Paper-Reklamasi Terminal Peti Kemas

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-5

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk


Penanganan Masalah Stabilitas
Tanah Lunak pada Areal Reklamasi
di Terminal Peti Kemas Semarang
Yulieargi Intan Tri, Trihanyndio Rendy Satrya, Noor Endah
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
AbstrakSelama bertahun-tahun genangan banjir rob
(banjir karena luapan air laut) menjadi masalah utama
yang mengganggu kegiatan operasional bongkar-muat di
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Kondisi tanah dasar
yang sangat lunak menyebabkan penurunan tanah
(settlement) dan mengakibatkan level air laut menjadi lebih
tinggi dari daratan pelabuhan. Terminal Peti Kemas
Semarang (TPKS) dalam waktu dekat akan diperluas dan
akan dilakukan kegiatan reklamasi. Supaya permasalahan
settlement pada lahan reklamasi di atas dapat diatasi, maka
perlu dilakukan metode perbaikan tanah.
Tugas Akhir ini bertujuan merencanakan tinggi
timbunan awal, merencanakan perbaikan tanah untuk
mempercepat pemampatan dengan kombinasi sistem
preloading dan PVD; serta memilih alternatif perkuatan
tanah dengan cerucuk beton, geotekstil, kombinasi cerucuk
beton dan geotekstil, dan turap baja.
Tebal tahap penimbunan untuk sistem preloading adalah
50 cm perminggu dan PVD dipancang sedalam 30 m dengan
pola pemasangan segitiga berjarak 1.3 m. Pada pemasangan
PVD, waktu konsolidasi untuk mencapai derajat konsolidasi
(U) 95% adalah 24 minggu.
Perhitungan alternatif perkuatan tanah menggunakan
cerucuk beton segiempat berukuran 25 cm x 25 cm
menghasilkan kebutuhan cerucuk beton sebanyak 100 buah/
meter dengan panjang satu buah cerucuk adalah 27 m.
Perhitungan alternatif perkuatan menggunakan geotekstil
menghasilkan kebutuhan geotekstil tipe Woven HighStrength Polyester PET 600/100 sebanyak 25 lapis.
Sedangkan pada alternatif perkuatan tanah kombinasi
cerucuk beton dengan geotekstil menghasilkan kebutuhan
cerucuk beton sebanyak 40 buah/ meter dengan panjang
satu buah cerucuk adalah 27 m dan kebutuhan geotekstil
sebanyak 16 lapis. Dan perhitungan alternatif perkuatan
menggunakan turap baja menghasilkan kebutuhan turap
baja sebanyak 5 baris.
Kata KunciSemarang, settlement, TPKS, preloading,
PVD, cerucuk beton, geotekstil, turap baja.

I. PENDAHULUAN
ota Semarang bagian utara merupakan wilayah
dataran rendah yang seringkali dilanda banjir rob
(banjir luapan air laut). Keadaan di atas juga terjadi di
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Kondisi tanah dasar
yang sangat lunak menyebabkan penurunan tanah
(settlement) dan mengakibatkan level air laut menjadi
lebih tinggi dari daratan pelabuhan. Terminal Peti Kemas
Semarang (TPKS), yang terletak di Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang, akan diperluas dan akan dilakukan

kegiatan reklamasi seluas 250 m x 105 m. Supaya


permasalahan settlement pada lahan reklamasi di atas
dapat diatasi, maka perlu dilakukan metode perbaikan
tanah.
Tugas Akhir ini membahas perencanaan tinggi
timbunan awal akibat adanya settlement, perencanaan
perbaikan tanah untuk mempercepat pemampatan dengan
kombinasi sistem preloading dan PVD; serta pemilihan
alternatif perkuatan tanah timbunan dengan cerucuk
beton, geotekstil, kombinasi cerucuk beton dan geotekstil,
dan turap baja.
II. METODOLOGI
Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
MULAI

Studi Literatur

Pengumpulan dan Analisa Data Sekunder:


-Layout proyek
-Data pengujian tanah lapangan
-Data pengujian tanah laboratorium
-Data topografi
-Data gelombang air laut

