Format Draft Ta
Format Draft Ta
Format Draft Ta
SYUKRON MASRURI
NRP. 2113.106.047
Pembimbing:
Dr. Wawan Aries Widodo, ST., MT.
PROGRAM SARJANA
LABORATORIUM THERMODINAMIKA DAN PERPINDAHAN PANAS
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
ABSTRAK
Nama Mahasiswa
: Syukron Masruri
NRP
: 2113106047
Jurusan
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
Analisa Dan Studi Performa PLTGU Berdasarkan Kondisi Operasi dengan Menggunakan
Software Cycle Tempo tepat pada waktunya. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu
persyaratan untuk meraih gelar sarjana strata 1 jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari
bimbingan, bantuan, dukungan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orangtua tercinta Bapak Hamdan Alm dan Ibu Kholisoh serta adikku Arif Fadlan
dan Nur Rifki Sabila atas semua doa, perhatian dan dukungan baik moril maupun
materil yang telah diberikan.
2. Bapak Dr. Wawan Aries Widodo, ST., MT.selaku dosen pembimbing, yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan ide, arahan, bimbingan
dan motivasi selama pengerjaan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Ary Bachtiar K.P.,S.T.,M.T.,Ph.D, Bapak Bambang Arip D.,S.T.,M.Sc.,Ph.D
dan Bapak Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT. selaku dosen penguji atas semua
masukan dan arahan demi kesempurnaan tugas akhir ini.
4. Segenap Bapak/Ibu Dosen Pengajar dan Karyawan di Jurusan S1 Teknik Mesin ITS
2013-2015, yang telah banyak memberikan ilmu serta bantuan selama menjalani
kuliah.
5. Rekan rekan di PT PLN (Persero) JMK UMK II dan khususnya TSK Jaringan
Jawa Timur I yang telah banyak membantu dalam tugas dan pekerjaan serta
memberikan kelonggaran waktu sehingga saya dapat mengikuti kegiatan
perkuliahan di ITS dengan lancar.
6. Seluruh teman-teman seperjuangan LJ Mesin 2013 yang tidak bisa penulis sebutkan
satu per satu, terimakasih untuk semua bantuan serta dukungan selama menjalani
masa perkuliahan bersama juga untuk semua tawa serta canda yang selalu membuat
masa perkuliahan lebih berwarna.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat
mengembangkan Tugas Akhir ini menjadi lebih baik. Semoga Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah.............................................................................................2
1.3. Batasan Masalah..................................................................................................3
1.4. Tujuan Penelitian.................................................................................................4
1.5. Manfaat Penelitian...............................................................................................4
1.6. Sistematika Penulisan..........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6
2.1. Tinjauan Thermodinamika..................................................................................6
2.2. Proses Kerja PLTGU dan Komponen PLTGU..................................................11
2.3. Parameter Kinerja & Heat rate.........................................................................17
2.4. Software Cycle Tempo......................................................................................17
2.5. Penelitian Terdahulu..........................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................24
3.1. Tahapan Penelitian............................................................................................24
3.2. Permodelan Power Plant...................................................................................26
3.3. Flowchart Permodelan Pembangkit dengan Menggunakan Cycle Tempo........31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................33
4.1. Model Pembangkit PLTGU Cilegon.................................................................33
4.2. Membangun model PLTGU Cilegon.................................................................35
5.3. Analisa kondisi Permodelan operasi 1 GT 1 HRSG 1 ST..........................39
5.4. Permodelan operasi 2 GT 2 HRSG 1 ST....................................................45
5.5. Analisa dan Pembahasan...................................................................................49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................51
5.1. Kesimpulan........................................................................................................51
5.2. Saran..................................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Ideal Siklus Brayton dan T-S Diagram.............................................................6
Gambar 2. 2. Skema proses dan T-S Diagram Ideal Rankine Cycle......................................8
Gambar 2. 3. Siklus Gabungan Turbin Gas Tenaga Uap...................................................10
Gambar 2. 4. Contoh Konfigurasi PLTGU...........................................................................11
Gambar 2. 5. Konfigurasi Full Block : 2 GT, 2 HRSG, 1 ST..............................................12
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dewasa ini energi listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat vital
untuk menopang kehidupan manusia. Sesuai dengan RUPTL PLN tahun 2015 2024,
proyeksi prakiraan kebutuhan listrik periode tahun 20152024 ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Pada periode tahun 2015-2024 kebutuhan listrik diperkirakan akan meningkat dari 219,1
TWh pada tahun 2015 menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024, atau tumbuh rata-rata 8,7%
per tahun. Untuk wilayah Sumatera pada periode yang sama, kebutuhan listrik akan
meningkat dari 31,2 TWh pada tahun 2015 menjadi 82,8 TWh pada tahun 2024 atau
tumbuh ratarata 11,6% per tahun. Wilayah Jawa-Bali tumbuh dari 165,4 TWh pada tahun
2015 menjadi 324,4 TWh pada tahun 2024 atau tumbuh rata-rata 7,8% per tahun. Wilayah
Indonesia Timur tumbuh dari 22,6 TWh menjadi 57,1 TWh atau tumbuh rata-rata 11,1%
per tahun.
Listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh mesin konversi energi. Terdapat
beberapa jenis mesin konversi energi yang dimanfaatkan sebagai sumber penggerak dari
generator, antara lain adalah turbin gas dan turbin uap. Salah satu pembangkit listrik yang
memanfaatkan turbin gas dan uap sebagai penggerak mulanya adalah pembangkit listrik
tenaga gas dan uap (PLTGU).
PLTGU adalah suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi
panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik. Pada dasarnya,
sistem
PLTGU
ini
merupakan
penggabungan
PLTU
memanfaatkan energi panas dari gas buang hasil pembakaran di PLTG melalui sebuah
instalasi HRSG (Heat Recovery Steam Generator). HRSG adalah ketel uap atau boiler
yang memanfaatkan energi panas sisi gas buang dari suatu unit turbin gas untuk
memanaskan air dan mengubahnya menjadi uap dan kemudian uap tersebut dipergunakan
untuk menggerakkan turbin uap (Steam Turbine). Pembangkit listrik dengan jenis
combined cycle ini lebih efisien dalam menghasilkan energy dan menghasilkan emisi gas
buang yang rendah dibandingkan dengan PLTU.
Pada kondisi aktual sebuah pembangkit listrik tidak selalu bekerja sesuai dengan
desain, namun terdapat kondisi kondisi yang mengharuskan kerja dari pembangkit
berbeda pada setiap waktunya, salah satunya adalah akibat adanya perawatan atau
maintenance pada pembangkit listrik.
Penelitian yang dilakukan oleh Falah Alobaid, Ralf Starkloff, Stefan Pfeiffer,
Karl Karner, Bernd Epple dan Hyun-Gee Kim yang berjudul A comparative study of
different dynamic process simulation codes for combined cycle power plants Part A:
Part loads and off-design operation membahas tentang poses simulasi dengan
menggunakan 2 software yaitu ASPEN dan APROS pada pembangkit listrik pada keadaan
off design operation dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik dari peralatan
pembangkit dan kondisi operasi dari pembangkit listrik tenaga gas dan uap. Penelitian
dilakukan dengan memodelkan kondisi operasi dari PLTGU dengan variasi beban yaitu
100% dan 50% beban pada generator.
Pada tugas akhir ini, penulis akan membahas permasalahan yaitu bagaimana
pengaruh perubahan kondisi operasi PLTGU dari 100% dengan kondisi operasi 2 GT 2
HRSG 1 ST ke 50% beban dengan kondisi operasi 1 GT 1 HRSG 1 ST terhadap
efisiensi PLTGU.
1.2.Perumusan Masalah
Kondisi operasi actual dari sebuah pembangkit berbeda dengan kondisi desain dari
pembangkit listrik tersebut. Tugas akhir ini berisi tentang penelitian mengenai pengaruh
perubahan kondisi operasi PLTGU dari 100% dengan kondisi operasi 2 GT 2 HRSG 1
ST ke 50% beban dengan kondisi operasi 1 GT 1 HRSG 1 ST. Penelitian ini dilakukan
dengan menganalisa data heat balance PLTGU Cilegon, kemudian kondisi operasi akan
disimulasikan dan diamati perubahan tingkat keadaan pada kondisi tersebut. Data-data
tersebut nantinya akan diolah, sehingga dapat diketahui besarnya nilai efisiensi dari masing
masing kondisi operasi.
Proses simulasi akan dilakukan dengan menggunakan software Cycle Tempo,
dimana nantinya akan dilakukan pemodelan power plant PLTGU PT. PLN Persero UBP
Cilegon pada kondisi operasi 100% dan 50% dari hasil simulasi nantinya dapat diketahui
pengaruh perubahan kondisi operasi suatu pembangkit terhadap effisiensi pembangkit
tersebut.
1.3.Batasan Masalah
Terdapat beberapa batasan yang diambil guna menjaga alur permasalahan utama
agar tidak melenceng dari tujuan yang ada. Adapun batasan masalah yang digunakan
diantaranya adalah :
1. Analisa berdasarkan data PLTGU CILEGON dengan konfigurasi 2 Gas
Turbine 2 HRSG 1 Steam Turbine yang kemudian pada proses simulasi
akan dimodelkan pada konfigurasi 1 GT 1 HRSG 1 ST pada kondisi full
load, kemudian akan digabung dengan HRSG 2 sehingga pola operasi berubah
menjadi 2 GT 2 HRSG 1 ST.
2. Semua perhitungan berdasarkan data hasil commissioning test yang didapatkan
dari PT. PT. PLN Persero UBP Cilegon.
3. Semua komponen dalam siklus dianalisis sebagai volume atur pada kondisi
steady state.
4. Pressure drop pada flue gas diasumsikan bernilai 0, sedangkan pada sisi aliran
uap pressure drop yang terjadi dimodelkan dengan menggunakan sink sebagai
pereduksi tekanan.
5. Energi potensial dan energi kinetik dapat diabaikan.
6. Software yang digunakan untuk melakukan simulasi power plant adalah Cycle
Tempo release 5.0.
1.4.Tujuan Penelitian
Tujuan dengan adanya penelitian ini, diantaranya sebagai berikut :
1. Mengetahui power yang dihasilkan pembangkit dengan menggunakan
permodelan system pembangkit di Cycle Tempo.
2. Mengetahui efisiensi system pembangkit dengan menggunakan permodelan
system pembangkit di Cycle Tempo.
3. Mengetahui pengaruh perubahan kondisi operasi PLTGU dari 100% dengan
kondisi operasi 2 GT 2 HRSG 1 ST ke 50% beban dengan kondisi operasi 1
GT 1 HRSG 1 ST terhadap efisiensi PLTGU.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penulisan proposal tugas akhir ini adalah :
1. Sebagai referensi tambahan untuk penelitian lebih lanjut tentang pengoperasian
PLTGU.
2. Sebagai acuan operator agar dapat mengoperasikan PLTGU secara optimal
sesuai dengan kebutuhan listrik masyarakat.
3. Mengetahui cara mengevaluasi thermal efficiency, net power output dan net
heat rate suatu PLTGU dengan menggunakan software cycle tempo.
1.6.Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penyusunan laporan untuk penelitian ini, terbagi dalam
beberapa bab sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
manfaat, serta sistematika penulisan dari tugas akhir ini.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi mengenai beberapa informasi dan kajian teori, serta penelitian terdahulu,
yang berkaitan dengan pembangkit listrik tenaga uap, menghitung performa
power plant serta software yang digunakan.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi mengenai prosedur penelitian tugas akhir ini, meliputi pengambilan dan
pengolahan data, proses menghitung efisiensi dan rugi daya, serta tahapan
simulasi dengan menggunakan software cycle tempo.
4. BAB IV RENCANA KEGIATAN
Berisi mengenai contoh perhitungan, analisa, dan pembahasan mengenai data
yang diperoleh dari hasil perhitungan dan simulasi secara kuantitatif dalam
bentuk grafik maupun tabel.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi mengenai kesimpulan analisa dan pembahasan mengenai hasil
perhitungan dan simulasi. Selain itu, terdapat juga saran untuk pengembangan
lebih lanjut yang dapat dilakukan dari adanya penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan Thermodinamika
2.1.1.
Siklus Brayton
Siklus ini terdiri atas dua proses adiabatic / isentropis (kalor tetap) dan dua proses
tekanan tetap atau isobaris. Udara atmosfir dihisap masuk dan dikompresikan oleh
kompresor sehingga terjadi kenaikan tekanan dari p1 ke p2 dan kemudian udara tersebut
dialirkan ke ruang bakar atau combustor, di dalam ruang bakar diinjeksikan bahan bakar
sehingga dengan adanya suhu dan tekanan pada ruang bakar maka terjadilah pembakaran.
Pembakaran terjadi pada tekanan konstan p2, suhu akhir gas setelah mengalami
pembakaran menjadi T3 berekspansi dalam sebuah turbin gas mencapai tekanan atmosfir
dengan
menghasilkan
kerja,
dan
sebagian
kerja
tersebut
dipergunakan
untuk
menggerakkan kompresor dan sisanya untuk kerja yang berguna. Sistem kerja dengan
siklus Brayton dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini :
Pr 2=Pr 1
Pr 4 =Pr 3
P2
P1
(2.1)
P4
P
=Pr 3 1
P3
P2
(2.2)
T 4=T 3
P2
P1
( )
P4
P3
( )
(k1)/k
(k1)/ k
=T 3
(2.3)
P1
P2
( )
(k1)/ k
(2.4)
(2.5)
Dengan asumsi yang sama, kerja kompresor per satuan massa adalah:
c
W
=(h2 h1)
m
(2.7)
Q
=( h3h2 )
(2.8)
Kalor yang dikeluarkan per satuan massa bisa dihitung dengan persamaan:
out
Q
=(h 4h 1)
m
(2.9)
t W
W
c
(h3h4 )(h2h 1)
m
=
=
(h3 h2 )
Q
(2.10)
Mengacu pada gambar 2.2, terlihat fluida kerja melewati urutan proses yang
reversible secara internal sebagai berikut :
-
Proses 1-2 : Ekspansi isentropik dari fluida kerja melalui turbin dari uap jenuh
pada kondisi 1 hingga mencapai tekanan kondenser.
Proses 2-3 : Perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada tekanan
konstan melalui kondenser dengan cairan jenuh pada kondisi 3.
Proses 4-1 : Perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanan
konstan melalui boiler untuk menyelesaikan siklus.
(2.11)
Dengan asumsi yang sama, kerja pompa per satuan massa adalah :
p
W
=(h 4h3)
m
(2.12)
Q
=(h1h 4)
(2.13)
Kalor yang dikeluarkan per satuan massa bisa dihitung dengan persamaan:
out
Q
=(h2 h3 )
m
(2.14)
W
p
(h1h2)(h 4h3)
m
=
=
(h1 h4 )
Q
out
Q
Q
Q
out
(h h )
m
=
=1
=1 2 3
(h1 h4 )
Q
Q
m
m
Back Work Ratio
(2.15)
(2.16)
10
p
W
(h4h3)
m
BWR=
=
W t (h1h 2)
(2.17)
Mengacu kepada gambar 2.3, efisiensi thermal dari siklus gabungan adalah :
=
gas + vap
Q
(2.18)
11
Dimana Wgas adalah daya netto yang dihasilkan oleh turbin gas dan Wvap adalah
daya netto yang dihasilkan oleh siklus uap. Qin adalah laju perpindahan kalor total ke siklus
gabungan, termasuk perpindahan kalor tambahan, jika ada, yang dipakai untuk memanasi
lebih lanjut (superheat) uap yang memasuki turbin uap.
Hubungan untuk perpindahan energi dari siklus gas menuju siklus uap pada sistem
di dalam Gambar 2.3 diperoleh dengan cara menerapkan kesetimbangan laju massa dan
energi ke volume atur yang melingkupi alat penukar kalor. Untuk pengoprasian pada
kondisi tunak, perpindahan kalor ke lingkungan yang dapat diabaikan, dan tidak terdapat
perubahan perubahan signifikan pada energi kinetik dan potensial, hasilnya adalah :
v ( h7h 6 )= g ( h4h5 )
(2.19)
Dimana mg dan mv berturut turut adalah laju aliran massa dari gas dan uap.
2.2.
12
Uap yang dihasilkan pada HRSG, selanjutnya dengan tekanan dan temperatur
tertentu dialirkan menuju turbin uap untuk menggerakkan sudu-sudunya. Turbin uap pun
berputar, sekaligus memutar generator yang dikopel satu poros sehingga dihasilkan energi
listrik. Uap bekas ekspansi turbin uap mengalami proses kondensasi pada condenser
sehingga menjadi air kembali. Air kondensat ini dipompakan sebagai air pengisi HRSG
untuk dipanaskan lagi menjadi uap dan demikian seterusnya.
Proses konversi energi pada PLTGU berlangsung melalui 4 tahapan, yaitu:
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk gas
bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Energi panas (gas) diubah menjadi uap panas kemudian dirubah menjadi energi
kinetik.
3. Energi kinetik dirubah menjadi energi mekanik (putaran).
4. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
Penelitian ini dilakukan pada PLTGU Cilegon. PLTGU Sektor Pembangkitan
Cilegon berdiri di atas lahan seluas 17 hektar. Site plant terletak di Jalan Raya Bojonegara,
Desa Margasari, Kec. Pulo Ampel, Serang, Banten. PLTGU Cilegon memiliki 3 unit
pembangkit terdiri dari 2 unit turbin gas (PLTG) berkasitas 240 MW dan turbin uap
(PLTU) berkapasitas 260 MW. Daya listrik pembangkit ini dialirkan ke Gardu Induk
Cilegon Baru melalui SUTT 150 kV sepanjang 16 km yang terhubung dengan interkoneksi
Jawa Bali. Bahan bakar menggunakan gas alam yang dipasok dari CNOOC (China
National Oil Offshore Company) sebesar 80 MMCFD dan dari PGN (Perusahaan Gas
Negara) sebesar 40 MMCFD. Kapasitas PLTGU terpasang PLTGU Cilegon adalah 740
MW dengan konfigurasi 2 2 1, yaitu 2 turbin gas, 2 HRSG dan 1 Turbin Uap. Gambar
2.5 menunjukkan konfigurasi dari PLTGU Cilegon.
13
14
15
2.2.2.4.
HRSG berfungsi untuk memanaskan air dengan memanfaatkan panas gas buang
dari turbin gas sehingga dihasilkan uap dengan tekanan dan temperatur tertentu yang
konstan. HRSG merupakan penghubung antara PLTG (siklus Brayton) dengan PLTU
(siklus Rankine). Gambar 2.9 menunjukkan penampang dari HRSG.
Heat Recovery Steam Generator mempunyai tiga bagian utama yaitu :
Economizer
Evaporator
Superheater
Selain itu, HRSG juga dilengkapi peralatan-peralatan penunjang seperti steam drum dan
stack (cerobong).
16
Bila ditinjau dari tekanan kerjanya, HRSG dapat diklasifikasikan menjadi: HRSG
dengan satu tekanan (single pressure), HRSG dengan dua tekanan (dual pressure), dan
HRSG dengan tekanan bertingkat (multi pressure).
Untuk tipe steam turbine yang tidak dilengkapi dengan saluran reheat, cocok
menggunakan single pressure HRSG, karena pada tipe ini uap yang dihasilkan hanya
memiliki satu tingkat tekanan yang disesuaikan dengan kebutuhan uap di inlet steam
turbine. Uap tersebut masuk ke dalam turbin dan terus berekspansi ke sisi outlet dan
mengalir keluar menuju kondenser.
2.2.2.5. Kondensor
Kondensor seperti terlihat pada gambar berikut berfungsi untuk mengkondensasi
uap air yang berasal dari turbin uap sehingga berubah fase menjadi cair kembali. Kondesor
menjadi salah satu komponen yang paling penting pada PLTGU karena pada alat ini terjadi
perpindahan panas (panas laten) yang masih terkandung di dalam uap air menuju media
pendingin seperti air laut atau air dari cooling tower. Gambar 2.11 menunjukkan bagian
bagian kondensor.
17
berdasarkan sifat dari oksigen yang kelarutannya pada air akan berkurang dengan adanya
kenaikan suhu. Gambar 2.12 menunjukkan penampang Deaerator.
18
kuantitas dan ekspresi yang telah diperkenalkan, efisiensi thermal dari siklus tenaga
combined cycle adalah
W
tg W
c ) +( W
vap )
vap ) ( W
( gas+ W
=
Q
Q
=
(2.20)
(2.21)
(2.22)
Sedangkan nilai heat rate sistem pembangkit bisa dicari dengan persamaan berikut:
( m fuel . LHV )
Net Plant Heat Rate=
(2.23)
Net Power
Gross Plant Heat Rate=
Keterangan:
m
fuel
( m fuel . LHV )
Gross Power
(2.24)
LHV
= nilai kalor bawah bahan bakar (kilojoule/kg)
Gross Power = daya yang dihasilkan pembangkit sebelum dikurangi pemakaian
Net Power
sendiri (KW)
= daya yang dihasilkan pembangkit setelah dikurangi pemakaian
sendiri (gross power auxiliary power) (KW)
2.4.
19
20
Penelitian Terdahulu
2.5.1.
A comparative study of different dynamic process simulation codes for
combined cycle power plants Part A: Part loads and off-design operation
Penelitian yang dilakukan oleh Falah Alobaid, Ralf Starkloff, Stefan Pfeiffer,
Karl Karner, Bernd Epple dan Hyun-Gee Kim yang berjudul A comparative study of
different dynamic process simulation codes for combined cycle power plants Part A:
Part loads and off-design operation membahas tentang poses simulasi dengan
menggunakan 2 software yaitu ASPEN dan APROS pada pembangkit listrik pada keadaan
off design operation dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik dari peralatan
pembangkit dan kondisi operasi dari pembangkit listrik tenaga gas dan uap. Penelitian
dilakukan dengan memodelkan kondisi operasi dari PLTGU dengan variasi beban yaitu
100%, 80% dan 60% beban pada generator.
Penelitian dilakukan dengan membandingkan data analisa hasil permodelan yang
dilakukan dengan dua macam software yaitu ASPEN dan APROS, kemudian data
permodelan tersebut dibandingkan dengan data experiment pada kondisi operasi
pembangkit listrik. Pembangkit listrik yang diteliti adalah pembangkit listrik yang
berlokasi di Malaysia yang diproduksi oleh General Electric dengan gas buang dari Turbin
gas memiliki temperature 628C, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.16 untuk
permodelan dengan APROS dan 2.17 untuk permodelan dengan menggunakan ASPEN.
21
Gambar 2. 15. High Pressure net pada HRSG permodelan dengan Apros
22
numerik
baik
menggunakan
ASPRO
maupun
ASPEN
dapat
23
dengan berbagai tingkat tekanan (single pressure, double pressure, triple pressure)
menggunakan software cycle tempo seperti terlihat pada gambar 2.20. Optimalisasi
dilakukan dengan prosedur multi-parameter optimization.
Efisiensi pembangkit sekitar 60% akan dicapai jika panas gas buang pada turbin gas
dapat terpakai dengan efisien. Hasil evaluasi dengan pendekatan exergy losses pada
PLTGU menunjukan bahwa losses didominasi oleh pembakaran pada combustor. Diagram
alir exergy gambar 2.18 dan 2.19 menunjukan bahwa losses tertinggi disebabkan oleh
pembakaran kalor bahan bakar. Perbandingan PLTGU dengan menambah tingkat tekanan
produksi uap pada HRSG menunjukan bahwa efisiensi yang dicapai pada triple pressure
lebih baik jika dibandingkan dengan single pressure disebabkan karena penurunan exergy
losses.
Gambar 2. 17. Exergy Flow Diagram (Grassmann Diagram) dengan Single Pressure
24
25
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Tahapan Penelitian
Dalam melakukan penelitian dan analisa pada tugas akhir ini, terdapat beberapa
tahapan yang harus dilakukan, berikut adalah gambaran umum tahapan penelitian yang
akan dilakukan adalah :
1. Studi Kasus
Evaluasi mengenai thermal efficiency, net power output dan net heat rate.
2. Studi Literatur
Untuk memperdalam pemahaman mengenai permasalahan yang dibahas,
dilakukan studi literatur yang berkaitan dengan proses operasi PLTGU Cilegon,
perhitungan thermal efficiency, net power output dan net heat rate. Serta
analisis menggunakan software Cycle Tempo. Studi literatur diperoleh dari ebook, jurnal internasional, dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
topik permasalahan.
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Data yang berkaitan dengan topik permasalahan diperlukan sebagai parameter
yang dimasukan dalam pemodelan dan simulasi menggunakan software Cycle
Tempo. Data yang digunakan adalah data heat balance PLTGU Cilegon.
4. Pemodelan dan Simulasi
Tahapan ini diawali dengan pemodelan PLTGU Cilegon dengan menggunakan
software Cycle Tempo. Selanjutnya, adalah memasukkan nilai parameter pada
masing-masing komponen PLTGU Cilegon sesuai dengan data heat balance.
Setelah success (tidak terdapat kesalahan), dilakukan proses plotting data
thermal efficiency, net power output dan net heat rate. Selanjutnya dilakukan
tahap validasi dengan membandingkan nilai yang dihasilkan software Cycle
Tempo dengan nilai pada heat balance. Jika relatif sama, maka dilakukan
variasi tekanan operasi kondensor. Selanjutnya dilakukan plotting kembali data
thermal efficiency, net power output dan net heat rate.
5. Analisis dan Pengolahan Data Hasil Simulasi
Setelah proses perhitungan dan simulasi selesai, hasil simulasi ditampilkan
dalam bentuk data visual dan juga grafik untuk dianalisis secara kuantitatif.
27
Dari data tersebut dapat dianalisis dan diolah sehingga didapat hubungan antara
perubahan pola operasi PLTGU.
6. Penyusunan Laporan
Keseluruhan tahapan yang telah dilakukan dan hasil dari penelitian ini
kemudian disusun dalam bentuk yang sistematis.
28
Inlet Comp
Outlet Comp
Outlet turbin
Temperatur, T (C)
30,9
391.53
608
Tekanan, p (bar)
1,013
13,82
1.036
29
3. Running software cycle tempo, apabila failed lihat keterangan eror dan ikuti
perintah di dalamnya.
4. Bila success, nilai daya yang dihasilkan, heat rate, efisiensi dan juga data data
yang lainnya dapat diketahui.
3.2.2. Permodelan kondisi operasi 1 GT 1 HRSG 1 ST ; 50% beban
1. Membuat skema diagram PLTGU Cilegon dari heat balance (lampiran 1), dalam
kondisi operasi 1 Gas Turbine 1 HRSG 1 Steam Turbine, yaitu saat 1 GT
beroperasi dengan kondisi 100%, 1 HRSG beroperasi dengan kondisi 100% dan 1
ST beroperasi dengan kondisi 50%, skema 1 GT 1 HRSG 1 ST, overall PLTGU
beroperasi pada 50% beban ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut.
GT
HRSG
ST
HP Steam Turbine
IP Steam Turbine
LP Steam Turbine
HP Steam Drum
IP Steam Drum
LP Steam Drum
Parameter
Satuan
Nilai
Mass flowrate
kg/s
79,333
Pressure
bar
65,116
Temperature
540
Mass flowrate
kg/s
89,638
Pressure
bar
16,082
Temperature
568
Mass flowrate
kg/s
97,832
Pressure
bar
3.646
Temperature
243
Pressure
bar
166,713
Temperature
289
Pressure
bar
67,665
Temperature
Pressure
C
bar
226
13,337
30
Part HRSG
Parameter
Temperature
HP ECO 1
IP ECO 1
LP ECO 1
Mass flowrate
Temperature
Mass flowrate
Temperature
Mass flowrate
Temperature
Satuan
Nilai
164
kg/s
77,222
114
kg/s
9.861
112
kg/s
8,194
112
3. Buat permodelan Cycle Tempo sesuai dengan heat balance PLTGU Cilegon, sesuai
skema pada gambar 3.4 berikut.
31
Keterangan :
= Gas Turbine blok
= Heat Exchanger
= Junction
= Steam drum
= Steam turbine
= Generator
= Deaerator
= Condensor
= Pump
= Stack
32
4. Masukkan nilai dan parameter parameter sesuai dengan data heat balance
PLTGU Cilegon dan data spesifikasi alat yang dibutuhkan.
33
2. Gabungkan steam hasil produksi dari 2 HRSG, pada penulisan tugas akhir ini
diasumsikan bahwa kondisi operasi 100% dari permodelan 2 GT 2 HRSG 1 ST
didapatkan dari menggabungkan permodelan operasi 1 GT 1 HRSG 1 ST
3. Masukkan nilai dan parameter parameter sesuai dengan data heat balance PLTGU
Cilegon dan data spesifikasi alat yang dibutuhkan.
Tabel 3. 3. Input properties turbin gas permodelan 2 GT 2 HRSG 1 ST
GT 1
30,9
Outlet
Comp
391.53
GT 2
30,9
391.53
608
GT 1
1,013
13,82
1.036
GT 2
1,013
13,82
1.036
Properties
Temperatur, T (C)
Tekanan, p (bar)
Inlet Comp
Outlet
turbin
608
HP Steam Turbine
IP Steam Turbine
LP Steam Turbine
HP Steam Drum
IP Steam Drum
LP Steam Drum
HP ECO 1
IP ECO 1
Parameter
Satuan
Nilai
HRSG 1
HRSG 2
Mass flowrate
kg/s
79,333
79,333
Pressure
bar
65,116
65,116
Temperature
540
540
Mass flowrate
kg/s
89,638
89,638
Pressure
bar
16,082
16,082
Temperature
568
568
Mass flowrate
kg/s
97,832
97,832
Pressure
bar
3.646
3.646
Temperature
243
243
Pressure
bar
166,713
166,713
Temperature
289
289
Pressure
bar
67,665
67,665
Temperature
226
226
Pressure
bar
13,337
13,337
Temperature
164
164
Mass flowrate
kg/s
77,222
77,222
Temperature
Mass flowrate
C
kg/s
114
9.861
114
9.861
34
Part HRSG
LP ECO 1
Parameter
Satuan
Nilai
HRSG 1
HRSG 2
Temperature
112
112
Mass flowrate
kg/s
8,194
8,194
Temperature
112
112
4. Running software cycle tempo, apabila failed lihat keterangan eror dan ikuti
perintah di dalamnya.
5. Bila success, nilai daya yang dihasilkan, heat rate, efisiensi dan juga data data
yang lainnya dapat diketahui.
35
34
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
36
: 740 MW
Bahan bakar
: Natural gas
Value
Nitrogen, N2
mol. %
mol. %
5
0,61
Methane, C2H4
mol. %
84,49
Ethane, C2H6
mol. %
4,91
Propane, C3H8
mol. %
2,88
mol. %
0,79
N-Butane, nC4
mol. %
0,60
ISO-Pentane, iC5
mol. %
0,27
N-Pentane, nC5
mol. %
0,17
Hexane, C6
mol. %
0,15
37
Components
Value
Heptane Plus, C7
mol. %
0,12
Proximate analysis
Unit
Value
LHV
kJ/kg
43.377
Tipe
:
Surface cooling type
- Top vacum
: 704 mmHg
- Effective tube length : 15156 mm
- Pabrikan
: Mitsubishi Heavy Industries
e. Generator
- Tipe
: Syncrone 3 Phasa, H2 Cooling
- Gas turbine generator
: 2 292 MVA
- Steam turbine generator : 1 319 MVA
- Putaran
: 3000 rpm
- Pabrikan
: Mitsubishi Electric Co.
3. Data teknis sebagi acuan input pada model cycle tempo
Data berikut diperoleh berdasarkan data hasil komisioning dengan daya
generator output turbin gas = 222.000 kW dan steam turbine = 119.000 kW.
Tabel 4. 2. Data teknis acuan input
State
Inlet Turbin
HP ST
IP ST
LP ST
p (bar)
65,116
16,082
3,646
T (C)
540
566
254.6
Flue gas
T inlet
= 608
38
4.2.
( kgs )
79,33
89,19
m
= 622,48
8,19
m
air =607,78
kg
s , mass flow
39
bahan bakar
m
fuel =14,70
kg
s , dan temperature output gas turbine = 608C, permodelan
Inlet Comp
Outlet Comp
Inlet Turbin
Outlet turbin
Temperatur, T (C)
30,9
391.53
1244,50
608
Tekanan, p (bar)
1,013
13,82
12,82
1.036
4.2.2.
40
41
42
beroperasi dan mengeluarkan nilai. Hasil yang diperoleh dapat dikatakan valid apabila
setelah dijalankan pada cycle tempo telah tercapai kondisi perhitungan yang konvergen.
Berdasarkan hasil permodelan yang ditunjukkan pada gambar 4.4 didapatkan
bahwa nilai power electrical yang dihasilkan oleh generator turbin gas adalah 222.087,61
kW dan nilai power yang dihasilkan oleh turbin uap adalah 108.052,99 kW.
4.3.Analisa kondisi Permodelan operasi 1 GT 1 HRSG 1 ST
4.3.1. Gas turbine simple cycle
Data hasil simulasi menunjukkan bahwa daya yang dihasilkan oleh sistem turbin
gas bernilai 222.087,45 kW, ini diperoleh dari
dan
W t W c , dimana W t =466.146,57 kW
komisioning yaitu pada hasil simulasi memiliki nilai 87,45 kW lebih besar, hal ini
diakibatkan oleh kurangnya data mengenai nilai efisiensi generator, sehingga pada
permodelan diasumsikan bahwa effisiensi generator bernilai 0.97%.
Tabel 4. 4. Properties pada turbin gas
Part
Gas Turbine
Compressor
Fuel gas
Outlet Turbin
Parameter
Satuan
Power Output
Temperature
Mass flowrate
Pressure
Temperature
Temperature
MW
C
kg/s
bar
C
C
Nilai
Comissionin
Simulasi
g
222
222,1
445
391,53
15.11
14.70
38,9
39,2
172
172
608
608
Simbol
Nilai
Unit
Kalor input
Qin
666.461,44
kW
Daya Turbin
WT
466.146,57
kW
Daya kompressor
WC
244.059,12
kW
WTg
222.087,45
kW
33,323
Effisiensi
43
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa efisiensi thermal dari turbin gas bernilai
33,323%, dimana efisiensi thermal didapatkan dari :
=
power
kalor input
dimana,
power=W t W c
466.146,57 kW 244.059,12 kW
222.087,45 kW
Kalor input
= Daya
yang
combustor,
dibangkitkan
hasil
pembakaran
pada
= 666.461,44 kW
Sehingga,
effisiensi , =
222.087,45 kW
666.461,44 kW
=33,323
Heat rate
plant heat rate=
( m fuel LHV )
power
h
( 52.920 ) kg /
( 43.377 kJ /kg )
plant heat rate=
222.087,45 kW
plant heat rate=10.336,07 kJ /kWh
1.
Combine Cycle
Tabel 4.6 dibawah ini menunjukkan nilai dari hasil simulasi PLTGU Cilegon
dengan cycle tempo dan seberapa besar perbedaan yang terjadi antara data komisioning
test dengan data hasil simulasi tersebut.
44
Part
Parameter
Steam
Turbine
Power Output
MW
119
108.1
9,20
Mass flowrate
Pressure
Temperature
Mass flowrate
Pressure
Temperature
Mass flowrate
Pressure
Temperature
Pressure
Temperature
Pressure
Temperature
Pressure
Temperature
Mass flowrate
Temperature
Mass flowrate
Temperature
Mass flowrate
Temperature
kg/s
bar
C
kg/s
bar
C
kg/s
bar
C
bar
C
bar
C
bar
C
kg/s
C
kg/s
C
kg/s
C
79,333
65,116
540
89,638
16,082
568
97,832
3.646
243
166,713
289
67,665
226
13,337
164
77,222
114
9.861
112
8,194
112
79,673
65,19
547,69
91,380
17,27
551,14
99,392
3,653
305,85
166,8
283,43
68,67
227,49
13,34
169,13
77,563
116,86
11,707
115,94
8,012
115,41
0,43
0,11
1,42
1,94
7,39
2,79
1,59
0,19
7,00
0,05
1,93
1,49
0,66
0,02
3,13
0,44
2,51
18,72
3,52
2,22
3,04
HP Steam
Turbine
IP Steam
Turbine
LP Steam
Turbine
HP Steam
Drum
IP Steam
Drum
LP Steam
Drum
HP ECO 1
IP ECO 1
LP ECO 1
Satuan
Nilai
Comissionin
Simulasi
g
Data hasil simulasi menunjukkan bahwa daya yang dihasilkan oleh sistem turbin
uap bernilai 108.052,99 kW, ini diperoleh dari :
W T =W t .hp +W t . ip +W t .lp
Dimana
nilai
W t . hp =27.473,53 kW ,
W t . ip =44860,25 kW
W t . lp =35.719,21 kW , sehingga :
W T =27.473,53 kW + 44.860,25 kW +35.719 kW
W T =108.052,99 kW
dan
45
W T =108 MW
Tabel 4. 7. Power turbin uap konfigurasi 1-1-1
Part
Power
HP steam turbine
27,5 MW
IP steam turbine
44,9 MW
LP steam turbine
35,7 MW
Data table 4.6 menunjukkan terdapat deviasi pada hasil permodelan terhadap data
hasil commissioning, perbedaan nilai pada beberapa titik di atas terjadi karena adanya hal
hal berikut ini:
a. Pada heat balance maupun data commissioning tidak semua data yang menjadi
inputan pada permodelan tersedia, sehingga dalam hal ini untuk beberapa part heat
exchanger penulis memodelkan part part heat exchanger secara terpisah dan
melakukan trial and eror untuk mendapatkan kondisi tingkat keadaan pada part
heat exchanger berikutnya yang memiliki data commissioning dapat tercapai.
b. Tidak tersedianya data pressure drop baik pada sisi flue gas maupun pipa air dan
uap serta posisi dan jumlah valve yang memungkinkan terjadinya proses throttling,
sehingga dalam hal ini untuk sisi aliran flue gas penulis mengasumsikan bahwa
pressure drop bernilai 0, sedangkan pada sisi aliran uap pressure drop yang terjadi
dimodelkan dengan menggunakan sink sebagai pereduksi tekanan, contohnya
adalah apparatus 10 pada pemodelan cycle tempo gambar 4.4. referensi
penggunaan sink sebagai pereduksi tekanan terdapat pada example yang diberikan
cycle tempo dan tertera dalam manual book.
c. Dalam aplikasi penggunaan cycle tempo, untuk mensimulasikan sebuah proses atau
siklus tidak dapat diberikan input suhu dan tekanan serta mass flow dari fluida
kerja secara independent, user diberikan pilihan untuk memberikan inputan suhu
yang kemudian diterjemahkan ke dalam mass flow (dengan EEQCOD 1) atau
sebaliknya memberikan inputan mass flow yang dipanaskan oleh flue gas untuk
kemudian diterjemahkan dalam bentuk temperature fluida kerja (EEQCOD 2), oleh
karena hal ini sangat sulit untuk mencapai kondisi tingkat keadaan pada simulasi
yang sesuai dengan data riil hasil commissioning. Untuk penggunaan dalam siklus
harus digunakan minimal 1 EEQCOD 1untuk mendapatkan mass flow dari
sistem.
46
Pinch Point
Pinch point analisis adalah suatu metode yang dikembangkan untuk mendapatkan
gambaran menyeluruh mengenai kebutuhan energi minimal dalam desain jaringan heat
exchanger, dalam hal ini pada heat exchanger pinch point adalah perbedaan temperature
terkecil antara 2 fluida yang mengalir (a 1), yaitu aliran gas dan uap. Besarnya pinch
point yang terjadi pada HRSG PTGU Cilegon terjadi pada heat exchanger evaporator,
dimana nilai pinch point didapatkan pada selisih antara suhu awal masuk air sebelum
berubah fasa menjadi uap dengan suhu flue gas saat melewati evaporator.
steam outlet
a
b
water inlet
Gambar 4. 5. Evaporator, titik approach point dan pinch point dengan cycle tempo
Gambar 4.5 menunjukkan posisi pinch point yang terjadi pada evaporator, titik a
adalah T inlet water ke steam drum dan titik b adalah Tinlet water ke evaporator. Pinch point
yang terjadi didapatkan dari nilai temperatur di pipa 6 dikurangi temperatur di titik b ;
T pinch =|T bT 6|
T approach=|T a T b|
Ta Tb disebut approach point. Pinch point yang terjadi pada HRSG PLTGU Cilegon
ditunjukkan oleh gambar 4.6 berikut ini :
47
Approach Point ; At
(C)
23,67
Pinch Point ; Pt
(C)
18,8
Simbol
Nilai
Unit
Kalor input
Qin
666.461,44
kW
Daya Turbin
WT
466.146,57
kW
Daya kompressor
WC
244.059,12
kW
WTg
222.087,61
kW
Daya HP ST
Wt.hp
27.473,53
kW
Daya IP ST
Wt.ip
44.860,35
kW
Daya LP ST
Wt.lp
35.719,21
kW
Wst
108.052,99
kW
Daya Pembangkit
WPP
330.140,6
kW
49,536
Efisiensi
1. Power yang dibangkitkan
48
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa power yang dihasilkan oleh generator pada
turbin uap adalah 108.052,59 kW dan turbin gas adalah 222.087,61 kW, nilai power yang
dihasilkan dari combine cycle dapat dijabarkan sebagai berikut :
Power yang dihasilkan sebuah pembangkit dalam hal ini jumlah dari nilai power
yang dihasilkan oleh Turbin gas dengan HP steam turbin, IP steam turbin dan LP steam
turbin. Power yang dihasilkan dari simulasi adalah sebagai berikut :
W PP=W + W t . hp+ W t . ip+W t .lp
W PP=222.087 .61 kW +27.473,53 kW + 44.860,35 kW +35.719,21 kW
W PP=330.140,6 kW
W PP=330.14 MW
2. Efisiensi sistem
Efisiensi thermal yang dihasilkan dari simulasi combined cycle bernilai 49,536%.
Nilai efisiensi dapat dijabarkan sebagai berikut :
Efisiensi
PP=
power
100
kalor input
PP=
W gas +W Tgross
100
Q
PP=
222.087,61kW +108.052,99 kW
100
666.461,44 kW
PP=49,536
Heat rate
Heat rate pada pembangkit listrik adalah jumlah pasokan energy yang diperlukan
untuk menghasilkan listrik sebesar 1 kWh, nilai heat pada hasil simulasi pada konfigurasi 1
GT 1 HRSG 1 ST adalah sebagai berikut :
plant heat rate=
( m fuel LHV )
power
49
h
( 52.920 ) kg /
( 43.377 kJ /kg )
plant heat rate=
330.140,6 kW
plant heat rate=6953,13
kJ
kWh
50
51
Tabel 4.10 dibawah ini menunjukkan nilai dari hasil simulasi PLTGU Cilegon
dengan cycle tempo.
Tabel 4. 10. Properties steam turbin konfigurasi 2 2 1
Part
Steam Turbine
HP Steam
Turbine
IP Steam
Turbine
LP Steam
Turbine
Parameter
Satuan
Simulasi
Power Output
Mass flowrate
Pressure
Temperature
Mass flowrate
Pressure
Temperature
Mass flowrate
Pressure
Temperature
kW
kg/s
bar
C
kg/s
bar
C
kg/s
bar
C
214.918,95
159,333
65,19
547,72
182,475
17,27
551,18
194,548
3,653
308,51
Simbol
Nilai
Unit
Kalor input
Qin
1.333.922,88
kW
Daya Turbin
WT
932.293,14
kW
Daya kompressor
WC
488.118,24
kW
WTg
444.175,22
kW
Daya HP ST
Wt.hp
54.945,24
kW
Daya IP ST
Wt.ip
89.717,92
kW
Daya LP ST
Wt.lp
70.255,79
kW
Wst
214.918,95
kW
Daya Pembangkit
WPP
659.094,17
kW
49,536
Efisiensi
52
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa power yang dihasilkan oleh generator
pada turbin uap adalah 214.918,95 kW, nilai power yang dihasilkan combine cycle
dapat dijabarkan sebagai berikut :
Power yang dihasilkan dari simulasi adalah sebagai berikut :
W PP=W 1+W 2 +W t .hp +W t . ip+W t .lp
W PP=222.087 .61 kW +222.087 .61 kW +54.945,24 kW +89.717,92 kW +70.255,79 kW
W PP=659.094,17 kW
W PP=659.1 MW
2. Efisiensi sistem
Efisiensi thermal yang dihasilkan dari simulasi combined cycle bernilai
49,447%. Nilai efisiensi dapat dijabarkan sebagai berikut :
Efisiensi :
power
gross=
100
kalor input
gross=
659.094,17
100
1.332 .922,88
gross=49,447
Heat rate
Heat rate pada pembangkit listrik adalah jumlah pasokan energy yang
diperlukan untuk menghasilkan listrik sebesar 1 kWh, nilai heat pada hasil simulasi
pada konfigurasi 2 GT 2 HRSG 1 ST adalah sebagai berikut :
a. Plant heat rate
plant heat rate=
plant heat rate=
( m fuel LHV )
power
659.094,17 kW
kJ
kWh
53
HRSG 1 ST
Perbandingan hasil simulasi permodelan PLTGU Cilegon pada kondisi yang
berbeda adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 12. Perbandingan operasi PLTGU
Operasi
efisiensi
%
Power
MW
Heat Rate
kJ/kWh
Gas Turbine
33,323
222.1
10.336,07
1 GT 1 HRSG 1 ST
49,536
330,14
6.953,13
2 GT 2 HRSG 1 ST
49,447
659.1
6.965,65
4.5.2.
Analisa power dan efisiensi
4.5.2.1. Gas Turbine terhadap Combine Cycle 1 GT 1 HRSG 1 ST
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai efisiensi saat gas
turbin beroperasi mandiri (simple cycle) dan pada saat beroperasi combine cycle,
dari tabel diketahui bahwa terjadi kenaikan efisiensi sebesar 16,213% saat
pembangkit beroperasi combine cycle.
Energy yang dihasilkan oleh pembakaran pada combustor bernilai Qin =
666.5 MW jika pada simple cycle hanya dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik
oleh turbin gas sebesar 222,1 MW lalu dibuang ke atmofer melalui stack, dimana
suhu outlet gas turbine adalah 608C, dengan mass flow sebesar 622,48 kg/s
sehingga energi yang hilang berdasarkan hasil simulasi pada stack adalah 458,5
MW. Pada HRSG energi panas yang terbuang ini dimanfaatkan untuk mengasilkan
uap yang digunakan untuk memutar turbin uap, berdasarkan hasil simulasi jajaran
turbin uap menghasilkan daya sejumlah 108,1 MW, sehingga power total yang
dihasilkan adalah
49,536%.
4.5.2.2. Konfigurasi 1 GT 1 HRSG 1 ST terhadap 2 GT 2 HRSG 1 ST
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai efisiensi saat
PLTGU beroperasi pada konfigurasi 1 GT 1 HRSG 1 ST dengan konfigurasi 2
GT 2 HRSG 1 ST, dari table diketahui bahwa efisiensi bernilai lebih besar saat
PLTGU beroperasi pada kondisi 1 GT 1 HRSG 1 ST, terdapat deviasi sebesar
54
0.089%. Penurunan efisiensi ini disebabkan oleh kenaikan power yang dihasilkan
saat PLTGU beroperasi 2 GT 2 HRSG 1 ST tidak linear, prosentase kenaikan
yang terjadi adalah 99,64 %. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan kondisi
properties saat PLTGU beroperasi 1 GT 1 HRSG 1 ST dan 2 GT 2 HRSG 1
ST serta adanya perubahan mass flow yang terjadi pada steam masuk ke turbin,
ditunjukkan pada table 4.13.
Tabel 4. 13. Perbandingan properties PLTGU
1 GT 1 HRSG 1 ST
2 GT 2 HRSG 1 ST
T (C)
m
steam
Each Suplai
m
steam
T (C)
HP ST
547,69
79,673
547,72
79,666
547,72
159,333
IP ST
551,14
91,380
551,18
91,373
551,18
182,745
LP ST
305,85
99,392
308,51
194,548
Item
Joint Suplai
m
steam
T (C)
Dari table 4.13 di atas dapat dilihat ketika turbin beroperasi 1 1 1 suplai
m
steam =79,673
kg
s , namun
T = 0,03C ;
m
steam =0,007
m
steam =79,666
kg
s
kg
s , deviasi
m
steam =91,380
kg
s , namun
m
steam =0,007
m
steam =91,373
kg
s
kg
s , deviasi
55
terjadi adalah power turun Wt.ip = 1,39 kW dan deviasi power pada LP ST yang
terjadi adalah power turun Wt.lp = 591,215 kW, jika diasumsikan kenaikan power
yang dialami pembangkit adalah linear maka pada saat PLTGU beroperasi 2 2 1
terdapat losses sebesar 1187,03 kW, yang diperoleh dari :
W PP=( 2 W PP 111 )W PP 221
W PP=( 2 330.140,6 ) 659.094,17
W PP=1187,03 kW
4.5.3.
Analisa heat rate
4.5.3.1. Gas Turbine terhadap Combine Cycle 1 GT 1 HRSG 1 ST
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai heat rate saat gas
turbin beroperasi mandiri (simple cycle) dan pada saat beroperasi combine cycle,
dari tabel diketahui bahwa terjadi penurunan heat rate sebesar 3382,94 kJ/kWh
saat pembangkit beroperasi combine cycle. Penurunan nilai heat rate ini terjadi
akibat adanya kenaikan power yang dihasilkan oleh pembangkit, seperti dibahas
pada analisa power dan efisiensi di 4.5.2.1 yaitu pada saat pembangkit beroperasi
combine cycle panas yang dihasilkan bahan bakar digunakan untuk memutar 2
jenis turbin, yaitu turbin gas dan turbin uap.
4.5.3.2. Konfigurasi 1 GT 1 HRSG 1 ST terhadap 2 GT 2 HRSG 1 ST
Table 4.10 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai heat rate saat
PLTGU beroperasi pada konfigurasi 1 GT 1 HRSG 1 ST dengan konfigurasi 2
GT 2 HRSG 2 ST, dari table diketahui bahwa heat rate bernilai lebih besar saat
PLTGU beroperasi pada kondisi 2 GT 2 HRSG 1 ST, terdapat deviasi heat rate
sebesar 12,52 kJ/kWh. Deviasi heat rate ini terjadi akibat adanya kenaikan power
yang dihasilkan oleh turbin uap tidak linear, seperti dibahas pada analisa power dan
efisiensi di 4.5.2, sedangkan kenaikan mass flow bahan bakar pada turbin gas
adalah linear, yaitu 2 kali dari mass flow saat PLTGU beroperasi pada konfigurasi 1
GT 1 HRSG 1 ST.
Heat rate merupakan jumlah pasokan energy yang diperlukan untuk
menghasilkan listrik sebesar 1 kWh, dengan demikian jika nilai heat rate semakin
56
besar maka kinerja suatu power plant semakin tidak efisien, sebaliknya jika
semakin kecil nilai heat rate maka kinerja power plant akan semakin baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Daya yang dihasilkan powerplant adalah sebagai berikut :
a. Daya turbin gas
= 222,1 MW
b. Daya combine cycle 1 GT 1 HRSG 1 ST = 330,14 MW
c. Daya combine cycle 2 GT 2 HRSG 1 ST = 659,1 MW
2. Efisiensi yang dihasilkan power plant adalah sebagai berikut :
a. Efisiensi turbin gas
= 33,323 %
b. Efisiensi combine cycle 1 GT 1 HRSG 1 ST = 49,536 %
c. Efisiensi combine cycle 2 GT 2 HRSG 1 ST = 49,447 %
3. Terdapat perbedaan efisiensi yang kecil saat PLTGU disimulasikan pada kondisi
operasi 1 GT 1 HRSG 1 ST dan kondisi operasi 2 GT 2 HRSG ST,
deviasi yang terjadi adalah 0,089%.
4. Nilai heat rate mengalami kenaikan dari 6953,13 kJ/kWh pada PLTGU
dipoerasikan pada konfigurasi 1 GT 1 HRSG 1 ST menjadi 6965,65 kJ/kWh
pada ssat PLTGUdipoerasikan pada konfigurasi 2 GT 2 HRSG 1 ST.
5.2.
Saran
Saran yang bisa diberikan untuk kemajuan penelitian lebih lanjut adalah
sebagai berikut :
57
1. Diperlukan input data yang lebih lengkap untuk melakukan simulasi kondisi
PLTGU untuk mendapatkan hasil yang lebih mendekato kondisi actual.
2. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan berbagai kondisi operasi
PLTGU, semisal pada konfigurasi 2 GT 2 HRSG 1 ST namun dengan daya
yang dihasilkan dari gas turbin berbeda beda, untuk lebih mengetahui kondisi
operasi PLTGU dengan multi GT dan HRSG.
3. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut terkait dengan software cycle tempo,
karena adanya kemungkinan kesalahan dalam pengaturan model power plant
saat melakukan simulasi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Falah, A., Starkloff, R., Pfeiffer, S., Karner, K., Epple, B., dan Hyun, G.K., 2015.
A comparative study of different dynamic process simulation codes for combined
cycle
power
plants
Part
A:
Part
loads
and
off-design
operation. Fuel.
Woudstra, N., Woudstra, T, Armando, P., dan Teus, V.S,. 2010. Thermodynamic Evaluation
of Combined Cycle Plant. Energy Conversion and Management 52 (2010) 1099
1110.
Moran, J., dan Shapiro, H.N., 2006. Fundamental of Engineering Thermodynamics 5th
Edition. John Wiley and Shon, Inc.
Kiameh, P. 2002. Power Generation Handbook : Selection, Applications, Operation
and Maintenance 1 edition. McGraw-Hill Professional.
______. 2005. HRSG Basic Desain. Mitsubishi Heavy Industries, LTD.
Chapra,C.S., dan Canale,R.P. 2010. Numerical Methods for engineer 6 th Edition.
McGraw-Hill Higher Education.
______. 2015. Training Manual Cycle Tempo Version Release 5. Delft University of
Technology.