Laporan Praktium Kesetimbangan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM
KESETIMBANGAN

OLEH :
NAMA

: RAFIKA KAMAL

STAMBUK

: 15020150064

KELAS

: C3

KELOMPOK

: 2 (DUA)

ASISTEN

: RENY ANGGRIANY HAKIM

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kesetimbangan adalah suatu keadaan dimana tidak ada perubahan
yang teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu reaksi
kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka konsentrasi
reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan
yang teramati dalam sistem. Meskipun demikian, aktivitas molekul
tetap berjalan, molekul-molekul reaktan berubah menjadi produk
secara terus menerus sambil molekul-molekul produk berubah menjadi
reaktan kembali dengan kecepatan yang sama.
Kesetimbangan dinamis meliputi kesetimbangan homogen dan
heterogen. Kesetimbangan homogen adalah keadaan setimbang yang
terjadi pada zat-zat yang berfase sama, misalnya fase gas atau
larutan.

Sementara

kesetimbangan

heterogen

adalah

keadaan

setimbang yang terjadi pada zat-zat yang tidak berfase sama. Contoh
kesetimbangan homogen adalah pembentukan gas HI yang di bentuk
dari gas hidrogen dan gas iodin. Sedangkan contoh kesetimbangan
heterogen adalah reaksi pembentukan besi (III) oksida dan hidrogen.
Reaski kesetimbangan merupakan reaski yang tidak tuntas,
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan
adalah. Dalam hal ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
kesetimbangan adalah konsentrasi, tekanan, volume dan suhu.
Pengaruh faktor-faktor tersebut dapat di jelaskan dengan asas Le
Chatelier
1936).

yang dikemukakan oleh Henri Louis Le Chatelier (1850Asas

Le

Chatelier

berbunyi,

jika

terhadap

suatu

kesetimabangan dilakukan suatu tindakan (aksi), sistem itu akan


mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi

tersebut . perubahan tersebut berupa pergeseran kearah produk


maupun rektan.

Maksud praktikum
Maksud dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan
tetapan kesetimbangan asam lemah.

Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kesetimbangan ini adalah:
1 Menentukan pH larutan asam lemah dengan menggunakan
larutan kertas pH universal/ pH meter.
2 Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH larutan
asam lemah.
3 Menentukan tetapan kesetimbangan ionisasi asam lemah.
4 Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai tetapan
kesetimbangan ionisasi asam lemah..
5 Menentukan tetapan kesetimbangan ionisasi lemah dari grafik
pH vs log (HA).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori umum


Kesetimbangan adalah suatu keadaan dimana tidak ada
perubahan yang teramati selama bertambahnya waktu reaksi.
Jika suatu reaksi kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan
maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga
tidak

ada

perubahan

yang

teramati

dalam

sistem.

Jika

kecepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah sama dan


konsentrasi

reaktan

dan

produk

tidak

berubah

dengan

bertambahnya waktu maka dikatakan kesetimbangan kimia telah


tercapai.
Prinsip kesetimbangan dalam reaksi kimia, pertama kali
dikemukakan oleh Bertholt sewaktu menjadi penasehat ilmiah
Napoleon

di

dilakukan

oleh

Mesir,

sedangkan

Guldberg

dan

kajian

Waage.

secara

laboratorium

Mereka

menunjukkan

bahwa reaksi kesetimbangan dapat didekati dalam dua arah,


dan mereka berhasil menunjukkan hubungan matematis antara
konsentrasi pereaksi dan produk dalam kesetimbangan.
Suatu contoh bentuk kesetimbangan, kita bayangkan
dengan reaksi :
A(q) + B(q)

C(q) + D(q)

Dimana satu molekul A bereaksi dengan sebuah molekul B


untuk membentuk molekul-molekul C dan D. Untuk memudahkan,
semua

senyawa

dianggap

berbentuk

gas. Jika pada sistem

kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian


rupa sehingga pengaruh aksi tadi diupayakan sekecil mungkin.
Dalam suatu reaksi kesetimbangan, konsentrasi awal
pereaksi tidak terlalu stoikiometris, artinya bebas mencampurkan
sesuai

kebutuhan,

tetapi

jika

reaksi

sudah

mencapai

kesetimbangan, jumlah konsentrasi pereaksi yang bereaksi dan


konsentrasi

produk

yang

dihasilkan

ditentukan

oleh

nilai

perbandingan stoikometri.
Besarnya tetapan kesetimbangan tergantung pada jenis
reaksi.

