berpartisipasi dalam pembentukan dentin
dalam tiga cara :
a. Melalui sintesis dan sekresi matriks anorganik.
b. Melalui pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk di saat-saat awalnya.
c. Melalui penciptaan lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks.
3. Nutritif. Jaringan pulpa memasak nutrient yang sangat penting bagi pembentukan dentin (misalnya dentin
pretubuler) dan hidrasi melalui tubulus dentin.
4. Defensif. Jaringan pulpa juga memiliki kemampuan memroses dan mengindentifikasi zat asing serta menimbulkan
respons imun terhadap keberadaan zat asing itu. hal ini adalah cirri khas respons pulpa terhadap karies dentin.
5. Sensatif. Jaringan pulpa mentransmisikan sensasi saraf yang berjalan melalui email atau dentin ke pusat saraf yang
lebih tinggi. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan email biasanya cepat, tajam, parah, dan ditransmisikan oleh
serabut bermielin. Sensasi yang dialami diawali di dalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut C yang lebih kecil,
biasanya lambat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (difus).

B. Jaringan Pendukung Gigi

I. Sementum
Sementum bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga bagian dari jaringan periodontium karena menghubungkan gig
dengan tulang rahang dengan jaringan yang terdapat di selaput periodontal.
Bila ada rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi resorpsi/penyerapan sel-sel sementum pada sisi yang terkena
rangsangan dan pada sisi lainnya akan terbentuk jaringan sementum baru.
Jaringan sementum tidak mengadakan resorpsi atau pembentukan kembali tetapi mengalami aposisi- makin tua umur
makin tebal lapisan semen. Adapun macam-macam sementum ialah :
1. Semen primer ialah semen yang terdapat pada waktu erupsi gigi.
2. Semen fisiologis ialah lapisan semen yang terbentuk karena meningkatnya usia.
3. Semen patologis ialah semen yang terbentuk karena iritasi obat-obatan pada perawatan endodontia, karena
penyakit dan sebagainya, misalnya hipersementosis.

II. Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar. Secara anatomi, gingiva dibagi
atas tiga daerah :
1. Marginal gingiva (unattached gingiva), merupakan bagian gingiva yang mengelilingi gigi seperti kerah baju dan tidak
melekat langsung pada gigi, biasa juga disebut juga dengan free gingiva
2. Attached gingiva merupakan lanjutan dari marginal gingival dan disebut juga mukosa fungsional.
3. Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruang interproksimal antara dua gigi yang
bersebelahan.

III. Ligamentum Periodontal
Ligamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang mengelilingi akar gigi dan mengikatnya ke tulang.
Ligamen periodontal merupakan lanjutan jaringan gingiva yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melalui
saluran vaskuler.
Adapun fungsi ligamnetum periodontal adalah :
1. Memelihata aktivitas biologik sementum dan tulang alveolar.(Fungsi Formatif)
2. Menyuplai nutrisi dan membersihkan produk sisa mll aliran darah dan limfe.(Fungsi Nutritif)
3. Memelihara relasi gigi thdp jar.keras dan lunak. (Fungsi Fisik)
4. Menghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal. (Fungsi Sensorik)

IV. Tulang alveolar
Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang rahang secara keseluruhan, yaitu maksila dan
mandibula yg membentuk dan mendukung soket (alveoli) gigi. Terbentuk ketika gigi erupsi dan secara perlahan hilang
ketika gigi sudah dicabut. Adapun struktur tulang alveolar ialah :
1. Tulang trabekular/ medular/ cancellous/ spongiosa, merupakan simpanan kalsium untuk memenuhi kebutuhan
metabolism (bagian metabolic).
2. Tulang kortikal/ osteid/ callus/ kompakta. Struktur dasar tulang kompak terdiri atas sistem harvian (osteon)










C. Morfologi Gigi

I. Morfologi Gigi Anterior

1. Insisivus Sentralis Atas
Labial : Trapesium
Bentuk corona
Mesial/distal : Triangularis
Panjang gigi : 23,5 mm
Corona : 10,5
Radix : 13
Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus tajam ketepi insisal.
Sudut distoinsisal membulat.
Mahkota besar dibanding akar dan merupakan gigi anterior terbesar.
Marginal ridge jelas, lingual cekung, singulum berkembang baik.
Mahkota berinklinasi kelingual , akar berinklinasi sedikit kedistal.
Permukaan labial cembung dan halus.
Garis servikal paling miring ke distal.
Insisivus atas pertama lebih besar dari insisivus lateral/ kedua.
Akar tunggal, meruncing, pada potongan melintang berbentuk segitiga.