Perencanaan Geoteknik

Perencanaan Timbunan
Preloading

Tinggi timbunan
(Hinisial, Hfinal)

Perhitungan Pemampatan

Besar dan waktu


Pemampatan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5


A

Apakah waktu
cukup untuk
mencapai
penurunan?
Tidak

Ya

Preloading
& PVD

Preloading

Cek Angka
Keamanan
Tidak
Perhitungan Perkuatan Tanah

Ya

Geotekstil

Cerucuk
Beton

Cerucuk Beton dan


Geotekstil

Data Tanah Timbunan


Material timbunan direncanakan memiliki spesifikasi
teknis sebagai berikut:
- Sifat fisik tanah timbunan:
= 1.8 t/m3
C =0
sat
= 1.8 t/m3
= 30
t
- Geometri timbunan
Tinggi timbunan reklamasi (Hfinal) direncanakan
hingga elevasi +3.60 mLWS dengan luas area
reklamasi yaitu 2.625 Ha. Perencanaan geometri
timbunan dapat dilihat pada [1].

Turap Baja

Perhitungan Stabilitas
(safety factor)

Analisis Alternatif
Perbaikan Tanah
Kesimpulan

SELESAI

Gambar 1. Metodologi Tugas Akhir


Penjelasan lengkap tentang Metodologi dapat dilihat
pada buku Tugas Akhir penulis [1].
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data dan Analisis Parameter Tanah
Data Tanah
Data tanah yang digunakan adalah data SPT dan data
laboratorium hasil penyelidikan tanah yang dilakukan
oleh PT. Geoplano Konsultan dan CV. Nindira berjumlah
empat titik data boring log. Hasil perhitungan dan
pengolahan data pada [1] dapat dilihat pada Tabel 1.

Data Spesifikasi Bahan


1. PVD (Prefabricated Vertical Drain)
Jenis PVD yang digunakan pada perencanaan ini
adalah CeTeau Drain CT-D812 produksi PT.
Teknindo Geosistem Unggul dengan spesifikasi:
- Weight
= 80 g/m
- Thickness (a)
= 100 mm
- Width (b)
= 5 mm
2. Cerucuk
Jenis cerucuk yang digunakan pada perencanaan ini
adalah cerucuk beton/ micropile produksi PT.
Frankipile Indonesia dengan spesifikasi:
- Tipe
= Tiang Pancang Beton
Segiempat 25.25
- Mutu beton
= K-450
- Tulangan Utama = 4D16 mm
- Tulangan spiral
= 5 mm
- Panjang sisi
= 25 cm
3. Geotekstil
Jenis geotekstil yang digunakan pada perencanaan ini
adalah Woven High-Strength Polyester PET 600/100
produksi Tencate Mirafi dengan Tensile Strength 600
kN/m.
4. Turap/ Sheet Pile
Jenis turap yang digunakan pada perencanaan ini
adalah turap baja/ steel sheet pile tipe PZ-40 produksi
Piling Products, Inc. dengan spesifikasi sebagai
berikut:
Height
= 40.9 cm
Section Modulus
= 3263 cm3
Moment of Inertia
= 67000 cm4
Spesifikasi selengkapnya dapat dilihat pada [1].

Tabel 1.
Data Hasil Perhitungan Analisis Parameter Tanah
Kedalaman
(m)
0-5
5-10
10-15
15-20
20-22.5
22.5-25
25-27.5
27.5-30

Jenis
Tanah
Clayey silt,
very soft
Clayey silt,
soft
Clayey silt,
medium stiff

Wc
(%)
72.5
67
67
65
62
50
42.5
40

Gs
2.58
2.57
2.55
2.62
2.56
2.61
2.56
2.6

d
(t/m3)
0.82
0.88
0.88
0.88
0.9
1.12
1.23
1.25

sat
(t/m3)
1.50
1.54
1.53
1.54
1.55
1.69
1.75
1.77

t
(t/m3)
1.41
1.47
1.47
1.45
1.46
1.68
1.75
1.75

B. Perencanaan Geoteknik
Perhitungan Besar Pemampatan
Besarnya pemampatan pada lapisan tanah yang
compressible (30 m) dihitung menggunakan beberapa
nilai variabel q yang telah ditentukan. Selain

Parameter Tanah
LL
PL
e
(%)
(%)
2.15
76.5
34.5
1.92
76.5
35.0
1.90
75
34.5
1.98
73
33.5
1.84
74
29.0
1.33 75.85 34.2
1.08
78.3
35.8
1.08
71
32.0

PI
(%)
42
41.5
40.5
39.5
45
41.66
42.5
39

Cu
(kPa)
6
6
6
6
25
25
35
35

C'
(kPa)
4.00
4.00
4.00
4.00
16.67
16.67
23.33
23.33

Cc
1.03
1.03
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9

Cv
(cm2/detik)
0.00136
0.00136
0.00142
0.00125
0.00110
0.00105
0.00082
0.00070

memperoleh beban timbunan (q), lahan reklamasi


Container Yard pada perencanaan ini akan menerima
beban traffic, pavement, serta beban container. Sesuai
data proyek oleh konsultan perencana CV. Nindira,
beban pavement adalah sebesar 0.3 t/m2 dengan tebal

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5


pavement 60 cm dan beban container adalah sebesar
5.3 t/m2. Variasi beban timbunan pada Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut:
q = 11 t/m2
q = 3 t/m2
2
q = 13 t/m2
q = 5 t/m
2
q = 15 t/m2
q = 7 t/m
2
q = 17 t/m2
q = 9 t/m
Perhitungan pemampatan konsolidasi (Sc) pada
perencanaan ini dihitung berdasarkan pemampatan
konsolidasi primer pada kondisi normally consolidated,
merujuk pada [2]. Hasil perhitungan pemampatan
tanah lebih lanjut dapat dilihat pada [1] dan Tabel 2.
Setelah dilakukan perhitungan pemampatan,
perhitungan tinggi timbunan awal dapat menggunakan
persamaan berikut:

No.

Sc (m)

y = 0.282x + 1.737
R = 0.979

Gambar 2. Grafik Hubungan Settlement Vs q Akibat


Beban Timbunan
Hinisial vs Hfinal

16

timb

y = 1.528x + 2.154
R = 0.999

14

q (t/m ) Sc (m) Hinisial (m)


3
5
7
9
11
13
15
17

7
6
5
4
3
2
1
0

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
q (t/m 2 )

q + ( S cq + H w ) w

Dengan Hinisial adalah tinggi timbunan awal, q adalah


beban rencana, Scq adalah besar pemampatan akibat q,
Hw adalah tinggi muka air laut, w adalah berat volume
air, timb adalah berat volume timbunan.
Dan tinggi timbunan akhir menggunkan rumus:
Hfinal = Hinisial - Scq
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Tabel
3 dan [1].
Tabel 2.
Hasil Perhitungan Settlement dan Hinisial Akibat Variasi
Beban Timbunan

1
2
3
4
5
6
7
8

Settlement vs q

2.26
3.15
3.88
4.49
5.02
5.49
5.91
6.30

4.87
6.47
7.99
9.44
10.84
12.22
13.56
14.89

12
H inisial (m)

H inisial =

10
8
6
4
2
0
0

5
H 4final (m)

Gambar 3. Grafik Hubungan Hinisial Vs Hfinal Akibat


Beban Traffic, Pavement, dan Container
Dengan menggunakan persamaan yang dihasilkan pada
Gambar 3 maka tinggi timbunan awal dan settlement
dapat dihtung.
Perhitungan Hinisial untuk Hfinal = 7.1 m
Y = 1.528x + 2.154
= 1.528 (7.1) + 2.154
= 13 m
Jadi untuk memperoleh Hfinal = 7.1 m diperlukan tinggi
timbunan awal (Hinisial) 13 m.