Jika

tetapan

kesetimbangan

kecil

(k < l),

berarti

pembilang dari aksi massa lebih kecil dari pada penyebutnya.


Ini berarti, jika tetapan keseimbangan kecil dari kiri ke kanan
tidak berlangsung lebih jauh.
Pengenceran Asam Akan menaikkan harga pH dan
Pengenceran Basa Akan Menurunkan harga pH.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
kimia, yaitu :
1. Konsentrasi
Semakin besar

konsentrasi

zat-zat

yang

bereaksi

(pereaksi), reaksinya berlangsung semakin cepat.


2. Luas Permukaan Zat
Semakin luas permukaan zat, reaksi berlangsung
semakin cepat.
3. Suhu, Laju reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada
suhu yang tinggi. Pada umumnya, setiap kenaikan
suhu 10C, laju reaksi naik 2 kali lebih besar dari
semula

2.2 Uraian bahan

a) Asam asetat (Farmakope Indonesia IV: 1995)


Nama resmi
: Acidum Aceticum
Nama lain
: Asam Asetat
RM/BM
: CH3COOH/60,05

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna; bau khas,

Kelarutan
Kegunaan
Penyimpanan

menusuk; rasa asam yang tajam


: Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
: Sebagai zat tambahan
: Dalam wadah tertutup rapat

b) Asam formiat (Farmakope Indonesia III: 1979)


Nama resmi
: Asam formiat
Nama lain
: Asam aminat
RM/BM
: HCOOH/46,03
Pemerian
: Cairan tidak berwarna, bau sangat tajam,
Kelarutan

sangat korosif
: Dapat bercampur dengan air dan dengan

Kegunaan

etanol
: Koagulasi karet alam, conditioner pada
proses pencelupan tekstil, conditioner pada

Penyimpanan

proses penyamakan kulit, silase


: Dalam wadah tertutup rapat

c) Air suling ( Farmakope Indonesia III: 1979)


Nama resmi

: Aquadestillata

Nama lain

: Air suling

RM/BM

: H2O/18

Kegunaan

: Sebagai zat tambahan.

Pemerian

:Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak


berwarna

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat.

2.3 Prosedur kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Dipipet 10 ml larutan HCOOH 0,1 M, lalu dimasukkan ke
dalam labu ukur 100 ml.
3. Ditambahkan aquadest hingga tanda batas pada labu ukur
dan dihomogenkan.
4. Dipipet 25 ml dari larutan yang ada di dalam labu ukur
tadi ke masing-masing 3 erlenmeyer. kemudian diukur suhu
dan pH nya, dengan menggunakan termometer dan kertas
pH.

5. Ditambahkan metil jingga sebanyak 3 tetes dan diamati


perubahan warnanya.
percobaan ini dilakukan sebanyak 5x hingga larutan baku
menunjukkan

konsentrasi 0,00001 M

BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat praktikum
1. Larutan asam formiat 0,1 M
2. Larutan asam asetat 0,1 M
3. 2 botol Aquadest (air suling)
4. Kertas PH universal
5. Larutan penunjuk ( metil jingga)

3.2 Bahan praktikum


1. Erlenmeyer 100 cm3

3buah

2. Pipet volume 10 cm3

1buah

3. Pipet volume 25 cm3

1 buah

4. Labu takar 100 cm3

2 buah

5. Termometer 1000C

1 buah

6. Lap kasar, lap halus


7. Gelas kimia 100 ml
8. aluminium foil

3.2 Cara kerja


1. Asam formiat
a. Asam formiat I
Diambil asam

formiat

sebanyak

10

ml,

kemudian

dimasukkan kedalam labu ukuran 100 ml dan ditambahkan


aquadest hingga mencapai batas tanda. setelah itu asam
formiat dihomogenkan dengan aquadest. Sebelum di ukur
suhu dan PH-nya, terlebih dahulu di ambil 25 ml dari larutan
yang telah di homogenkan tadi, kemudian di masukkan ke
dalam masing-masing tiga erlenmeyer yang telah di sterilkan
dan di beri tanda menggunakan label. Setelah itu ukurlah
suhu dan PH-nya. Kemudian tambahkan tiga tetes indikator
metil orange dan amati perubahan warnanya.