2. Insisivus Lateralis Atas
Bentuk :
= I1 RA
Corona lebih kecil dan lebih bulat.
Panjang gigi : 22 mm
Corona : 9 mm
Radix : 13 mm
Tepi insisal jelas miring kebawah kepermukaan distal yang lebih pendek.
Sudut mesioinsisal lancip dan sudut distoinsisal membulat.
Mahkota lebih membulat, lebih pendek, lebih sempit dimensi mesiodistal dibanding insisivus pertama.
Singulum di palatal sering menutupi lubang foramen caecum insisivus.
Permukaan palatal lebih cekung dari insisivus pertama.
Akar tunggal, runcing, apek inklinasi ke distal.
Garis servikal tidak beraturan pada permukaan mesial.

3. Caninus Atas
Bentuk
Labial : Pentagonal
M/D : Triangularis
Panjang gigi : 27 mm
Corona : 10 mm
Radix : 17 mm
Mahkota berbentuk segi lima dari labial/lingual dan berbentuk triangular dari proksimal.
Cusp tunggal, runcing dan segaris dengan sumbu panjang akar.
Bagian labial cembung dan singulum lebih jelas.
Akar tunggal dan sangat panjang, potongan melintang berbentuk segitiga membulat.
4. Insisivus Sentralis Bawah
Gigi paling kecil
Panjang gigi : 22 mm
Mahkota : 9,5 mm
Radix : 12,5 mm
Gigi yang paling kecil dari seluruh gigi permanen.
Lebih kecil dari Insisivus kedua bawah.
Mahkota simetris, ukuran mesial dan distal hampir sama.
Akar tunggal, mendatar mesiodistal dan berinklinasi ke distal.

5. Insisivus Lateralis Bawah
Gigi kedua dari garis median
Ukuran lebih besar dari I1 RB
Panjang gigi : 22 mm
Corona : 9 mm
Radix : 13 mm
Lebih besar dari insisivus pertama bawah.
Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang dari distal sehingga tepi inisisal sedikit miring.

6. Caninus Bawah
Coronanya lebih panjang cervico-incisal dan lebih sempit mesio-distal dibanding C RA
Panjang gigi : 27 mm
Corona : 11 mm
Radix : 16 mm
Servikoinsisal mahkota lebih lebih panjang dari caninus atas.
Mesiodistal, labiolingual mahkota dan akar lebih kecil dari caninus atas.
Akar lebih pendek. Tetapi panjang gigi keseluruhan (mahkota plus akar) hampir sama dengan caninus atas.
Permukaan labial tidak secembung caninus atas. Terutama pada dua pertiga insisal.
Distal mahkota lebih membulat dari mesial.
Lereng mesial lebih pendek dari distal.

II. Morfologi Gigi Posterior

1. Premolar Pertama Atas

Aspek buccal: Pentagonal
Mesial/distal: Trapesium
Occlusal : Hexagonal
2 Cusp :Buccal & Palatinal
Akar : hampir semua punya 2 akar
Cusp dua buah (bukal dan palatal), cusp bukal lebih besar dari
palatal.
Lereng mesial cusp bucal lebih panjang dari distal.
Cusp palatal sedikit miring ke mesial.
Bagian oklusal lebih angular dari Premolar kedua.

2. Premolar Kedua Atas
Bentuk
Corona mirip P1 RA
Dimensi corona P2 lebih kecil
Mahkota kurang bersudut (lebih bulat).
Cuspis buccalis dan cuspis palatinalis hampir sama tinggi
Akar hanya satu
Sulcus centralis lebih pendek dgn bbrp fiss.tambahan.
Tdk punya fiss. Pertumbuhan marginalis.
Akar tunggal, mesiodistal datar dan lebih panjang dari premolar pertama atas.
Cusp bukal dan palatal lebih kecil dan lebih rendah dari premolar pertama atas.
Lereng mesial bukal cusp lebih pendek dari distal.
Bagian oklusal oval.
3. Molar Pertama Atas
Bentuk
Aspek occlusal : Paralelogram/rhomboid=belah ketupat
Aspek mesial/distal : trapesium
Mempunyai 3 akar : Mesiobuccal & Distobuccal dan palatinal
Aspek buccal/palatinal: trapesium
Gigi molar paling besar.
Mempunyai 4 cusp dengan mesiopalatal paling besar dan distopalatal paling kecil.
Cusp bukal lebih runcing dari cusp palatal.
Bukolingual mahkota lebih besar darin mesiodistal.
Terdapat tuberculum carabelli pada cusp mesiopalatal.
Akar tiga, dan terpisah , akar palatal paling panjang dan mengembang, akar bukal berinklinasi ke distal.
Bagian oklusal berbentuk jajaran genjang.

