Laporan Praktikum Osilator

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM OSILATOR

PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pada beberapa rangkaian dibutuhkan sederetan pulsa clock dengan frekuensi tertentu. Deretan
pulsa clock ini dapat dibangkitkan dengan menggunakan suatu osilator yang dibentuk dengan
menggunakan gerbang logika ataupun dengan menggunakan piranti lain seperti LM555 yang
pada awalnya dirancang unutk digunakan sebagai pewaktu (timer).Pada beberapa pemakaian,
seperti pada jam digital, frekuensi dari osilator ini harus sangat presisi karena ketepatan dari jam
ini hanya ditentukan oleh ketepatan dari frekuensi clock. Untuk keperluan seperti ini biasanya
digunakan osilator yang menggunakan kristal kwarsa yang memiliki ketepatan dan kestabilan
frekuensi yang sangat tinggi.
Rangkaian osilator menghasilkan arus bolak-balik (ac) dengan daya kurang dari satu watt sampai
dengan ribuan watt. Bila diperlukan tegangan ac frekuensi daya dan berdaya besar (10 sampai
dengan 100 Hz, dapat digunakan berbagai jenis alternator elektromagnetik. Untuk frekuensifrekuensi yang lebih tinggi di dalam daerah frekuensi-radio, digunakan rangkaian osilator
transistor atau tabung.
I.2 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pada praktikum ini meliputi pengukuran resistansi pada resistor berdasarkan
warna cincin yang tertera pada resistor tersebut dan membuat rangkaian osilator kemudian
melakukan perhitungan frekuensi (f) berdasarkan parameter yang ada.
I.3 TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan telah memiliki kemampuan berikut:
Pengaturan penguatan dan umpan balik.
Penapisan dan penalaan frekuensi isyarat suatu gelombang.
Stabilitas osilasi dan titik kerja serta daerah kerja suatu penguat.
Adanya distorsi harmonik yang terdapat pada suatu sistem osilasi.

I.4 WAKTU & TEMPAT PRAKTIKUM


Praktikum Osilator ini dilakukan pada hari Senin, 13 Desember 2010, pukul 14.00 16.00
WITA, di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 PENDAHULUAN
Osilator adalah suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah-ubah
secara periodik dengan waktu. Osilator merupakan piranti elektronik yang menghasilkan
keluaran berupa isyarat tegangan. Bentuk isyarat tegangan terhadap waktu ada bermacammacam, yaitu bentuk sinusoida, persegi, segitiga, gigi gergaji, atau denyut. Osilator berbeda
dengan penguat, oleh Karena penguat memerlukan isyarat masukan untuk menghasilkan isyarat
keluaran. Pada osilator tak ada isyarat masukan, hanya ada isyarat keluaran saja, yang frekuensi
dan amplitudo dapat dikendalikan. Seringkali suatu penguat secara tak disengaja menghasilkan

keluaran tanpa maukan dengan frekuensi yang nilainya tak dapat dikendalikan. Dalam hal ini
penguat dikatakan berosilasi.
Osilator digunakan secara luas sebagai sumber isyarat untuk menguji suatu rangkaian elektronik.
Osilator seperti ini disebut pembangkit isyarat, atau pembangkit fungsi jika isyarat keluarannya
dapat mempunyai berbagai bentuk.
Osilator juga digunakan untuk mendeteksi dan menentukan jarak dengan gelombang mikro
(radar) ataupun gelombang ultrasonic (sonar). Selain itu, hampir semua alat digital seperti jam
tangan, digital kalkulator, computer, alat-alat pembantu komputer, dan sebagainya menggunakan
osilator.
Pesawat penerima radio dan televisi juga menggunakan osilator untuk mengolah isyarat yang
datang. Isyarat yang datang ini dicampur dengan isyarat dari osilator lokal sehingga
menghasilkan isyarat pembawa informasi dengan frekuensi lebih rendah. Isyarat yang terakhir
ini dikenal sebagai isyarat if (intermediate frequency).
II.2 RANGKAIAN OSILATOR
Osilator RC
Osilator ini menggunakan tahanan dan kapasitor sebagai penentu frekuensinya. Osilator ini
sangat mudah untuk dibangun namun memiliki ketelitian frekuensi yang rendah. Rangkaian
osilator RC yang paling sederhana dapat dibangun dengan menggunakan satu gerbang seperti
yang diperlihatkan pada gambar berikut.
Gambar Rangkaian Osilator RC dengan Inverter
Inverter yang digunakan adalah inverter yang dilengkapi dengan Schmitt Trigger. Fungsi Schmitt
Trigger disini adalah untuk mempercepat transisi tegangan keluaran dan memberi efek hysteresis
pada tegangan masukan.
Osilator LC
Pada osilator LC (rangkaian resonansi) menggunakan rangkaian resonansi sebagai pembangkit
gelombang dan penguat untuk mengatasi redaman oleh resistansi dalam induktor dan
konduktansi kapasitor.
Gambar Osilator LC (Rangkaian Resonansi)

