Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum genetika tentang pengamatan jenis mutan lalat buah Drosophila melanogaster.
2) Beberapa jenis mutan yang diamati meliputi bentuk mata, bentuk sayap, warna mata, dan warna tubuh.
3) Hasil pengamatan dibandingkan dengan literatur untuk menentukan karakteristik fenotipe mutan.
100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
215 tayangan17 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum genetika tentang pengamatan jenis mutan lalat buah Drosophila melanogaster.
2) Beberapa jenis mutan yang diamati meliputi bentuk mata, bentuk sayap, warna mata, dan warna tubuh.
3) Hasil pengamatan dibandingkan dengan literatur untuk menentukan karakteristik fenotipe mutan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum genetika tentang pengamatan jenis mutan lalat buah Drosophila melanogaster.
2) Beberapa jenis mutan yang diamati meliputi bentuk mata, bentuk sayap, warna mata, dan warna tubuh.
3) Hasil pengamatan dibandingkan dengan literatur untuk menentukan karakteristik fenotipe mutan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum genetika tentang pengamatan jenis mutan lalat buah Drosophila melanogaster.
2) Beberapa jenis mutan yang diamati meliputi bentuk mata, bentuk sayap, warna mata, dan warna tubuh.
3) Hasil pengamatan dibandingkan dengan literatur untuk menentukan karakteristik fenotipe mutan.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI 2105)
PENGAMATAN JENIS MUTAN LALAT BUAH
(Drosophila melanogaster)
Tanggal Praktikum : 12 September 2014 Tanggal Pengumpulan : 19 September 2014
disusun oleh : Rahayu Jatiningsih 10612014 Kelompok 13
Asisten : Prima Nanda Fauziah 20613035
PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang mutasi adalah perubahan sekuens atau susunan urutan nukeotida pada DNA. Mutasi ini terjadi pada kromosom yang berisikan DNA, baik secara area luas maupun bagian tertentu kromosom. Mutasi dapat terjadi karena keturunan, ada pula yang tidak. Peristiwa mutasi ini mengakibatkan adanya keanekaragaman di alam dan terjadi proses evolusi karena seleksi alam (Sudarka, 2009). Dalam kehidupan sehari-hari mutasi tidak selamanya memberikan efek yang negatif. Selama ini memang banyak hal-hal negatif yang terjadi akibat dari proses mutasi, misalnya kelainan atau penyakit yang timbul pada manusia, gagalnya panen pada tumbuhan hortikultura, dan masih banyak lagi. Namun di sisi lain, mutasi ini dapat direkayasa agar menjadi proses yang berguna bagi manusia. Misalnya banyak produk pangan yang susunan nukleotidanya bisa sengaja diacak atau diubah agar mendapatkan hasil panen yang lebih maksimal. (Bennet et al, 1992). Drosophila melanogaster dipilih sebagai objek dalam studi tentang pengenalan mutasi ini karena Drosophila melanogaster memiliki siklus hidup yang cepat dan mudah dikembangbiakkan. Selain itu keturunan yang dihasilkannya banyak, sehingga peluang mutan yang dihasilkan juga lebih banyak. Ukuran tubuhnya yang kecil juga memudahkan dalam efisiensi tempat perkembangbiakan (Rubin, 1988).
1.2 Tujuan 1. Menentukan beberapa jenis mutan Drosophila melanogaster 2. Menentukan perbandingan karakteristik fenotip mutan Drosophila melanogaster dengan Drosophila melanogaster normal (Wildtype)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 struktur dan ciri ciri Drosophila melanogaster Wild type Lalat buah Wild Type atau lalat buah liar banyak kita temukan di berbagai tempat yang lembab, tempat buah-buahan yang telah membusuk, dan di sekitar tempat pembuangan sampah. Lalat buah jenis Wild Type ini memiliki ciri lalat buah pada umumnya seperti pada gambar 2.1 yaitu mata berwarna merah bata, thoraks yang dipenuhi dengan bulu halus berwarna hitam, segmentasi pada abdomen, dan sepasang sayang yang tembus pandang (Hartwell et al., 2004).
