LAPORAN PUSKESMAS Bab 1-6

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar belakang
Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan yaitu tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesehatan
masyarakat yang optimal. Sebagai salah satu unsur ksecara sejahteraan umum daru
tujuan nasional, pengertian sehat meliputi keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
( UU kesehatan No. 23, 1992 )
Derajat kesehatan masyarakat di pengaruhi oleh faktor yaitu faktor lingkungan
( lingkungan fisik, biologi, dan sosial budaya ), faktor prilaku ( perorangan dn
masyarakat ), faktor Pelayanan Kesehatan ( pelayanan kuratif, preventif, promotif dan
rehabilitatif ), dan faktor keturunan ( SKN, 1990 )
Pembangunan jangka panjang bidang kesehatan di arahkan untuk tercapainya
tujuan utama yaitu peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya
sendiri dalam bidang kesehatan, perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat
menjamin kesehatan, peningkatan keluarga sehat sejahtera dengan makin di terimanya
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. ( SKN, 1990 )
Tujuan pendidikan tahap profesi adalah mempersiapkan mahasiswa melalui
penyesuaian profesional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan secara
komprehensif, sehingga memiliki kemampuan profesional yang salah satunya adalah
menerapkan konsep, teori dan prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial, ilmu biomedik, dan
ilmu keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada masyarakat
terutama mengkoordinasikan sumber-sumber yang di komunitas untuk meningkatkan
kesehatan komunitas yaitu puskesmas

Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan


kesehatan masyarakat sekaligus merupakan pos terdepan dalam pembangunan
kesehatan masyarakat untuk maksud tersebut, puskesmas berfungsi melaksanakan
tugas teknis dan administrative
Pusat kesehatan masyarakat berfungsi sebagai penggerak sumber daya masyarakat
dalam bidang kesehatan, motor pembangunan berwawasan kesehatan dan pelayanan
kesehatan strata pertama. Selama ini yang banyak berkembang adalah puskesmas
merupakan pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama sehingga fungsi yang lain
seolah tertinggal. Oleh karena itu untuk tahun 2015

puskesmas Muara rapak

Balikpapan berusaha agar fungsi puskesmas berjalan seimbang harmonis dan selaras.
Puskesmas Muara Rapak berdiri pada tanggal 3 April 1972, merupakan unit
pelaksana teknis pada Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. Wilayah kerja Puskesmas
Tanah Kalikedinding meliputi satu kelurahan yakni Kelurahan

Muara Rapak .

Puskesmas Muara Rapak memiliki tenaga Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat
Umum, Perawat Gigi, Bidan Sanitarian, , Assisten Apoteker, Analis Laboratorium,
Tenaga Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Maupun tenaga strategis yang berkompeten
dan siap melayani masyarakat, Puskesmas juga memiliki Kader-kader yang siap
membantu yang berada di jalan sekitar puskesmas yang juga siap melayani
masyarakat yang membutuhkan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Memperlihatkan gambaran pelaksanaan atau implementasi, derajat kesehatan


masyarakat, status lingkungan, jangkauan Upaya Pokok Kesehatan di wilayah
Puskesmas Muara Rapak tahun 2015 .
2.

Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang Sumber Daya Manusia sesuai dengan standar Puskesmas
b. Mengetahui tentang Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Muara Rapak

3.

Manfaat .
Pada praktek keperawatan puskesmas di Puskesmas Muara Rapak

yang

dilaksanakan dari tanggal 23 November 4 Desember 2015 dengan tahapan


yang dicapai adalah mengidentifikasi dan menganalisa tentang Sumber Daya
Manusia ( SDM ) yang ada di Puskesmas Muara Rapak Balikpapan. Diharapkan
kami mampu mengidentifikasi pelaksanaan program puskesmas tersebut dalam
hal target dan sasaran, strategi, kegiatan, peran serta masyarakat, lintas program
dan

lintas

sektoral,

melihat

faktor

pendukung dan penghambat,

dan

mengidentifikasi kesenjangan antara program yang dilaksanakan dengan program


kesehatan nasional dan strategi intervensinya.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Puskesmas
1. Pengertian
Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi
sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di
suatu wilayah kerja tertentu (Muninjaya:1999).
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah Unit Pelaksana tehnis Dinas Kesehatan Daerah
yang melaksanakan pelayanan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di
wilayah kerja tertentu, yang selanjutnya disebut PUSKESMAS (Wijono, 1997:635).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
(DEPKES RI:2006).
a. Unit pelayanan teknis
Sebagai unit pelaksana teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis oprasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
b. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
c.

Pertanggung Jawaban Penyelenggaraa


Penanggungjawaban utama penyelenggaraan

seluruh upaya

pembangunan

kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,


sedangkan puskesmas

bertanggung jawab hanya

untuk sebagian upaya

pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota


sesuai dengan kemampuannya.
d. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi
apabila di suatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka

tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan


keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas
tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan
2.

kabupaten/kota.
Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama
yakni (1) lingkungan sehat, (2) prilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang
bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.

3.

Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional
Misi tersebut adalah:
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembngunan sektor lain

yang

diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu


pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan,
b.

setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan prilaku masyarakat.


Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,
melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian untuk
hidup sehat.

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan


kesehatan yang diselenggarakan.
d. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga
dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
e. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
f. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan penerapan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas
4.

mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.


Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.


5. Fungsi.
Ada tiga fungsi puskesmas, yaitu:
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan

kesehatan

dan

pencegahan

penyakit

tanpa

mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.


b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam

memperjuangankan

kepentingan

kesehatan

termasuk

sumber

pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau


pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya social budaya masyarakat setempat.
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:
1) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan
untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan

kesehatan

keluarga,

keluarga

berencana,

kesehatan

masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

jiwa

6.

Kedudukan
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan SKN
(sistem kesehatan nasional), system kesehatan kabupaten/kota dan sistem
pemerintah daerah:
a. Sistem kesehatan nasional
Kedudukan puskesmas dalam system kesehatan nasional adalah
sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertangguangjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
b.

masyarakat di wilayah kerjanya.


Sistem kesehatan kabupaten/kota
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota adalah
sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang
bertanggung

c.

jawab

menyelenggaarakan

sebagian

tugas

pembangunan

kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.


Sistem pemerintah daerah
Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintah daerah adalah sebagai
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit

d.

struktural Pemerintah Daerah/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.


Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan starata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai
kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai Sarana
pelayanan kesehatan strata ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja
puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan
bersumberdaya masyarakat seperti posyandu, polindes, POD (pos obat desa)
dan Pos UKK (upaya kesehatan kerja). Kedudukan puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat
adalah Pembina

7.

Organisasi
a. Struktur organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai
berikut:
1) Kepala puskesmas
2) Unit tata usaha yang bertanggungjawab membantu kepala puskesmas dalam
pengolaan:
a) Data dan informasi
b) Perencanaan dan penilaian
c) Keuangan
d) Umum dan kepegawaian
3) Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
a. Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
b. Upaya kesehatan perorangan
4) Jaringan pelayanan puskesmas:
a) Unit Puskesmas Pembantu
b) Unit Puskesmas Keliling
c) Unit Bidan di Desa/Komunitas
b. Kriteria personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas disesuaikan
dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit puskesmas. Khusus untuk
kepala puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang
c.

kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.


