Pembahasan Kelarutan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Kelarutan suatu zat merupakan faktor yang sangat penting dalam formulasi sediaan obat.

Kelarutan digunakan untuk memperkirakan kecepatan absorbsi dan merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan ketersediaan hayati di dalam tubuh. Ketersediaan hayati sangat tergantung dari
kemampuan zat tersebut untuk melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh.
Secara kuantitatif, kelarutan dapat diartikan sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan
jenuh pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu
menunjukkan konsentrasi maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan pelarut tersebut.
Kelarutan suatu zat terutama obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut.
Pelarut polar akan melarutkan zat terlarut yang bersifat polar dan ionik dan pelarut non polar akan
melarutkan zat terlarut yang bersifat non polar. Kemampuan zat terlarut untuk membentuk ikatan
hidrogen lebih penting daripada kepolaran suatu zat.
Selain itu, kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut dan
pelarut. Selain itu juga kelarutan suatu zat dapat dipengaruhi oleh PH,suhu,bentuk dan ukuran
partikel. Salah satu sifat fisika yang dapat mempengaruhi kelarutan adalah tetapan (konstanta)
dielektrik pelarut.
Konstanta dielektrik berhubungan dengan kepolaran suatu zat. Zat yang memiliki konstanta
dielektrik yang tinggi merupakan zat yang bersifat polar. Sebaliknya, zat yang memiliki konstanta
dielektrik rendah merupakan senyawa non polar.
Dalam percobaan ini digunakan pelarut tunggal berupa air dan pelarut campur yang
merupakan campuran dari air dan dimetil sulfooksida (DMSO) untuk melarutkan Allopurinol.
Perbandingan jumlah air dan DMSO adalah 95 : 5.
Allupurinol merupakan senyawa obat yang sangat sukar larut dalam air. Diperlukan
pengocokkan untuk melarutkan allopurinol dengan air. Dalam percobaan ini juga digunakan
campuran air dan DMSO. Air bersifat polar sedangkan DMSO merupakan pelarut yang bersifat polar
aprotik. Artinya, DMSO tidak hanya bisa melarutkan zat yang bersifat polar saja tetapi juga dapat
melarutkan zat yang bersifat non polar.
Dalam percobaan ini, 50 mg allopurinol dilarutkan dalam 10 ml air dan 50 mg allopurinol
dilarutkan juga dalam 10 ml campuran air dan DMSO (95:5). Karena Allopurinol sangat sukar larut
dalam air maka dilakukan pengocokkan selama 1 jam dengan menggunakan orbital shaker hingga
didapatkan larutan jenuh. Setelah didapatkan larutan jenuh, dilakukan penyaringan untuk
memisahkan filtrat dengan residunya. Filtrat allopurinol yang diperoleh diencerkan dengan
perbandingan 1 : 50 untuk kemudian ditentukan serapannya dengan spektrofotometer UV.
Sebelum ditentukan kelarutan dari Allopurinol, terlebih dahulu ditentukan kurva kalibrasi
Allopurinol dalam pelarut air dengan konsentrasi 4,6,8,10,12 dan 16 ppm. Dari penentuan kurva
kalibrasi tersebut didapatkan persamaan y=0,063x + 0,017. Dari persamaan tersebut dapat dihitung
kelarutan Allopurinol.
Dari pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer UV diperoleh hasil bahwa serapan
allopurinol dalam pelarut campur (air : DMSO = 95 : 5) lebih besar dibandingkan dengan serapan
allopurinol dalam pelarut tunggal (air). Serapan Allopurinol dalam pelarut campur masing-masing
adalah 0,703 dan 0,7044 dengan rata-rata serapannya adalah 0,7235. Sedangkan serapan Allopurinol
dalam pelarut tunggal masing-masing adalah 0,669 dan 0,637 dengan rata-rata serapannya adalah
0,653.
Dari hasil serapan yang diperoleh dapat ditentukan kelarutan Allopurinol dalam masing-
masing pelarut. Rata-rata kelarutan Allopurinol di dalam pelarut campur (air + DMSO) adalah 560,25
g/ml sedangkan rata-rata kelarutan Allopurinol di dalam pelarut tunggal (air) adalah 504,75 g/ml.
Kelarutan Allopurinol di dalam pelarut campur lebih besar dibandingkan dengan kelarutan
Allopurinol di dalam pelarut tunggal. Hal ini disebabkan karena pada pelarut campur terdapat DMSO
yang bersifat polar aprotik yang dapat membantu melarutkan Allopurinol yang bersifat non polar.
Walaupun Allopurinol sangat sukar larut dalam air tetapi dengan adanya penambahan DMSO dapat
meningkatkan jumlah allopurinol yang dapat larut.

Anda mungkin juga menyukai