Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi
Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi
Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan campuran anxietas dan depresi ini mencakup pasien yang memiliki
gejala anxietas dan depresi, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk suatu
gangguan anxietas maupun suatu gangguan mood. Kombinasi gejala depresi dan
anxietas menyebabkan gangguan fungsioanl yang bermakna pada orang yang
terkena.1
Ditelaah dari pengertian masing-masing dimana Anxietas sendiri adalah suatu
keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang
menandakan suatu kegiataan berlebihan dari susunan saraf autonomik (SSA),
anxietas yang patologik biasanya merupakan kondisi yang melampaui batas
normal terhadap satu ancaman yang sungguh-sungguh dan maladaptif. Sedangkan
depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan
alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola
tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus
asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.2
Keberadaan depresi berat dan gangguan anxietas secara bersamaan adalah
sering ditemukan.Sebanyak dua pertiga dari semua pasien dengan gejala depresif
memiliki gejala kecemasan yang menonjol dan sepertiga mungkin memenuhi
kriteria untuk gangguan panik. Teteapi saat ini, data epidemiologis resmi tentang
gangguan kecemasan depresi campuran tidak tersedia.3
Di Indonesia (2000) sendiri penelitian seberapa banyak penderita depresi,
depresi terselubung dan juga kecemasan belum ada.Namun dari pengamatan dari
waktu ke waktu kasus-kasus gangguan kejiwaan yang tergolong kecemasan dan
depresi semakin bertambah.Hal ini dapat dilihat dari kenaikan jumlah kunjungan
pasien yang berobat dipusat-pusat pelayanan kesehatan jiwa dan juga berobat ke
dokter (psikiater).3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gangguan ini mencakup pasien yang memiliki gejala anxietas dan depresi,
tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk suatu gangguan anxietas maupun
suatu gangguan mood. Kombinasi gejala depresi dan anxietas menyebabkan
gangguan fungsioanl yang bermakna pada orang yang terkena.1
2.2 Epidemiologi
Di Indonesia (2000) sendiri penelitian seberapa banyak penderita depresi,
depresi terselubung dan juga kecemasan belum ada.Namun dari pengamatan dari
waktu ke waktu kasus-kasus gangguan kejiwaan yang tergolong kecemasan dan
depresi semakin bertambah.Hal ini dapat dilihat dari kenaikan jumlah kunjungan
pasien yang berobat dipusat-pusat pelayanan kesehatan jiwa dan juga berobat ke
dokter (psikiater). Kenaikan jumlah pasien dengan kecemasan dan atau depresi
dapat juga dilihat dari kenaikan obat-obat psikofarmaka (obat anti cemas dan anti
depresi) yang diresepka oleh para dokter.1
Keberadaan depresi berat dan gangguan anxietas secara bersamaan adalah
sering ditemukan.Sebanyak dua pertiga dari semua pasien dengan gejala depresif
memiliki gejala kecemasan yang menonjol dan sepertiga mungkin memenuhi
kriteria untuk gangguan panik. Tetapi saat ini, data epideimologis resmi tentang
gangguan kecemasan depresi campuran tidak tersedia.3
2.3 Etiologi
Empat bukti utama menyatakan bahwa gejala anxietas dan gejala depresi
berhubungan sebab akibat pada beberapa pasien yang terkena, yaitu :1,3
1. ditemukannya neuroendokrin yan sama pada gangguan depresi dan
gangguan anxietas, khususnya gangguan panik. Termasuk penumpulan
respon
kortisol
terhadap
hormone
adrenokortikotropik
(ACTH),
2
3. Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut
harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat
digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu
diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan
4. .Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang
jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.
Kriteria DSM-IV mengharuskan adanya gejala subsindrom anxietas dan
depresi serta adanya beberapa gejala somatic, serti tremor, palpitasi, mulur kering
dan rasa perut yang bergejolak.Sejumlah studi pendahuluan menunjukkan baha
sensitivitas dokter umum untuk sindrom, gangguan campuran anxietas dan depresi
masih rendah walaupun kurangnya pengenalan ini dapat mencerminkan
kurangnya label diagnostik yang sesuai bagi pasien.
Tabel 4.Kriteria DSM-IV-TR Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi.
Mood disforik yang berulang atau menetap dan bertahan sedikitnya 1 bulan.
Mood disforik disertai empat (atau lebih) gejala berikut selama sedikitnya 1 bulan :
1. Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran kosong.
2. Gangguan tidur (sulit untuk jatuh tertidur atau tetap tidur atau gelisah tidur tidak puas)
3. Lelah atau energi rendah.
4. Irritabilitas.
5. Khawatir.
6. Mudah nangis.
7. Hipervigilance/siaga berlebihan.
8. Antisipasi hal buruk.
9. Tidak ada harapan (pesimis yang menetap akan masa depan)
10. Harga diri yang rendah atau rasa tidak berharga.
Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya dalam
area fungsi social, pekerjaan atau area fungsi penting lain.
Gejala tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (contohnya penyalahgunaan
gangguan
kepribadian.Diantara
gangguan
kecemasan,
gangguan
kecemasan umum adalah salah satu yang paling sering bertumpang tindih dengan
gangguan campuran kecemasan dan depresi.Diantara gangguan mood, gangguan
distimik dan gangguan depresi ringan adalah yang paling seirng bertumpang
tindih dengan gangguan campuran kecemasan dan depresi.Diantara gangguan
kepribadian, gangguan kepribadian menghindar, tegantung dan obsesif-kompulsif
mungkin memiliki gejala yang menyerupai gejala yang terlihat pada gangguan
campuran kecemasan dan depresi. Suatu diagnosis gangguan somatoform harus
dipertimbangkan juga.3
2.7.Penatalaksanaan
Karena penelitian yang adekuat yang membandingkan cara pengobatan untuk
gangguan campuran kecemasan dan depresi sekarang ini belum tersedia, klinis
kemungkinan besar mengobati pasien atas dasar gejala yang tampak,
keparahannya, dan tingkat kesenangan dan pengalaman klinisi sendiri terhadap
berbagai modalitas pengobatan. Pendekatan psikoterapeutik mungkin melibatkan
pendekatan yang terbatas waktu, seperti terapi kognitif atau modifikasi perilaku,
walaupun beberapa klinisi menggunakan pendekatan psikoterapeutik yang
terstruktur,
seperti
psikoterapi
berorientasi
tilikan.Manajemen
5
atau
Nama Dagang
Diazepam
Clobazam
Clobium, Proclozam.
Bromazepam
Lexotan
Lorazepam
Buspirone HCL
Meprobamate
Medicar
Alprazolam
Chlordiazepoxide HCL
Oxazolam
Serenal-10
Hydroxyzine HCL
Iterax
Kava-kava rhizome
Laikan
Nama Dagang
Clomipramine HCL
Anafranil
Imipramine
Tofranil
Amitriptyline
Laroxyl
Doxepin
Sinequan
Maprotiline
Ludiomil, Sandepril 50
Mianserin
Tolvon
Amoxapine
Asendin
Moclobemide
Aurorix
Fluvoxamine maleate
Luvox
Opipramol diHCL
Insidon
Fluoxetine HCL
Paroxetine HCL
Seroxat
Trazodone HCL
Trazone
Citalopram
Cipram
Mutabon-D
mg
Tianeptine
Stablon
Mirtazapine
Remeron
Hypericum
Preso
Perforatum
Setraline HCL (SNRI)
Efexor
Obat anti anxietas dan anti depresi yang ideal hendaknya memenuhi kriteria
antara lain sebagai berikut :4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dependensi (ketergantungan)
8. Memiliki efek perbaikan pada gangguan fisik (somatik) sebagai gejala
ikutan atau gejala terselubung
9. Tidak menyebabkan lemas
10. Dan kalau dimungkinkan pemakaiannya dosis tunggal (single dose).
2.Terapi Somatik
Dalam pengalaman praktek sehari-sehari sering dijumpai gejala atau keluhan
fisik (somatik) sebagai gejala ikutan atau akibat anxietas dan depresi yang
berkepanjangan. Untuk mnghilangkan keluhan somatik itu dapat diberikan obatobatn yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.4
3.Psikoterapi
Pada pasien yang mengalami anxietas dan depresi selain diberikan terapi
psikofarmaka (anti anxietas dan anti depresi) dan terapi somatik, juga diberikan
terapi kejiwaan (psikologik) yang dinamakan psikoterapi. Psikoterapi ini banyak
macam ragamnya tergantung dari kebutuhan baik individual maupun keluarga,
misalnya :4
a. Psikoterapi suportif
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi, semangat dan
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi
keyakinan serta percaya diri bahwa ia mampu mengatasi stressot psikososial yang
sedang dihadapinya.
b. Psikoterapi re-edukatif
Dengan terapi ini dimaksudkan memberikan pendidikan ulang dan koreksi
bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatasi kecemasan dan depresinya itu
dikarenakan faktor psiko re-edukatif masa lalu dikala yang bersangkutan dalam
periode anak dan remaja. Dari terapi ini diharapkan yang bersangkutan mampu
mengatasi stressor psikososial yang sedang dihadapinya.
c. Psikoterapi re-konstruktif
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang
telah mengalami goncangan akibat stressor psikososial yang tidak mampu diatasi
oleh psaien yang bersangkutan.
d. Psikoterapi kognitif.
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memulihkan fungsi kognitif pasien,
yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya
10
tersebut adalah sehat fisik, sehat psikis, sehat social, dan sehat spiritual.
Pendekatan baru ini telah diadopsi oleh psikiater Amerika Serikat (the American
Psychiatric Association/APA, 1992) yang dikenal dengan pendekatan biopsycho-socio-spiritual.4
2.8 Prognosis
Berdasarkan data klinis sampai saat ini, pasien tampak sama besar
kemungkinannya untuk memiliki gejala anxietas yang menonjol, gejala depresif
yang menonjol, atau campuran dua gejala dengan besar yang sama saat awitan.
Selama perjalanan penyakit, dominasi gejala anxietas dan depresif dapat
bergantian muncul. Prosnosisnya tidak diketahui saat ini.1,3
11
BAB III
KESIMPULAN
berbagai
farmakoterapi
kita
modalitas
pengobatan.Disamping
memanfaatkan
pengobatan
pengobatan
lainnya
sperti
dengan
terapi
12
DAFTAR PUSTAKA
Anxietas
dan
Depresi,
Edisi
III,
Jilid
1.
Media
13