Ada banyak model LC Oscillator namun tetap memiliki kesamaan dalam prinsip kerjanya. Salah
satu diantaranya Oscillator LC model Hartley seperti terlihat pada gambar.
Osilator Harmonisa
Osilator harmonisa menghasilkan bentuk gelombang sinusoida. Osilator harmonisa disebut juga
dengan Osilator Linear. Bentuk dasar osilator harmonisa terdiri dari sebuah penguat dan sebuah
filter yang membentuk umpan balik positif yang menentukan frekuensi output.
Prinsip osilator ini dimulai dengan adanya noise/desah saat pertama kali power dinyalakan.
Noise/desah ini kemudian dimasukkan kembali ke input penguat dengan melalui filter tertentu.
Karena hal ini terjadi berulang-ulang, maka sinyal noise akan menjadi semakin besar dan
membentuk periode tertentu sesuai dengan jaringan filter yang dipasang. Periode inilah yang
kemudian menjadi nilai frekuensi sebuah osilator.
Macam-macam osilator harmonisa
Osilator Amstrong
Osilator amstrong dinamai sesuai dengan nama penemunya Edwin Amstrong. Osilator amstrong
terdiri dari sebuah penguat dan sebuat umpan balik rangkaian LC.

Gambar Osilator Amstrong


Armstrong osilator (juga dikenal sebagai Meissner osilator menurut insinyur listrik Edwin
Armstrong, Kadang-kadang disebut sebagai pengingat osilator karena umpan balik yang
diperlukan untuk menghasilkan osilasi ini disediakan menggunakan pengingat kumparan (T di
diagram rangkaian) melalui kopel magnet antara kumparan L dan koil T.
2. Osilator Hartley
Gambar Osilator Hartley
Osilator Hartley termasuk jenis osilator LC. Osilator Hartley tersusun dari dua buah induktor
yang disusun seri dan sebuah kapasitor tunggal. Kelebihan osilator hartley adalah mudahnya
mengatur nilai frekuensi yaitu dengan menempatkan sebuah kapasitor variabel pada komponen
kapasitornya. Selain itu amplitudo output osilator juga relatif tetap pada range frekuensi kerja
penguat osilator.

