Crs GTSL
Crs GTSL
Crs GTSL
PENDAHULUAN
Gigi tiruan lepasan adalah sebuah protesa yang menggantikan satu atau
lebih, tetapi tidak semua gigi alami dan mendukung struktur. Hal ini didukung
oleh gigi dan / atau mukosa. Dimana protesha tersebut dapat di lepas dan diganti
di dalam mulut pasien.1 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan adalah gigi tiruan yang
mengganti satu atau lebih gigi yang hilang dengan didukung oleh gigi dan atau
jaringan dibawahnya, serta dapat dilepas dan dipasang kembali ke dalam mulut
oleh pasien.2 Gigi karies yang tidak dirawat, restorasi yang kurang estetik serta
hilangnya gigi anterior biasanya mengawali ketidakpuasan terhadap penampilan
gigi. Sehingga perawatan untuk gigi - gigi tersebut agar terlihat lebih estetik
dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan status psikologis.3
Menurut Shugar, dkk. (2000) gigi yang hilang dan tidak diganti akan
menyebabkan ketidakseimbangan pada sistem stomatognasi. Dimulai dari
ekstrusi dari gigi antagonis, adanya perpindahan gigi sebelahnya dan
mengganggu struktur pendukung gigi di sekitarnya. Ekstrusi gigi antagonis dari
gigi yang hilang dapat mengganggu oklusi sehingga akan menyulitkan
gigi penggantinya. Perpindahan gigi sekitar dari gigi yang hilang dapat
mengawali masalah periodontal dan dapat mempertinggi pertumbuhan karies.
Hasil penelitian Tin-Oo dkk. (2011) menyatakan sebanyak 16,2 persen dari
235 pasien lebih memilih untuk mengganti gigi yang hilang untuk meningkatkan
penampilan.3
Keberhasilan perawatan
prostodonsia melibatkan
banyak
faktor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
DEFENISI
Menurut Applegate (1959), gigi tiruan sebagian lepasan adalah salah
satu alat yang dapat dilepas yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi
asli yang hilang dengan dukungan utama jaringan lunak di bawah plat
dasar
dan dukungan tambahan adalah gigi asli yang masih tertinggal dan
terpilih sebagai pilar. Pengertian gigi tiruan sebagian (GTS) menurut Osborne
(1959), adalah gigi tiruan yang mengganti gigi asli yang hilang sebagian dapat
dilepas oleh pasien. Menurut Mc. Craken (1973), GTS adalah suatu restorasi
prostetik yang mengganti gigi asli yang hilang dan bagian lain rahang yang
tidak bergigi sebagian, mendapat dukungan terutama dari jaringan dibawahnya
dan sebagian dari gigi asli yang masih tinggalakan menjadi gigi pegangan.6
Gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
gigi tiruan penuh dan gigi tiruan sebagian. Gigi tiruan penuh dibuat pada pasien
yang sudah kehilangan seluruh gigi geliginya, sedangkan gigi tiruan
lepasan dibuat bila masih ada sebagian gigi yang tersisa. Gigi tiruan sebagian
dapat dibagi lagi menjadi gigi tiruan lepasan (yang dapat dilepas pasang
sendiri oleh pasien) dan gigi tiruan cekat (yang disemenkan ke gigi pasien
secara permanen). (Haryanto, 1991).6
Bagian jaringan mulut yang menahan komponen vertical dari gaya
kunyah merupakan bagian yang memberikan dukungan (support) bagi gigi
geligi tiruan sebagian dan dapat meliputi beberapa atau semua gigi yang masih
ada, serta sisa tulang alveolar (linger sisa). Sisa tulang alveolar, disebut pula
residual ridge atau edentulous ridge adalah bagian tulang alveolar yang
masih ada setelah tulang alveoli tertutup atau menghilang dari prosesus
alveolaris beberapa waktu setelah pencabutan gigi. (Haryanto, 1991).6
II.
umum
yang
buruk,
karena
perawatannya
Hilangnya
kesinambungan
pada
lengkung
gigi
dapat
yang
pengunyahan,
maka akan
Erupsi berlebih
Bila gigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi
erupsi berebih
tanpa atau
(overeruption).
maka struktur
f.
Kelainan bicara
Kehilangan gigi depan atas dan bawah seringkali menyebabkan
kelainan bicara, kaena gigi khususnya yang depan- termasuk
bagian organ fonetik.
g.