b. Asam formiat II
Diambil asam

formiat

sebanyak

10

ml,

kemudian

dimasukkan kedalam labu ukuran 100 ml dan ditambahkan


aquadest hingga mencapai batas tanda. setelah itu asam
formiat dihomogenkan dengan aquadest. Sebelum di ukur
suhu dan PH-nya, terlebih dahulu di ambil 25 ml dari larutan
yang telah di homogenkan tadi, kemudian di masukkan ke
dalam masing-masing tiga erlenmeyer yang telah di sterilkan
dan di beri tanda menggunakan label. Setelah itu ukurlah
suhu dan PH-nya. Kemudian tambahkan tiga tetes indikator
metil orange dan amati perubahan warnanya.
c. Asam formiat III
Diambil asam

formiat

sebanyak

10

ml,

kemudian

dimasukkan kedalam labu ukuran 100 ml dan ditambahkan


aquadest hingga mencapai batas tanda. setelah itu asam
formiat dihomogenkan dengan aquadest. Sebelum di ukur
suhu dan PH-nya, terlebih dahulu di ambil 25 ml dari larutan
yang telah di homogenkan tadi, kemudian di masukkan ke
dalam masing-masing tiga erlenmeyer yang telah di sterilkan
dan di beri tanda menggunakan label. Setelah itu ukurlah
suhu dan PH-nya. Kemudian tambahkan tiga tetes indikator
metil orange dan amati perubahan warnanya.
d. Asam formiat IV.
Diambil asam formiat

sebanyak

10

ml,

kemudian

dimasukkan kedalam labu ukuran 100 ml dan ditambahkan


aquadest hingga mencapai batas tanda. setelah itu asam
formiat dihomogenkan dengan aquadest. Sebelum di ukur
suhu dan PH-nya, terlebih dahulu di ambil 25 ml dari larutan
yang telah di homogenkan tadi, kemudian di masukkan ke
dalam masing-masing tiga erlenmeyer yang telah di sterilkan
dan di beri tanda menggunakan label. Setelah itu ukurlah

suhu dan PH-nya. Kemudian tambahkan tiga tetes indikator


metil orange dan amati perubahan warnanya.
e. Diambil

asam

formiat

sebanyak

10

ml,

kemudian

dimasukkan kedalam labu ukuran 100 ml dan ditambahkan


aquadest hingga mencapai batas tanda. setelah itu asam
formiat dihomogenkan dengan aquadest. Sebelum di ukur
suhu dan PH-nya, terlebih dahulu di ambil 25 ml dari larutan
yang telah di homogenkan tadi, kemudian di masukkan ke
dalam masing-masing tiga erlenmeyer yang telah di sterilkan
dan di beri tanda menggunakan label. Setelah itu ukurlah
suhu dan PH-nya. Kemudian tambahkan tiga tetes indikator
metil orange dan amati perubahan warnanya.

2. Asam asetat
a. Asam asetat I
Diambil asam asetat sebanyak 10 ml, kemudian dimasukkan
kedalam labu

ukuran 100 ml dan ditambahkan aquadest

hingga mencapai batas tanda. setelah itu asam asetat


dihomogenkan dengan aquadest. Sebelum di ukur suhu dan
PH-nya, terlebih dahulu di ambil 25 ml dari larutan yang
telah di homogenkan tadi, kemudian di masukkan ke dalam
masing-masing tiga erlenmeyer yang telah di sterilkan dan di
beri tanda menggunakan label. Setelah itu ukurlah suhu dan
PH-nya. Kemudian tambahkan tiga tetes indikator metil
merah dan amati perubahan warnanya.
b. Asam asetat II
Diambil asam asetat sebanyak 10 ml, kemudian dimasukkan
kedalam labu

ukuran 100 ml dan ditambahkan aquadest

hingga mencapai batas tanda. setelah itu asam asetat

dihomogenkan dengan aquadest. Sebelum di ukur suhu dan


PH-nya, terlebih dahulu di ambil 25 ml dari larutan yang
telah di homogenkan tadi, kemudian di masukkan ke dalam
masing-masing tiga erlenmeyer yang telah di sterilkan dan di
beri tanda menggunakan label. Setelah itu ukurlah suhu dan
PH-nya. Kemudian tambahkan tiga tetes indikator metil
merah dan amati perubahan warnanya.

c. Asam asetat III


Diambil asam asetat sebanyak 10 ml, kemudian dimasukkan
kedalam labu

ukuran 100 ml dan ditambahkan aquadest

hingga mencapai batas tanda. setelah itu asam asetat


dihomogenkan dengan aquadest. Sebelum di ukur suhu dan
PH-nya, terlebih dahulu di ambil 25 ml dari larutan yang
telah di homogenkan tadi, kemudian di masukkan ke dalam
masing-masing tiga erlenmeyer yang telah di sterilkan dan di
beri tanda menggunakan label. Setelah itu ukurlah suhu dan
PH-nya. Kemudian tambahkan tiga tetes indikator metil
merah dan amati perubahan warnanya.
d. Asan asetat IV
Diambil asam asetat sebanyak 10 ml, kemudian dimasukkan
kedalam labu

ukuran 100 ml dan ditambahkan aquadest

hingga mencapai batas tanda. setelah itu asam asetat


dihomogenkan dengan aquadest. Sebelum di ukur suhu dan
PH-nya, terlebih dahulu di ambil 25 ml dari larutan yang
telah di homogenkan tadi, kemudian di masukkan ke dalam
masing-masing tiga erlenmeyer yang telah di sterilkan dan di
beri tanda menggunakan label. Setelah itu ukurlah suhu dan

PH-nya. Kemudian tambahkan tiga tetes indikator metil


merah dan amati perubahan warnanya.
e. Asam asetat V
Diambil asam asetat sebanyak 10 ml, kemudian dimasukkan
kedalam labu

ukuran 100 ml dan ditambahkan aquadest

hingga mencapai batas tanda. setelah itu asam asetat


dihomogenkan dengan aquadest. Sebelum di ukur suhu dan
PH-nya, terlebih dahulu di ambil 25 ml dari larutan yang
telah di homogenkan tadi, kemudian di masukkan ke dalam
masing-masing tiga erlenmeyer yang telah di sterilkan dan di
beri tanda menggunakan label. Setelah itu ukurlah suhu dan
PH-nya. Kemudian tambahkan tiga tetes indikator metil
merah dan amati perubahan warnanya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel pengamatan.

Nama asam
Asam formiat 0,1
Asam formiat 0,01
Asam formiat 0,001
Asam formiat 0,0001
Asam formiat 0,00001

Nama asam
Asam Asetat 0,1
Asam Asetat 0,01
Asam Asetat 0,001
Asam Asetat 0,0001
Asam Asetat 0,00001

4.2 Perhitungan

PH
I
1
2
3
4
5

II
1
2
3
4
5

PH
III
3
5
6
6
6

IV
4
5
6
6
6

Suhu
I
29oC
29,5oC
30oC
30oC
30oC

Suhu
III
32,5oC
33oC
33,5oC
30,5oC
30,5oC

II
33oC
33oC
33oC
33oC
33oC

Indikator
I
II
MJ
MJ
MJ
MJ
MJ
MJ
MJ
MJ
MJ
MJ

IV
31,5oC
32oC
31oC
31,5oC
33oC

Indikator
III
IV
MM MM
MM MM
MM MM
MM MM
MM MM

Warna
I
Merah
Merah
Merah
Merah
Jingga

II
Merah
Merah
Merah
Merah
Orange

Warna
III
Ungu
Pink
Pink
Pink
Bening

IV
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
jingga

Larutan 1 A
CHOOH 0,1 M pH = 1

10
(1)2
101
Ka=

102
101

M1 . V 1 = M 2 . V 2
0,1 . 10 mL = X . 100 mL
2

M2 = 10

ka +

a=

101
X 100
1
10

=0

Larutan 2
CHOOH 0,01 M pH = 2

102

Ka=
4

10
102

2
= 10

101

M1 . V 1 = M 2 . V 2
0,01 . 10 mL = M2 . 100
0,1 = 100 M2
0,1
M2 = 100
M2 =

101
102

M2 = 0,001
3
M2 = 10
ka+

a=

102
X 100
2
10

=
=0

Larutan 3
CHOOH 0,001 M pH = 3

103

Ka=
=

106
3
10

3
= 10

M1 . V 1 = M 2 . V 2
0,001 . 10 mL = M2 . 100 mL
0,01 = 100 M2
0,01
M2 = 100

M2 =

102
102

M2 = 0,0001
4
M2 = 10
Ka

+
a=

log3
X 100
3
=
10
5

10
X 100
3
10

= 10 X 100
=1%
Larutan 4
CHOOH 0,01 M pH = 6

106

Ka=
12

10
104

8
= 10

M1 . V 1 = M 2 . V 2
0,0001 . 10 mL = M2 . 100 mL
0,001 = 100 M2
0,001
M2 = 100
M2 =

103
2
10

M2 = 0,00001

5
M2 = 10

log pH
104

a=
=

log6
X 100
104

106
X 100
104

2
= 10 X 100

=1%
Larutan 5
CHOOH 0,00001 M pH = 7

107

Ka=
=

1014
5
10
9

= 10

M1 . V 1 = M 2 . V 2
0,00001 . 10 mL = M2 . 100 mL
0,0001 = 100 M2
0,0001
M2 =
100
M2 =

104
102

M2 = 0,000001
6
M2 = 10
log pH
a=
105

log7
X 100
=
105
=

106
X 100
5
10

2
= 10 X 100

=1%

Perhitungan Asam Asetat (CH3COOH)


Larutan 1
CH3COOH 0,1 M pH=4

10

Ka=

106
101

M1 . V 1 = M 2 . V 2
0,1 . 10 mL = X . 100 mL
2

M2 = 10

log pH
X 100
a=
101
=

log 4
X 100
101

104
X 100
101

103 X 100

10

= 0,1%
Larutan 2
CH3COOH 0,01 M pH=5

105

Ka=

1010
102

M1 . V 1
= M 2 . V2
0,01 . 10 mL = M2 . 100
0,1 = 100 M2
0 ,1
M2 = 100
M2 =

101
102

3
M2 = 10

a=

log pH
102

log5
X 100
2
=
10
=

105
X 100
2
10

3
= 10 X 100

= 0,1 %
Larutan 3
CH3COOH 0,001 M pH = 6

108

106

Ka=

1012
103 =

109

M1 . V 1 = M 2 . V 2
0,001 . 10 mL = M2 . 100 mL
0,01 = 100 M2
0 ,001
M2 =
100
M2 =

103
102

M2 = 0,01
3
M2 = 10
a=

log pH
103

log6
X 100
103

106
X 100
103

3
= 10 X 100

= 0,1 %
Larutan 4
CHOOH 0,01 M pH = 6

106

Ka=

12

10
4
10

8
= 10

M1 . V 1 = M 2 . V 2
0,0001 . 10 mL = M2 . 100 mL
0,001 = 100 M2

M2 =

0 ,001
100

M2 =

103
2
10

M2 = 0,00001
5
M2 = 10
log pH
4
a=
10
log6
X 100
=
104
106
X 100
104

2
= 10 X 100

=1%
Larutan 5
CHOOH 0,00001 M pH = 5

105

Ka=
=

1010
105

5
= 10

M1 . V 1 = M 2 . V 2
0,00001 . 10 mL = M2 . 100 mL
0,0001 = 100 M2
0 ,0001
M2 =
100
M2 =

104
2
10

M2 = 0,000001
6
M2 = 10
log pH
a=
105
log5
X 100
=
105
=

105
X 100
5
10
0

= 10 X 100
=1%

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum yang telah


dilakukan

dapat

diketahui

bahwa

kesetimbangan

merupakan

suatu keadaan dimana tidak ada perubahan terhadap objek


yang diamati selama bertambahnya waktu .
Pada percobaan ini, yang digunakan

adalah

HCOOH

dengan konsentrasi awal 0,1 M dan dilakukan sebanyak lima


kali

hingga

didapati

konsentrasi

0,00001

M.

Penambahan

indikator metil jingga menyebabkan perubahan warna. Hal ini


dimaksudkan agar diperoleh kesetimbangan harga pH masingmasing larutan sehingga didapati bahwa pada larutan yang diuji
pH dan warnanya berbeda-beda seperti yang telah tertera di
dalam tabel pengamatan.
Proses pengenceran

sangat

berpengaruh

terhadap

pH,

larutan derajat ionisasi, dan tetapan kesetimbangan.


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan,
adalah:
1. Perubahan Konsentrasi Salah Satu Zat : Apabila dalam
sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat
diperbesar, maka
yang

berlawanan

kesetimbangan akan bergeser kearah


dari

zat

tersebut.

Sebaliknya,

jika

konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan


akan bergeser ke pihak zat tersebut.
2. Perubahan volume atau tekanan : Jika tekanan diperbesar,
volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah
jumlah

koefisien

reaksi

kecil.

Jika

tekanan

diperkecil,

volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah


jumlah koefisien besar.
3. Perubahan suhu : Bila pada sistem kesetimbangan suhu
dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke
arah reaksi endoterm. Bila pada
suhu

diturunkan,

maka

sistem kesetimbangan

kesetimbangan

bergeser ke arah reaksi eksoterm.

reaksi

akan

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan

percobaan

yang

telah

dilakukan,

dapat

disimpulkan bahwa :
1. Kesetimbangan adalah suatu keadaan dimana tidak ada
perubahan

terhadap

objek

yang

diamati

selama

bertambahnya waktu atau dapat dikatakan kesetimbangan


adalah laju reaksi ke kiri ataupun ke kanan yang sama.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan adalah
perubahan

dalam

konsentrasi,

perubahan

volume

dan

tekanan, perubahan temperatur dan penambahan katalis.


3. Reaksi dikatakan seimbangang apabila laju pembentukan
dan laju penguraian persis sama.
4. Suatu larutan dengan konsentrasi tertentu jika ditambahkan
dengan indikator, maka akan menghasilkan warna baru.
Misalnya dri bening ke merah dan dari merah ke jingga.
5. Semakin diencerkan suatu larutan asam, maka dia akan
semakin basa dan konsentrasinya juga semakin menurun.
6. Pengenceran larutan asam akan meningkatan harga PH.
6.2 Saran
Dalam praktikum ini, sebaiknya alat sebelum digunakan harus di
periksa dulu kelayakannya
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi ke-III. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi ke-IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Tim Penyusun. 2015. Penuntun

Praktikum

Kimia

Umum.

Makassar : Universitas Muslim Indonesia.


Noviyanti, Yuni. 2015 Buku Pintar Praktikum Kimia SMA. Jakarta :
Laskar Aksara.
Usman, hanapi. 2005. Kimia Dasar. Makassar : Tim Dosen Kimia
Dasar Universitas Hasanuddin

Waldjinah, Rufaidah dkk. 2012. Detik-Detik Ujian Nasional


Kimia. Klaten:
Intan pariwara.

LAMPIRAN

1. Auminium foil

2. Tissue, benang godam, label

3. Penunjuk metil jingga

4. thermometer

5. pipet volume 25 cm3

6. labu takar, botol semprot,


erlenmeyer.
7. Memasukkan aquades ke
labu takar

9. Pengukuran suhu asam


formiat.

8. Pengambilan asam formiat


dengan pipet

10. HCOOH 0,1 M,


pengenceran I

11. HCOOH 0,01 M.


Pengenceran II

13. HCOOH 0,0001 M.


Pengenceran IV

12. HCOOH 0,001 M


Pengenceran III

14. HCOOH 0,00001 M.


Pengenceran V

Anda mungkin juga menyukai