Laporan Pendahuluan Post Partum
Laporan Pendahuluan Post Partum
Laporan Pendahuluan Post Partum
OLEH :
NI LUH PUTU YULIASTINI
1102105021
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas kurang lebih selama 6 minggu
(Syaifuddin, 2002)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6
alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal (Barbara F. weller 2005 )
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam(Abdul Bari Saifuddin,2002 ).
2. Klasifikasi
Menurut Mochtar (1998) Periode post partum dibagi menjadi 3 :
a. Immediate post partum : 24 jam pertama post partum
b. Early post partum : minggu pertama post partum
c. Late post partum : minggu ke 2-6 post partum
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
a.Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah diperbolehkan berdiri
dan berjalan
b. Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara menyeluruh
dengan lama 6-8 minggu
c.Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
saat hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Waktu yang diperlukan untuk
sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan
Sistem reproduksi
1) Involusi uterus
Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik,
berangsur-angsur akan mengecil. Sesudah plasenta lahir berat rahim 1000 gram,
seminggu kemudian 500 gr, 2 minggu post partum 375 gram dan pada akhir
puerpurium 50 gr.
Waktu
1 2 jam PP
12 jam PP
3 hari PP
10 hari PP
Selain perubahan uterus, pada ovarium pun juga terjadi perubahan, yaitu pada
waktu kehamilan ovarium tidak memecah sel telur. Hal ini terjadi karena adanya hormon
progesteron dan estrogen yang menekan FSH.Pada masa nifas hormon progesteron dan
estrogen menurun sehingga FSH kembali akan mempengaruhi primordial folicel, terjadi
folicel de graf dan bila ovum tidak dibuahi akan terjadi menstruasi.
b. Sistem Kardiovaskuler
Kehilangan darah 400 500 ml pada persalinan melalui jalan lahir adalah normal
dan akan menjadi dua kali lebih besar pada sectio caesaria cardial output. Kembali ke
keadaan sebelum hamil sekitar minggu ke-3 post partum. Hipotensi ortostatik
mungkin tejadi pada 48 jam I post partum. Bradikardi dapat terjadi 6 8 hari post
partum. Bradikardi akan kembali normal dalam 3 bulan.
c.
Sistem Perkemihan
Selama proses persalinan vesika urinaria bisa mengalami trauma akibat tekanan
sehingga menyebabkan oedema dan menimbulkan overdistensi dan pengeluaran
kandung kemih tidak sempurna. Diuresis terjadi dalam 12 jam pertama post partum.
Berkemih spontan dalam 6 jam pertama post partum.
d. Sistem Gastrointestinal
Motilitas dan tonus otot sistem gastrointestinal biasanya kembali normal dalam 2
minggu post partum. Setelah persalinan ibu merasa lapar dan haus karena
penggunaan energi. Pada periode awal post partum dapat terjadi konstipasi karena
penurunan motilitas usus dan tonus otot abdomen, kehilangan cairan, rasa tidak
nyaman pada perineum, penggunaan enema kala 1 dan hemoroid.
e.
Sistem Endokrin
Setelah plasenta lahir, esterogen dan progesteron mengalami penurunan sedangkan
prolaktin akan rneningkat. Menstruasi terjadi setelah 12 minggu post partum pada ibu
menyusui dan 36 minggu post partum pada ibu menyusui. Laktasi adalah
4. Patofisiologi (terlampir)
5. Tanda Gejala
Masa nifas dimulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu akan
tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sediakala dalam waktu 3 bulan
(Prawirohardjo, 1991). Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisilologi yaitu :
Perubahan fisik
Involusi uterus dan pengeluaran lochea
Laktasi dan pengeluaran ASI
Perubahan system tubuh lainnya
Perubahan psikis
Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan:
e. Serviks
Serviks segera setelah kala III, serviks dan segmen bawah uterus menjadi struktur
tipis, kolaps, dan kendur. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan sampai pada
akhir minggu pertama sulit untuk dimasukkan satu jari.