Memburuknya penampilan
Menjadi buruknya penampilan (loss of appearance) karena
kehilangan gigi depan akan
wajah
interproksimal
tidak
wajar
ini
Atrisi
Pada kasus tertentu dimana membrane periodontal gigi asli masih
menerima beban berlebihan, tidak akan mengalami kerusakan,
malahan tetap sehat. Toleransi terhadap beban ini biasa berwujud
atrisi pada gigi- gigi tadi, sehingga dalam jangka waktu panjang
akan terjadi pengurangan dimensi vertical wajah pada saat gigi
dalam keadaan oklusi sentrik.
j.
Klasifikasi hendaknya
dibuat
setelah
semua
6.
ruangannya.
7. Banyaknya modifikasi ditentukan oleh banyaknya
ruangan yang tidak bergigi.
8.
Kelas I
Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang
masih ada dan berada pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End
2.
Kelas II
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada,
pd 1 sisi rahang/unilateral free end.
3.
Kelas III
Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada
dibagian posterior.
4.
Kelas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati
garis tengah rahang/median line. Untuk kelas ini tidak ada
modifikasi.
10
2.4.1.2
Tenggang
waktu
mempengaruhi
/pasien
stabilitas
tidak
gigi
bergigi
tiruan
yang
akan
akan
dipasang.
Jarak
antar
lengkung
rahang
bagian
posterior
Gigi
antagonis
sudah
ekstrusi
dalam
berbagai
derajat
Ada
kemungkinan
dijumpai
kelainan
sendi
temporomandibula.
d. Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian
lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis distal
11
2. Kelas II
Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II. Secara
klinis dijumpai keadaan:
a. Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak
b. Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.
c.
12
Dibutuhkan
distribusi
merata
melalui
lebih banyak
memenuhi
faktor
estetik
Indikasi
pelayanan
13
5. Kelas V
a.
b.
c. Gigi
bagian
anterior
kurang
disukai
sebagai
gigi
14
a.
gigi
asli
dapat
dipakai
sebagai
gigi
Keadaan
sosial
ekonomi
pasien
tak menunjang
15
e.
16
17
sederhana
karena
pengklasifikasiannya
klamer,
dengan
letak
klamer
harus
Memakai
klamer,
diagonal
dimana
garis
18
klamer,
bila
dihubungkan
dengan
garis
19
20
saddle),
sedangkan
pada
posisi
lainnya
sedikit
(bounded saddle)
c. Kesehatan umum baik
3. GTS Kombinasi Paradental dan Gingival (Tooh and Tissue Borne
Denture)
Suatu GTSL yang beban kunyahnya diterima oleh gigi asli dan
mukosa.
Indikasi GTSL Gingival:
a. Gigi penjangkaran kurang kuat, misalnya: punya akar satu,
goyang derajat satu atau dua
b. Gigi yang hilang banyak (free-end saddle)
c.
21
born
tetapi
gigi
asli
yang
ada
tidak
dapat
basis
merupakan
dukungan
gigi,
yang
semata-mata
22
23
Harganya murah
Akrilik
Logam
Proses pembuatan
Mudah
Sukar
Kekuatan
Kurang
Kuat
Penghantar panas
Kurang
Baik
Menyerap air
Dapat
Tidak dapat
Perubahan warna
Dapat
Tidak dapat
Luas basis
Luas/lebar
Tidak luas
Biaya
Murah
Mahal
Fungsi basis:
a. Untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan
tulang alveolar di bawahnya.
b.
24
aus,
terutama
pada
penderita
yang
dengan
basis
merupakan
25
baik
dipakai
untuk
prosesus
alveoalris
yang datar(resorbsi).
Biasanya dibuat
logam
tuang,
yang
melingkari/memegang
gigi
penjangakaran.
Fungsi cengkeram:
untuk retensi
untuk stabilisasi
26
Tidak
ada
kerusakan/kelainan.
Misalnya:
tambalan
Cengkeram kawat
Bagian-bagian dari cengkeram kawat:
a. Lengan, yaitu bagian dari cengkeram kawat yang
terletak/melingkari
bagian
bukal/lingual
gigi
27
d. Badan/body, yaitu
di atas titik
Sifat
kaku,
kontak
aproksimal.
28
cengkeram
yang
fungsinya
selain
dari
mempunyai
bagian
yang melalui
bagian
Body
Bahu
Oklusal rest
29
baik
di
bagian
mesial
dan
distalnya
d.
