LP & Askeb (Diare)

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI DENGAN DIARE
PUSKESMAS TRENGGALEK
KECAMATAN TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK

Disusun Oleh
APRILIA DWIANA PARAMITASARI
Bd. DH. 2008. 52

AKADEMI KEBIDANAN
DARMA HUSADA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2009 / 2010

LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE
A. DEFINISI

Buang air besar encer lebih dari sekali sehari, bisa karen penyakit atau bisa
tidak. Terkadang disertai gejala lain seperti darah atau lendir di dalam buang
air besar, nyeri perut, penurunan berat badan, tukak mulut menetap, anemia
atau kesalahan umum yang buruk.
(Richard Heatley, 1984)

Defekasi yang dengan tinjau yang lembek atau cair.


(Kamus Kedokteran Penerbit Jabatan, 2003)

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100-200 ml/jam tinja) dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cair (setengah padat).
Dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)

Diare adalah buang air besar encewr atau cair lebih dari 3 kali sehari.
(WHO, 1980)

Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya neonatus dinyatakan
diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali sehari, sedangkan
untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3
kali.
(Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, 1985)

B. ETIOLOGI
Penyebab diare ada beberapa faktor, diantaranya:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal
Yaitu infeksi saluran pencernaan makan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi:

Infeksi bakteri

: Vibrio, E. Coli, Salmonela, shigella, dsb

Infeksi virus :

Enterovirus (virus echo, coxsackie, pollomyelitis),


adenovirus, rotavirus, astrovirus, dsb

Infeksi parasit

: Cacing (ascaris, thicuris, oxyuris, strongyloides),


protozoa (entamoeba his rolitica, glasdia lambia,
trichomonas hominis), jamur (candida albicans)

b. Infeksi parenteral
Yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti Otitis
Media Akut (OMA), tonsilotaringitis, bonkonpneumonia, ensefalitis dan
sebagainya
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan akan berumur di bawah 2
tahun
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorsbsi karbohidrat

: Disakarida (introleransi laktosa, maltosa dan


sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan
tersering ialah intoleransi laktosa

b. Malabsorsbsi lemak
c. Malabsorsbsi protein
3. Faktor Makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas, walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama
pada anak yang lebih besar
(Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, 1985)
C. PATOGENESIS
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotil
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus.
Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
(Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, 1985)
Gangguan ini dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori
protein (KKP), atau bayi berat badan lahir rendah

(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)

2. Gangguan sekresi
Gangguan rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus
(Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, 1985)
Disebabkan oleh infeksi virus, kuman protagen dan patogen; hiperperistaltik
usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan psikis, gangguan
saraf, hawa dingin, alergi, dan defisiensi imun terutama 19A seretorik.
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
3. Gangguan motilitas usus
Hiperpelistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare pula.
(Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, 1985)
Patogenesis diare akut
1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dapat usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung.
2. jasa renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus
3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenetik)
4. Akibat

toksin

tersebut

terjadi

hipersekresi

yang

selanjutnya

akan

menimbulkan diare
(Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, 1985)
Patogenesis diare kronis
Lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri,
parasit, malansorbsi, malnutrisi, dll
(Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, 1985)
D. PATOFISIOLOGIS
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi:

1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya


gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia, dsb)
2. Gangguan gizi sebagian akibat kelaparan (masuknya makanan kurang,
pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
E. GAMBARAN KLINIS
1. Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang/tidak ada, kemudian timbul diare.
2. Tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah
3. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan
empedu
4. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena sering defekasi
5. Tinja makin lama makin asam, sebagai akibat banyak asam laktat yang berasal
dari laktosa yang tidak diabsorpsi oleh usus selama diare
6. Gejala muntah dapat timbul sebelum / sesudah diare dapat disebabkan
karena ,ambung turut meradang / akibat gangguan keseimbangan asam basa
dan elektrolit
7. Gejala dehidrasi mulai tampak bila pasien banyak kehilangan cairan dan
elektrolit, yaitu berat badan turun; turgor lendir bibir dan mulut serta kulit
kering
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
Penilaian Derajat Dehidrasi
Penilaian
Lihat: Keadaan umum

