Tekstur Tanah
Tekstur Tanah
Tekstur Tanah
I. PENDAHULUAN
yaitu tanah bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus. Berdasarkan uraian
tersebut, maka perlu dilakukan praktikum analisis tekstur tanah untuk mengetahui
perbandingan partikel tanah dalam hubungannya dengan penentuan kelas tekstur
tanah.
1.2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari analisa tekstur tanah yaitu untuk mengetahui perbandingan antara
fraksi pasir, debu dan liat. Kegunaannya yaitu sebagai bahan informasi dalam
proses perbandingan antara materi kuliah dan praktikum.
Pengelompokan tanah terdiri dari pasir, debu, liat. Pasir memiliki ciri
terasa kasar jika dipegang, berbutir, tidak lengket, tidak bisa dibentuk bola atau
gulungan pengalirkan air (porous/permeable). Debu/Endapan memiliki ciri terasa
tidak kasar, masih terasa berbutir, agak melekat, dapat dibentuk bola atau tegak.
Liat memiliki ciri terasa berat, halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan
baik, mudah digulung. (Kemas, 2008).
Beberapa ciri tambahan, dari pasir bahwa luas permukaan kecil, peranan
dalam mengatur sifat kimia tanah kecil, ukuran besar ruang pori tanah (banyak),
Memperlancar gerakan udara dan air. Debu memiliki ciri bahwa luas permukaan
lebih besar dari pasir, Partikel debu terasa licin seperti tepung & kurang melekat.
Sedangkan, liat memiliki ciri bahwa dengan luas permukaan paling besar, Jumlah
liat, menentukan kapasitas memegang air tanah, Mengabsorbsi unsur hara dlm
tanah (Tan, 1991).
Menurut USDA, tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas, yaitu liat, liat
berpasir, lempung berliat, liat berdebu, lempung liat berpasir, lempung liat
berdebu, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, pasir, dan pasir
berlempung (Hakim, 1986).
Sifat dari tekstur tanah tersebut, yaitu tanah pasir, sifatnya seperti rasa
kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan serta tidak melekat. Pasir
berlumpur, sifatnya, seperti rasa kasar sangat jelas, membentuk bola yang mudah
sekali hancur serta sedikit sekali melekat. Lempung berpasir sifatnya, seperti rasa
kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.
Lempung berdebu sifatnya, seperti rasa licin, membentuk bola teguh, membentuk
pita, lekat. Lempung sifatnya, seperti rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk
bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat serta melekat.
Debu sifatnya, seperti rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit
digulung dengan permukaan mengkilat serta agak melekat. Lempung berliat
sifatnya, seperti rasa agak kasar, membentuk bola teguh (kering), membentuk
gulungan jika dipijit, gulungan mudah hancur serta melekatnya sedang. Lempung
liat berpasir sifatnya, seperti rasa kasar agak jelas, membentuk bola teguh
(kering), membentuk gulungan jika dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
Lempung liat berdebu sifatnya, seperti rasa jelas licin, membentuk bola teguh,
gulungan, gulungan mengkilat serta melekat. Liat berpasir sifatnya, seperti rasa
licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah di
gulung serta melekat sekali. Liat berdebu sifatnya, seperti rasa agak licin,
membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta
melekat. Liat sifatnya, seperti rasa berat membentuk bola baik serta melekat
sekali. Liat berat sifatnya, sama seperti rasa dan sifat tanah liat, tetapi rasa berat
sekali. (Saifuddin,1998).
Tanah berkonsistensi liat dan lekat apabila dalam keadaan lembab, fraksi
pasir dapat dirasakan dominan merajai. Tekstur tanah sangat mempengaruhi sifat
fisik tanah seperti daya serap atau daya simpan air, permeabilitas aerasi, drainase,
plasitas dan kelekatan (Kemas, 2008).
Pengaruh struktur tanah dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman
terjadi secara langsung. Struktur tanah yang remah pada umumnya menghasilkan
laju pertumbuhan tanaman dan produksi per satuan waktu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar
tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah rendah umumnya lebih banyak
dibandingkan dengan akar pada tanah yang berstruktur ringan lebih cepat per
satuan waktu dibandingkan pada akar tanaman pada tanah kompak sebagai akibat
mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang tersedia banyak pada
tanah remah. Selain itu, akar tanaman memiliki kesempatan untuk bernafas secara
maksimal pada tanah yang berpori dibandingkan pada tanah padat. Tanaman yang
tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti berlempung tinggi sulit
mengambangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibatnya
rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan turut mengalami kesulitan untuk
menembus struktur tanah sehingga perakaran tersumbat (Agrostologi, 2010).
