John Deere Final
John Deere Final
John Deere Final
tahun
1962
Deere
mulai
membangun
gedung
dan
traktor
membantu
divisi
traktor
sebesar
150
unit
per
hari.
Pada
misalnya
transmisi
desain
lanjutan
dan
roda
yang
akan
Biaya-biaya
tersebut
dialokasikan
ke
persentase
markup
disamping biaya material. Dari waktu ke waktu tarif terpisah ini sudah
ditetapkan untuk baja, castings, dan pembelian untuk merefleksikan
perbedaan permintaan.
Perhtungan menggunakan tenaga kerja langsung dan material overhead
ini dibagi atas biaya langsung (biaya variabel), seperti biaya setup, scrap,
materials handling, bervariasi tergantung volume aktivitas produksi dan
periode (biaya tetap), seperti pajak, biaya depresiasi, listrik, gaji tidak
dipengaruhi
oleh
aktivitas
produksi.
Pada
tahun
1984,
JDCW
perbedaan
maka
jam
atas
ACTS
digunakan
untuk
Permasalahan
Sejarah mencatat kehancuran agribisnis yang dimulai dengan turunnya
nilai tanah pertanian dan harga komoditas yang menurun tajam yang
mengakibatkan Deere untuk mengatur tingkat pelaksanaan operasi
semakin
ke
menurun,
pemotongan
biaya,
menekankan
pembuat
penawaran.
Mereka
memberikan
kontrak,
dan
semua
yang
besar
dan
memproduksi
barang
yang
sangat
harus
dapat
menyimpulkan
bagaimana
setiap
lini
produk
keputusan,
perilakunya.
Dalam
bisa
baik
atau
menentukan
buruk,
cost
tergantung
driver
kita
efek
perlu
dapat
menimbulkan
efek
perilaku
yang
diinginkan
dan
Analisis Permasalahan
Pengalokasian biaya overhead ke dalam setiap produk dilakukan dalam
dua tahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasi aktivitas-aktivitas
proses produksi yang signifikan dari setiap produk. Dalam tahap ini, JDWC
mengidentifikasi 7 aktifitas signifikan dalam proses produksi. Oleh karena
itu, total biaya overhead akan dialokasikan ke dalam 7 aktifitas
dibandingkan menggunakan standard cost yang hanya memiliki dua cost
driver (direct labor dan machine hour). Ketujuh aktifitas yang digunakan
JDWC sebagai cost driver sebagai berikut;
1. Direct Labor Support, overhead dialokasikan berdasarkan karyawan
langsung yang menangani pembuatan komponen-komponen. Biaya ini
allowance
for
benefits,
break
period,
gaji,
personnel,
yang
menunjang
overhead
dapat
dijumlahkan
menjadi
1,898,000 (in 1985) dan dibagi oleh total direct labor dollar $ 1,714,000
yang menghasilkan overhead rate untuk aktifitias ini sebesar 111%.
2. Machine Operation, overhead yang dihasilkan dari beroperasinya
turning machine, ditambah pengalokasian biaya kapasitas dan fasilitas.
Total biaya yang digunakan untuk mengoperasikan turning machine $
4,045,000 dan dibagi total machine hour 242,000 yang menghasilkan $
16.70 per hour overhead rate untuk aktifitas ini.
3. Setup Hours, overhead yang dihasilkan berdasarkan perubahan dari
tugas yang harus dijalankan. Hal ini termasuk biaya actual setup; small
share machine, small tool maintenance, supervision, dan gaji industrial
engineering. Biayanya adalah $ 1,111,000 dibagi dengan estimated
number of setup hours 32,900 yang menghasilkan overhead rate per
jamnya $33.80.
4. Production Order Activity, dihasilkan dari kegiatan penjualan yang
menghasilkan pesanan komponen-komponen. Total biaya dibagi dengan
total pesanan produksi per tahun 7,150 yang menghasilkan biaya $ 114
setiap production order.
5. Materials Handling, biaya
overhead
yang
muncul
dari
aktifitas
yang
dihasilkan
ke
tahap
selanjutnya.
Biaya
yang
ketika
didistribusikan
ke
2,050
parts
di
dalam
system,
menentukan
mengalokasikan
total
aktifitas-aktfitas
overhead,
dalam
yang
tahap
signifikan
kedua
JDWC
untuk
dapat
menentukan biaya per unit produk berdasarkan ketujuh cost driver untuk
menghasilkan satu unit produk. Kedua tahapan dalam biaya berdasarkan
aktifitas dapat disimpulkan kedalam bagan sebagai berikut;
JDCW melakukan penawaran sebanyak 275 suku cadang. Tetapi dari 275
suku cadang yang menjadi penawaran JDCW hanya 58 suku cadang yang
harganya dibawah penawaran dari luar. 103 suku cadang yang harga
direct cost-nya lebih murah dibandingkan dengan full cost dari luar.