A
Baik, sadar

B
Gelisah, rewel*

C
Lesu, lunglai atau

Mata

Normal

Cekung

tidak sadar*

Air mata

Ada

Tidak ada

Sangat cekung dan

Mulut dan lidah

Basah

Kering

kering

Rasa haus

Minum biasa tidak Haus, ingin minum Tidak ada

Periksa : Turgor kulit

haus

banyak*

Sangat kering

Kembali cepat

Kembali lambat*

Malas minum atau


tidak bisa minum
Kembali

sangat

lambat*
Hasil pemeriksaan

Tanpa dehidrasi

Dehidrasi ringan/

Dehidrasi berat

sedang

Terapi

Rencana terapi A

Bila ada 1 tanda*

Bila ada 1 tanda*

ditambah 1 atau

Ditambah 1 atau

lebih rendah lain

lebih tanda lain

Rencana terapi B

Rencana terapi C

Rencana Pengobatan A
a. Digunakan untuk
1. Mengatasi diare tanpa dehidrasi
2. Meneruskan terpai diare di rumah
3. Memberikan terpai awal bila anak terkena diare lagi
b. Cara dasar terapi di rumah
1. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah
dehidrasi seperti cairan oralit, makanan cair atau matang
2. Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
3. Bawa anak kepada petugas bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau
menderita sebagai berikut

Buang air besar cair sering kali

Muntah berulang-ulang

Sangat haus sekali

Makan atau minum sedikit

Demam

Tinja berdarah

Rencana Pengobatan B
a. Dalam 3 jam pertama, berikan 75 ml/kg BB oralit
b. Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit
c. Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak
d. Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana pengobatan B

Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam pengobatan 3


jam di rumah

Berikan bungkus oralit untuk dehidrasi dan untuk 2 hari lagi seperti
dijelaskan dalam rencana A

Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit


o Memberikan oralit atau cairan lain hingga diare berhenti
o Memberikan makan anak

o Membawa anak ke petugas kesehatan bila perlu


Rencana Pengobatan C
a. Mulai diberi cairan intravena segera
100 mg/kg cairan ringer laktat
Bila penderita bisa minum berikan oralit pada awal pemberian cairan
intravena
b. Kirim penderita untuk ke tempat pengobatan
c. Mulai dehidrasi dengan selang nasogastrik bila penderita tidak bisa minum
F. PENATALAKSANAAN
1. Diare cair membutuhkan pergantian carian dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya. Tujuan terapi dehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan
elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai
diarenya berhenti.
2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare, untuk
menghindarkan efek buruk pada status gizi
3. Anti biotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, karena tidak
ada manfaatnya untuk kebanyakan kasus termasuk diare berat dan diare
dengan panas, kecuali pada:

Disentri, bila tidak berspons kemungkinan amoebasis

Suspek kolera dengan dehidrasi berat

Diare persisten

4. Obat-obatan antidiare dan muntah tidak mempunyai efek nyata untuk diare
akut dan juga mempunyai efek yang membahayakan.
Obat-obatan ini tidak boleh diberikan pada anak kurang dari 5 tahun
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
Pemberian Cairan Pada Diare Dehidrasi Murni
1. Jenis cairan
a. Cairan rehlarasi oral (oral rehidration salts)

Formula lengkap mengandung NaCL, NaHCO3, KCL dan glukosa


sering disebut oralit

Formula sederhana (tidak lengkap) hanya mengandung Na CL dan


sukrosa atau karbohidrat lain, misal: larutan gula garam

b. Cairan parenteral

DG aa (1 bagian larutan Darrow + 1 bagian glukosa 5%)

RL 9 (1 bagian Ringger laktat + 1 bagian glukosa 5%)

RL (ringer Laktat)

3 @ (1 bagian NaCL 0,9% + 1 bagian glukosa 5% + 1 bagian Na


Laktat 1/6 mol/L)

DG 1:2 (1 bagian larutan Darrow + 2 bagian glukosa 5%)

RLq 1:3 (1 bagian Ringger laktat + 3 bagian glukosa 5-10%)

Cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO 3 1% atau 4


bagian glukosa 5-10 + 1 bagian NaCL 0,9%)

2. Jalan pemberian cairan


a. Per oral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak
mau minum serta kesadaran baik
b. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi
anak tidak mau minum atau kesadaran menurun
c. Intravena untuk dehidrasi berat
3. Jumlah cairan
4. Jadwal (kecepatan) pemberian cairan
(Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, 1985)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis, PH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi
gula (sugar intolerance), biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan
uji resisten terhadap berbagai antibiotik (pada diare peristen)
2. Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit 9terutama Na, K, Ca,
dan P serum pada diare yang disertai kejanu)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
4. Duoenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif terutama pada diare kronik
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)

POHON MASALAH

Infeksi

Malabsorbsi

Gangguan
Osmotik

Makanan

Gangguan
Sekresi

Gangguan Psikologis

Gangguan
Motolitas Usus

Diare

Akut

Dehidrasi

Kronis

Gangguan gizi

hipoglikemia

Gangguan sirkulasi darah

INTERVENSI UMUM
Tanggal /

Dx / Mx /
Kebutuhan

INTERVENSI

Jam
..............

Dx :

Tujuan:

Pukul .........

Anak usia .....

- Mencegah secara

Dengan GE

dini sebelum ada


komplikasi lebih
lanjut
- Agar keadaan anak
kembali sehat
- Penyakitnya dapat
diobati
Kriteria Hasil:
- KU : Baik
- Kesadaran:
Composmentris
- TTV:
N : 100 120
x/menit
S : 36,5 37,5 C
RR : 30 40x/menit
- UUB : tidak cowong
- Muka : tidak pucat
- Kelopak mata : tidak
pucat
- Konjungtiva : tidak
anemis
- Turgor baik
- Input : output
- BAB : 1x/hari
- Konsistensi : lembek
- Anus : warna merah
muda

RASIONAL

- BB : tidak turun
Intervensi
1. Lakukan terapi

1. Menggantikan

rehidrasi dengan

cairan yang

cara memberikan

hilang melalui

oralit

feses yang
dikeluarkan

2. Tingkatkan

2. Pemberian

pemberian makanan

makanan secara

dan susu rendah gula

teratur selama

(LM, SGM) atau

diare dapat

susu untuk diare

menghindarkan
efek buruk
terhadap status
gizi

3. Observasi TTV

3. Mengetahui
kondisi anak

4. Observasi input dan


output

4. Dengan demikian
dapat mengetahui
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
5. Dengan demikian

5. Beritahu ibu dan

ibu dan keluarga

keluarga tentang

tahu keadaan

hasil pemeriksaan

anaknya,
sehingga tidak
khawatir
6. Dengan demikian
dapat terhindar

6. Anjurkan ibu

dari infeksi

menjega personal

7. Mengetahui

hygiene anaknya

tindakan
keperawatan

7. Kolaborasi dengan
dokter untuk

selanjutnya

pengobatan
Mx:
1. Dehidrasi

Tujuan:
Dengan pemberian
cairan baik parenteral
maupun oral anak tidak
kehilangan BB lebih
dari 2 %
Kriteria Hasil:
- Dehidrasi teratasi
- Turgor baik
- Akral hangat

1. Sebagai
pengobatan

Intervensi

utama untuk

1. Lakukan rehidrasi

mengganti cairan

cairan baik oral

tubuh yang

maupun infus

hilang
2. Dengan
observasi input
dan output

2. Observasi input dan


output pasien

pasien, dapat
diketahui tingkat
perkembangan
penyakit pasien

2. Gangguan gizi

Tujuan
Mencegah agar status
gizi pasien tidak
menjadi lebih buruk
lagi
Kriteria Hasil:

- BB tidak turun
- Anak tidak muntah
- Muka tidak pucat

1. Dengan demikian
kebutuhan nutrisi

Intervensi

terpenuhi

1. Anjurkan ibu dan


keluarga untuk tetap

2. Mengetahui

memberikan

status gizi pasien

makanan rendah

dan BB

serat
2. Lakukan
penimbangan BB
secara rutin
3. Hipoglikemia

Tujuan
Mencegah agar pasien
tidak jatuh ke keadaan
yang lebih buruk
Kriteria Hasil:
- KU pasien menjadi
lebih baik

1. Mengetahui
kadar glukosa
darah

Intervensi
1. Pantau glukosa
darah yang ketat

2. Dengan demikian
kadar gula darah
dapat naik
3. Membantu

2. Beri pasien
minuman larut gula
10 30 gr
3. Anjurkan ibu dan
keluarga untuk
memberikan
makanan dan
minuman yang
manis

menaikkan kadar
gula darah

4. Gangguan
sirkulasi darah

Tujuan:
Mencegah agar tidak
terjadi gangguan
sirkulasi darah
Kriteria Hasil:
- Px tidak syok
- Sirkulasi darah

1. Mencegah
terjadinya syok

lancar
Intervensi
1. Pantau Px agar tidak
syok
Kebutuhan

Tujuan:

1. Asupan cairan

Dengan pemberian
cairan baik parenteral
maupun per oral
1. Sebagai
Kriteria Hasil:

pengganti cairan

Dehidrasi teratasi

infus

Intervensi
1. Berikan cairan per
oral dan infus

2. Asupan nutrisi

Tujuan:
1. Memenuhi
kebutuhan nutrisi
pasien
2. Mencegah agar
pasien tidak
mengalami
malnutrisi

Kriteria Hasil:
- BB tidak turun
- Kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Intervensi:
1. Anjurkan ibu dan

1. Dengan demikian
kebutuhan nutrisi
terpenuhi
2. Dengan demikian
dapat memenuhi

keluarga untuk tetap

kecukupan

memberikan

nutrisi

makanan rendah
serat
2. Anjurkan ibu dan
keluarga untuk
memberikan susu
rendah gula

3. Personal hygiene Tujuan:


Mencegah infeksi dan
iritasi
Kriteria Hasil:

1. Dengan demikian

- Tubuh bersih

dapat terhindar

- Anus tidak lecet

dari infeksi dan

- Pasien merasa

pasien merasa

nyaman

nyaman
2. Dengan demikian

Intervensi:

anak dapat

1. Anjurkan ibu untuk

menjaga

menjaga kebersihan
anaknya

2. Anjurkan ibu untuk


mengajari anaknya
cara cebok yang

kebersihan diri

benar

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius

Staf Pengajar FKUI, 1985. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta: Infomedika
Heatlet, Richard, 1984.
______, 2003. Kamus Kedokteran. Jakarta: Jambatan

MANAJEMEN KEBIDANAN
PADA BAYI DENGAN DIARE

Tanggal Masuk RS / Poliklinik / Puskesmas : 26 April 2010


Jam

: 09.00 WIB

Tanggal Pengkajian

: 26 April 2010

Jam

: 09.10 WIB

No. Register

Diagnosa Masuk

: Bayi usia 6 bulan dengan diare

I.

PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. IDENTITAS (BIODATA)
a. Bayi
Nama Bayi

: By. R

Umur/Tanggal Lahir : 2 bln / 16 November 2010 Jam 21.45 WIB


Jenis Kelamin

: Perempuan

Anak ke

: II

Pendidikan

:-

b. Orang Tua
Nama ibu

: Ny J

Nama Ayah

: Tn. S

Umur

: 25 Tahun

Umur

: 27 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Penghasilan : Alamat Rumah:

Penghasilan : + Rp.800.000/bln
Ds. Ngatru RT. 6 Kecamatan Trenggalek
Kabupaten Trenggalek

2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan sudah 2 hari anaknya diare, BAB cair, perut kembung.
Anak tetap mau menyusu

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Penyakit Dahulu

Penyakit waktu kecil

Ibu

mengatakan

anaknya

tidak

pernah menderita penyakit serius.


Hanya demam biasa
-

Pernah MRS

Ibu mengatakan anaknya

belum

pernah masuk Rumah Sakit. Hanya


saat lahir saja
-

Alergi (makanan,

debu, obat)
-

mempunyai penyakit alergi

Imunisasi

:
Pemberian ke / Tanggal

Jenis

Keterangan

BCG

Pemberian
II
III
-

IV
-

1x

Hepatitis B

4x

Polio

4x

DPT

3x

Campak

Imunisasi

Ibu mengatakan anaknya tidak

Imunisasi ulang

:-

Tanggal : -

b. Riwayat Penyakit Sekarang


-

Keluhan Utama

Ibu mengatakan sudah 2 hari anaknya diare, BAB cair, perut


kembung. Diare mulai kemarin siang tanggal 24 April 2010.
anak agak rewel, tapi tetap mau menyusu
-

Tindakan Pertama
Ibu mengatakan anak terus diberi ASI

c. Riwayat Penyakit Keluarga


-

Penyakit Keturunan:
Ibu mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga
seperti DM, hipertensi dll

Penyakit Menular
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit
menular seperti AIDS, asma, hepatitis, TBC dll

d. Riwayat Kehamilan
-

Masa kehamilan

9 Bulan

Keluhan selama kehamilan :

Ibu

mengatakan

tidak

ada

keluhan selama hamil


-

ANC

Teratur setiap bulan di BPS oleh


bidan

Imunisasi TT

3 kali
2 x sebelum menikah
1 x saat hamil

Penyakit selama hamil

Ibu mengatakan tidak pernah


menderita

penyakit

apapun

selama hamil
-

Komplikasi ibu

Ibu

mengatakan

tidak

ada

komplikasi selama hamil


-

Komplikasi janin

Ibu mengatakan tidak terjadi


komplikasi pada janinnya selama
hamil

e. Riwayat Persalinan
-

Jenis Persalinan

Spontan

Ditolong oleh

Bidan RS

Komplikasi persalinan
:

Ibu mengatakan melahirkan anak

Ibu

kembar
Janin

Ibu mengatakan tidak terjadi


komplikasi apapun pada anaknya
selama persalinan

f. Riwayat Neonatal
-

Kondisi bayi (Nilai APGAR)

Bayi

lahir

menangis keras
-

BB waktu lahir

2400 gram

PB waktu lahir

47 cm

g. Riwayat Gizi
-

ASI eksklusif

Ya

Lama pemberian ASI

6 bulan

PASI

Jenis

sehat,

langsung

Makanan tambahan

Jenis

Keluhan

Tidak ada

Orang tua (ayah dan ibu)

h. Riwayat Psikososial
-

Yang mengasuh

Hubungan dengan keluarga :

Hubungan dengan lingkungan sekitar : Baik, terbukti banyak

Anak kandung
tetangga yang ingin mengasuh

i. Riwayat Tumbuh Kembang


-

Mengangkat kepala

2 bulan

Tengkurap

4 bulan

Duduk

Belum bisa

Gigi tumbuh pertama

Merangkak

Berdiri

Berjalan dituntun

Berjalan berpegangan

Berjalan sendiri

Berbicara

Tidak ngompol

B. Data Objektif
1. PEMERIKSAAN UMUM
a. Keadaan umum

Baik

b. Kesadaran

Composmentris

c. Tanda vital
-

Tekanan darah

Tidak dikaji

Nadi

112 x/menit

Suhu

367 0 C

Respirasi

40 x/menit

d. BB sekarang

BB sebelum sakit
e. TB
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala

6,2 kg
:

6,4 kg

Tidak dikaji

Inspeksi : Kulit kepala


Palpasi :

Bersih, tidak ada ketombe

Rambut

Bersih, warna hitam

Kulit kepala

Tidak ada benjolan, tidak ada


nyeri tekan

Rambut
-

Tidak rontok

Tidak dikaji

Ya

Pucat

Tidak ada

Oedema

Tidak ada

Lingkar kepala

b. Muka
-

Inspeksi : Simetris

c. Mata
-

Inspeksi : Bentuk

Simetris ki/ka

Palpasi :

Sklera

Tidak ikterus ki/ka

Konjungtiva

Tidak anemis ki/ka

Kelopak mata

Tidak cowong ki/ka


Tidak ada pembengkakan ki/ka

d. Hidung
-

Inspeksi : Bentuk

Lubang hidung simetris ki/ka

Polip

Tidak ada ki/ka

Sekresi

Tidak ada ki/ka

Inspeksi : Bibir

Kering, tidak stomatitis

Gusi

Tidak ginggitivis

Lidah

Bersih, tidak stomatitis

Gigi

Sudah tumbuh

Faring

Tidak ada tanda infeksi

e. Mulut dan Gusi


-

f. Leher
-

Palpasi :

Pembesaran kelenjar thyrois :

Tidak ada

Pembesaran vena jugularis

Tidak ada ki/ka

g. Dada
-

Inspeksi : Bentuk

Simetris ki/ka

( ) teratur

Tidak ada

Wheezing

Tidak ada

Retraksi

Tidak ada ki/ka

Denyut jantung :

Normal, teratur

Murmur

Tidak ada

Simetris, tidak ada luka bekas

Pernafasan
-

Auskultasi Ronchi

( - ) tidak teratur

h. Abdomen
-

Inspeksi

operasi, tidak ada jaringan parut


-

Palpasi

Nyeri tekan

: Tidak ada

Pembesaran hepar : Tidak ada


-

Auskultasi

Bising usus

: Ada,
meningkat

Perkusi

Kembung

i. Genetalia
-

Inspeksi: Personal hygiene

: Baik, bersih

Anus

: -

Warna

: Kuning

Konsistensi

: Cair

Frekuensi

: 4 5x/hari

Warna

: Kuning jernih

Bau

: Khas aromatik

Frekuensi

: 5 6 x/hari

Eliminasi
BAB :

BAK :

j. Ekstremitas
Tangan
-

Inspeksi

Palpasi
Kelainan

Bentuk

Simetris ki/ka

Gerakan

Aktif ki/ka

Kuku

Bersih ki/ka

Jumlah jari

Lengkap ki/ka

Akral

Hangat ki/ka

Nyeri tekan

Tidak ada ki/ka

Tidak ada

: Ada

Kaki
-

Inspeksi

Palpasi

Bentuk

Simetris ki/ka

Gerakan

Aktif ki/ka

Kuku

Bersih ki/ka

Jumlah jari

Lengkap ki/ka

Akral

Hangat ki/ka

Oedema

Tidak ada ki/ka

Nyeri tekan

Tidak ada ki/ka

Tidak ada

Turgor

Baik

Kelainan

Tidak ada

Kelainan

k. Kulit
-

Palpasi

3. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


a. Motorik kasar

Anak dapat menggerakkan kaki dan tangan

b. Motorik halus

c. Bahasa

4. DATA PSIKOLOGIS
Anak terlihat ceria
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

II.

INTERPRETASI DATA
TANGGAL
JAM

DATA DASAR

Dx/Mx/
KEBUTUHAN

26-4-2010

Ds : Ibu mengatakan sudah 2 hari

Pukul 09.10

anaknya diare, BAB cair,

WIB

perut kembung. Anak tetap

Dx : anak usia 2
tahun dengan GE

mau menyusui. Diare mulai


kemarin siang tanggal 24
April 2010. Anak agak rewel
Do :
- KU

: Baik

- Kesadaran

: Komposmentrus

- TTV
S

: 36 7 0C

: 112 x/menit

RR

: 40 x/menit

- BB sekarang : 6,2 kg
- BB sebelum sakit : 6,4 kg
- TB

: Tidak dikaji

- Muka

: Tidak pucat

- Kelopak mata: tidak cowong ki/ka


- BAB
Warna

: Kuning

Konsistensi : Cair
Frekuensi
- Abdomen

: 4-5x/hari
: Kembung, bising
usus meningkat

- Turgor

: Baik

- Anus

: Warna merah tapi


tidak lecet

III. INTERVENSI
Tanggal /

Dx / Mx /

Jam

Kebutuhan

INTERVENSI

RASIONAL

26-4-2010

Dx :

Tujuan:

Pukul

Bayi usia b

- Mencegah secara dini

19.10

bulan

sebelum ada komplikasi

WIB

Dengan

lebih lanjut

diare

- Agar keadaan anak


kembali sehat
- Penyakitnya dapat
diobati
Kriteria Hasil:
- KU : Baik
- Kesadaran:
Composmentris
- TTV:
N : 1000 120 x/mnt
S : 36,5 37,5 0C
RR : 30 40x/menit
- UUB : Tidak cowong
- Muka: Tidak pucat
- Kelopak mata : tidak
pucat
- Konjungtiva : tidak
anemis
- Turgor : baik
- Input : out put
- BAB : 1x/hari
- Konsistensi : lembek
- Anus : warna merah
muda
- BB : tidak turun

Intervensi
1. Lakukan terapi rehidrasi

1. Menggantikan

dengan cara

cairan yang hilang

memberikan oralit

melalui feses yang

dikeluarkan
2. Tingkatkan pemberian
ASI

2. Pemberian
makanan / ASI
secara teratur selama
diare dapat
menghindarkan efek
buruk terhadap

3. Observasi TTV

status gizi
3. Mengetahui kondisi

4. Anjurkan ibu menjaga


personal hygiene
anaknya

anak
4. Dengan demikian,
dapat mengetahui
kondisi anak

IV. IMPLEMENTASI
TANGGAL

Dx/Mx/

JAM

KEBUTUHAN

IMPLEMENTASI

26-4-2010

Dx :

Pukul 09.25

Basi usia 6

WIB

bulan dengan
diare

1.

Melakukan terapi rehidrasi dengan


memberikan oralit

2.

Meningkatkan pemberian ASI


Melanjutkan ibu untuk terus
memberikan ASI

3.

4.

Mengobservasi TTV
-

: 367 0C

: 112 x/menit

RR

: 40 x/menit

Menganjurkan ibu untuk menjaga


personal hygiene
- Cebok setelah BAB / BAK dan
dikeringkan

V.

EVALUASI
Tanggal

26 4 - 2010

Jam

09.50 WIB

Dx

Bayi usia 6 bulan dengan diare

Ibu mengatakan sudah mengerti penjelasan bidan

- KU

Baik

- Kesadaran

Composmentrus

- TTV

S : 36 7 0C

RR : 40 x/menit

N : 112 x/menit
- BB sekarang

: 6,2 kg

- BB sebelum sakit

: 6,4 kg

- Muka

: Tidak pucat

- Kelopak mata

: Tidak cowong ki/ka

- BAB

: Warna

: Kuning

Konsistensi

: Cair

Frekuensi

: 4-5x/hari

- Abdomen

: Kembung

- Turgor

: Baik

- Anus

: Warna merah tapi tidak lecet

AP

Bayi usia 6 bulan dengan diare

Lanjutkan intervensi
Berikan oralit dan tingkatkan pemberian ASI

Anda mungkin juga menyukai