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan analisis tekstur ini dilaksanakan pada hari selasa 18 Oktober 2013
pukul 15.20 WITA sampai selesai dan dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan
KesuburanTanah, jurusan ilmu tanah, universitas hasanuddin.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam analisis tektur tersebut, yaitu timbangan ohaus, botol
tekstur, saringan, cawan, oven, mesin pengocok, stopwatch, hydrometer dan
thermometer.
Adapun bahan yang digunakan, yaitu tanah yang sudah dikering udarakan dan
dihaluskan, 10 ml calgon, air aquades, kantong plastic dan karet gelang, serta
tissu.
3.3. Prosedur Kerja
1. timbang 20 gram tanah yang telah dikering udarakan, butir-butir tanah ini
berukuran kurang dari 2 mm.
2. masukkan ke dalam erlenmayer atau botol tekstur dan tambahkan 10 ml
calgon 0,05% dan air secukupnya.
3. Tutup dengan plastic Kemudian, kocok dengan mesin pengocok selama 1-2
jam.
4. Tuangkan secara kualitatif semua isinya ke dalam selinder sedimentasi 500 ml
yang diatasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0,005 dan
bersihkan botol tekstur dengan bantuan botol semprot.
14. Hitung berat debu dan liat dengan menggunakan parsamaan dibawah ini ;
Berat debu dan liat
Berat liat
H 1 0,3 t1 19,8
0,5............(a)
2
Berat debu
H 2 0,3 t 2 19,8
.....................(b)
2
C
100%
ac
% debu :
% liat
(a - b)
ac
100%
b
ac
100%
Lapisan
Presentase
Kelas tekstur
Pasir
(%)
Debu (%)
Liat (%)
44%
31%
25%
Lempung
II
64%
4%
32%
Lempung Berpasir
DAFTAR PUSTAKA
Agroastrologi, 2010. Tekstur tanah. http://www.iel.ipb.ac.id/sac/hibah.htm.
Foth, Hendry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi keenam. Erlangga
Jakarta.
Hakim, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas lampung. Lampung
Hardjowigero, 2009. Ilmu Tanah. PT. Meddiyatama Sarana
Perkasa. Jakarta .
Kemas Ali Hanafiah. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo
Persada
Jakarta.
Madjid, Abdul, 2099. Definisi Tanah dan Profil Tanah. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. Blogspot : http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2008/02/definisitanah-fungsi-dan-profil-tanah.html.
Rahmat.2008. Tekstur Tanah. Rahmat Kusnadi :
http://mastegar.blogspot.com/2009/08/tekstur-tanah.html
Saifuddin.1998. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Jakarta
Tan, K. H. 1991. Principles of Soil Chemistry ( Dasar-Dasar Kimia
Tanah).
Gadjah
Mada
University
Press.
Yogyakarta.
LAMPIRAN
Lapisan I :
Dik :
H1
:7
H2 : 1
t1
: 29 oC
t2 :28 oC
: 1,5 gram
H 1 0,3 t1 19,8
0,5
2
7 0,3 29 19,8
0,5
2
7 0,3(9,2)
0,5
2
7 2,76
0,5
2
9,76
2 0,5
4,88 0,5
4,38
Berat liat
Berat debu
% pasir
H 2 0,3 t 2 19,8
1 0,3 28 19,8
1 0,3(8,2)
1 2,46
3,46
2
1,73
4,38 1,73
2,65
C
100%
ac
1,5
: 5,88 100%
: 25,5 %
% debu
(a - b)
ac
(4,38 - 1,73)
100%
4,38 1,5
100%
2,65
: 5,88 100%
: 45,1 %
% liat
b
ac
1,73
100%
: 4,38 1,5
1,73
: 5,88 100%
: 29,4 %
100%
Lapisan I
Pasir
: 25,5 %
Debu
: 45,1 %
Liat
: 29,4 %
Dari segitiga tekstur diatas maka didapat bahwa lapisan 1 merupakan lempung
berliat.