Penggolongan Dan Jenis Pajak

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Penggolongan Dan Jenis Pajak

Seperti sebelumnya saya akan membahas tentang materi pajak yang ada di perkuliahan. Sebelum
itu mahasiswa harus mampu memahami tentang :
1. Pajak Langsung Dan Pajak Tidak Langsung
2. Pajak Pusat Dan Daerah
3. Pajak Subyektif Dan Obyektif

1. Pajak Langsung Dan Pajak Tidak Langsung


Pajak Langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak setelah terbitnya surat
pemberitahuan/SPT pajak atau kohir yang dikenakan secara berulang-ulang kali dalam jangka
waktu tertentu. Contoh pajak langsung : pajak penghasilan (PPh), pajak bumi dan bangunan
(PBB), pajak penerangan jalan, pajak kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak pada waktu tertentu/
terjadi suatu peristiwa kena pajak seperti pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bea balik nama
kendaraan bermotor (BBNKB), dan lain-lain.

2. Pajak Pusat Dan Daerah


Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang dilakukan oleh direktorat
jendral pajak guna membiayai rumah tangga pemerintahan pusat dan tercantum didalam
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Besaran pajak pusat ditetapkan melalui
undang-undang dan PP/perpu.
jenis-jenis pajak pusat :
1. Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM)
4. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
5. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
6. Bea Materei
Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang dilakukan oleh Dinas
Pendapatan Daerah/Dispenda yang digunaka untuk membiayai rumah tangga pemerintah daerah
dan tercantum dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Besaran dan bentuk dan
bentuk pajak daerah ditetapkan melalui peraturan daerah/Perda.

1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)


2. Pajak Hotel dan Restauran
3. Pajak Hiburan dan Tontonan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)

3. Pajak Subyektif Dan Obyektif


Pajak Subyektif adalah pajak yang pengenaanya pertama-tama memperhatikan pribadi wajib
pajak (subjek), kemudian menetapkan objek pajaknya. keaadan pribadi wajib pajaknya (gaya
pikul) sangat mempengaruhi jumlah pajak yang terutang. Contohnya: PPh
pajak subyektif juga dibagi atas subyek pajak dalam negeri dan subyek pajak luar negeri :
Subyek Pajak Dalam Negeri adalah orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau yang dalam satu tahun
pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia.
Subyek Pajak Luar Negeri adalah orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia.
Pajak Obyektif adalah pajak yang pengenaanya pertama-tama memperhatikan kepada objeknya,
yaitu berupa benda, keadaan, perbuatan, peristiwa yang menyebabkan utang pajak, kemudian
ditetapkan subyeknya tanpa mempersoalkan apakah subyek tersebut bertempat tinggal di
Indonesia atau tidak. Contohnya: PPN, PPnBM, PBB.
Pada dasarnya terdapat 3 ( tiga ) cara / system yang dipergunakan untuk menentukan
siapa yang menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang terutang oleh
seseorang, yaitu :
1. Official Assesment System
Official Assesment System yaitu system pemungutan pajak yang menyatakan bahwa
jumlah pajak yang terutang oleh wajib pajak dihitung dan ditetapkan oleh aparat pajak
atau fiskus. Dalam system ini utang pajak timbul bila telah ada ketetapan pajak dari

fiskus ( sesuai dengan ajaran formil tentang timbulnya utang pajak ). Jadi dalam hal ini
wajib pajak bersifat pasif.

2. Self Assesment System


Self Assesment System yaitu system pemungutan pajak dimana wewenang menghitung
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak diserahkan oleh fiskus kepada wajib
pajak yang bersangkutan, sehingga dengan sisten ini wajib pajak harus aktif untuk
menghitung, menyetor dan melaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ),
sedangkan fiskus bertugas memberikan penerangan dan pengawasan.
3. With Holding System
With Holding System yaitu system pemungutan pajak yang menyatakan bahwa jumlah
pajak yang terutang dihitung oleh pihak ketiga ( yang bukan wajib pajak dan juga bukan
aparat pajak / fiskus ).

Anda mungkin juga menyukai