Cengkeram S
Desain cengkeram ini mulai dari bukal terus ke
oklusal/insisal di atas titik kontak, turun ke lingual melalu
atas cingulum, kemudian turun ke bawah masuk ke dalam
akrilik
Indikasi:
Untuk kaninus rahang atas perlu diperhatikan agar letak
cengkeram tidak mengganggu oklusi
e. Cengkeram Kippmeider
30
g. Cengkeram roach
Desainnya mulai dari oklusal di daerah titik kontak
aproksimal, turun ke bukal dan lingual terus ke aproksimal
di daerah diastema, masuk dalam akrilik Indiksai:gigi
molar dan premolar yang mempunyai konta yang baik.
2. Cengkeram gingival
31
32
bentuk
dasar
dari
sirkumferensial,
33
8. Cengkram multiple
9. Cengkram cincin
10. Cengkram lengan panjang
11. Cengkram kombinasi
Kelompok cengkram tuang gingival
1. Cengkram proksimal de van
2. Cengkram batang roach
3. Cengkram mesio-distal
2.5 Tahap penentuan desain GTSL
Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan
utama adalah jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan
tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai
gigi pegangan / abutment.
1. Tahap I
2. Tahap II
I.
3. Tahap III
4. Tahap IV
Tahap I
34
35
Faktor-faktor
tersebut
adalah
Direct
retainer
ini
dapat
berupa
36
yaitu
pemelukan,
pengimbangan,
retensi,
Macam-macam
b. Indirect Retainer
Indirect Retainer adalah bagian dari GTS yang
berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara tidak
langsung. Retensi tak langsung diperoleh dengan cara
memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis
37
Tepi
dibentuk
membulat
dan
tidak
tajam
38
minor
merupakan
bagian
GTSL yang
39
dilakukan
pencetakan
ganda
agar
keseimbngan
BAB III
LAPORAN KASUS
40
A. DATA PERORANGAN
Nama Pasien
: Marwiyati
Umur
: 32 th
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nomor RM
: 000157
Alamat
B. ANAMNESA
1. STATUS UMUM
Tidak ada riwayat penyakit sistemik
2. STATUS KHUSUS
a. Sebab kehilangan / kerusakan gigi : Lubang besar dan gigi goyang
b. Pencabutan terakhir : Atas
Bawah
: depan kiri
: depan kiri
C. PEMERIKSAAN KLINIK
1. EKSTRA ORAL
41
Muka
: lonjong, simetris
Profil
: Cembung
Pupil
: Sama tinggi
Tragus
: Sama tinggi
Hidung
Rima oris
: Normal
Bibir atas
Bibir bawah
Buka mulut
: Tidak deviasi
Kuantitas saliva
: normal
Konsistensi saliva
: normal
Ukuran lidah
: normal
Refleks muntah
: rendah
Oklusi
: ada
b. Pemeriksaan gigi
42
c.
31 pulpitis reversible
32 pulpitis reversible
41 pulpitis reversible
Pemeriksaan Lain
Vestibulum
Vestibulum
Posterior Kiri
Posterior Kanan
Anterior
Rahang atas
Sedang
Sedang
Sedang
Rahang Bawah
Dangkal
Dangkal
Dalam
Processus
Posterior kiri
Posterior Kanan
Anterior
Alveolaris
Rahang Atas
Bentuk
Ketinggian
Oval
Sedang
Oval
Sedang
Oval
Sedang
Tahanan Jaringan
Rendah
Rendah
Rendah
Rahang Bawah
Bentuk
Oval
Oval
Oval
Ketinggian
Rendah
Rendah
Tinggi
Tahanan Jaringan
Rendah
Rendah
Rendah
Frenulum
Labialis superior
: Tinggi
Labialis inferior
: Sedang
Bukalis RA kiri
: Sedang
Bukalis RA kanan
: Sedang
Bukalis RB kiri
: Rendah
43
Bukalis RB kanan
: Sedang
Lingualis
: Sedang
Rahang Atas
Palatum
Undercut
Kanan
: Tidak Ada
Kiri
: Tidak Ada
Ruang retromilohioid
Kanan
: Sedang
Kiri
: Sedang
Rahang Bawah
Undercut
Kanan
: Tidak ada
Kiri
: Tidak ada
Dasar mulut
: normal
44
45
Pasien sudah pernah memakai gigi tiruan sejak 8 tahun yang lalu
F. DIAGNOSA
RA : klas IV
RB : klas II modifikasi I
G. RENCANA PERAWATAN
46
Gigi tiruan penuh akrilik rahang atas dan gigi tiruan penuh sebagian
lepasan akrilik rahang bawah
RA : elemen : 17,16,15,14,13,12,11,21,22,23,24,25,26,27
RB : elemen : 36,37,46,47,48
Perawatan pra prostodontik
Pencabutan 24 (mobility)
Muscular
47
2. Stabilisasi
3.
Dukungan / support
Mucosa and tooth support
4. Estetika
-
Incisal gigi anterior rahang atas terlihat + 2 mm dari batas bawah bibir atas
saat istirahat
Sudut nasolabial + 90
OB dan OJ =2-4
B. Rahang bawah
1. Retensi
Muscular
2. Stabilisasi
3. Dukungan / support
Tooth and mucosa support
4. Estetika
5. Arah pemasangan
RA : anterior
tilting : 0
RB : posterior kanan
H. Perawatan Preprostetik
Pencabutan radiks 23
I. Tahapan Perawatan
1. Kunjungan I
Tahap Klinis
a. Anamnesa dan pemeriksaan obyektif
b. Membuat cetakan studi
50
Rahang atas
Sendok cetak
Bahan cetak
: mukofungsional
: shellac (edentolous), stocktry (bergigi)
: elastomer
51
b.1 Tahap 2 : Mencetak bagian bergigi dengan stocktry dan bahan cetak
alginate
Buat garis pada forniks dengan pensil biru, dengan batas anatomis :
RB : Retromolar pad dan Sulkus alveoli lingual
Buat garis dengan menggunakan pensil merah 2mm di atas garis biru
(forniks). Garis merah merupakan batas akhir dari sendok cetak fisiologis
Lapisi model dengan selapis malam ( 2mm) menutupi gigi dan daerah
tidak bergigi sampai batas pensil merah.
52
Pembuatan stopper
Stopper berbentuk segi empat dengan ukuran 4 X 2 mm, dua pada bagian
posterior kiri dan kanan. Stopper tidak boleh ditempatkan pada gigi yang
akan dijadikan penyangga.
53
Bite rim rahang atas dibuat setinggi 2 mm di bawah bibir atas saat
rest position.
3. Kunjungan III
a. Tahap Klinis
a.1 Pada insersi base plate dan bite rim perhatikan retensi
a.2 Tentukan kesejajaran RA
Langkah :
Tentukan tinggi bite rim tepi bawah bite rim anterior 1-2 mm di
bawah low lip line (batas bawah bibir atas) dalam keadaan
istirahat
Pasang benang jagung dan karet gelang ke telinga kiri dan kanan
pasien benang jagung melewati tengah tragus dan ala nasi pada
kiri dan kanan
Pasien duduk rileks dengan posisi FHP dan dataran oklusal sejajar
lantai
55
Jika jarak subnasion-gnation < DVO tentatif kurangi tinggi bite rim
RB
Jika jarak subnasion-gnation > DVO tentatif tambah tinggi bite rim
RB
56
57
15. Keluarkan biterim dari mulut pasien, pasang di model kerja dan tanam
ke artikulator
Tahap Laboratoris
Pemasangan pada artikulator (free plane artikulator) dengan pedoman :
a. Garis median model berhimpit dengan garis median artikulator (dilihat
dari atas artikulator)
b. Pin horizontal ujungnya menyentuh tepi luar anterior bite rim RA dan
tepat pada garis tengah bite rim
c. Dataran oklusan bite rim sejajar atau berhimpit dengan karet gelang pada
artikulator (dilihat dari lateral artikulator)
d. Pin vertikal berkontak dengan meja insisal artikulator dibawahnya
4. Kunjungan IV
4.1 Tahap Laboratoris
Garis caninus (pada saat rest posisi terletak pada sudut mulut)
Garis senyum (batas cervikal gigi atas, gusi tidak terlihat pada saat
senyum) High lip line
5. Kunjungan V
58
Tahap Laboratoris
Tahap klinis
Try in seluruh gigi tiruan di atas malam lakukan pengamatan pada :
a. Oklusi
b. Estetis dengan melihat garis caninus dan garis senyum
c. Pasien disuruh mengucapkan huruf-huruf p, b, d, v
dan lain-lain
5. Kunjungan VI
5.1 Setelah diganti dengan resin akrilik, protesa diinsersikan dalam mulut.
5.2 Saat dilakukan insersi harus diperhatikan :
a. Oklusi
b. Retensi
c. Stabilisasi
d. Artikulasi
5.3 Apabila sudah tidak ada gangguan, maka protesa dapat dipolis.
5.4 Instruksi untuk pemeliharaan protesa :
59
6. Kunjungan VII
Setelah pemasangan GTSL selama 1 minggu, pasien datang untuk kontrol.
Yang perlu diperhatikan pada saat kontrol :
1. Pemeriksaan subyektif :
a) Ditanyakan apakah ada keluhan, gangguan, rasa sakit atau tidak?
b) Ditanyakan bagaimana saat berfungsi?
2. Pemeriksaan obyektif :
a) Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradangan atau perlukaan
b) Diperiksa retensi dan stabilisasi
60
Kemajuan Perawatan
Sebelum perawatan
Sesudah perawatan
BAB IV
PEMBAHASAN
61
RA : elemen : 17,16,15,14,13,12,11,21,22,23,24,25,26,27
RB : elemen : 36,37,46,47,48
Diagnosa untuk kasus ini adalah gigi tiruan sebagian lepasan klas IV pada
rahang atas dan klas 2 modifikasi 1 untuk rahang bawah. Untuk melakukan
perawatan gigi tiruan sebagian pada kasus di atas, kita harus mengetahui tahapantahapan dari penatalaksanaan atau perawatan gigi tiruan sebagian. Diawali dengan
pemeriksaan, pemeriksaan utama maupun pemeriksaan penunjang. Mencetak
merupakan tahapan kedua yang dilakukan. Mencetak dilakukan berdasarkan
pertimbangan resiliensi jaringan mukosa mulut. Penentuan relasi rahang atas dan
rahang bawah dari pasien. Pemilihan elemen gigi tiruan yang dilihat dari bentuk,
ukuran dan warna serta tahapan penyusunan gigi.
1. Tahap I
2. Tahap II
3. Tahap III
4. Tahap IV
Gigi tiruan harus dibuat mirip dengan gigi asli yang masih ada, sehingga
tidak terlihat perubahan yang nyata pada penampilan wajah dan senyum pasien.
Gigi tiruan juga dapat membuat pasien merasa nyaman pada saat memakan
makanan tertentu dan dapat mengurangi rasa malu akibat kehilangan gigi.
Fungsi dari gigitiruan itu sendiri didukung oleh kondisi fisik pasien. Dapat
dilihat dukungan dari mukosa rahang dan gingiva, kulit dapat tampak kendur, dan
dapat mengakibatkan penurunan kemampuan seseorang untuk makan dan
berbicara. Komplikasi-komplikasi tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup
dan kebahagiaan pasien.
62
BAB V
REFLEKSI KASUS
63
Bahan Cetak
: Hyidrokoloid Irreversible
: Mucostatik
64
Posisi operator
Posisi pasien
c. Cara mencetak
Mula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan
P/W yaitu
3:1, setelah dicapai konsistensi yang tepat dimasukkan ke
dalam sendok
cetak
dengan
merata,
kemudian
cetak
dipertahankan
mencapai
sampai
lipatan
setting,
mukosa.
kemudian
Posisi
sendok
Bahan cetak
Metode mencetak
: mucocompresi
b. Cara mencetak
Rahang Atas :
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu
dimasukkan ke dalam sendok cetak. Posisi operator di
samping kanan belakang. Masukkan sendok cetak dan
bahan
cetak
65
alveolaris.
Pasien
diinstruksikan
untuk
trimming
supaya
bahan
mencapai
lipatan
e.
3. Kunjungan Ketiga
a. Try in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannya.
b. Pembuatan
gigitan
kerja
yang
digunakan
untuk
66
model
RA dan
RB
pada
artikulator
mendapatkan derajat
oklusi
yang
4. Kunjungan Keempat
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut
pasien. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Part of insertion and part of removement
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang
dijumpai pada saat pemasangan dan pengeluaran gigi
tiruan dapat dihilangkan dengan
cara
pengasahan
67
yang
menempati
undercut
gigi
abutment.
c. Stabilisasi
Yaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya
yang menyebabkan perpindahan tempat/gaya horizontal.
Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada
saat mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan
cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan
secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan
pergeseran pada saat tes ini.
d. Oklusi
Yaitu pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik,
lateral, dan anteroposterior. caranya dengan memakai
kertas artikulasi yang diletakkan di bawah gigi atas dan
bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan
mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi pasien diminta
melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas
artikulasi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal
gigi.
Pada keadaan
normal terlihat
pada
permukaan
warna
yang
gigi.
Bila
68
harus
disampaikan
gigi
tiruan
dan
rongga
mulut
makan makanan
yang
69
bawahnya.
o Melihat posisi cangkolan.
o Melihat keadaan gigi abutment dan jaringan
pendukungnya.
o Memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi
tiruan.
A. Faktor Keberhasilan dan Kegagalan GTSL
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTS adalah :
70
4.
Daya horizontal dari bibir, pipi dan lidah pada gigi-gigi dan
sayap geligi tiruan.
71