Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

1.

Asuhan Sayang Ibu sebagai Kebutuhan Dasar dalam Persalinan


Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi
seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta
dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan
dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan. Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan
pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk :
Mendukung ibu dan keluarga baik secara fisik dan emosional selama persalinan dan
kelahiran.
Mencegah membuat diagnosa yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan
komplikasi selama persalinan dan kelahiran.
Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi.
Memberikan asuhan yang akurat dengan meminimalkan intervensi.
Pencegahan infeksi yang aman untuk memperkecil resiko.
Pemberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan terjadi penyulit.
Memberikan asuhan bayi baru lahir secara tepat.
Pemberian ASI sedini mungkin.
Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan.
Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan yang
sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.
1 Konsep Asuhan Sayang Ibu
Konsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:
a. Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan
hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga
privasi, memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.
b. Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses persalinan,
menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan
ibu dan keluarga dalam pengambilan keputusan.

c. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan


merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.
d. Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.
e. Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu tentang apa
yang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.
Badan

Coalition

Of

Improving

Maternity

Services

(CIMS)

melahirkan

Safe

Motherhood Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan sayang
ibu sebagai berikut:
a. Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan
emosional dan fisik secara berkesinambungan.
b. Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan.
c. Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat.
d. Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi persalinan
yang nyaman bagi ibu.
e. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang
berkesinambungan.
f.

Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian
ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena,
menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik.

g. Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa
obat-obatan.
h. Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri.
i.

Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama

j.

Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.

2 Prinsip Umum Sayang Ibu


Prinsip-prinsip sayang ibu adalah sebagai berikut: a) Memahami bahwa kelahiran
merupakan proses alami dan fisiologis, b) Menggunakan cara-cara yang sederhana dan
tidak melakukan intervensi tanpa ada indikasi, c) Memberikan rasa aman, berdasarkan
fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu, d) Asuhan yang diberikan

berpusat pada ibu, e) Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu, f) Membantu ibu agar
merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional, g) Memastikan ibu mendapat
informasi, penjelasan dan konseling yang cukup, h) Mendukung ibu dan keluarga untuk
berperan aktif dalam pengambilan keputusan, i) Menghormati praktek-praktek adat dan
keyakinan agama, j) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/
keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas., k) Memfokuskan perhatian pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
3 Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan
Menurut Pusdiknakes (2003), upaya penerapan asuhan sayang ibu selama proses persalinan
meliputi kegiatan:
a. Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat dengan bidan.
b. Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan dalam
pemberian asuhan.
c. Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan
dihadapi ibu dan keluarga.
d. Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan
dengan proses persalinan.
e. Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses persalinan.
f.

Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila terjadi

g. kegawatdaruratan kebidanan.
h. Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha
memberi rasa nyaman dan aman.
i.

Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana dan
prasarana pertolongan persalinan.

j.

Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.

k. Membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu
selama proses persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan makan dan
minum, memijit punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu, membimbing relaksasi
dan mengingatkan untuk berdoa.
l.

Bidan melakukan tindakan pencegahan infeksi.

m. Menghargai privasi ibu dengan menjaga semua kerahasiaan.


n. Membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama persalinan yang
nyaman dan aman.
o. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak kontraksi.
p. Menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak merugikan.
q. Menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan.
r.

Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam waktu 1
jam setelah persalinan.

s. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah
kelahiran bayi dengan membimbing ibu membersihkan payudara, posisi menyusui
yang benar dan penyuluhan tentang manfaat ASI.
2. Aspek Fisik dan Psikologis
Dukungan fisik dan psikologis tidak hanya diberikan oleh bidan, melainkan suami,keluarga,
teman, maupun tenaga kesehatan yang lain. Dukungan dapat dimulai sejak awal ibu
mengalami kehamilan. Dukungan fisik dan emosional harus sesuai dengan aspek sayang ibu
yaitu:
a. Aman, sesuai evidence based dan menyumbangkan keselamatan jiwa ibu
b. Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, serta emosional serta merasa didukung dan
didengarkan
c. Menghormati praktek budaya, keyakinan agama, ibu/keluarga sebagai pengambilkeputusan
d. Menggunakan cara pengobatan yang sederhana sebelum memakai teknologi canggih; dan
e. Memastikan bahwa informasi yang diberikan dapat dipahami oleh ibu.
Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran meliputi: mendengarkan dan
melakukan observasi, melakukan kontak fisik, bersikap tenang dan bisa menenangkan pasien.
Hasil

penelitian

(Randomized

Controlled

Trial)

membuktikan

bahwa dukungan fisik,emosional dan psikologis selama persalinan dan kelahiran sangat
efektif dan memberikan pengaruh apabila dilakukan pendampingan terus-menerus.
Adapun pengaruhnya adalah: mengurangi kelahiran dengan tindakan vacum, forceps, dan
operasi sesar, mengurangi kejadian APGAR score bayi kurang dari 7, memperpendek
lama persalinan, dan kepuasan ibu semakin besar dalam pengalaman persalinan.

3. Kehadiran Pedamping
Penelitian menunjukan bukti bahwa kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan
dapat menimbulkan efek positif terhadap persalinan dalam arti dapat menurunkan morbiditas,
mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan menurunnya persalinan dengan
operasi termasuk bedah besar, selain itu kehadiran seorang pendamping persalinan dapat
memberikan rasa nyaman, aman, semangat, dukungan emosional, dan dapat membesarkan
hati ibu.
Hodneet (2002) dalam Chapman mengungkapkan bahwa ada beberapa keuntungan
dalam dukungan yang berkesinambungan bagi ibu hamil,antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.

Berkurangnya kebutuhan analgesia farmakologis dan lebih sedikit epidural,


Berkurangnya kelahiran instrumental,
Pembedahan caesar untuk membantu kelahiran menjadi berkurang,
Skore apgar < 7 lebih sedikit,
Berkurangnya trauma perinatal.

Lebih dari itu menurut Hodneet pengalaman ibu yang melahirkan dengan dukungan yang
berkesinambungan akan mewujdkan :
a.
b.
c.
d.
e.

Persalinan yang lebih baik dari yang diharapkan,


Pengalaman keseluruhan yang positif bagi ibu,
Ibu lebih mungkin menyusui sendiri pada 6 minggu,
Depresi lebih kecil pada 6 minggu,
Lebih sedikit kesulitan memelihara bayi.

Kehadiran seorang pendamping memungkinkan ibu bersalin untuk memiliki rasa percaya diri
lebih besar untuk bertanya atau meminta secara langsung atau melalui pendamping tersebut.
Pendamping persalinan bisa dilakukan oleh suami, anggota keluarga atau seseorang pilihan
ibu yang berpengalaman dalam proses persalinan, untuk itu seorang bidan harus menghargai
keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara yang khusus untuk menemaninya baik
ditemani oleh suami / anggota keluarga atau temannya yang ia inginkan selama proses
persalinan. Bidan harus dapat mengarahkan mereka untuk melakukan peran aktif dalam
mendukung ibu dan mengidentifikasi langkah-langkah yang mungkin sangat membantu
kenyamanan ibu.
Adapun dukungan yang dapat diberikan oleh pendamping diantaranya adalah :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Mengusap keringat,
Menemani / membimbing jalan-jalan,
Memberikan minum,
Merubah posisi,
Memijat punggung , kaki atau kepala ibu dan tindakan yang bermanfaat lainnya,
Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman,
Membantu ibu bernafas pada saat kontraksi,
Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu.

4. Pengurangan rasa sakit, pendekatan dan cara mengurangi rasa sakit


Meskipun sudah dialami oleh sebagian besar wanita, rasa nyeri saat melahirkan bersifat unik
dan bebeda pada tiap individu, rasa nyeri tersebut juga memiliki karakteristik tertentu yang
sama atau bersifat umum. Pengendalian rasa nyeri berhubungan dengan keputusan untuk
mengimplementasikan atau memberikan pengendalian nyeri tersebut.
Rasa nyeri pada persalinan yang dialami oleh wanita pada saat persalinan disebabkan oleh
kontraksi uterus, dilatasi servik dan distensi perineum, pada akhir kala I dan II dengan
peregangan vagina dan dasar panggul untuk mengakomodasi bagian terendah janin.
Adapun tindakan pendukung yang dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
adalah sbb:
a. Pengaturan posisi
Faktor penting saat seorang wanita berada dalm persalinan adalah bukan saat ia akhirnya
melahirkan tetapi tetap mampu bergerak dengan gelisah selama persalinan.Mobilisasi
membantu ibu untuk tetap merasa terkendali.
Membiarkan ibu bersalin untuk memilih posisi persalinan memiliki banyak keuntungan
misalnya kurangnya rasa tak nyaman, kurangnya trauma perineum, lebih mudah meneran
dan posisi juga merupakan salahsatu dasar yang mempengaruhi keutuhan perineum. Untuk
itu ibu bersalin harus diperbolehkan mengambil posisi pilihan mereka sendiri saat
persalinan
Posisi yang diterapkan saat persalinan harus menghindari terjadinya hipoksia pada janin,
menciptakan pola kontraksi uterus yang efisien, meningkatkan dimendi pelvis,
memudahkan pengamatan janin, memberikan paparan perineum yang baik, menyediakan
daerah yang bersih untuk melahirkan dan merasa nyaman.
Pengaturan posisi melibatkan juga penempatan bantal,wanita bersalin memerlukan bantal
di bawah kepalanya,hal ini dapat meningkatkan relaksasi,mengurangi tekanan otot dan

mengeliminasi titik-titik takanan.beberapa hal di bawah ini juga dapat mengurangi rasa
nyeri pada ibu,diantaranya adalah anjurkan ibu untuk mencoba posisi posisi yang nyaman
bagi dirinya, Ibu boleh berjalan,berdiri,duduk atau jongkok,berbaring miring atau
merangkak. Jangan menempatkan ibu pada posisi terlentangsupine hypotensi syndrome.

b. Relaksasi dan latihan pernapasan


Ada 3 latihan relaksasi diantaranya adalah relaksasi progresip yaitu dengan cara
mengeraskan satu grup otot (tangan,lengan,kaki,muka) dengan sengaja sekeras mungkin
dan kemudian merilekannya selembut mungkin, relaksasi terkontrol yaitu dengan cara
mengeraskan

satu

grup

otot

dan

satu

grup

erelaksasikan

bagian

sisi

yang

berlawanan.Sebagai contoh lengan kiri dikuatkan,lengan kanan rilek dan bernapas dalam
dengan cara rileks saewaktu ada his dengan cara meminta ibu untuk menarik napas
panjang,tahan napas sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktru ada his,
tetapi hal tersebut sudah tidak dianjurkan lagi sekarng ibu diajurkan untuk bernafas seperti
biasa dan meneran pad saat ibu merasakan dorongan.
Hypnobirthing adalah suatu bentuk terapi alternatif yang secara holistik membantu ibu
untuk rileks, tenang, dan tetap dalam keadaan sadar sepenuhnya. Hypnobirthing adalah
salah satu cabang dari Hypnosis. Hypnosis telah diakui oleh WHO sebagai terapi alternatif
di luar Ilmu Kedokteran Barat yang sah.
Hypnobirthing dilakukan oleh ibu dan pasangannya dalam keadaan relaksasi mendalam.
Setelah masuk dalam keadaan relaksasi mendalam, dilakukanlah suatu penanaman sugesti
ke otak mengenai hal-hal positif saat proses persalinan, misalnya bahwa proses persalinan
itu tidak menyakitkan. Pada praktiknya, sang ibu diajarkan untuk memasukkan kata-kata
positif ke dalam dirinya. Sang suami juga diharapkan ikut menanamkan kata-kata positif
kepada istrinya. Pada awalnya ibu akan dibantu oleh terapis dalam prosesnya, selanjutnya
ibu tersebut bisa melakukannya sendiri atau dengan bersama suami di rumah.
Hypnobirthing dapat juga dilakukan dengan alat bantu CD (Compact Disc) rekaman suara
sugesti.
a. Prinsip dasar metode hypnobirthing :

a. Pikiran mempengaruhi seluruh tubuh. Segala sesuatu yang dilakukan tubuh


ditentukan oleh pikiran. Oleh sebab itu ketika ditanamkan suatu pandangan bahwa
proses persalinan adalah suatu proses alami yang tidak menyebabkan rasa nyeri
sedemikian hebatnya, maka tubuh akan mengekspresikan hanya sedikit rasa nyeri
saat persalinan.
b. Rasa nyeri menghalangi proses persalinan.
c. Endorfin adalah pembunuh rasa nyeri alami yang terdapat dalam tubuh. Ini bisa
dihasilkan ketika tubuh dalam keadaan relaksasi.
b. Keuntungan hypnobirthing:
a. Kondisi tenang selama kehamilan akan direkam oleh janin & membentuk
kepribadian serta kecerdasan sejak di dalam rahim
b. Mengurangi rasa mual, muntah, dan pusing
c. Menciptakan keadaan yang seimbang sehingga pertumbuhan fisik dan psikis bayi
lebih sehat
d. Memperlancar jalannya proses persalinan dan meminimalkan rasa sakit
e. Meningkatkan produksi ASI
f. Dapat lebih mengontrol emosi dan perasaan
g. Mencegah kelelahan yang berlebih saat proses persalinan
c. Usapan di punggung / abdominal
Jika ibu suka,lakukan pijatan / masase dipunggung atau mengusap perut dengan
lembut.Hal ini dapat memberikan dukungan dan kenyamanan pada ibu bersalin sehingga
akan mengurangi rasa sakit

d. Pengosongan kandung kemih


Sarankan ibu untuk sesering mungkin untuk berkemih.Kandung kemih yang kosong akan
menyebabkan nyeri pada bagian abdominal juga menyebabkan sulit turunnya bagian
terendah dari janin
5. Informasi dan Kepastian tentang hasil persalinan yang aman
Setiap

ibu

membutuhkan

informasi

tentang

kemajuan

persalinannya

sehingga

mampu mengambil keputusan dan ia perlu diyakinkan bahwa kemajuan persalinannya


normal. Tanpa disadari bahwa kata-kata mempunyai pengaruh yang sangat kuat, baik positif
maupun negatif.
Setiap ibu bersalin selalu ingin mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya yang meliputi:
a. Penjelasan tentang proses dan perkembangan persalinan. Wanita yang telah siap
mempunyai anak biasanya mengetahui proses-proses persalinan dan merasa ingin

diinformasikan mengenai perkembangannya, sedangkan pada ibu yang belum siap


biasanya mereka ingin mengetahiu apa saja yang sedang terjadi dalam tubuhnya
b. Penjelasan semua hasil pemeriksaan. Semua hasil pemeriksaan harus dijelaskan pada ibu
tersebut,hal ini akan mengurangi kebingungan pada ibu. Dan ingat setiap tindakan yang
akan kita lakukan harus memperoleh persetujuan sebelum melakukan prosedur
c. Penjelasan tentang prosedur dan adanya pembatasan. Hal ini memungkinkan ibu bersalin
merasa aman dan dapat mengatasinya secara efektif. Ibu tersebut haruslah menyadari
prosedur tersebut sebagai salah satu yang dia perlukan dan yang akan membantunya dan
juga tentang keterbatasan prosedur tersebut
Suami dan keluarga harus diberi informasi selengkapnya tentang kemajuan persalinan dan
perkembangannya selama proses persalinan. Setiap pengobatan atau intervensi yang mungkin
dan akan dilakukan harus dijelaskan terlebih dahulu. Ibu dan suaminya dilibatkan dalam
pengambilan keputusan.

6. Penerimaan atas sikap dan perilaku


Pada persalinan yang kuat, ibu biasanya lebih terpusat dan menarik diri daripada
mengobrol dengan orang lain, ia digambarkan telah menjadi dirinya sendiri. Ketika persalinan
semakin kuat, ibu menjadi kurang mobilitas, memegang sesuatu saat kontraksi atau berdiri
mengangkang dan menggerakan pinggulnya.
Ketika persalinan ibu semakin maju, ia akan menutup matanya dan pernafasnnya berat dan
lebih terkontrol (Burvill, 2002, dalam Chapman, 2006). Ia akan mengerang dan kadang
berteriak selama kontraksi yang nyeri, ibu sering terlihat menekuk jari kakinya saat kontraksi
memuncak. Sebagai seorang bidan yang dapat dilakukan adalah hanya menyemangatinya dan
bukan memarahinya.
Memarahi ibu bersalin bukanlah solusi, tetapi merupakan masalah baru yang akan
mengganggu kepercayaan pasien terhadap bidan. Konsekuensinya adalah ibu akan merasa
tegang selama persalinan berlangsung. Lain halnya bila bidan menyemangati ibu, maka

suasana yang akan terbangun adalah sikap saling percaya dan optimis bahwa persalinan akan
berjalan dengan lancar.
Beberapa ibu mungkin berteriak pada puncak kontraksi dan ada pula yang berusaha
untuk dimana ada juga yang menangis. Itu semua merupakan tingkah laku yang pada saat itu
hanya dapat dilakukannya. Sebagai seorang bidan yang dapat dilakukan adalah hanya
menyemangatinya dan bukan memarahinya.Penerimaan akan tingkah lakunya dan sikap juga
kepercayaannya, apapun yang dia lakukan merupakanhal terbaik yang mampu dia lakukan
pada saat itu
7. Persalinan yang bersih, aman dan terencana
Persalinan yang aman yaitu memastikan bahwa semua penolong mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih, serta
memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi (Saiffudin,dkk;2002). Untuk memastikan
bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai dengan
pertolongan bidan terampil. Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/
keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
Dengan begitu diharapkan pada saat masuk tahapan masa persalinan :
a. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan
aman
b. Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan
terampil
c. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin, jika perlu
d. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan
Dengan sebelum nya, sudah melakukan hal-hal seperti :
1. Semua ibu hamil harus melakukan sedikitnya 2 kali kunjungan antenatal pada trimester
terakhir kehamilannya
2. Adanya kebijaksanaan dan protocol nasional/ setempat tentang indikasi persalinan yang
harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertoongan persalinan yang aman dan bersih

4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia dan dlam keadaan
berfungsi, termasuk : air mengalir, sabun, handuk bersih untuk mengeringkan tangan,
,beberapa pasang sarung tangan bersih dan DTT/ steril, fetoskop/ Doppler, pita pengukur
yang bersih, stetoskop dan tensimeter
5. Perlengkapan penting yang dibutuhkan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman
tersedia dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi ( termasuk partus set DTT/ steril, sarung
tanagn DTT/ Steril, peralatan yang memadai untuk merawat bayi baru lahir, lihat standar 9,
10, dan 13 )
6. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi
kegawatdaruratan ibu dan janin
7. Menggunakan KMS Ibu Hamil/buku KIA, Kartu Ibu, dan partograf
8. System rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama
kehamilan
Bidan harus :
1. Mengatur pertemnuan dengan ibu hamil dan suami/ keluarganya pada trimester III untuk
membicarakan tempat persalinan dan hal-hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan
2. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betulbetul kering dengan handuk bersih ( kuku harus dipotong pendek dan bersih ) setiap kali
sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien. Gunakan sarung tangan bersih
kapanpun menangani benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh. Gunakan
sarung tangan bersih tuntuk semua pemeriksaan vagina. Jika dicurigai bahwa ketuban
sudah pecah atau ibu dalam proses bersalin gunakan sarung tangan DTT/Steril
3. Melakukan anamnesis dan riwayat kehamilan ibu secara rinci hingga yang terbaru dan
melaksanakan seluruh pemeriksaan antenatal ( lihat standar 5), sebelum memberikan
nasehat kepada ibu hamil
4. Memberikan informasi agar mengetahui saat aakn melahirkan, dan kapan harus mencari
pertolongan, termasuk pengenalan tanda bahaya. ( sakit kepala, pusing, gangguan
penglihatan, nyeri di bagian perut, ketuban peah sebelum waktunya dan perdarahan pada
kehamilanyang bukan darah lendir normal/ show perlu pertolongan secepatnya )
5. Jika direncanakan persalinan di rumah atau daerah terpencil :
beritahukan pada ibu hamil perlengkapan yang diperlukan untuk persalinan yang bersih
dan aman. Paling sedikit tersedia tempat yang bersih untuk ibu berbaring sewaktu
persalinan, sabun yang baru, air bersih yang mengalir dan handuk bersih untuk cuci
tangan; kain bersih dan hanagt untuk membersihkan dan mengeringkan bayi serta

ruanagn yang bersih dan sehat. 2-3 handuk/ kain yang kering dan bersih untuk bayi, air
matang, pembalut wanita/ kain yang bersih, sarung/ selimut untuk menyelimuti ibu dan
bayi
sistem yang berjalan dengan baik dalam menyediakan obat-obatan dan perlengkapan
yang tepat pada saat persalinan ( termasuk sintosinon, lidokain 1%, benang chromic 3.0,
dan jarum DTT/steril, bola karet penghisap/ penghisap DeLee DTT, klem/ benang tali
pusat, metergin, alat suntik sekali pakai )
atur agar ada orang yang dipilih oleh ibu sendiri untuk membantu proses persalinan dan
kelahiran. (harus disepakati tentang bagaimana dan ke mana merujuk, jika terjadi
kegawatdaruratan )
beri penjelasan kepada ibu hamil kapan memnaggil bidan ( misalnya jk aketuban pecah
atau timbulnya rasa mulas yang teratur, dan jika ada tanda-tanda atau gejaa komplikasi
timbul )
harus disepakati tentang bagaimana dan ke mana merujuk ibu jika terjadi kegawatdaruratan, ibu, suami dan keluarga, semuanya harus setuju dengan perencanaan ini
harus ada rencana untuk mendapatkan dan membayar transfuse darah, bila trasnfusi
diperlukan
sebagai persiapan untuk rujukan, atur transportasi ke rumah sakit bersama ibu hamil dan
suami/ keluarganya ( termasuk persetujuan jenis dan biaya transportasi yang diperlukan
bila terjadi keadaan darurat ).
6. Jika direncanakan persalinan di rumah sakit atau tempat lainnya ;
beri penjelasan pada ibu hamil dan suami/ keluarganya tentang kapan ke rumah sakit
dan perlengkapan yang diperlukan. Hal ini dapat berbeda tergantung keadaan, tapi
setidaknyadiperlukan sabun dan handuk bersih, pakaian bersih untuk ibudan bayi serta
pembalut wanita, 2-3 handuk kain yang bersih untuk bayi, obat-obatan dan
perlengkapan yang penting ( misal : sintosinon, lidocain 1%,dll )
ibu hamil dengan kondisi di bawah ini harus dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit
atau puskesmas yang memiliki perawatan kegawatdaruratan/ obstetric yang penting :
riwayat bedah sesar
penyakit kronis : kencing manis,jantung, asma berat, TBC, kesulitan bernapas
kehamilan kurang bulan ( < 37 minggu )
ketuban pecah dengan meconium yang kental
ketuban pecah lama (> 24 jam )
ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (< 37 minggu )
icterus
anemia berat
preeklamsi berat

TFU > 40 cm ( makrosomi, kehamilan ganda, polihiramnion )


Demam ( suhu > 38 C )
Gawat janin
Presentasi bkan belakang kepala
Tali pusat menumbung

8. Kebutuhan dasar sesuai proses persalinan


Asuhan sayang ibu membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman dan nyaman selama
proses persalinan. Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai
budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu (Depkes, 2004). Cara yang paling mudah untuk
membayangkan asuhan sayang ibu adalah dengan menanyakan pada diri kita sendiri, Seperti
inikah asuhan yang ingin saya dapatkan? atau Apakah asuhan seperti ini, yang saya
inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil?. Asuhan sayang ibu seharusnya diberikan
pada tiap kala selama persalinan, misalnya :
a. Kala I
Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap.
Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1.
2.
3.
4.

Memberikan dukungan emosional.


Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya.
Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan.
Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara :
a. Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.
b. Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
c. Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.
d. Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.
e. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
5. Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.
6. Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi Memberikan kecukupan energi dan mencegah
dehidrasi. Oleh karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang
efektif.
7. Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan
Kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat
turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan resiko perdarahan
pasca persalinan; mengganggu penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan resiko
infeksi saluran kemih pasca persalinan.

8. Pencegahan infeksi Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk mewujudkan


persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi baru lahir.
b. Kala II
Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai keluarnya
bayi. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1.

Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan
anggota keluarga yang lain.

2.

Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain :

3.

a. Membantu ibu untuk berganti posisi.


b. Melakukan rangsangan taktil
c. Memberikan makanan dan minuman.
d. Menjadi teman bicara/ pendengar yang baik.
e. Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan sampai kelahiran bayinya.
Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan & kelahiran dengan
cara : (a) Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga. (b)
Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan. (c) Melakukan pendampingan selama

4.

proses persalinan dan kelahiran.


Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan dengan cara

5.

memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu.


Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk meneran

6.
7.

8.
9.

dengan cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.


Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
Memberikan rasa aman dan nyaman dengan cara :
a. Mengurangi perasaan tegang.
b. Membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
c. Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan penolong.
d. Menjawab pertanyaan ibu.
e. Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya.
f. Memberitahu hasil pemeriksaan.
Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.
Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.

c. Kala III
Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir. Asuhan
yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.


Pencegahan infeksi pada kala III.
Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.

d. Kala IV
Adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta. Asuhan yang dapat dilakukan pada
ibu adalah :
1. Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal.
2. Membantu ibu untuk berkemih.
3. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan
massase uterus.
4. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5. Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda

bahaya

post

partum

sepertiperdarahan, demam, bau busuk dari vagina, pusing, lemas, penyulit


dalam menyusui bayinya dan terjadi kontraksi hebat.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Pendampingan pada ibu selama kala IV
8. Nutrisi dan dukungan emosional.

Anda mungkin juga menyukai