Sedangkan sisanya, baik direct cost ataupun full costnya, lebih tinggi
dibandingkan dengan penawaran dari luar. Dengan harga yang tidak
Harga per unit yang tidak kompetitif ini sebagian besar disebabkan karena
JDCW
menggunakan
standard
cost
accounting
system
dalam
activity
Cost
activity
cost pool
total direct
support
Machine
0
4,045,00
labor dollars
Machine
setup hours
order
activity
Materials
Handling
Parts
Administrati
administrati
Hours
estimated
1,111,00
No
1
2
32,900
$33.80
setup hours
annual
817,000
production
7,150
orders
the number
303,000
15,600
of loads
parts in
999,000
2,050
system
998,000
Value Added
10,887,0
10,171,0
00
STANDARD COST
Total
Standar
Overhea
Overhea
d
d base
d
Direct
3,501,00
1,714,0
Labor
Machine
0
6,670,00
Hours
0
10,171,0
Total
00
111%
$16.70
ve
Total
Rate
242,000
number of
on
General and
7
quantity
1,714,00
1,898,00
Production
4
driver
Direct labor
Operation
Pool
cost driver
00
242,000
Overhea
d Rate
205%
$27.56
00
$114
$19.42
$487
9.10%
Berikut
merupakan
perhitungan
elements
part
A103
dengan
menggunakan ABC
Direct Materials
Direct Labor
Overhead
6.44
: (0.185x4.2hr)
2.36
2.62
5.15
3.54
2.86
0.97
1.07
1.69 17.9
26.7
sebuah
model
diciptakan
menggunakan
Lotus
1-2-3
mempengaruhi jenis alat yang dipakai). Oleh karena itu, biaya material
yang dialokasikan ke suatu komponen tergantung dari bagaimana material
itu digunakan juga harga perolehannya. Penggunaan selanjutnya model
ABC atas biaya material adalah;
berbeda.
Model ABC tersebut dapat mengkalkulasi
yang
dapat
menghasilkan
biaya
manufaktur
terendah
setiap
tahunnya
Membandingan setup mesin yang berbeda
Dapat mengkalkulasikan costs at par level of utilization, walaupun
metode ABC yang dikembangkan berbasis normal volume
Model
ABC
merekomendasikan
mereka
untuk
heat
treating,
dan
sheet
metal
work.
Sedapat
mungkin
departemen dapat diorganisir ulang dari proses hingga maufaktur cell dan
pengadopsian pendekatan Just In Time untuk mempersingkat lead
time, meningkatkan kualitas, dan juga menurunkan biaya
Agar ABC Model yang digunakan lebih efektif maka dilakukan
beberapa perubahan dalam implementasinya, yaitu terhadap
1. Penawaran
ABC digunakan untuk menghitung biaya mesin dan menyiapkan
penawaran untuk Deere ataupun pelanggan dari luar. Dengan
rata-rata
run
time,
mengurangi
dapat
kerumitan
biaya
yang
sebenarnya
dan
lebih
akurat.
Sehingga
actual
cost
per
unit,
sehingga
tidak
akan
terjadi
materials
handling,
parts
administration,
general
and
administrative.
3. Tujuan dari penggunaan metode ABC bukan untuk menghasilkan biaya
per unit yang kecil, namun menghasilkan biaya yang sebenarnya.
Terbukti dari kasus John Deere, perbedaan cost dari awal perusahaan
menggunakan standard costing menjadi Activity Based Costing hasilnya
bervariasi, ada yang biayanya menjadi lebih kecil dan menjadi lebih
besar.
4. Meskipun terdapat variasi perubahan cost karena beralih menggunakan
metode ABC, John Deere tetap dapat bersaing dengan lebih percaya diri
karena keakuratan penentuan biaya, karena menghindari profit margin
yang semu akibat adanya overcosting dan undercosting.
5. Agar pengaplikasian ABC menjadi lebh efisien makan harus dibantu
dengan perubahan-perubahan pada pabrik. Misalkan dalam kebijakan
transfer pricing yang diubanh dengan menggunakan market based
dibandingkan dengan direct cost v.s full cost. Selain kebijakan, layout
pabrik juga diubah untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan ABC.
6. Saat ini ABC hanya diterapkan untuk operasi-operasi yang
menggunakan turning machine, namun tidak ada salahnya dikemudian
hari untuk mengaplikasikan ABC pada proses-proses produksi lain. Hal
ini dikarenakan penggunaan ABC dalam mengalokasikan overhead tepat