Tabel 3.
Hasil Perhitungan Hinisial dan Hfinal Akibat Beban Traffic, Pavement, dan Container
Beban Timbunan
No

1
2
3
4
5
6
7
8

q (t/m
A
3
5
7
9
11
13
15
17

) H (m)
B
1.67
2.78
3.89
5.00
6.11
7.22
8.33
9.44

Traffic

Pavement

Sc (m) Hinisial (m) Hbongkar (m) Sc (m) H (m)


C
2.26
3.15
3.88
4.49
5.02
5.49
5.91
6.30

D
4.87
6.47
7.99
9.44
10.84
12.22
13.56
14.89

E
0.83
0.31
0.17
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14

Perhitungan Waktu Pemampatan


Setelah didapatkan besarnya pemampatan yang
terjadi, selanjutnya dilakukan perhitungan waktu
konsolidasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pemampatan tersebut dengan persamaan:
T ( H dr ) 2
t= v
Cv

F
1.3794
0.6302
0.3781
0.3226
0.3226
0.3226
0.3226
0.3226

G
0.6
0.6
0.6
0.6
0.6
0.6
0.6
0.6

Container

Hfinal (m)

Sc (m)

H (m)

Sc (m)

H
0.3759
0.3756
0.3753
0.3750
0.3747
0.3744
0.3741
0.3737

I
2.944
2.944
2.944
2.944
2.944
2.944
2.944
2.944

J
K = D-C-E+G-H+I-J
3.2441
1.699
3.2413
2.942
3.2385
3.874
3.2352
4.745
3.2318
5.624
3.2299
6.528
3.2279
7.452
3.2256
8.395

Dengan t adalah waktu konsolidasi, Tv adalah faktor


waktu, Hdr adalah panjang aliran air/ drainage, dan Cv
adalah koefisien konsolidasi vertikal.
Dari hasil perhitungan pada [1], diperoleh
waktu konsolidasi untuk derajat konsolidasi (U) 95%
yaitu 276.68 tahun. Maka dalam perencanaan ini perlu
dilakukan perbaikan tanah untuk mempercepat proses
konsolidasi tersebut dengan memasang Prefabricated
Vertical Drain (PVD).

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5

Derajat Konsolidasi (U%)

Perencanaan PVD untuk Mempercepat Pemampatan


PVD dipasang sepanjang lapisan tanah yang
terkonsolidasi yakni sepanjang 30 m. Pola pemasangan
PVD yang akan digunakan adalah pola segitiga dengan
variasi jarak sebesar 0.5 m, 0.8 m , 1.0 m, 1.3 m, 1.5 m,
2 m, dan 2.5 m. Hal ini dilakukan agar mendapatkan
hasil yang efisien untuk mencapai derajat konsolidasi
yang diinginkan. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada [1].
Dari perhitungan tersebut dihasilkan grafik
hubungan antara Urata-rata dan waktu untuk mencapai
derajat konsolidasi () (Gambar 4.). Dari hasil grafik
tersebut dipilih pemasangan PVD pola segitiga dengan
jarak 1.3 m dengan waktu yang diperlukan untuk
mencapai derajat konsolidasi 95% adalah 24 minggu.
100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

Alternatif Perbaikan Tanah dengan Cerucuk


Penggunaan
cerucuk
dimaksudkan
untuk
meningkatkan tahanan geser tanah. Apabila tahanan
tanah terhadap geser meningkat, maka daya dukung
dari tanah tersebut juga akan meningkat.
Berdasarkan perhitungan pada [1] diketahui bahwa
jumlah cerucuk yang dibutuhkan adalah 100 buah/
meter dengan panjang tiap tiang adalah 27 m.

R 78.78 m
Timbunan
?sat = ?t = 1.8 t/m3
F = 30?