4. Molar Kedua Atas
Bentuk Mirip M1 RA, dgn perbedaan :
Ukuran lebih kecil terutama di bgn disto-palatinal mahkota.
Ukuran cervico occlusal lebih pendek 0.5 mm
Tidak terdapat cusp carabelli
Letak akar saling berdekatan

5. Molar Ketiga Atas
Bentuk
Aspek occlusall/ mesia/ distal Mirip M2
Bervariasi
Sifat-sifat umum
Gigi yang terakhir erupsi dens serotinus (wisdom tooth)
Tidak mempunyi titik kontak distal
Ukuran & bentuk bervariasi
Sering mengalami impaksi

6. Premolar Pertama Bawah
Fossa oklusal distal lebih besar dari mesial.
Cusp bukal besar dan runcing, cusp lingual kecil.
Mahkota inklinasi ke palatal.
Permukaan bukal mahkota cembung permukaan lingual
hampir lurus.
Bagian oklusal sirkular, mendatar pada mesiolingual.
Akar tunggal, bulat dan inklinasi ke distal.

7. Premolar Kedua Bawah
Bentuk
Corona (asp bucc) Pentagonal
Aspek Mesial/distal Rhomboidal
Radix tunggal & kerucut
Cusp secara umum ada 3(tiga) Buccal : 1 Lingual : 2
Perbedaan dengan P1
Ukuran labioingual : P2>P1
Cusp buccal : P2<P1
Tidak terdapat fisura pertumbuhan marginalis
Crista marginalis membagi as gigi secara tegak lurus


8. Molar Pertama Bawah
Bentuk
Aspek occlusal : Pentagonal
Aspek mesial/distal : Rhomboidal
Mempunyai 2 akar : Mesial & Distal
Ukuran mesiodistal > labiolingual
Aspek buccal/lingual : trapesium
Gigi terbesar pada rahang bawah.
Mempunyai 5 cusp, 3 bukal dan 2 lingual.
Permukaan bukal berinklinasi ke lingual.
Mesiodistal mahkota lebih besar dari bukolingual.
Bagian oklusal berbentuk segi empat.
Mempunyai 2 akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat.

9. Molar Kedua Bawah
Bentuk
Aspek occlusal : empat persegi panjang
Aspek mesial/distal : Rhomboidal
Radix 2 : mesial&distal
Terdapat fisura pertumbuhan buccalis, memisahkan:Cusp mesiobuccalis&Cusp distobuccalis
Terdapat fisura pertumbuhan lingualis
Ukuran M2 < M1
Fisura pertumbuhan mesialis Dangkal & pendek

10. Molar Ketiga Bawah
Bentuk
Aspek occlusall/ mesia/ distal Mirip M2
Bervariasi
Sifat-sifat umum
Gigi yang terakhir erupsi dens serotinus (wisdom tooth)
Tidak mempunyi titik kontak distal
Ukuran & bentuk bervariasi
Sering mengalami impaksi
Mempunyai 2 tipe umum:
Tipe I
Terdapat 4 cusp
Ukuran : besar/kecil dari M2 RB
Ukuran M3 RB M3 RA
Tipe II
Terdapat 5 cusp supplemental groove
Ukuran, jumlah akar bervariasi
Mempunyai 2 akar bersatu (fusi)
Mempunyai > 2 akar

A. PERTUMBUHAN BENIH GIGI
Tahap inisiasi adalah permulaan pembentukan benih gigi (bud) dari jaringan epitel mulut (epithelial bud stage)
Tahap proliferasi adalah pembiakan dari sel-sel dan perluasan dari organ enamel (cap stage)
Tahap histodiserensiasi / bell stage adalah spesialisasi dari sel-sel yang mengalami perubahan histologist dalam
susunannya (sel-sel epitel bagian dalam dari organ enamel menjadi ameloblas, sel-sel perifer dari organ dentin pulpa
menjadi odontoblas)
Tahap morfodiferensiasi / bell stage adalah susunan dari sel-sel pembentuk sepanjang dentinoenamel dan
dentinocemental junction yang akan datang, yang memberi garis luar dari bentuk dan ukuran korona dan akar yang akan
datang
Tahap aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi. Pertumbuhan aposisi dari enamel dan
dentin adalah pengendapan yang berlappis-lapis dari matriks ekstraseluler. Pertumbuhan aposisi ditandai oleh
pengendapan yang teratur dan berirama dari bahan ekstraseluler yang tidak mempunyai kemampuan sendiri untuk
pertumbuhan yang akan datang.
Tahap kalsifikasi. Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium anorganik selama pengendapan matriks.
Kalsifikasi dimulai selama pengendapan matriks oleh endapan dari suatu nidus kecil, selanjutnya nidus garam-garam
kalsium anorganik bertambah besar oleh tambahan lapisan-lapisan yang pekat. Apabila kalsifikasi terganggu, butir
kalsium individu di dalam dentin tidak menyatu, dan tertinggal sebagai butir kalsium dasar yang terpisah di dalam
daerah matriks eosinofilik tersendiri yang tidak terkalsifika
Kalsifikasi enamel dan dentin sangat sensitive pada perubahan-perubahan metabolic yang kecil pada anak-anak.
Kalsifikasi jaringan ini tidak seragam tapi sifatnya bervariasi selama perkembangan yang berbeda dari pertumbuhan
individu.