Eselon kepala puskesmas
Kepala puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di tingkat
kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan besarnya peran kepala
puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan

maka jabatan kepala puskesmas setingkat dengan eselon III-B.


d. Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat
jabatan eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara sesuai dengan kriteria kepala
puskesmas yakni seorang sarjana dibidang kesehatan yang kurikulum

pendidikannya mencakup bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan


yang setara dengan pejabat tetap.
8. Tata kerja
a. Dengan kantor kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor
kecamatan melalui pertemuan berkala yang deselenggarakan di tingkat
kecamatan.

Koordinasi

tersebut

mencekup

perencanaan,

penggerakan

pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal


pelaksanaan fungsi penggalian sumberdaya masyarakat oleh puskesmas,
koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitas.
b. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Dengan demikian secara teknis dan administratif, puskesmas bertanggungjawab
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota bertanggung jawab membina serta memberikan bantuan
c.

administratif dan teknis kepada puskesmas.


Dengan jaringan pelayanan kesehatan strata pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat

dan

swasta,

puskesmas

menjalin

kerjasama

termasuk

penyelanggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.


Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat,
puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai
kebutuhan.
d. Dengan jaringan pelayanan kesehatan rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai pelayanan
kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti
rumah sakit (kabupaten/kota), dan berbagai balai kesehatan masyarakat seperti

BP4 (balai pengobatan penyakit paru paru), BKMM (balai pengobatan mata
masyarakat), BKKM (balai kesehtan kerja masyarakat), BKOM (balai kesehatan
olahraga masyarakat), BKJM (balai kesehatan jiwa masyarakat), BKIM (balai
kesehatan indra masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat,
jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, BTKL (balai
teknik kesehatan lingkungan), BLK (balai laboratorium kesehatan) serta berbagai
balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarak`n melalui
penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan
e.

Kabupaten/Kota.
Dengan lintas sektor
Tanggungjawab puskesmas

sebagai

unit

pelaksana

teknis

adalah

menyelenggarakan sebagai tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang optimal, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai
lintas sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat
dukungan dari berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan
yang diselenggarakan oleh sektor lain di pihak lain pembangunan yang
diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif terhadap
f.

kesehatan.
Dengan masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek
dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui
pembentukan konsil kesehatan kecamatan, yang menghimpun berbagai potensi
masyarakat, seperti: tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi

masyarakat, serta dunia usaha. Konsil kesehatan tersebut berperan sebagai mitra
puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
9. Upaya dan Azas penyelenggaraan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya
Kecamatan

Sehat

menuju

Indonesia

Sehat,

puskesmas

bertanggungjawab

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat,


yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua
yakni:
a. Upaya kesehatan wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang diterapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap purkesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
1) Upaya promosi kesehatan
2) Upaya kesehatan lingkungan
3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4) Upaya perbaikan gizi masyarakat
6) Upaya pengobatan
b. Upaya kesehatan pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni:
1) Upaya kesehatan sekolah,
2) Upaya kesehatan olahraga,
3) Upaya perawatan kesehatan masyarakat,
4) Upaya kesehatan kerja,
5) Upaya kesehatan gigi dan mulut,
6) Upaya kesehatan jiwa,
7) Upaya kesehatan mata,
8) Upaya kesehatan usia lanjut,
9) Upaya pembinaan pengobatan tradisional.

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta


upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan, karena ketiga upaya ini
merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pembangunan
puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang
baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pembangunan. Apabiala
perawatan kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah
tersebut,

maka

dapat

dijadikan

sebagai

salah

satu

upaya

kesehatan

pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi, yakni upaya lain diluar upaya puskesmas terebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah
rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan
dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila
upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti
target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib menyelenggarakannya.
Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.

Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat


inap. Untuk ini di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut,
yang dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga,
sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Lebih lanjut, di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaaan ini, apabila
ada kemampuan, di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik
tersebut, baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan
pelayanan medik spesialistik di puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan
pelayanan rujukan kepada masyarakat yang membutuhkan. Status dokter atau
tenga spesialis yang bekerja di puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau
tenaga tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat.
Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistik dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap
sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
10. Azas penyelenggaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan
puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya
adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya
kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:
a. Azas pertanggungjawaban wilayah
Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah pertanggungjawaban
wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan, anatara lain sebagai berikut:
1) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
2)

berwawasan kesehatan.
Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

3)

masyarakat di wilayah kerjanya


Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya


4) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh puskesmas pembantu,
puskesmas keliling, bidan di desa serta berbagai upaya kesehatan di luar gedung
puskesmas lainnya (outreach activities) pada dasarnya merupakan ralisasi dari
pelaksanaan azas pertanggungjawaban wilayah.
b. Azas pemberdayaan masyarakat
Azas penyelenggarakan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan masyarakat.
Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat,
agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas. Untuk ini,
berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan badan
penyantunan puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanaka oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:
1) Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina keluarga balita (BKB).
2) Upaya pengobatan: posyandu, pos obat (POD).
3) Upaya kesehatan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi
(kadarzi)
4) Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali
5)

murid, saka bakti husada (SBH), pos kesehatan pesantren (poskestren).


Upaya kesehatan lingkungan: kelompuk pemakai air (pokmair), desa

percontohan kesehatan lingkungan (DPKL).


6) Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu lansia, panti wreda.
7) Upaya kesehatan kerja: pos upaya kesehatan kerja (pos UKK).
8) Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat
(TPKJM)

9)

Upaya pembinaan pengobatan tradisional: taman obat keluarga (TOGA),

pembinaan pengobatan tradisional (battra)


10) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, tabungan ibu
c.

bersalin (tabulin), mobilisasi dan keagamaan.


Azas keterpaduan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk mengatasi
keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan
setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak
dari tahap perencanaan. Ada dua keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni:
1) Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai
upaya kesehatan yang menjadi tanggungjawab puskesmas. Contoh keterpaduan
lintas program antara lain:
a) Manajemen terpadu balita sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M, gizi,
promosi kesehatan, pengobatan.
b) Upaya kesehatan sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan dengan
promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja
dan kesehatan jiwa.
c) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi, promosi
kesehatan, kesehatan gigi.
d) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa, promosi
kesehatan.
2) Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari
sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
a) Upaya kesehatan sekolah keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
b) Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian.

c) Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK,
PLKB.
d) Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha, PKK, PLBK.
e) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha,
f)

organisasi kemasyarakatan.
Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.


d. Azaz Rujukan
Azaz penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas
terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan, dan inovasi) harus
ditopang oleh azaz rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbale balik, baik
secara vertikal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas, ada dua
macam rujukan yang dikenal yakni:
1) Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit. Apabila
suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka
puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik horizontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien paska rawat inap
yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, bias dirujuk kembali ke
puskesmas.

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:


a) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindak medik (misal
operasi) dan lain-lain.
b) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medik spesialis di puskesmas.
2) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas
tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan
pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:
a) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan
obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai, dan bahan makanan.
b) Rujukan tenaga, anatara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar
biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan
gangguan kesehatan karena bencana alam.
c) Rujukan operasional, yakni menyerahkan
tanggungjawab

penyelesaian

masalah

sepenuhnya

kesehatan

kewenangan

masyarakat

dan

dan
atau

penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (anatara lain usaha kesehatan


sekolah, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan jiwa,

pemeriksaan contoh air bersih) kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan


operasiaonal diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
(Trihono: 2005).
3). Indikator fungsii Puskesmas akan di jadikan tolak ukur keberhasilan Puskesmas
dalam mencapai visi ini sehat, maka uraian Manajemen di lakukan berdasarkan 3
fungsi puskesmas yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat perberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan starta pertama

BAB III
PENGKAJIAN

A.

Identitas Puskesmas
Nama Puskesmas

Puskesmas Muara Rapak

Alamat Lengkap

Jl di Rt. 023 Kelurahan Muara Rapak di Kecamatan


Balikpapan Utara.

Nomor telepon

B.

0542 ( 733544 )

Tahun berdiri

Pustu tahun 1972 dan Induk Tahun 1987

Tipe Puskesmas

Puskesmas Tipe B

Sejarah berdirinya Puskesmas

Puskesmas Muara Rapak Balikpapan berdiri pada tanggal 3 April 1972, merupakan unit
pelaksana teknis pada Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. Wilayah kerja Puskesmas
Muara Rapak meliputi satu kelurahan yakni Kelurahan

Muara Rapak di Kecamatan

Balikpapan Utara puskesmas memiliki tenaga Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat

Umum, Perawat Gigi, Bidan, Sanitarian, Assisten Apoteker, Analis Laboratorium.


Maupun tenaga strategis yang berkompeten dan siap melayani masyarakat, Puskesmas
juga memiliki kader-kader yang siap membantu yang berada di kelurahan muara rapak
yang juga siap melayani masyarakat yang membutuhkan.
C.

Visi, Misi dan Motto Puskesmas

VISI :
Mewujudkan Puskesmas Dengan pelayanan Prima menuju masyarakat Sehat
dan Mandiri

MISI :
1.

Meningkatkan Mutu pelayanan Kesehatan yang Adil, Merata dan Terjangkau oleh

2.
3.
4.

Masyarkat
Meningkatkan Akses pelayanan Kesehatan yang berkualitas Untuk Masyarakat.
Menggerakkan Pembangunan Masyarakat yang berwawasan kesehatan lingkungan.
Meningkatkan Pemberdayaan, Kemandirian Masyarakat dalam upaya promotif,

5.

Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif dibidang Kesehatan.


Meningkatkan kemandirian Masyarakat Untuk Berprilaku Hidup bersih dan Sehat

6.

Secara terpadu dan Berkesinambungan


Menjadikan Puskesmas Sebagai Pusat Informasi Kesehatan bagi Masyarakat.

MOTTO:
ANDA SEHAT KAMI BAHAGIA
SMART : SENYUM , MANDIRI , AMAN , RAMAH DAN TEPAT

D.

Tujuan Puskesmas

Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan


kesehatan masyarakat sekaligus merupakan pos terdepan dalam pembangunan
kesehatan masyarakat untuk maksud tersebut, puskesmas berfungsi melaksanakan tugas
teknis dan administrative.
Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujudkan derajat Kesehatan yang setinggi
tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia tahun 2010.
E.

Fungsi Puskesmas
1. Pusat pembangunan kesehatan msyarakat di wilayahnya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya.

F.

Pengumpulan Data
1. LETAK GEOGRAFIS
Puskesmas Muara Rapak merupakan Puskesmas Tipe B, terletak di Rt. 023 Kelurahan Muara
Rapak di Kecamatan Balikpapan Utara dengan luas wilayah kerja sebesar 352,7 Ha.
Batas wilayah kerja Puskesmas muara rapak adalah sebagai berikut :
a. Utara
: Kelurahan Batu Ampar
b. Selatan
: Kelurahan Karang Jati
c. Barat
: Kelurahan Baru Ilir / Margo Mulyo
d. Timur
: Kelurahan Gunung Samarinda / Karang Rejo
Kondisi geografis Kelurahan Muara Rapak adalah sebagai berikut :
a. Ketinggian tanah dari permukaan laut
: 20 Meter
b. Banyaknya Curah hujan
: 998 mm / Tahun
c. Topografi ( dataran rendah , tinggi pantai ) : Dtr Tinggi

: 35,27/21,8 o C

d. Suhu udara rata rata


Orbitasi ( jarak dari Pusat Pemerintahan Kelurahan )

a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 1,5 Km


b. Jarak dari Pemerintahan Kota Balikpapan : 3,5 Km
c. Jarak dari ibu Kota Propensi Kalimantan Timur
: 116,5 Km

DENAH PUSKESMAS MUARA RAPAK


UKURAN FISIK BANGUNAN LANTAI I (BAWAH)
3M
3M

3 M

RUANG LOKET

POLI UMUM

2M
TANGGA BAWAH

1M

3M

3M

3M

APOTIK

RUANG TUNGGU
PASIEN

POLI KIA & KB

RUANG
LABORATORIUM

DAPUR

2M
KETERANGAN :
UKURAN FISIK BANGUNAN LANTAI I (BAWAH) = 9 X 9 M = 81 M3

3M

2M

WC 1 M
PASIEN
1M

UKURAN FISIK BANGUNAN LANTAI II (ATAS)


3M

3M

3M

3M

RUANG PIMPUS

3M

POLI GIGI

2M

TANGGA ATAS

2M

RUANG TUNGGU
PASIEN

RUANG KA. TU,


RUANG RAPAT,
6M
POLI GIZI,
KLINIK SANITASI,
RUANG ADMINSITRASI

WC 2 M
PETUGAS
5 M

KETERANGAN :
UKURAN FISIK BANGUNAN LANTAI II (ATAS) = 9 X 8 M = 72 M3

2M

UKURAN WATAS TANAH


10.5 M

11 M

11 M

10.5 M
KETERANGAN :
UKURAN WATAS TANAH : 10.5 X 11 M = 115.5 M3

1. DEMOGRAFI / KEPENDUDUKAN
Luas wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak adalah 352,70 Ha, di mana sebagian
( 12 RT ) dari wilayah kerja tersebut merupakan perumahan karyawan Pertamina
Balikapapan, sehingga masalah kesehatan di kelurahan Muara Rapak sebagian juga
merupakan tanggung jawab Pertamina . Jumlah penduduk 31.569 jiwa, dengan jumlah
penduduk laki-laki 16.073 dan jumlah penduduk perempuan 15.496 jiwa yang tersebar di 86
RT secara merata, adapun kepadatan penduduk adalah 87 jiwa/ Ha. Jumlah Kepala Keluarga
9808 KK, dengan rata-rata setiap kepala keluarga terdiri dari 3.-4 jiwa. Jumlah rumah yang
ada sebanyak 6.848 jumlah penghuni setiap rumah rata-rata 5 jiwa.
Sebagian besar penduduk beragama Islam (89,6 % ), Kristen Protestan ( 6.53 %), Katholik
(1.25 %), Hindu (0.30%), Budha (1.10%), lain lain

1.

( 2.11 % )

Piramida penduduk
Jumlah penduduk menurut kelompok umur
Jumlah Penduduk

No

Kelompok Umur ( Thn


)

Laki laki

Perempuan

Total

04

1083

905

1988

59

1201

1091

2292

10 14

1371

1271

2642

15 19

1268

1206

20 24

1379

1208

2587

25 29

1697

1579

3276

30 34

1708

1537

3245

35 39

1504

1449

2953

40 44

1079

978

2057

10

45 49

1038

948

1986

11

50 54

1025

997

2022

12

55 59

872

702

1574

13

60 64

636

506

1142

14

65 >
Jumlah

587

525

1112

16,073

15,496

31569

2474

Sumber data : Monografi Kelurahan Muara Rapak Tahun 2014

Prosentase
6,3 %
7.3%
8.3 %
7.8 %
8.1 %
10. 4%
10.3 %
9.3%
6.5 %
6.3 %
6. 4%
4.9%
3.6 %
3.5 %
100 %

Di kelurahan Muara Rapak penduduk dengan kelompok usia 25 29 memiliki jumlah


yang terbanyak yaitu 3276 jiwa (10,4%) sementara penduduk dengan kelompok usia 65
tahun ke atas merupakan jumlah terkecil yaitu 1112 jiwa (3,5%).
2. Komposisi penduduk menurut Agama
No

Agama

Jumlah

Prosentase

28.580

90.5 %

Islam

Kristen Protestan

2334

7.3 %

Katolik

481

1.5 %

Budha

365

1.1 %

Hindu

116

0.3 %

31569

100 %

Jumlah

Sumber Data: Monografi Kelurahan Muara Rapak Tahun 2014


Dari segi keyakinan/agama, Islam menduduki urutan teratas dengan jumlah 28.580
jiwa atau 90,5 % dan urutan kedua Agama Kristen protestan 2.334 jiwa (7,3 %) disusul
Agama Katolik 481 jiwa (1,523) dan Budha 365 jiwa (1,156%) dan Hindu 116 jiwa (0,3
%).
3. Sarana pendidikan
No

Sarana Pendidikan

Jumlah

TK / PAUD

10 buah

SD / MI

9 buah

SMP / MTs

1 buah/ 2 buah

SLTA / MA

1 buah

Poltekes

1 buah

Jumlah

16 buah

Sumber: Data Primer


Berdasar tabel diatas sarana pendidikan di lingkungan Muara Rapak sudah memadai.

4. Data status ekonomi


No

Status Ekonomi

Jumlah

Prosentase

Pegawai Negeri Sipil

256

7,7%

ABRI / POLRI

356

10,7%

Wiraswasta / pedagang

425

12,8%

Buruh

1.256

38 %

Nelayan

423

12,8%

Petani

265

8,0%

Tidak ada

321

9,7%

3302

100%

Jumlah
Sumber: Data Primer

Dari tabel di atas menunjuk kan gambaran profesi penduduk kelurahan Muara
Rapak.

B.

Data Khusus
1. Sarana Pelayanan Kesehatan PKM
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Pelayanan Kesehatan PKM


Jumlah Kematian Ibu
Jumlah Kematian Perinatal
Jumlah Kematian Neonatal
Jumlah Lahir mati
Jumlah Lahir Hidup
Jumlah Kematian bayi
Jumlah kematian balita
Jumlah kematian semua umur

Jumlah
0
0
0
0
0
0
1
2

2. Ketenagaan ( SDM )
No
1

Ketenagaan
Dokter

Jumlah
2

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Dokter Gigi
Bidan
Kesehatan Lingkungan
Perawat
Perawat gigi
Petugas Gizi
Asisten Apoteker
Analis Laboratorium
Tenaga Administrasi
Pramu Kantor
Supir

1
2
1
4
1
1
1
1
3
1
1

B. Sarana Kesehatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Sarana Kesehatan
Rumah Sakit Umum
Rumah Bersalin
Puskesmas Pembantu
Polides
Poliklinik Swata
Dokter Praktek Swasta
Bidan Praktek Swasta
Laboratorium
Apotik
Rumah Sakit Bersalin
PBDS (PraktekBersama DrSpesialis)

Jumlah
0
0
0
0
1
2
9
0
2
0
0

C. Peran Serta Masyarakat


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Peran Serta Masyarakat


Dukun Bayi
Kader Kesehatan
Kader Tiwisada
Guru UKS
Kader Saka Bhakti Husada
Santri Husada
Kader Usila
Kelompok Usila
Pengobatan Tradisional
Posyandu
Posyandu Pratama
Posyandu Madya
Posyandu Purnama
Posyandu Mandiri
Panti Asuhan
PantiWreda
Posyandu Lansia
POD
UKBM
Pendonor darah terdaftar

Jumlah
0
220
18
13
1
5
5
2 Kelompok
0
82
2
13
30
38
0
0
6
0
2
2

D. Peralatan Operasional
No
1
2
3
4
5
6
7

Peralatan Operasional
Sarana Transportasi roda 2/4
Furniture pasien/kantor
KIE /penyuluhan
Alat fogging
Pengatur kepadatan lalat
Pemeriksa lembab
Tempat tidur pasien lengkap dengan kasur

Jumlah
2/2 buah
10/20set
1set
0
0
0
2

E. Sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Muara Rapak Januari Oktober


2015
No
Diagnosa
1
ISPA
2
Hipertensi Primer
3
Dyspepsia
4
Myalgia
5
Pharingitis
6 DM type 2
7
Artritis non spesifik
8
Diare
9
Atopic Dermatitis
10
Gout

Jumlah
3.981 kasus
1.382
881
830
807
701
501
424
351
346

Jumlah Kunjungan Puskesmas Muara Rapak Tahun 2015


No Bulan

KIA

Rat
Rata
Perhari

Umum Rata
rata
Perhari

Gigi

Rata
rata
Perhari

Jumlah

Rata
Rata
kunjungan
perhari

Jan

299

12

1478

59

176

1953

78

Feb

304

13

1501

65

209

2014

88

Mar

331

13

1504

60

240

10

2075

83

April

290

12

1576

63

211

2077

83

Mei

212

1194

52

184

1590

69

Juni

284

11

1262

50

218

1764

71

Juli

296

11

1139

42

185

1620

74

Agus

274

11

1388

56

178

1840

74

Sept

292

12

1331

53

244

10

1867

75

10

Okt

265

11

1386

55

212

1963

72

Jml

Dari tabel di atas kunjungan KIA jumlah kunjungan paling tinggi pada bulan Maret
yaitu 331, jumlah kunjungan untuk poli Umum teringgi adalah bulan 1478 jiwa, dan jumlah
kunjungan poli Gigi yaitu 244 jiwa
Jumlah Kunjungan Ibu Menyusui dan ASI Ekslusif bulan Januari s/d Oktober 2015
No

Kujungan

Jumlah

Presentase

Ibu Menyusui

319

46 %

ASI Ekslusif

172

54 %

Jumlah

491

100 %

II.

Pengkajian M1-M5

A.

MAN (M1)

No
1
2
3
4
5

Bagian
Kepala puskesmas
Dokter gigi
Bidan
Asisten apoteker penyelia
Pranata Lab

6
7
8
9
10
11
12

Perawat pelaksana
Bidan pelaksana lanjutan
Sanitarian pelaksana
Perawat pelaksana
Kepala tata usaha
Koordinator pelayanan
Koordinator pelayanan masy

Nama
Pendidikan
Drs. Fahmi rosady S.kep
S1
Drg. Betty Ana Sitompul
S1 kedokteran
Dewi Muawanah
DIII Keb
Indra
SMF
Erna Nisa
SMA(analis
laboratorium)
Ariansyah
DIII Keperawatan
Siti Rokayah
DIII Keb
Kurniatih
SKM
Sulastri
SPK
Debora. S
SMA
Dr. Rizki nor iman
S I kedoktern
Dr. Illyas
S1 Kedokteran

Status
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
Naban
PNS
PNS
PNS
PNS

13

Public health

Leginah

B.

M2 ( SARANA DAN PRASARANA)

AMK

PNS

Puskesmas Muara rapak merupakan unit pelayanan kesahatan yang melayani :


1.

Poli Umum

2.

Poli gigi

3.

Tata Usaha

4.

Loket

5.

Poli Ibu dan Anak ( Pelayanan KB, Imunisasi, Ibu Hamil )

6.

Kamar Obat

8.

Laboratorium

11.

Poli Gizi

12.

Klinik Sanitasi
Kekuatan dasar hukum yang dimiliki puskesmas didukung sarana dan prasarana di
Puskesmas Muara Rapak sudah cukup memadai, tinggal mengupayakan
managemen pengelolaan sarana dan prasarana yang ada guna memberikan
pelayanan kesahatan yang optimal pada masyarakat. Dan saat ini Puskesmas
Muara Rapak dalam persiapan BLUD dan Akriditasi tahun 2016adapi ISO 2015
guna mendapatkan pengakuan legal dari pemerintah atas pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada masyarakat.

C.

M3 ( METODE)
1.

Program promosi kesehatan yang saat ini dijalankan puskesmas:


a

Pengkajian dan intervensi PHBS pada rumah tangga dan institusi.

b.

Penyuluhan Kesehatan.

Program promosi kesehatan dan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
rumah tangga dan institusi dilaksanakan secara Tim dengan melibatkan bebarapa
lintas program di Puskesmas Muara Rapak dengan koordinator program sebagai
penanggung jawab.
Kendala program promosi kesehatan :
Mayoritas penduduk wilayah Puskesmas Muara Rapak memiliki status ekonomi
menengah ke bawah dan Jumlah tenaga puskesmas tidak sesuai dengan jumlah
pelayanan masyarakat yang berobat dan wilayah yang luas mencangkup 85 rt
dan 31.165 penduduk.
2.

Pembinaan Kesehatan di Sekolah


Untuk saat ini program kunjungan di institusi sekolah dari TK, SD, SLTP dan
SMA/SMK berjalan sesuai dengan jadwal dan rencana kegiatan setiap tahun.

3.

Upaya Perbaikan Gizi


Karena kurangnya kesadaran masyarakat menggunakan garam beryodium serta
pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah menyebabkan masih banyaknya
masyarakat yang masih mengkonsumsi garam mentah, termasuk wilayah pesisir
dan kurang mengerti masalah gizi terutama pada balita. Peningkatan mutu
pelayanan dengan mengupayakan cakupan data untuk mendapatkan gambaran
tentang pola konsumsi pemberian kapsul iodium.--- Tidak sesuai dengan fakta
dan data program gizi Puskesmas

PENGOBATAN
Kunjungan rawat jalan rata-rata 80 dari total warga dalam cakupan pelayanan
yang dilayani di balai pengobatan dengan 2 dokter dan 4 perawat, dengan

berbagai kasus baik kasus gawat darurat maupun kasus umum bahkan kasus
menular pun dilayani di Poli Umum.
Pemeriksaan laboratorium sederhana yang dikerjakan di Puskesmas Muara rapak
masih belum maksimal karena dengan banyaknya pasien yang diperiksa dengan 1
orang analis sehingga kurang maksimal juga serta hasilnya.
4.

Pelayanan KB serta Kesehatan Ibu dan Anak


a.

Kontrasepsi

No
1
2
3
4
5
6
7

Nama Kontrasepsi
Pil
Susuk
Suntik
IUD
Kondom
Tubektomi ( steril )
Kalender
Jumlah

Jumlah
18
7
46
15
0
4
0

Di Puskesmas Muara Rapak dari empat jenis kontrasepsi yang ada pada bulan
Januari sampai dengan Oktober 2015 , metode suntik yang paling banyak
pesertanya, disusul pil KB, IUD dan yang terakhir adalah metode susuk.
b. Usia kehamilan
No.
1
2

Usia
Kehamilan
Kunjungan 1
Kunjungan 4
Jumlah

Juli
50
47
97

Frekuensi
Agustus
September
50
50
47
48
97
98

Okt
50
48
98

Dari data yang terdokumentasi pada bulan Juli sampai Oktober 2015 pada usia
kunjungan pertama yang paling banyak berkunjung ke Puskesmas. Terlihat dari
data tersebut diatas bahwa pengunjung Puskesmas berjumlah tetap dari bulan
Juli sampai Oktober 2015.
c. Usia ibu hamil dengan resiko tinggi

No.
1
2
3

Resti Ibu Hamil

Frekuensi
Agustus September
6
6
6
6
0
0
12
12

Juli
5
5
0
10

Bumil dengan Resti


Bumil dg Resti ditangani
Bumil dg Resti dirujuk
Jumlah

Okt
5
5
0
10

Pada bulan Juli 2015 diperoleh data bahwa terdapat 5 orang yang termasuk ibu
hamil resiko tinggi.
d.
No.
1
2
3
4
5
6

Penyakit yang di derita ibu hamil

Penyakit Ibu
Frekuensi
Hamil
Juli
Agustus
September
Okt
Hipotensi
Anemia
Bengkak
Mual/Muntah
25
25
25
25
Varises
Tak Ada Keluhan
72
72
72
72
Jumlah
Mual / muntah merupakan penyakit yang banyak muncul di wilayah puskesmas
ini.
e.

No.

Kejadian gizi buruk pada anak dan balita


Keterangan

1 Kejadian gizi buruk

Juli
-

Pada wilayah puskesmas ini

Frekuensi
Agustus
Sept
tidak terdapat

kejadian gizi buruk. Data ini

didapatkan pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2015.

f.

Pemberantasan penyakit menular

Okt

Pelayanan imunisasi di Puskesmas Muara rapak meliputi : DPT=/HB


COMBO, campak, polio 4, DT pada murid SD/MI kelas I, TT pada
murid SD/MI kelas II s/d III pencapaiannya sudah melebihi target.
Pengamatan Epidemiologi Penyakit :
Frekwensi
No

Jenis Penyakit

Juli

Batuk pilek

411

TBC

Agustus

September

Oktober

417

386

362

DBD

DIARE

61

50

56

67

HIV/AIDS

FLU BURUNG

Berdasarkan data yang ada tampak peningkatan yang cukup signifikan


pada kasus ini, hal ini besar kemungkinan disebabkan

rendahnya

pendidikan warga, status ekonomi warga umumnya menengah ke bawah


serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang PHBS serta lingkungan
perumahan yang belum tertata rapi sanitasinya. Hal tersebut memicu
peningkatan epidemiologi penyakit menular.

g.

Penanganan Penyakit Tidak Menular :


Frekwensi

No

Jenis Penyakit

Hipertensi

Tipoid

Rhemathoid Arthritis

Juli

Agustus

Sept

Okt

171

178

143

154

100

109

63

82

Asma

Lain lain
Jumlah

19

19

29

26

292

408

237

264

Penanganan pada kasus hipertensi dan asma lebih pada pemberian


rujukan ke rumah sakit yang lebih besar mengingat keterbatasan fasilitas yang
dimiliki puskesmas (fasilitas rehabilitasi medis dan radiologi), sedangkan
penanganan kasus rhemathoid arthritis dan typhoid dapat ditangani di
puskesmas Muara Rapak karena sudah memiliki fasilitas laboratorium sebagai
kontrol perkembangan penyakit tersebut.
h.

Peningkatan Mutu Pelayanan


Hasil Survei Kepuasan Masyarakat Puskesmas Muara Rapak
Tahun 2015

No Unsur Pelayanan

Jumlah Nilai

1
2
3
4
5
6
7
8

Prosedur Pelayanan
Persyaratan Pelayanan
Kejelasan petugas Kesehatan
Kedisiplinan Petugas Kes
Tanggung Jawab Petugas Pel
Kemampuan petugas Pel
Kecepatan Pelayanan
Kemudahan Prosedur

502
481
499
491
508
486
451
486

Nilai
Rata
Rata
3.347
3.207
3.327
3.273
3.387
3.240
3.007
3.240

9
10
11
12
13
14
15
16

Pelayanan
Persyaratan jenis Pelayanan
Kepastian Jenis Pelayanan
Pelayanan Loket
Pelayanan di Balai Pelayanan
Pelayanan Apotik
Keadilan Petugas Pelayanan
Kebersihan Petugas Pelayanan
Jam Petugas Pelayanan

476
483
502
494
490
489
475
500

3.173
3.220
3.347
3.315
3.267
3.260
3.167
3.333

Jumlah

81.42

Unsur pelayanan yang menonjol adalah tanggung jawab petugas Pelayanan


yang mendapatkan jumlah nilai 508, artinya rata rata nilai yang diberikan
tiap responden adalah 3.387

sedangkan unsur kecepatan Pelayanan yang

mendapatkan Jumlah nilai 451, dengan rata rata nilai yang diberikan tiap
responden adalah 3.007. Meskipun masih masuk dalam kategori baik, tetapi di
bandingkan unsur unsur pelayanan lainya memperoleh nilai terendah.
Berdasarkan perolehan nilai tersebut dapat di katakan bahwa dalam hal
kecepatan pelayanan, masih perlu mendapat perhatian. Artinya pengguna
pelayanan masih menginginkan pelayanan yang cepat. Namun tetap dalam
koridor ketepatan dan kebenaran.
Secara umum berdasarkan akumulasi niali unsur pelayanan pada
Puskesmas Muara Rapak di kategorikan dalam kriteria Sangat Baik . Untuk
itu dalam memberikan Pelayanan kesehatan berdasarkan unsur unsur
pelayanan yang dijadikan parameter agar dipertahankan. Selain itu perlu juga
peningkatan pada kualitas pelayanan pada unsur unsur yang masih
mendapatkan nilai lebih rendah di bandingkan unsur dengan yang lainya
Nilai indeks unit Pelayanan yang diperoleh Puskesmas Muara Rapak
adalah 81.42 dengan kategori pelayanan :
1. Mutu Pelayanan Puskesmas Muara Rapak = A
2. Kineja Puskesmas Muara Rapak dalam Pelayanan = Sangat baik
PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
1.

Upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja

2.

Upaya kesehatan gigi dan mulut

3.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit

4.

Upaya perbaikan gizi

5.

Upaya kesehatan lingkungan

6.

Upaya pelayanan rawat inap di puskesmas

7.

Laboratorium

8.

Upaya kesehatan usila

9.

Upaya kesehatan olah raga

10.

Pemberdayaan massyarakat dalam kemandirian hidup sehat

11.

Pemeriksaan penunjang

12.

Upaya kesehatan kerja

13.

Upaya kesehatan jiwa/ mental

14.

Upaya kesehatan indera

15.

Upaya kesehatan matra

16.

Upaya peningkatan mutu tenaga puskesmas

D.

Money (M4)
Sumber keuangan Puskesmas diantaranya :
1.

Dana anggaran pendapatan dan belanja daerah

2.

Dana anggaran pendapatan dan belanja nasional


Penggunaan sumber dana :

1. Pembayaran gaji pegawai yang dikoordinir oleh dinas kesehatan


2. Pembayaran jasa medis pelayanan masyarakat miskin
3. Perbaikan dan pembangunan gedung
4. Pengadaan alat dan bahan habis pakai, obat, dan alat kesehatan oleh Dinas
Kesehatan Kota
5. Kegiatan masing-masing program
Tidak sesuai dengan penggunaan dana Puskesmas secara Riil
E. Market (M5)
Puskesmas Muara rapak merupakan puskesmas pendidikan yang dipakai praktek
mahasiswa kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, keperawatan, kebidanan
dan kedokteran.

BAB IV
HASIL PRAKTEK MANAJEMEN PUSKESMAS
A. Analisis SWOT serta Peta Kekuatan Puskesmas Muara Rapak

1. Analisa SWOT
Berdasarkan hasil pengkajian Manajemen Puskesmas Muara Rapak, maka di
lakukan analisis eksternal ( SW ) dan Internal ( OT ) Untuk kemudian dilakukan
analisis IE ( Internal External ) Matrix yang bertujuan mengetahui posisi
Managemen Puskesmas Muara Rapak berdasarkan analisis situasi yang ada
sehingga dapat disusun strategi yang sesuai melalui The Input Stage. Secara jelas
analisis SWOT akan di tampilkan sebagai berikut :

a. Matrix IFE
Tabel 12
Internal Factor Evaluation ( IFE )
No Critical Success Faktor
Kekuatan ( Strength)
1
Penempatan
tenaga
sesuai

Bobot S

Skor

dengan 0,072

0,36

kompetensinya
Kepala PKM mendukung setiap kegiatan 0,072

0,36

yang dilakukan
Banyak kader kesehatan yang sudah dibina 0,072

0,36

4
5

( pembentukan Pokja Kesehatan)


Petugas di Puskesmas bekerja sesuai SOP
0,07
Penilaian mutu pelayanan berdasarkan 0,072

3
5

0,21
0,36

0,36

0,21

0,36

0,36

0,21

IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) oleh


tim
6

Audit

Pemkot

Balikpapan

dan

LITBANG Prop kaltim


Hasil survei indeks Kepuasan Masyarakat 0,072
Puskesmas Muara Rapak Tahun 2015
adalah

81.42

degan

kategori

mutu

pelayanan = A dan kinerja Puskesmas


Muara Rapak dalam pelayanan = sangat
7

baik
Rapat koordinasi lintas sektoral dan lintas 0,07
program berjalan dengan baik sesuai

dengan Rencana Kerja


Diklat yang diberikan

untuk

SDM 0,072

puskesmas sesuai profesi dan program


9

secara berkesinambungan
Kepercayaan masyarakat yang berobat 0,072
masih tinggi terhadap pelayanan kesehatan

10

dipuskesmas Muara Rapak.


Kontrol, pengawasan dan

bimbingan 0,07

tekhnik

terhadap

kinerja

dan

mutu

pelayanan, Inspektorat, Dinas Kesehatan ,


Ombudsman,
11

dan

Balikpapan.
Sistem Rekam

tim

audit

Medis

di

pemkot
pelayanan 0,07

0,21

menggunakan kartu pasien, simpus dan


12

aplikasi p care.
Adanya penyuluhan

yang 0,072

0,36

13

terprogram
Petugas memiliki hubungan dan interaksi 0,072

0,36

0,36

yang
14

harmonis

kesehatan

dengan

petugas

yang

lainnya.
Tersedianya tenaga yang memiliki loyalitas 0.072
tinggi sehingga mengerjakan lebih dari
tugas dan tanggung jawabnya
TOTAL 1

Kelemahan (Weakness)
1
Petugas sudah melakukan askep komunitas 0,083

4.44
4

0,33

pendokumentasian
Rata-rata petugas puskesmas memiliki 0,083

0,33

tugas rangkap selain tupoksinya


Jumlah tenaga puskesmas tidak

0,33

0,33

0,33

tetapi belum maksimal dalam melakukan

sesuai 0,083

dengan jumlah pelayanan masyarakat yang


berobat dan
4

wilayah yang luas dalam

pelaksanaaan program kesehatan.


Masih adanya petugas dipelayanan yang 0,083
pendidikannya

SPK,SPRG,

SMF,

dan

SMAF (analis laboratorium).


5

Lahan Puskesmas yang sempit sekitar 0,083

6
7

10x12 M dan fisik bangunan 9x 8 M


Tidak ada area emergency
Ketersediaan ruang dan tata ruang yang

0,083
0,083

4
4

0,33
0,33

belum sesuai standar


Belum tersedianya tempat untuk

0.083

0,33

9
10
11

menyimpan barang-barang puskesmas


Tidak tersedianya lahan parkir
0,084
Akses jalan yang belum memadai
0,084
Program P2TB paru belum maksimal, 0,084

5
5
5

0,42
0,42
0,42

0,42

pencapaianya dengan BTA hanya 32 %,


ASI Eksklusif
namun

54 %----sudah maksimal

pencapaian

masih

rendah.

diikarenakan target untuk Program TB


12

cukup tingg.
Meningkatnya kasus DBD dengan jumlah 0,084
65 kasus dan 1 kematian (tahun 2015)
TOTAL

4,23

b. Matrik EFE
Tabel 13:
External Factor Evaluation ( EFE ) Matrix
Puskesmas Muara Rapak
No Critical Success Faktor
Peluang ( Opportunities )
1
Sebagai lahan mahasiswa

Bobot S
di 0,17

0,83

melakukan 0,17

0,83

pendidikan
Pendidikan dan Pelatihan diadakan oleh 0,17

0,67

4
5

Dinas Kesehatan
Usulan untuk Relokasi Puskesmas
Adanya program inovatif Puskesmas

5
5

0,83
0,83

Puskesmas Muara rapak


Terbukanya
kesempatan
peningkatan

SDM

untuk

praktek

Skor

melanjutkan

(Posbindu, Kader Toga, Kader PHBS,

0,17
0,17

Kader Kawal ASI, Kader Bina Keluarga


6

Balita, Kader Jumantik )


Tahun 2016 Puskesmas Muara Rapak 0,17
diusulkan

menjadi

puskesmas

0,67

yang

terakreditasi
Total 1
Ancaman ( Threats)
1
Dengan tingkat pendidikan yang belum 0,34

4,7
4

1,3

menurunkan tk kepercayaan masyarakat.


Adanya praktek dokter dan bidan yang 0,34

1,3

praktek di sekitar Puskesmas


Puskesmas tidak bisa memenuhi standar 0,34

1,3

standar

akan

menurunkan

tingkat

kepercayaan masyarakat ---ditunjang dg tk


pendidikan profesi lainnya, tdk sampai

akreditasi sesuai dengan standar SDM.---penilaian akriditasi antara PKM dan RS


berbeda, UU Nakes No. 28 tahun 2014 dan
UU Keperawtan No. 38 tahun 2014 masih
tahap sosialisasi sampai tahun 2018.
Total 1

3,9

O
0.8

Kuadaran I

0,2

T
Keterangan
X=SW
Y=OT

A.

Prioritas Masalah
Berdasarkan analisis SWOT tersebut, maka dapat di identifikasi permasalahan sebagai

berikut:
1. Sumber daya yang belum memenuhi standart baik jumlah dan kompetensi
2. Beberapa program yang belum berjalan secara kontinuitas terutama dalam hal pencapaian
3. Sarana dan prasarana yang belum memadai

B.

Analisis temuan dan pemecahan masalah dengan USG

A. Identifikasi Masalah
Beberapa masalah yang kami temukan di Puskesmas Muara Rapak sebagai berikut :
1. Sumber daya yang belum memenuhi standart baik jumlah dan kompetensi, akar dari
masalah utama ini adalah ditemukannya beberapa masalah pokok, yaitu sebagai berikut :
jumlah ketenagaan puskesmas belum cukup (tidak sesuai acuan Permenkes No.75 tahun
2014), pendistribusian tenaga yang tidak merata sesuai fungsi idealnya, rata-rata petugas
puskesmas memiliki tugas rangkap selain tupoksinya dan masih ada beberapa tenaga
puskesmas yang belum memiliki tingkat pendidikan sesuai dengan standar.
2. Beberapa program yang belum berjalan secara kontinuitas terutama dalam hal pencapaian
target antara lain : Program P2TB paru belum maksimal, pencapaianya dengan BTA
hanya 32 %, ASI Eksklusif tingkat pencapaiannya 35%, (54 %) DHF 65 kasus (IR
50/100.000).
3. Lahan dan fisik yang belum memadai, akses jalan keluar masuk belum memadai, tata
ruang tidak berstandar,masalahnya sebagai berikut : lahan dan bangunan fisik yang
sempit sekitar 10 X 12 (lahan 10 X 15 cm) dan fisik bangunan 9 x 8 meter, akses jalan
keluar masuk puskesmas belum memadai, dimana akses keluar dan masuk puskesmas
tidak bisa dilewati mobil. Serta area parkir tidak ada.
B. Analisa Masalah
Untuk memilih masalah pokok dominan digunakan analis USG. Analisis USG adalah
alat yang digunakan untuk menilai tingkat (urgency = U) keseriusan (seriousness = S),
dan perkembangan atau pertumbuhan masalah (growth = G) pada masing-masing
masalah pokok dan memberikan skala nilai 1 - 5 .
Berdasarkan identifikasi yang dikemukakan dalam item di depan, berikut tabel USG di
bawah menjelaskan proses penetapan masalah pokok tersebut :

Tabel 1. Matrik USG Masalah Pokok Dominan


KRITERIA
NO ISU-ISU AKTUAL

Jumlah
U

Ranking

1.

Prasarana dan sarana yang belum5


memadai

13

III

SDM yang belum memenuhi standar

15

Belum optimalnya
beberapa program

pelaksanaan5

14

II

Keterangan :
U (Urgency) = Aspek mendesaknya untuk ditangani.
S (Seriousnes) = Aspek keseriusan akibat yang ditimbulkan oleh masalah.
G (Growth) = Aspek pertumbuhan masalah apabila tidak segera diatasai.
Dari hasil analis USG untuk memilih masalah spesifik dominan dari 3 (tiga) masalah
yang telah disebutkan, dipilih satu yang dominan yaitu yang memiliki nilai total tertinggi
atau ranking I (pertama) adalah SDM yang belum memenuhi standar

Gambar 2. Pohon Masalah


Belum tercapainya Sasaran Tupoksi
Puskesmas Muara Rapak

Sumber daya yang belum memenuhi


standart baik jumlah dan kompetensi

Jumlah tenaga yang


belum sesuai
( merujuk area
cakupan Puskesmas
Muara Rapak)---lluas wilayah yg
mencakup 86 RT.-31

Pendistribusi
an tenaga
yang tidak
merata sesuai
fungsi
idealnya

Memiliki
tugas rangkap
selain
tupoksinya

Masih ada beberapa


tenaga puskesmas
yang belum memiliki
tingkat pendidikan
sesuai dengan standar

C. Alternatif Pemecahan Masalah


Menindaklanjuti semua permasalahan dan untuk mengoptimalkan Kelembagaan
Puskesmas Muara Rapak maka perlu disusun beberapa

sasaran pokok pemecahan

masalah dengan pohon sasaran berikut :


Gambar 3. Pohon Sasaran
Tercapainya Sasaran Tupoksi Puskesmas
Muara Rapak

Optimalnya ketenagaan menurut jumlah


dan kompetensi

Jumlah tenaga sesuai


standar Permenkes
No 75 tahun 2014

D.

Pendistribusian
tenaga sesuai
kompetensi

Masingmasing
bekerja sesuai
tugas pokok

Memiliki tingkat
pendidikan sesuai
dengan standar

Merumuskan Alternatif Kegiatan


Dengan ditetapkannya sasaran spesifik terpilih maka selanjutnya sasaran tersebut
ditempatkan sebagai sasaran terendah pada pohon alternatif dan untuk mewujudkan
sasaran dimaksud maka dilakukan analisis pohon alternatif dan diperoleh 3 ( tiga )
alternatif kegiatan untuk ditindaklanjuti dengan menggunakan Teori Tapisan MC.
Namara sebagai berikut :

Tabel 3. Matrik Tapisan untuk Penetapan Alternatif Kegiatan


KRITERIA
NO ALTERNATIF KEGIATAN

Jumlah
E

Ranking

Penambahan jumlah tenaga

14

Support tenaga kesehatan melanjutkan4


pendidikan kejenjang lebih tinggi

10

II

Dari hasil analis diatas dipilih satu yang dominan yaitu yang memiliki nilai total
tertinggi atau ranking I (pertama) adalah Penambahan jumlah tenaga Untuk lebih
jelasnya dapat disimak Pohon Alternatif berikut :
Gambar 4. Pohon Alternatif
Tercapainya Sasaran Tupoksi Puskesmas
Muara Rapak

Optimalnya kelembagaan puskesmas


dalam pelayanan masyarakat

Optimalnya ketenagaan
menurut jumlah dan
kompetensi

Penambahan jumlah tenaga


Support tenaga kesehatan
melanjutkan pendidikan
kejenjang lebih tinggi

KEGIATAN

BAB V
PERENCANAAN

Berdasarkan permasalahan yang didapatkan di Puskesmas, sesuai dengan pengkajian yang


sudah dilakukan Analisis SWOT, maka dibuat rencana sebagai berikut :

Masalah

Rencana

Sarana dan
prasarana yang
masih belum
sesuai standar

Mengusulkan pembebasan lahan di depan puskesmas

Akses jalan
menuju dan
keluar masuk
puskesmas yang
belum memenuhi
standar

Mengusulkan pembebasan lahan depan


puskesmas .

Beban kerja
yang tidak
sebanding
dengan jumlah
SDM

Mengusulkan relokasi puskesmas.

Pelaksana
Kepala Puskesmas

Waktu
Tahun 2015

Mengusulkan penambahan ruangan ( tingkat ( III)


untuk kantor petugas dan ruang kepala. Puskesmas.

Kepala Puskesmas

Terus menerus

Mengusulkan relokasi puskesmas

Mengusulkan penambahan tenaga SDM yang


profesional dibidangnya.

Kepala puskesmas

Tahun 2015

Seluruh pegawai PKM

Terus menerus

Melatih kader- kader yang bisa membantu


program puskesmas dimasyarakat
Pembuatan jadwal dan mekanisme kerja antar
personal sehingga lehih efektif
Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan
kondusif

Beberapa
program yang
pencapaian nya
belum
maxsimal

Melakukan penkes tentang hidup sehat, DBD


dan TB paru, pemberian asi exclusive
Melibatkan masyarakat berperan aktif untuk
melaporkan dan membawa berobat kepuskesma
jika ada anggota masyarakat yang dicurigai
menderita tb atau dhf
Melibatkan seluruh masyarakat untuk bergotong
royong membersihkan lingkungan.
Pembagian abate secara gratis kepada
masyarakat.
Mengadakan penkes kepada masyarakat tentang
abate.

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa masalah pada uraian bab IV, maka diperoleh kesimpulan
temuan hasil laporan kelompok observasi lapangan lokal pada Puskesmas Muara Rapak
Kota Balikpapan, yaitu :
Beberapa masalah yang kami temukan di Puskesmas Muara Rapak sebagai berikut :
1. Sumber daya yang belum memenuhi standart baik jumlah dan kompetensi, akar dari
masalah utama ini adalah ditemukannya beberapa masalah pokok, yaitu sebagai berikut :
jumlah ketenagaan puskesmas belum cukup (tidak sesuai acuan Permenkes No.75 tahun
2014), pendistribusian tenaga yang tidak merata sesuai fungsi idealnya, rata-rata petugas
puskesmas memiliki tugas rangkap selain tupoksinya dan masih ada beberapa tenaga
puskesmas yang belum memiliki tingkat pendidikan sesuai dengan standar.
2. Beberapa program yang belum berjalan secara kontinuitas terutama dalam hal pencapaian
target antara lain : Program P2TB paru belum maksimal, pencapaianya dengan BTA
hanya 32 %, ASI Eksklusif tingkat pencapaiannya 35%, DHF.................65 kasus..........
3. Lahan dan fisik yang belum memadai, akses jalan keluar masuk belum memadai, tata
ruang tidak berstandar,masalahnya sebagai berikut : lahan dan bangunan fisik yang
sempit sekitar 10 X 12 dan fisik bangunan 9 x 8 meter, akses jalan keluar masuk
puskesmas belum memadai, dimana akses keluar dan masuk puskesmas tidak bisa
dilewati mobil. Serta area parkir tidak ada.

B. Saran

Demi suksesnya pelaksanaan kegiatan terpilih maka perlu dipertimbangkan


beberapa langkah masukan sebagai saran bagi Puskesmas Muara Rapak :
1. Diperlukan pengusulan untuk relokasi puskesmas.
2. Diperlukan pengusulan untuk pembebasan lahan depan atau sekitar puskesmas
3. Mengusulkan penambahan ruang misalnya dengan penambahan gedung lantai 3 jika
4.
5.
6.
7.

memungkinkan.
Mendesain ruang seefektif mungkin namun tetap memperhatikan standar depkes.
Mengadakan diklat yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu SDM
Meningkatkan kerja sama sebagai team work dengan profesi kesehatan lainnya
Menggalang dan mengadakan pelatihan kader-kader di masyarakat yang bisa
membantu program puskesmas dimasyarakat sehingga program yang sudah di

8.

rencanakan dapat dilaksanakan dan pencapaian dari setiap program memuaskan.


Mendukung staff untuk melanjutkan pendidikan guna meningkatkan mutu dan
kualitas SDM

Anda mungkin juga menyukai