3. Osilator Colpits
Gambar Osilator Colpits
Osilator Colpits termasuk jenis osilator LC. Osilator colpits tersusun dari dua buah kapasitor
yang disusun seri dan sebuah induktor tunggal. Kelebihan osilator colpits adalah mudahnya
mengatur nilai frekuensi yaitu dengan menempatkan sebuah induktor variabel pada komponen
induktornya seperti halnya penggunaan kapasitor variabel pada osilator hartley. Amplitudo
output osilator juga relatif tetap pada range frekuensi kerja penguat osilator.
4. Osilator Clapp
Gambar Osilator Clapp
Osilator Clapp termasuk jenis osilator LC. Osilator Clapp tersusun dari tiga buah kapasitor dan
satu buah induktor. Konfigurasi osilator clapp sama dengan osilator colpits namun ada
penambahan kapasitor yang disusun seri dengan induktor (L). Osilator Clapp diperkenalkan oleh
James K. Clapp pada tahun 1948.
5. Osilator Pergeseran Fasa
Gambar Osilator Pergeseran Fasa
Osilator pergeseran fasa termasuk jenis osilator RC. Pada osilator pergeseran fasa terdapat
sebuah pembalik fasa total 180 derajat. Pembalik fasa ini di menggeser fasa sinyal output sebesar
180 derajat dan memasukkan kembali ke input sehingga terjadi umpan balik positif. Rangkaian
pembalik fasa ini biasanya dibentuk oleh tiga buah rangkaian RC.
6. Osilator Kristal
Gambar Osilator Kristal
Osilator Kristal adalah osilator yang rangkaian resonansinya tidak menggunakanan LC atau RC
melainkan sebuah kristal kwarsa. Rangkaian dalam kristal mewakili rangkaian R, L dan C yang
disusun seri. Osilator Pierce ditemukan oleh George W. Pierce. Osilator Pierce banyak dipakai
pada rangkaian digital karena bentuknya yang simpel dan frekuensinya yang stabil.
7. Osilator Jembatan Wien
Osilator ini termasuk jenis osilator RC. Osilator jembatan Wien disebut juga osilator Twin-T

karena menggunakan dua T sirkuit RC beroperasi secara paralel. Satu rangkaian adalah sebuah
RCR T yang bertindak sebagai filter low-pass. Rangkaian kedua adalah CRC T yang
beroperasi sebagai penyaring bernilai tinggi. Bersama-sama, sirkuit ini membentuk sebuah
jembatan yang disetel pada frekuensi osilasi yang diinginkan. Sinyal di cabang CRC dari filter
Twin-T yang maju, di RCR itu tertunda, sehingga mereka dapat melemahkan satu sama lain
pada frekuensi tertentu.
Gambar Osilator Jembatan Wien
Osilator Relaksasi
Osilator Relaksasi merupakan osilator yang memanfaatkan prinsip saklar secara terus menerus
dengan periode tertentu yang menentukan frekuensi output. Osilator relaksasi menghasilkan
beberapa bentuk gelombang non sinus, yaitu gelombang kotak, segitiga, pulsa dan gigi gergaji.
Osilator relaksasi adalah osilator dimana kondensator diisi sedikit demi sedikit dan lalu
dikosongkan dengan cepat. Ini biasanya dibangun dari sebuah resistor atau sumber arus, sebuah
kondensator, dan sebuah peranti penahan seperti lampu neon, tiratron, DIAC, UJT, atau dioda
Gunn.
Kondensator diisi melalui resistor, menyebabkan tegangan yang membentangi kondensator
mendekati tegangan pengisi pada kurva eksponensial. Peranti penahan dijajarkan dengan
kondensator. Peranti sedemikian ini tidak akan menghantar sebelum tegangan yang
membentanginya mencapai tegangan tahan (sulut). Peranti penahan lalu menghantar dan dengan
cepat mengosongkan kondensator. Ketika tegangan pada kondensator jatuh hingga lebih rendah
dari tegangan tahan, peranti penahan berhenti menghantar dan kondensator mulai diisi kembali.
Jika unsur penahan adalah lampu neon, sirkuit juga menghasilkan kilasan cahaya setiap
kondensator dikosongkan.
Jika lampu neon atau tiratron digunakan sebagai peranti sulut, resistor tambahan dengan harga
puluhan hingga ratusan ohm dipasang berderet dengan peranti sulut untuk membatasi arus dari
pengosongan kondensator dan mencegah elektroda lampu untuk rusak dengan cepat karena pulsa
arus tinggi yang berulang dengan cepat.
Gelombang keluaran dari osilator relaksasi biasanya adalah gelombang gigi gergaji. Jika hanya
sebagian kecil dari lereng eksponensial yang digunakan (tegangan sulut dari peranti penahan
lebih rendah dari sumber tegangan), lereng kira-kira merupakan lereng linier, tetapi jika