Adaptasi psikologis
Adaptasi psikologis post partum adalah suatu proses penyesuaian seorang ibu pasca
melahirkan yang dimulai dan masa-masa ketergantungan pada orang lain sampai dengan
tahap mandiri. Adapun tahapan adaptasi psikologi post partum dapat terbagi dalam
beberapa fase, antara lain (Reva Rubin, 2003) membagi menjadi 3 fase :
1. Fase taking in yaitu fase ketergantungan, hari pertama sampai dengan hari ketiga post
partum, fokus pada diri sendiri, berperilaku pasif dan ketergantungan, menyatakan ingin
makan dan tidur, sulit membuat keputusan.
2. Fase taking hold yaitu fase transisi dari ketergantungan kemandiri, dari ketiga sampai
dengan kesepuluh post partum, fokus sudah ke bayi, mandiri dalam perawatan diri, mulai
memperhatikan fungsi tubuh sendiri dan bayi, mulai terbuka dalam menerima pendidikan
kesehatan.
3. Fase letting go yaitu fase dimana sudah mengambil tanggung jawab peran yang baru, hari
kesepuluh sampai dengan enam minggu post partum, ibu sudah melaksanakan fungsinya,
ayah berperan sebagai ayah dan berinteraksi dengan bayi.
6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit ( Hb/Ht )
b. Urinalisis; kadar urin, darah.
7.
8.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum : TD, nadi, keluhan, dll
Keadaan umum
: suhu, selera makan, dll
Payudara
: ASI, putting susu
Dinding perut
: perineum, kandung kemih, rectum
Sekret yang keluar misalnya lochea, flour albus
Terapy/Tindakan Penanganan
Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
Memberikan antibiotik bila ada indikasi
Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan perawatan
payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang
senam nifas.
Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
Makanan harus bermutu, beergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan yang
mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
3. Miksi
Hendaknya kencing dilakukan sendiri akan secepatnya. Bila kandung kemih penuh dan
sulit tenang, sebaiknya dilakukan kateterisasi.Dengan melakukan mobilisasi secepatnya
tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi.
4. Defekasi
Buang air besar, harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.Bila terjadi obstipasi dan
timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin terjadi febris.Lakukan
klisma atau berikan laksan peroral ataupu perektal.Dengan melakukan mobilasasi sedini
mungkin tidak jarang kesulitan defekasi dapat diatasi.
5. Perawatan payudara
o Dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering
sebagai persiapan untuk menyusui bayi
o Jika putting rata. Sejak hamil ibu dapat menarik-narik puting susu. Ibu harus tetap
menyusui agar putting selalu sering tertarik.
o Putting Lecet. Putting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan
payudara yang tidak benar dan infeksi monilia. Penatalaksanaan dengan tehink
menyusui yang benar, putting harus kering saat menyusui, putting diberi lanolin,
monilia diterapi dan menyusui pada payudara yang tidak lecet. Bila lecetnya luas
menyusui di tunda 24-48 jam dan ASI dikeluarkan dengan tangan atau dipompa.
o Payudara bengkak. Payudara bengkak disebabkan pengeluaran ASI yang tidak
lancar karena bayi tidak cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih.
Penatalaksanaanya dengan menyusui lebih sering, kompres hangat. Susu
dikeluarkan dengan pompa dan pemberian analgesic.
o Mastitis. Payudara tampak edema, kemerahan dan nyeri yang biasanya terjadi
beberapa minggu setelah melahirkan. Penetalaksanaan dengan kompres
hangat/dingin, pemberian antibiotic dan analgesic, menyusui tidak dihentikan.
o Abses payudara. Pada payudara dengan abses ASI dipompa, abses di insisi,
diberikan antibiotic dan analgesic.
o Bayi yang tidak suka menyusui. Keadaan ini dapat disebabkan pancaran ASI yang
terlalu kuat sehingga mulut bayi terlalu penuh, bingung putting pada bayi yang
menyusui diselang seling dengan susu botol, putting rata dan terlalu kecil atau
bayi mengantuk. Pancaran ASI yang terlalu kuat diatasi dengan menyusui lebih
sering, memijat payudara sebelum menyusui, serta menyusui dengan terlentang
dengan bayi ditaruh diatas payudara. Pada bayi dengan bingung putting, hindari
dengan pemakaian dot botol dan gunakan sendok atau pipet untuk memberikan
pengganti ASI. Pada bayi mengantuk yang sudah waktunya diberikan ASI,
usahakan agar bayi terbangun.
o Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk
kesehatan bayinya.