Gambar 2.1 Drosophila melanogaster wild type (gambar bagian bawah diberi Green Flourescent Protein) Drosophila melanogaster memiliki susunan rangka eksoskeleton yang tersusun atas zat kitin. Tubuhnya terbagi menjadi tiga segmen utama dan memiliki 3 pasang kaki tersegmentasi. Warna tubuh yang dimiliki lalat buah ini adalah kuning kecoklatan dengan panjang tubuh 3 mm dan lebar 2mm. Sayap lalat buah terbentuk dari segmentasi tengah pada daerah thoraks yang kemudian berkembang menjadi sepasang sayap rudimenter yang berperan sebagai organ penyeimbang (Patterson, 1943). Lalat memiliki siklus hidup yang cepat, jumlah kromosom yang relatif rendah, ukuran genom kecil, dan memiliki kromosom berukuran sangat besar pada kelenjar ludah sehingga lalat buah selalu digunakan dalam penelitian yang berhubungan mengenai genetika. Menurut Hartwell (2004) Drosophila memiliki genom yang jauh lebih sedikit yaitu sekitar 5% ukuran genom manusia. Genom ini berisi sekita 13.600 gen, yaitu sekitar setengah dari jumlah gen dalam genom manusia. Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan gen pada kromosom Drosophila lebih tinggi dari gen dalam genom manusia.
2.2 Mutasi dan Jenis jenis Mutasi Mutasi merupakan perubahan yang terjadi pada sequence nukleotida atau dapat pula dikatakan sebagai perubahan permanen suatu kromosom. Berdasarkan tempat terjadinya, mutasi terbagi menjadi dua jenis (Aryuliana, 2004) : 1. Mutasi Gametik merupakan mutasi yang terjadi pada sel-sel gamet. Mutasi ini bersifat diwariskan dan biasa dinamakan mutasi tertaut kelamin. 2. Mutasi somatik merupakan mutasi yang terjadi pada sel-sel soma. Mutasi somatik tidak dapat diwariskan pada keturunannya. Berdasarkan luas daerah yang diikutsertakan didalam proses mutasi, mutasi terbagi menjadi 2 (Aryuliana, 2004) : 1. Substitusi Pada mutasi jenis ini akan terjadi pergantian sepasang nukleotida dalam suatu untai DNA komplementer oleh DNA lain 2. Insersi Pada mutasi ini terjadi penambahan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen 3. Delesi Mutasi jenis ini akan terjadi pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen Menurut Aryuliana (2004) mutasi juga terjadi pada kromosom yang dapat digolongkan menjadi delesi, duplikasi, inversi, dan translokasi. Delesi terjadi ketika sebuah fragmen kromosom patah dan hilang pada saat pembelahan sel. Jika patahan tersebut menempel kembali pada kromosom asalnya namun arahnya terbalik, mutasi ini disebut inversi. Duplikasi terjadi apabila fragmen patahan tadi berikatan dengan kromosom homolog, sedangkan translokasi terjadi apabila fragmen fragmen patahan tadi justru bergabung dengan satu kromosom non homolog.
3.1 Efek Mutasi dari Fungsi Gen pada DNA Mutasi dapat memberikan efek pada fungsi gen. Efek yang ditimbulkan ada yang bersifat menghilangkan fungsi dan ada yang bersifat menambahkan fungsi. Mutasi yang dapat menghilangkan fungsi gen terjadi karena sejumlah tipe mutasi berbeda dan bersifat resesif. Mutasi yang dapat memberikan fungsi baru atau berbeda terjadi karena sejumlah tipe muasi berbeda dan bersifat dominan. Efek yang ditimbulkan pada DNA jika terjadi mutasi adalah terjadinya perubahan pada kandungan nukleotida gen serta dapat menyusun ulang kromosom. Perubahan lokasi sepotong DNA di dalam genom dapat menyebabkan perubahan struktural yang besar pada gen atau dapat mengubah ekspresi sebuah gen dengan cara menempatkannya di bawah kendali sebuah promotor berbeda (Elrod et al., 2002).
3.2 Jenis jenis Mutan Drosophila melanogaster Pada Drosophila melanogaster, mutasi biasanya bisa diamati pada bentuk sayap, bentuk mata, warna mata, dan warna tubuh. Berikut ini akan menjelaskan macam-macam mutasi yang terjadi pada Drosophila melanogaster beserta karakteristik fisiknya : a. Bentuk mata - eyemissing b. Bentuk sayap - Dumpy : biasanya sayapnya lebih pendek dari ukuran aslinya, dan jalur pada pembuluh venanya terlihat lebih jelas. Hal ini karena adanya kontraksi pada epitel dikarenakan adanya mutasi gen (Wilkin, 2000) - Miniature : Ukuran sayap yang lebih kecil karena adanya penyusustan ukuran sel yang terdapat dalam epidermis sayap mutan miniature (Slatis, 1953) - Taxi : Bentuk sayapnya membentang sekitar 75 derajat dan ujungnya agak bergelombang (Lindsley, 1968). c. Warna mata - White : mata yang berwarna putih ini diakibatkan karena adanya mutasi terpaut seks pada kromosom X yang mengakibatkan tidak terbentuknya pigmen warna pada mutan tersebut (Hartwell, 2004). - Sepia : Adanya keterkaitan dengan sintesis enzim PDA akibat terjadinya mutasi pigmen mata pada lokus 26 di kromosom 3 (Giordano, 2003) - Clot : Warna matanya terlihat antara warna merah marun dan coklat tua, namun lebih sering terlihat berwarna coklat tua (Lindsley, 1968) - Claret : Terdapat mutasi pada nukleotida yang membentuk asam amino guanine, yang bermanfaat dalam pembentukan granula-granula pigmen mata (Simmonsen, 2007) d. Warna tubuh - Black : Terdapat pigmen warna hitam pada lalat buah mutan jenis black, dan semakin bertambahnya usia maka warnanya akan semakin menghitam (Lindsley, 1968). - Ebony : Warna tubuh pada mutan jenis ini memiliki warna hitam yang berkilau. Warna spirakelnya juga gelap. Pada heteroxigot, warna tubuhnya juga cenderung sekin gelap (Lindsley, 1968).
BAB III METODOLOGI
3.3 Alat dan Bahan Pada pengamatan Jenis jenis Mutan Drosophila melanogaster, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut Tabel 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan Mikroskop Stereo Kuas Beberapa jenis mutan : - Miniature - Sephia - Eyemissing - Curled - White - Black - Ebony - Dumpy - Taxi - Claret - Clot - Wildtype Kloroform Botol Pembius Cawan Petri dengan kapas pada bagian tutupnya
3.4 Cara Kerja
Lalat mutan dibius dengan kloroform dan diusahakan jangan sampai mati. Ketika lalat sudah pingsan, dipindahkan ke cawan petri. Lalat yang sudah berada dalam cawan petri tersebut diletakkan pada mikroskop stereo untuk diamati warna tubuh, bentuk mata, warna mata, dan bentuk sayapnya. Kuas yang telah disiapkan digunakan untuk menggeser ataupun mengubah posisi lalat agar mudah diamati tubuhnya. Setelah itu mutan dibandingkan dengan Drosophila melanogaster normal (Wildtype.).
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Perbandingan Mutan berdasarkan hasil pengamatan dengan Literatur Jenis Mutan Gambar pengamatan Gambar Literatur Deskripsi White
(dokumetasi pribadi, 2014)
(www.biologie.uni-halle.de, 2013) Mata putih, oseli tidak berwarna, pigmen mata tidak terekspresikan Clot
(dokumetasi pribadi, 2014)
(CarolinaBio.l, 2013)
Mata berwarna coklat Claret
(dokumetasi pribadi, 2014)
(Simmonssen, 2007)
Mata berwarna merah terang, oseli terlihat jelas dan sangat terlihat kotrasnya Sephia
(dokumetasi pribadi, 2014)
(http://www.biologie.uni- halle.de, 2013)
Mata berwarna coklat-kehitaman Eyemissing
(dokumetasi pribadi, 2014)
(Stockcenter.vdrc.at, 2013)
Mata berbentuk titik, memiliki oseli satu Dumpy
(dokumetasi pribadi, 2014) (Wilkin, 2000)
Sayap pendek, dua pertiga ukuran sayap normal, bentuk sayap tumpul dan berlekuk Miniature
(dokumetasi pribadi, 2014) Slatis, 1953
Ukuran sayap lebih kecil, hanya mencapai ujung abdomen Taxi
(dokumetasi pribadi, 2014)
Nachman, 2011
Sayap membentang 75 dari sumbu badan Black
(dokumetasi pribadi, 2014)
(Otto, 2000)
Warna tubuh, kaki, urat sayap berwarna hitam serta memiliki segmen hitam Ebony
(dokumetasi pribadi, 2014)
(Otto, 2000)
Tubuh hitam mengkilap Curled
(dokumetasi pribadi, 2014)
http://www.biologie.uni- halle.de (2013)
Sayap melekuk ke atas, lalat jenis ini biasanya tidak dapat terbang hanya dapat berjalan
4.2 Pembahasan Dalam percobaan kali ini telah diamati berbagai jenis mutan yang terdapat pada Drosophila melanogaster. Ada sebelas mutan yang diamati dari empat jenis fenotip, diantaranya dari perbedaan warna mata, bentuk mata, bentuk sayap, serta warna tubuh. Mutasi yang terjadi pada warna mata ada tiga jenis, yakni white, clot, sepia, dan claret. Mutan white ini memiliki warna mata bening/tidak berwarna karena terjadi mutasi pada kromosom seks yakni kromosom 1 di lokus 1,5. Pigmen warna pada jenis normal (wildtype) memiliki tiga pigmen warna mata, yakni Drosoptherine untuk warna merah, Sepiaphterine untuk warna kuning, dan Ommochrome untuk warna mata coklat. Dalam mutan white, ketiga pigmen warna mata tersebut terikat pada kromosom ABC transporter, sehingga warna mata yang seharusnya bisa diamati menjadi tidak terlihat (Borycz, 2008). Sedangkan untuk jenis mutan warna mata yang lain, yakni clot, mutasi terjadi pada kromosom autosom nomor 2 di lokus 16,5. Mutasi terjadi karena rusaknya brown gene yang mengatur sintesis Drosoptherine, sehingga warna mata pun menjadi coklat (kelebihan pigmen Sepiaphterine dan Ommochrome). Dalam mutan sepia mata akan berwarna coklat kehitaman karena hormon Sepiaptherine yang berlebih. Pada claret, kromosom yang termutasi terjadi pada autosom nomor 3 dan lokus 44, dimana mata Drosophila melanogaster mutan menjadi warna merah terang. Perlu diketahui bahwa warna merah terang pada claret ini akan berubah menjadi merah gelap seperti warna mata wildtype bila mutan tersebut mati. Untuk itu lalat buah hanya boleh dibius sampai pingsan, tidak sampai mati karena warna matanya akan berubah dan sulit diamati perbedaaannya dengan wildtype (Lindsley, 1968). Mutasi yang terjadi pada bentuk mata hanya diamati pada mutan eyemissing. Keadaan ini terjadi pada kromosom tubuh nomor 3 dan lokus 67,9. Mata faset tetap ada pada lalat buah ini, namun jumlahnya sangat kecil sehingga bila diamati dengan mata telanjang hanya berbentuk seperti titik (Lindsley, 1968). Jenis mutasi warna tubuh, ada 2 jenis yaitu black dan ebony. Pada mutan black, warna tubuh, kaki, dan urat sayapnya serba hitam. Berbeda halnya dengan mutan ebony, walaupun bila dilihat dengan sekilas, mutan jenis ebony ini sama-sama berwarna gelap, namun lebih mengilap dan bagian ventralnya lebih terang. Mutan jenis ebony ini termutasi pada kromosom nomor 3 dan lokus 70,7. Sedangkan mutan black termutasi pada kromosom nomor 2 dan lokus 48,5 (Lindsley, 1968). Jenis mutasi yang terakhir adalah kelompok bentuk sayap, yaitu dumpy, miniature, curly dan taxi. Pada mutan dumpy kromosom yang termutasi berada di nomor 2 dan lokus 13, ciri-cirinya adalah panjang sayap mencapai 1/3 panjang tubuhnya, sedangkan pada mutan miniature, sayap yang dimiliki lebih panjang hingga mencapai ujung abdomennya. Mutasi terletak pada kromosom seks 1 dan lokus 36. Mutan taxi memiliki karakteristik yang sangat unik, karena sayapnya dalam keadaan normal membentang sampai 75 derajat dari pusat badannya. Mutasi pada taxi ini terjadi pada kromosom nomor 3 di lokus 91 (Lindsley, 1968).. Berdasarkan literatur dari Hartwell (2011), mutasi yang terjadi pada lalat buah sebenarnya jarang disebabkan karena faktor alamiah, namun lebih banyak karena adanya faktor buatan, seperti penambahan mutagen ke dalam tubuh lalat buah baik disengaja untuk keperluan studi atau tidak disengaja karena kondisi alam. Hal ini telah diujicobakan dalam percobaan yang dilakukan H. J. Muller, salah satu anggota dari grup pengamatan Drosophila melanogaster yang dilakukan oleh T. H. Morgan. Sinar X terbukti menginduksi mutasi yang terjadi pada kromosom seks X, dimana akan memecah rangka gula phosphate yang mengakibatkan fragmentasi DNA menjadi terganggu, sehingga mutasi seperti inversi, delesi, dan lain-lainnya bisa terjadi. Peristiwa mutasi ini tentu saja mempengaruhi kelangsungan hidup lalat buah baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya keanekaragaman dalam spesies Drosophila melanogaster ini menjadi akibat utama karena adanya mutasi. Selain itu akan berakibat pada proses seleksi alam, dimana mungkin saja beberapa tahun kemudian jenis Drosophila melanogaster normal (wildtype) akan punah dan digantikan dengan jenis lalat buah yang mengalami mutasi. Namun sebaiknya hal tersebut dihindari karena para mutan-mutan tersebut adalah sumber pencemar genetika Drosophila melanogaster yang alami.
BAB V KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa jenis mutan yang telah didapatkan. a. Jenis mutan berdasarkan warna mata : - White - Sephia - Clot b. Jenis mutan berdasarkan bentuk mata : - eyemissing c. Jenis mutan berdasarkan bentuk sayap : - Dumpy - Miniature - Taxi d. Jenis mutan berdasarkan warna tubuh : - Black - Ebony 2. Drosophila melanogaster normal (Wild Type) dan Drosophila melanogaster mutan memiliki perbedaan yang dapat dibandingkan berdasarkan \warna mata, warna tubuh, bentuk sayap dan bentuk mata. DAFTAR PUSTAKA
Aryuliana, Diah. 2004. Biologi SMA dan MA untuk kelas XII. Jakarta : Esis Bennet, A. F., Lenski, R.E., Mittler, J. E. 1992. Evolutionary Adaptation to Temperature I. Fitness Responses of Escherichia coli to Changes in its Thermal Environment. Evolution, Volume 46, pp. 16-30. Elrod L, Susan., Stansfield D. William. 2002. Schaums Genetika Edisi ke empat. Jakarta : Erlangga Giordano E., et al. 2003. The Clot Gene of Drosophila melanogaster Encodes A Conserved Member of The Thioredoxin Like Protein Sperfamily. Mol Gen Genomics, Volume 268, pp. 692-697. Hartwell, L. H., Hood, L., Goldberg, M. L., Reynolds, A. E., Silver, L. M., and Veres, R. C. 2004. Reference D: Drosophila melanogaster: genetic portrait of the fruit fly. In: Genetics from Genes to Genomes 2nd edition. pp. 813 838. Hartwell, L. H, et al. 2011. From Genes to Genomes, Forth Edition. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc. Lindsley, D. L., 1968. Genetic Variations of Drosophila melanogaster. Washington : Carnegie Institution of Washington Publication. Patterson, J., R. Wagner, dan L. Wharton. 1943. The Drosophilidae of the Southwest, Austin. Texas : The University of Texas Press Rubin, G. M. 1988. Drosophila melanogaster as an Experimental Organism. Science, Volume 240, pp. 1453-1459. Slatis, H. M., Willermet, D. A., 1954. The Miniature Complex in Drosophila melanongaster. Genetics, Volume 39, pp. 45-58. Simmonsen, A. 2007. Genetic Modifiers of the Drosophila Blue Cheese Gene Link Defects in Lysosomal Transport With Decreased Life Span and Altered Ubiquitinated-Protein Profiles. Genetics, Volume 176 (2), pp. 1283- 1287. Sudarka, W. 2009. Pemuliaan Tanaman. Denpasar : Universitas Udayana. Wilkin, M. B. 2000. Drosophila Dumpy is A Gigantic Extracellular Protein Required to Maintain Tension at EpidermalCuticle Attachment Sites. Current Biology, Volume 10 (10), pp. 559-567.