dibutuhkan gelombang gigi gergaji yang benar-benar linier, resistor pengisian harus diganti
dengan sumber arus konstan.
Peranti sulut dengan sambungan kendali ketiga, seperti pada tiratron atau UJT memungkinkan
waktu pengosongan kondensator untuk disesuaikan dengan pulsa kendali. Dengan demikian,
keluaran gigi gergaji dapat disesuaikan dengan isyarat yang diproduksi oleh unsur sirkuit
lainnya.
II.3 Prinsip Kerja Rangkaian Transistor Sebagai Oscillator (Prinsip Kerja Transistor Flip Flop)
Salah satu penggunaan yang sangat penting dari transistor dalam dunia elektronika adalah
fungsinya sebagai Oscillator atau pembangkit pulsa. Rangkaian oscillator biasanya digunakan
untuk pemicu rangkaian counter atau pencacah, rangkaian lampu hias atau lampu berjalan serta
sebagai pembangkit sinyal pembawa atau carrier pada rangkaian radio baik AM ataupun FM.
Dari jenis dan variasi rangkaian oscillator banyak sekali jenisnya mulai dari yang sederhana
hingga yang paling rumit bahkan banyak yang sudah langsung jadi yang dikemas dalam IC
(Integrated Circuit).
Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Oscilator | Flip Flop
Rangkaian oscillator diatas adalah merupakan salah satu rangkaian oscillator yang sederhana.
Pada dasarnya prinsip kerja rangkaian oscillator adalah sama, hanya saja beberapa variasi
rangkaian terkadang dibutuhkan sesuai dengan hasil yang dibutuhkan. Pada saat transistor Q1
mengalami cutoff atau terbuka kapasitor C1 akan melakukan pengisian dan kapasior C2 akan
melakukan pelepasan muatan serta Q2 akan aktif dan membuat led D2 hidup, kemudian pada
saat transistor Q1 aktif maka C1 akan melakukan pelepasan muatan melalui kolektor Q1 ke
ground.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1 ALAT DAN BAHAN
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
Papan rangkaian berfungsi sebagai tempat untuk membuat rangkaian.

Catu daya berfungsi sebagai sumber tegangan DC.

Osiloskop berfungsi untuk mengukur dan menampilkan tegangan sinusoida, dan berbagai bentuk
gelombang yang ditemukan dalam rangkaian yang dibuat.

Kabel jumper berfungsi sebagai penghubung dalam suatu rangkaian.

III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
Transistor adalah komponen elektronika aktif yang berfungsi sebagai penguat tegangan dan
penguat arus.

Resistor adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat aliran arus listrik.

Kapasitor adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik
dalam bentuk medan listrik.

Induktor adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan arus listrik dalam bentuk

induksi listrik.

III.2 PROSEDUR PRAKTIKUM


Adapun prosedur pada praktikum osilator ini yaitu:
menyiapkan alat dan komponen yang akan digunakan
membuat rangkaian osilator dengan kapasitor 10 nF, seperti yang terlihat pada gambar berikut

menghubungkan rangkaian tersebut dengan catu daya dan osiloskop, seperti yang terlihat pada
gambar berikut
mengamati bentuk isyarat keluaran dan terjadinya osilasi pada layar osiloskop
mencatat nilai periode(T)
membuat rangkaian osilator dengan kapasitor 39 nF
menghubungkan rangkaian tersebut dengan catu daya dan osiloskop, seperti yang terlihat pada
gambar berikut
mengulangi langkah d dan e
menghitung besar frekuensi (f) dari masing-masing rangkaian yang telah dibuat dengan
persamaan f = 1/T .

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1 HASIL
IV.1.1 Tabel Pengamatan
C (nF) T (s) f (Hz)
10 10-2 100
39 5 x 10-3 200
IV.1.2 Pengolahan Data
Frekuensi untuk kapasitor 10 nF
_0=f=1/T=1/((2)(5x10^(-3)))=1/10^(-2) =100 Hz
Frekuensi untuk kapasitor 39 nF
_0=f=1/T=1/((1)(5x10^(-3)))=200 Hz
IV.1.3 Gambar bentuk isyarat keluaran
Gambar untuk kapasitor 10 nF

Gambar untuk kapasitor 39 nF

IV.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum ini menggunakan transistor, kapasitor, resistor, dan induktor sebagai komponen
penyusun dalam rangkaian osilator yang dibuat. Adapun kapasitansi dari kapasitor yang
digunakan yaitu 10 F, 10 nF, dan 39 nF. Sedangkan resistansi dari resistor yang digunakan
yaitu 10 k (2 buah) dan 27 k (1 buah).
Rangkaian osilator yang pertama dibuat adalah rangkaian yang menggunakan kapasitor 10 nF,
dimana dari rangkaian tersebut diperoleh periode terjadinya osilasi sebesar T = 10-2 sekon
sehingga frekuensinya f = 100 Hz.
Rangkaian osilator yang kedua dibuat adalah rangkaian yang menggunakan kapasitor 39 nF,
dimana dari rangkaian tersebut diperoleh periode terjadinya osilasi sebesar T = 5 x 10-3 sekon

sehingga frekuensinya f = 200 Hz.


Bentuk isyarat keluaran dari kedua rangkaian osilator tersebut yaitu sama-sama berupa
gelombang sinusoida. Akan tetapi, besarnya osilasi yang terlihat di osiloskop dari kedua
rangkaian berbeda karena kapasitansi dari kapasitor yang digunakan berbeda pula. Semakin
besar kapasitansi kapasitor yang digunakan pada rangkaian osilator, maka semakin besar
frekuensi osilasi yang dihasilkannya.

BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini yaitu:
Pengaturan penguatan dan umpan balik merupakan persyaratan bagi rangkaian osilator agar
menghasilkan osilasi secara terus-menerus.
Frekuensi isyarat suatu gelombang dapat dihitung dengan persamaan f = 1/T .
Kapasitansi kapasitor yang digunakan pada rangkaian osilator berbanding lurus dengan frekuensi
osilasi yang dihasilkannya.
Adanya distorsi harmonik adalah salah satu persyaratan utama bagi osilator gelombang sinus.
V.2 KRITIK DAN SARAN
V.2.1 Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
Kritik dan saran untuk laboratorium elektronika dan instrumentasi, yaitu:
alat dan bahan praktikum sudah cukup banyak, akan tetapi sebaiknya perlu ditambah lagi.
alat yang tidak dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau diganti.
V.2.2. Asisten
Kritik dan saran untuk asisten, yaitu sikap asisten sudah cukup baik dalam membimbing
praktikan selama praktikum berlangsung, akan tetapi perlu ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Osilator. http://www.ilmuku.com/mod/wiki/view.php? id=1834&page=Osilator.


diakses pada 19 November 2010, Makassar.
Anonim, 2010. Osilator. http://id.wikipedia.org/wiki/Osilator. diakses pada 19 November 2010,
Makassar.
Chanshue, 2010. Rangkaian Osilator. http://chanshue.wordpress.com/2010/04/15/ rangkaianosilator/. diakses pada 23 November 2010, Makassar.
Malang, Telkompoltek. 2010. Osilator Armstrong.
http://elkakom.telkompoltek.net/2010/07/osilator-armstrong.html. diakses pada 23 November
2010, Makassar.
Malang, Telkompoltek. 2010. LC Oscillator. http://elkakom.telkompoltek.net/2010/07/lcoscillator.html. diakses pada 23 November 2010, Makassar.
Sabrina, Abi. 2010. Osilator. http://abisabrina.wordpress.com/2010/08/20/ oscilator/. diakses
pada 23 November 2010, Makassar.
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dasar dan penerapannya Jilid 2. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai