Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Coalition
Of
Improving
Maternity
Services
(CIMS)
melahirkan
Safe
Motherhood Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan sayang
ibu sebagai berikut:
a. Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan
emosional dan fisik secara berkesinambungan.
b. Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan.
c. Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat.
d. Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi persalinan
yang nyaman bagi ibu.
e. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang
berkesinambungan.
f.
Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian
ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena,
menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik.
g. Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa
obat-obatan.
h. Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri.
i.
Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama
j.
berpusat pada ibu, e) Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu, f) Membantu ibu agar
merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional, g) Memastikan ibu mendapat
informasi, penjelasan dan konseling yang cukup, h) Mendukung ibu dan keluarga untuk
berperan aktif dalam pengambilan keputusan, i) Menghormati praktek-praktek adat dan
keyakinan agama, j) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/
keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas., k) Memfokuskan perhatian pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
3 Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan
Menurut Pusdiknakes (2003), upaya penerapan asuhan sayang ibu selama proses persalinan
meliputi kegiatan:
a. Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat dengan bidan.
b. Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan dalam
pemberian asuhan.
c. Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan
dihadapi ibu dan keluarga.
d. Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan
dengan proses persalinan.
e. Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses persalinan.
f.
Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila terjadi
g. kegawatdaruratan kebidanan.
h. Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha
memberi rasa nyaman dan aman.
i.
Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana dan
prasarana pertolongan persalinan.
j.
Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.
k. Membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu
selama proses persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan makan dan
minum, memijit punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu, membimbing relaksasi
dan mengingatkan untuk berdoa.
l.
Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam waktu 1
jam setelah persalinan.
s. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah
kelahiran bayi dengan membimbing ibu membersihkan payudara, posisi menyusui
yang benar dan penyuluhan tentang manfaat ASI.
2. Aspek Fisik dan Psikologis
Dukungan fisik dan psikologis tidak hanya diberikan oleh bidan, melainkan suami,keluarga,
teman, maupun tenaga kesehatan yang lain. Dukungan dapat dimulai sejak awal ibu
mengalami kehamilan. Dukungan fisik dan emosional harus sesuai dengan aspek sayang ibu
yaitu:
a. Aman, sesuai evidence based dan menyumbangkan keselamatan jiwa ibu
b. Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, serta emosional serta merasa didukung dan
didengarkan
c. Menghormati praktek budaya, keyakinan agama, ibu/keluarga sebagai pengambilkeputusan
d. Menggunakan cara pengobatan yang sederhana sebelum memakai teknologi canggih; dan
e. Memastikan bahwa informasi yang diberikan dapat dipahami oleh ibu.
Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran meliputi: mendengarkan dan
melakukan observasi, melakukan kontak fisik, bersikap tenang dan bisa menenangkan pasien.
Hasil
penelitian
(Randomized
Controlled
Trial)
membuktikan
bahwa dukungan fisik,emosional dan psikologis selama persalinan dan kelahiran sangat
efektif dan memberikan pengaruh apabila dilakukan pendampingan terus-menerus.
Adapun pengaruhnya adalah: mengurangi kelahiran dengan tindakan vacum, forceps, dan
operasi sesar, mengurangi kejadian APGAR score bayi kurang dari 7, memperpendek
lama persalinan, dan kepuasan ibu semakin besar dalam pengalaman persalinan.
3. Kehadiran Pedamping
Penelitian menunjukan bukti bahwa kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan
dapat menimbulkan efek positif terhadap persalinan dalam arti dapat menurunkan morbiditas,
mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan menurunnya persalinan dengan
operasi termasuk bedah besar, selain itu kehadiran seorang pendamping persalinan dapat
memberikan rasa nyaman, aman, semangat, dukungan emosional, dan dapat membesarkan
hati ibu.
Hodneet (2002) dalam Chapman mengungkapkan bahwa ada beberapa keuntungan
dalam dukungan yang berkesinambungan bagi ibu hamil,antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
Lebih dari itu menurut Hodneet pengalaman ibu yang melahirkan dengan dukungan yang
berkesinambungan akan mewujdkan :
a.
b.
c.
d.
e.
Kehadiran seorang pendamping memungkinkan ibu bersalin untuk memiliki rasa percaya diri
lebih besar untuk bertanya atau meminta secara langsung atau melalui pendamping tersebut.
Pendamping persalinan bisa dilakukan oleh suami, anggota keluarga atau seseorang pilihan
ibu yang berpengalaman dalam proses persalinan, untuk itu seorang bidan harus menghargai
keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara yang khusus untuk menemaninya baik
ditemani oleh suami / anggota keluarga atau temannya yang ia inginkan selama proses
persalinan. Bidan harus dapat mengarahkan mereka untuk melakukan peran aktif dalam
mendukung ibu dan mengidentifikasi langkah-langkah yang mungkin sangat membantu
kenyamanan ibu.
Adapun dukungan yang dapat diberikan oleh pendamping diantaranya adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Mengusap keringat,
Menemani / membimbing jalan-jalan,
Memberikan minum,
Merubah posisi,
Memijat punggung , kaki atau kepala ibu dan tindakan yang bermanfaat lainnya,
Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman,
Membantu ibu bernafas pada saat kontraksi,
Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu.
mengeliminasi titik-titik takanan.beberapa hal di bawah ini juga dapat mengurangi rasa
nyeri pada ibu,diantaranya adalah anjurkan ibu untuk mencoba posisi posisi yang nyaman
bagi dirinya, Ibu boleh berjalan,berdiri,duduk atau jongkok,berbaring miring atau
merangkak. Jangan menempatkan ibu pada posisi terlentangsupine hypotensi syndrome.
satu
grup
otot
dan
satu
grup
erelaksasikan
bagian
sisi
yang
berlawanan.Sebagai contoh lengan kiri dikuatkan,lengan kanan rilek dan bernapas dalam
dengan cara rileks saewaktu ada his dengan cara meminta ibu untuk menarik napas
panjang,tahan napas sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktru ada his,
tetapi hal tersebut sudah tidak dianjurkan lagi sekarng ibu diajurkan untuk bernafas seperti
biasa dan meneran pad saat ibu merasakan dorongan.
Hypnobirthing adalah suatu bentuk terapi alternatif yang secara holistik membantu ibu
untuk rileks, tenang, dan tetap dalam keadaan sadar sepenuhnya. Hypnobirthing adalah
salah satu cabang dari Hypnosis. Hypnosis telah diakui oleh WHO sebagai terapi alternatif
di luar Ilmu Kedokteran Barat yang sah.
Hypnobirthing dilakukan oleh ibu dan pasangannya dalam keadaan relaksasi mendalam.
Setelah masuk dalam keadaan relaksasi mendalam, dilakukanlah suatu penanaman sugesti
ke otak mengenai hal-hal positif saat proses persalinan, misalnya bahwa proses persalinan
itu tidak menyakitkan. Pada praktiknya, sang ibu diajarkan untuk memasukkan kata-kata
positif ke dalam dirinya. Sang suami juga diharapkan ikut menanamkan kata-kata positif
kepada istrinya. Pada awalnya ibu akan dibantu oleh terapis dalam prosesnya, selanjutnya
ibu tersebut bisa melakukannya sendiri atau dengan bersama suami di rumah.
Hypnobirthing dapat juga dilakukan dengan alat bantu CD (Compact Disc) rekaman suara
sugesti.
a. Prinsip dasar metode hypnobirthing :
ibu
membutuhkan
informasi
tentang
kemajuan
persalinannya
sehingga
suasana yang akan terbangun adalah sikap saling percaya dan optimis bahwa persalinan akan
berjalan dengan lancar.
Beberapa ibu mungkin berteriak pada puncak kontraksi dan ada pula yang berusaha
untuk dimana ada juga yang menangis. Itu semua merupakan tingkah laku yang pada saat itu
hanya dapat dilakukannya. Sebagai seorang bidan yang dapat dilakukan adalah hanya
menyemangatinya dan bukan memarahinya.Penerimaan akan tingkah lakunya dan sikap juga
kepercayaannya, apapun yang dia lakukan merupakanhal terbaik yang mampu dia lakukan
pada saat itu
7. Persalinan yang bersih, aman dan terencana
Persalinan yang aman yaitu memastikan bahwa semua penolong mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih, serta
memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi (Saiffudin,dkk;2002). Untuk memastikan
bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai dengan
pertolongan bidan terampil. Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/
keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
Dengan begitu diharapkan pada saat masuk tahapan masa persalinan :
a. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan
aman
b. Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan
terampil
c. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin, jika perlu
d. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan
Dengan sebelum nya, sudah melakukan hal-hal seperti :
1. Semua ibu hamil harus melakukan sedikitnya 2 kali kunjungan antenatal pada trimester
terakhir kehamilannya
2. Adanya kebijaksanaan dan protocol nasional/ setempat tentang indikasi persalinan yang
harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertoongan persalinan yang aman dan bersih
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia dan dlam keadaan
berfungsi, termasuk : air mengalir, sabun, handuk bersih untuk mengeringkan tangan,
,beberapa pasang sarung tangan bersih dan DTT/ steril, fetoskop/ Doppler, pita pengukur
yang bersih, stetoskop dan tensimeter
5. Perlengkapan penting yang dibutuhkan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman
tersedia dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi ( termasuk partus set DTT/ steril, sarung
tanagn DTT/ Steril, peralatan yang memadai untuk merawat bayi baru lahir, lihat standar 9,
10, dan 13 )
6. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi
kegawatdaruratan ibu dan janin
7. Menggunakan KMS Ibu Hamil/buku KIA, Kartu Ibu, dan partograf
8. System rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama
kehamilan
Bidan harus :
1. Mengatur pertemnuan dengan ibu hamil dan suami/ keluarganya pada trimester III untuk
membicarakan tempat persalinan dan hal-hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan
2. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betulbetul kering dengan handuk bersih ( kuku harus dipotong pendek dan bersih ) setiap kali
sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien. Gunakan sarung tangan bersih
kapanpun menangani benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh. Gunakan
sarung tangan bersih tuntuk semua pemeriksaan vagina. Jika dicurigai bahwa ketuban
sudah pecah atau ibu dalam proses bersalin gunakan sarung tangan DTT/Steril
3. Melakukan anamnesis dan riwayat kehamilan ibu secara rinci hingga yang terbaru dan
melaksanakan seluruh pemeriksaan antenatal ( lihat standar 5), sebelum memberikan
nasehat kepada ibu hamil
4. Memberikan informasi agar mengetahui saat aakn melahirkan, dan kapan harus mencari
pertolongan, termasuk pengenalan tanda bahaya. ( sakit kepala, pusing, gangguan
penglihatan, nyeri di bagian perut, ketuban peah sebelum waktunya dan perdarahan pada
kehamilanyang bukan darah lendir normal/ show perlu pertolongan secepatnya )
5. Jika direncanakan persalinan di rumah atau daerah terpencil :
beritahukan pada ibu hamil perlengkapan yang diperlukan untuk persalinan yang bersih
dan aman. Paling sedikit tersedia tempat yang bersih untuk ibu berbaring sewaktu
persalinan, sabun yang baru, air bersih yang mengalir dan handuk bersih untuk cuci
tangan; kain bersih dan hanagt untuk membersihkan dan mengeringkan bayi serta
ruanagn yang bersih dan sehat. 2-3 handuk/ kain yang kering dan bersih untuk bayi, air
matang, pembalut wanita/ kain yang bersih, sarung/ selimut untuk menyelimuti ibu dan
bayi
sistem yang berjalan dengan baik dalam menyediakan obat-obatan dan perlengkapan
yang tepat pada saat persalinan ( termasuk sintosinon, lidokain 1%, benang chromic 3.0,
dan jarum DTT/steril, bola karet penghisap/ penghisap DeLee DTT, klem/ benang tali
pusat, metergin, alat suntik sekali pakai )
atur agar ada orang yang dipilih oleh ibu sendiri untuk membantu proses persalinan dan
kelahiran. (harus disepakati tentang bagaimana dan ke mana merujuk, jika terjadi
kegawatdaruratan )
beri penjelasan kepada ibu hamil kapan memnaggil bidan ( misalnya jk aketuban pecah
atau timbulnya rasa mulas yang teratur, dan jika ada tanda-tanda atau gejaa komplikasi
timbul )
harus disepakati tentang bagaimana dan ke mana merujuk ibu jika terjadi kegawatdaruratan, ibu, suami dan keluarga, semuanya harus setuju dengan perencanaan ini
harus ada rencana untuk mendapatkan dan membayar transfuse darah, bila trasnfusi
diperlukan
sebagai persiapan untuk rujukan, atur transportasi ke rumah sakit bersama ibu hamil dan
suami/ keluarganya ( termasuk persetujuan jenis dan biaya transportasi yang diperlukan
bila terjadi keadaan darurat ).
6. Jika direncanakan persalinan di rumah sakit atau tempat lainnya ;
beri penjelasan pada ibu hamil dan suami/ keluarganya tentang kapan ke rumah sakit
dan perlengkapan yang diperlukan. Hal ini dapat berbeda tergantung keadaan, tapi
setidaknyadiperlukan sabun dan handuk bersih, pakaian bersih untuk ibudan bayi serta
pembalut wanita, 2-3 handuk kain yang bersih untuk bayi, obat-obatan dan
perlengkapan yang penting ( misal : sintosinon, lidocain 1%,dll )
ibu hamil dengan kondisi di bawah ini harus dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit
atau puskesmas yang memiliki perawatan kegawatdaruratan/ obstetric yang penting :
riwayat bedah sesar
penyakit kronis : kencing manis,jantung, asma berat, TBC, kesulitan bernapas
kehamilan kurang bulan ( < 37 minggu )
ketuban pecah dengan meconium yang kental
ketuban pecah lama (> 24 jam )
ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (< 37 minggu )
icterus
anemia berat
preeklamsi berat
Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan
anggota keluarga yang lain.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
c. Kala III
Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir. Asuhan
yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
d. Kala IV
Adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta. Asuhan yang dapat dilakukan pada
ibu adalah :
1. Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal.
2. Membantu ibu untuk berkemih.
3. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan
massase uterus.
4. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5. Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda
bahaya
post
partum