Bidang Longsor

1:3

9.50

13.00
1:5

3.50

Seabed

5.00

Lapis 1

5.00
5.00

Lapis 2

27.00

Lapis 3

30.00
5.00

Lapis 4

Cerucuk

2.50
2.50
2.50
2.50

Lapis 5
Lapis 6

0.725

Lapis 7
Lapis 8

53.80

Gambar 5. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Cerucuk

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Waktu (minggu)

Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Derajat Konsolidasi


(U) dan Waktu
Penimbunan Bertahap (Preloading)
Pelaksanaan penimbunan dilakukan secara bertahap
dengan asumsi kecepatan penimbunan 50 cm/ minggu.
Jumlah tahapan penimbunan adalah sebagai berikut:
= 13 meter
Hinisial
Jumlah tahapan
= 13/0.50
= 26 tahap
Selanjutnya adalah mencari tinggi timbunan kritis
(Hcr) yang mampu dipikul oleh tanah dasar agar
timbunan tidak mengalami kelongsoran. Dari program
bantu analisa kelongsoran, diperoleh tinggi timbunan
kritis sebesar 2.4 m dengan SF = 1.255, lebih besar
dari SF rencana = 1.25. Tinggi timbunan kritis ini
dicapai pada tahapan ke-5 dengan umur timbunan 5
minggu.
Perhitungan Peningkatan Cu
Perhitungan peningkatan Cu perlu dilakukan untuk
menentukan apakah tanah dasar cukup mampu
memikul beban timbunan tahapan selanjutnya sebesar
0.5 m dengan nilai Cu yang baru didapat dari
penimbunan sebelumnya. Dari perhitungan tersebut
dapat diketahui apakah pekerjaan timbunan dapat
dilaksanakan secara terus menerus atau perlu
penundaan waktu penimbunan.
Berdasarkan perhitungan pada [1], ketika tahapan
penimbunan dengan timbunan lebih dari 3.4 m, nilai
SF yang dihasilkan < 1.25. Pada tinggi ini, timbunan
masih berada pada elevasi muka air laut, sehingga
perlu adanya perkuatan tanah untuk mengatasi
kelongsoran yang terjadi akibat penimbunan
selanjutnya.

Alternatif Perbaikan Tanah dengan Geotekstil


Geotekstil digunakan sebagai perkuatan tanah
untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di bawah
timbunan. Dalam perencanaan ini geotekstil nantinya
akan dipasang pada tepi timbunan.
Berdasarkan perhitungan pada [1] diketahui bahwa
jumlah geotekstil yang dibutuhkan adalah 25 lapis
dengan jarak antar layer geotekstil 0.25 m.

R 78.78 m
Timbunan
?sat = ?t = 1.8 t/m3
F = 30?
9.50

Geotekstil
Bidang Longsor

1:3

13.00
1:5

3.50

Seabed

5.00
5.00

Lapis 1

Lapisan Tanah Dasar

5.00

30.00
5.00
2.50
2.50
2.50
2.50

Gambar 6. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Geotekstil


Alternatif Perbaikan Tanah dengan Kombinasi
Cerucuk dan Geotekstil
Dalam hal ini MR hasil analisis dari program
bantu kelongsoran dipikul bersama-sama oleh
keduanya dengan perbandingan tertentu. Pada alternatif
perkuatan kombinasi Tugas Akhir ini, cerucuk
direncanakan memikul 1/3 MR, sedangkan geotekstil
menerima MR sisanya.
Berdasarkan perhitungan pada [1] diketahui bahwa
jumlah cerucuk yang dibutuhkan adalah 40 buah/ meter
dengan panjang tiap tiang adalah 27 m dan jumlah
geotekstil yang dibutuhkan adalah 16 lapis dengan
jarak antar layer geotekstil 0.25 m.

Lapis 2

Lapis 3

Lapis 4
Lapis 5
Lapis 6
Lapis 7
Lapis 8

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5

5.

R 78.78 m
Timbunan
?sat = ?t = 1.8 t/m3
F = 30?

Geotekstil
Bidang Longsor

1:3

9.50

13.00
1:5

3.50

Seabed

5.00

Lapis 1

5.00

Lapis 2

27.00

5.00

Lapis 3

30.00
5.00

Lapis 4

Cerucuk

2.50
2.50
2.50
2.50

Lapis 5
Lapis 6

1.35

Lapis 7
Lapis 8

53.80

Gambar 7. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Kombinasi


Cerucuk dengan Geotekstil
Alternatif Perbaikan Tanah dengan Turap Baja
Selain menggunakan alternatif cerucuk beton/
micropile, dalam Tugas Akhir ini juga dihitung
perkuatan tanah menggunakan turap baja/ steel sheet
pile. Konsep perhitungannya sama dengan perhitungan
cerucuk, hanya saja kebutuhan turap dihitung per
meter. Dan dari perhitungan diperoleh kebutuhan turap
adalah sebanyak 5 baris.

6.

7.

8.

R 78.78 m
Timbunan
?sat = ?t = 1.8 t/m3
F = 30?

Bidang Longsor

1:3

9.50

9.

13.00
1:5

3.50

Seabed

5.00

Lapis 1

5.00

Lapis 2

27.00
5.00

5
konsolidasi 95 % (U = 95 %) dalam waktu 24
minggu.
Penimbunan dilakukan bertahap dengan kecepatan
penimbunan 50 cm/ minggu. Tahapan penimbunan
menghasilkan peningkatan daya dukung (kenaikan
nilai kohesi undrained/ Cu) tanah asli. Tinggi kritis
timbunan (Hcr) adalah 2.4 m dengan faktor
keamanan/ Safety Factor (SF) rencana sebesar
1.25. Dan ketika tahapan penimbunan dengan
timbunan lebih dari 3.4 m, nilai SF yang dihasilkan
< 1.25. Pada elevasi ini, timbunan masih berada
pada elevasi muka air laut, sehingga perlu adanya
perkuatan tanah untuk mengatasi kelongsoran yang
terjadi akibat pentahapan penimbunan selanjutnya.
Perhitungan perkuatan dengan cerucuk beton/
micropile segiempat ukuran 25 cm x 25 cm
menghasilkan kebutuhan cerucuk sebanyak 100
buah/ meter, dengan panjang satu buah cerucuk 27
m.
Perhitungan perkuatan dengan geotekstil jarak
layer pemasangan 0.25 m menghasilkan kebutuhan
geotekstil sebanyak 25 lapis.
Perhitungan perkuatan dengan kombinasi cerucuk
dengan geotekstil menghasilkan kebutuhan
cerucuk beton/ micropile sebanyak 40 buah/ meter
dengan panjang satu buah cerucuk adalah 27 m;
sedangkan kebutuhan geotekstil adalah sebanyak
16 lapis.
Perhitungan perkuatan dengan turap baja/ steel
sheet pile menghasilkan kebutuhan turap sebanyak
5 baris, dengan panjang satu buah turap 27 m.

Lapis 3

30.00
5.00

Lapis 4

Turap Baja

2.50
2.50
2.50
2.50

2.00

Lapis 5
Lapis 6
Lapis 7
Lapis 8

53.80

Gambar 8. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Turap Baja


IV. KESIMPULAN
Dalam perencanaan Tugas Akhir ini didapatkan
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Elevasi akhir timbunan yang direncanakan adalah
7.1 m dari seabed yaitu 3.50 m dibawah muka air
laut (-3.50 mLWS) dan 3.60 m diatas muka air laut
(+3.60 mLWS).
2. Tinggi timbunan awal yang dibutuhkan adalah
sebesar 13 m.
3. Dibutuhkan waktu 276.68 tahun untuk mencapai
derajat konsolidasi 95 % (U = 95 %). Dengan
waktu yang sangat lama tersebut maka dibutuhkan
percepatan
konsolidasi
dengan
memasang
Prefabricated Vertical Drain (PVD).
4. PVD yang digunakan yaitu tipe CeTeau-Drain CTD812 dengan ukuran 100 mm x 5 mm. Dipilih
pemasangan dengan pola segitiga dan jarak
pemasangan (S) 1.3 m untuk mencapai derajat

DAFTAR PUSTAKA
[1] Y. I. Tri, Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan
Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di
Terminal Peti Kemas Semarang. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, 2013. (Belum dipublikasikan)
[2] I. B. Mochtar, Teknologi Perbaikan Tanah dan Alternatif
Perencanaan pada Tanah Bermasalah (Problematic Soils).
Surabaya: Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, 2000.

Anda mungkin juga menyukai