6. Laktasi
Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya, menyusui
bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anak.Setelah
partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesterone terhadap hipofisis hilang.
Timbul pengaruh lactogen hormone (prolaktin) kembali dan pengaruh oksitosin
mengakibatkan miopitelium kelenjar susu berkontraksi, sehingga terjadi pengeluaran air
susu. Umumnya produksi ASI berlangsung betul pada hari ke-2-3 pp.Pada hari pertama,
air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan kuning lebih kental daripada
susu, mengandung banyak protein dan globulin
7. Perasaan mulas sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang sangat menggangu selama
2-3 hari pasca persalinan dan biasanya lebih sering pada multipara dibanding primipara.
Perasaan mulas lebih terasa saat menyusui, dapat pula timbul bila masih ada sisa selaput
ketuban , sisa plasenta atau gumpalan darah dalam kavum uteri. Pasien dapat diberikan
analgesic atau sedative.
8. Latihan senam dapat diberikan mulai hari ke 2 misalnya:
a. Ibu terlentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan diatruh di atas dan menekan
perut. Lakukan pernafasan dada lalu pernafasan perut.
b. Dengan posisi yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali.
c. Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan miksi
dan defekasi.
d. Duduklah pada kursi, perlahan bunbgkukkan badan sambil tangan berusaha
menyentuh tumit.
9. Nasehat untuk ibu post natal
o Sebaiknya bayi disusui
o Bawakan bayi untuk imunisasi
o Lakukanlah KB
o Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan
o Frekuensi Kunjungan pada Masa Nifas
Kjgn
Waktu
partum
perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
Tujuan
abnormal.
Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan cukup
istirahat.
Memastikan
ibu
menyusui
dengan
baik
dan
tidak
minggu
hari.
Sama seperti di atas ( 6 hari post partum)
post partum
6
minggu
post partum
9. Komplikasi
Pembengkakan payudara
Mastitis (peradangan pada payudara)
Endometritis (peradangan pada endometrium)
Post partum blues: Wanita mengalami gangguan mood, puncaknya pada hari ke -5
dan berakhir pada hari ke 14. Ibu merasa down, mudah menangis tanpa alasan yang
jelas, ibu merasa kelalahan, konsentrasi rendah, merasa kehilangan, sedih, dan
terkadang merasa bermusuhan dengan suaminya.
Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada
jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam persalinan
atau sesudah persalinan.
10. Prognosis
Masa Nifas normal jika involusi uterus, pengeluaran lochea, Pengeluaran ASI, dan
perubahan sistem tubuh, termasuk keadaan psikologis normal (Saifudi, AB. 2002)
B.
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status perkawinan.
a.
b.
c.
d.
pengungkapan masalah
III.
IV. EVALUASI
Evaluasi terdiri dari SOAP, dimana:
S: menunjukkan data subjektif yang kita peroleh dari klien setelah dilakukan tindakan
keperawatan
O: menunjukkan data objektif yang dapat kita peroleh setelah dilakukan tindakan
keperawatan
A: adalah analisis perawat terhadap berhasil atau tidaknya intervensi yang dilakukan untuk
mencapai tujuan dan kriteria hasil
P: merupakan rencana perawat setelah dilakukan analisis terhadap hasil dari intervensi
asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Ida. 1993. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
Bobak,I.M.,Lowdermilk,
D.L.,
&Jensen,M.D.(2005).BUKU
AJAR
KEPERAWATAN
Helen
dkk.
2002.
Buku
Saku
EGChttp://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/1salinrumah.pdf
Bidan.
Jakarta:
(diakses14 desember
2013 )
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta