Makalah Angina Pectoris
Makalah Angina Pectoris
Makalah Angina Pectoris
PENDAHULUAN
ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas
perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang
paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka
kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang
sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke
otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat
ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan
kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksido)
yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi
ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang
memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Sel-sel
miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan
menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai
oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk
energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat.
Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda. Sejumlah faktor yang dapat
menimbulkan nyeri angina:
a. Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen
jantung.
b. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan
darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
c. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk
pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah unuk supai jantung.
d. Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi
jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah
dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.
Dengan keterangan di atas dan banyaknya masyarakat yang mengalami angina
pektoris, maka penulis tertarik membuat makalah yang membahas angina pektoris.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar angina?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
A.
Ateriosklerosis
2.
3.
Anemia berat
4.
Artritis
5.
Aorta Insufisiensi
Diet (hiperlipidemia)
Rokok
4
2.
3.
Hipertensi
Stress
Obesitas
Kurang aktifitas
Diabetes Mellitus
Usia
Jenis Kelamin
Ras
Herediter
C.
Emosi
Stress
Kerja fisik terlalu berat
Hawa terlalu panas dan lembab
Terlalu kenyang
Banyak merokok
oksigen jantung.
Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan
c.
d.
Pathway :
D.
Nyeri terjadi malam hari, biasanya pada saat tidur tetapi ini dapat di kurangi
dengan duduk tegak. Biasanya angina noctural disebabkan oleh gagal ventrikel
kiri.
b. Angina dekubitus
Angina yang terjadi saat berbaring.
c. Iskemia tersamar
Terdapat bukti objektif iskemia (seperti tes pada stres) tetapi pasien tidak
2.
menunjukan gejala.
Angina Pektoris Tidak Stabil
a. Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris
b.
c.
d.
e.
f.
3.
E.
stabil.
Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
Kurang responsif terhadap nitrat.
Lebih sering ditemukan depresi segmen ST.
Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau
E.
yang dapat disertai dengan penjalaran ke leher, rahang, bahu, sampai ke lengan
( biasanya lengan kiri). Kualitas nyeri dapat berupa nyeri tumpul seperti rasa tertindih
atau berat di daerah dada, rasa desakan yang kuat, rasa tertekan. Nyeri berhubungan
dengan aktivitas dan berkurang atau sembuh dengan istirahat, terapi tidak berhubungan
dengan perubahan pergerakan nafas dan perubahan posisi tubuh. Kuantitas nyeri yang
berlangsung biasanya nyeri yang hilang timbul dengan intensitas yang semakin
bertambah atau berkurang atau terkontrol. Nyeri yang terjadi terus menerus sepanjang
hari atau bahkan beberapa hari biasanya bukanlah nyeri Angina Pektoris. Gejala lain
yang dapat menyertai Angina Pectoris antara lain mual, muntah, keringat dingin, sulit
bernafas, cemas, dan lemas. Nyeri dada penderita infark miokard serupa dengan nyeri
angina tetapi lebih intensif dan berlangsung lama serta tidak sepenuhnya hilang dengan
istirahat ataupun pemberian nitrogliserin (Irmalita, 1996).
F.
Pemeriksaaan
Penunjang
yang
Dilakukan
Untuk
Membuktikan
Pasien
Mengalami Aterosklerosis
1. Elektrokardiogram
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan
pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadangkadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark moikard pada masa
lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien
hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST
dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan
2.
3.
4.
G.
Penatalaksanaan
Angina
dengan
Nonfarmakologi
1. Terapifarmakologi
10
Therapy
Farmakologis
dan
Terapi
a.
Nitrogliserin
Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina
pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung
yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri angina. Nitrogliserin
adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria
sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi
pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang
kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload).
Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh.
Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah
penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anteriol
sistemik dan menyababkan penurunan tekanan darah (afterload). Semuanya itu
berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen jantung,menciptakan suatu
keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan.
Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublinguinal) atau di
pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.
Pasien diminta untuk menggerakkan dan jangan menelan ludah sampai
tablet nitrogliserin larut. Bila nyeri sangat berat, tablet dapat dikunyah
rapat. Nitogliserin tidak dapat disimpan dalam botol plastik atau logam.
Nitrogliserin mudah menguap dan menjadi tidak aktif bila terkena panas,
uap, udara,cahaya dalam waktu lama. Bila ntrogliserin masih segar, pasien
akan merasa terbakar di bawah lidah dan kadang kepala terasa tegang dan
b.
c.
propranolol, nadolol.
Nitrat dan Nitrit
Merupakan vasodilator
endothelium
yang
sangat
bermanfaat
untuk
2.
dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secar bedah
tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas
arteri koroner atau angioplasti koroner transluminal perkutan (PCTA= percutaneus
transluminal coronary angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi
medis dan pembedahan.
Angioplasti koroner transluminal perkutan adalah usaha untuk memperbaiki
aliran darah arteri koroner dengan memecahkan plak atau ateroma yang telah
tertimbun dan mengganggu aliran darah ke jantung. Kateter dengan ujung
berbentuk balon dimasukkan ke arteri koroner yang mengalami gangguan dan
diletakkan di antara daerah aterosklerotik. Balon kemidian dikembangkan dan
dikempiskan dengan cepat untuk memecah plak.
PCTA dilakukan pada pasien yang mempunyai lesi yang menyumbat paling
tidak 70% lumen internal arteri koroner besar, sehingga banyak daerah jantung
yang berisiko mengalami iskemia. PCTA jarang dilakukan pada pasien dengan:
a.
oklusi arteri koroner kiri utama yang tidak menunjukkan aliran kolateral ke
arteri sirkumflexa dan desebdens anterior,
I.
b.
c.
d.
e.
radionuclide)
Angiografi koroner.
13
Terapi
a. Menghilangkan faktor pemberat
b. Mengurangi faktor resiko
c. Sewaktu serangan dapat dipakai
Penghambat Beta
Antagonis kalsium
Kombinasi
2.
f. Kalsium Antagonis: Efektif sebagai vasodilatasi. Dalam hal ini yang banyak
digunakan adalah diltiazim juga menyebabkan pengurangan denyut jantung dan
verampamil. Tidak mengurangi infark akan tetapi dapat mengurangi serangan
angina. Yang banyak digaunakan adalah nifedipine, nikardipin yang biasa
dikombinasikan dengan beta blocker.
g. Percutanous Transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau coronary by Pass
Graff Surgery (CBGS)
3.
Tindakan pencegahan perlu dilakukan dan edukasi yang perlu diberikan kepada
pasien dan keluarga
Dalam kebanyakan kasus, pencegahan terbaik adalah mencegah sesuatu yang
menyebabkan serangan angina. Jika sudah diberikan obat darah tinggi oleh dokter,
kepatuhan adalah suatu keharusan dan harus menjadi prioritas. Banyak professional
kesehatan (termasuk dokter, ahli gizi dan perawat) dapat memberikan saran berharga
pada diet yang tepat, mengontrol berat badan, kadar kolesterol darah, dan tekanan
darah. Secara umum, mayoritas dari mereka untuk meminimalkan episode angina
dengan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan dan menggunakan obat jika
dianjurkan dan perlu.
Berikut adalah beberapa tindakan pencegahan angina:
a. Berhenti merokok.
b. Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas.
c. Mengkonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat.
d. Olahraga teratur terbukti efektif mencegah angina.
e. Hindari stres yang tidak perlu dan belajar teknik relaksasi.
f.
Kurangi konsumsi alkohol
g. Jangan menambahkan garam pada makanan
nyeri
Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan atau
penenganan pada pemeriksaan primer.
Pemeriksaan sekunder meliputi :
1) AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event
2) Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
3) Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang
Anamnese
Diagnosa angina pectoris terutama didapatkan dari anamnese mengenai riwayat
penyakit, karena diagnosa pada angina sering kali berdasarkan adanya keluhan
sakit dada yang mempunyai ciri khas sebagai berikut :
1) Letak
Seringkali pasien merasakan adanya sakit dada di daerah sternum atau di
bawah sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang
menjalar ke lengan kiri, ke punggung, rahang atau leher. Sakit dada juga
dapat timbul di tempat lain seperti di daerah epigartrium, gigi dan bahu
2) Kualitas sakit dada
Pada angina, sakit dada biasanya seperti tertekan benda berat (pressure
like), diperas (squeezing), terasa panas (burning), kadang-kadang hanya
perasaan tidak enak di dada (chest discomfort) karena pasien tidak dapat
menjelaskan sakit dada tersebut dengan baik, lebih-lebih bila pendidikan
pasien rendah.
3) Hubungan dengan aktivitas
Sakit dada pada angina pektoris biasanya timbul pada waktu melakukan
aktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang menaiki
tangga. Aktivitas ringan seperti mandi, menggosok gigi, makan terlalu
18
kenyang atau emosi juga dapat menimbulkan angina pektoris. Sakit dada
tersebut segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan
angina pektoris dapat timbul pada waktu istirahat atau pada waktu tidur
malam.
4) Lamanya serangan sakit dada
Serangan sakit dada biasanya berlangsung 1 sampai 5 menit, walaupun
perasaan tidak enak di dada masih dapat dirasakan setelah sakit dada hilang.
Bila sakit dada berlangsung lebih dari 20 menit, kemungkinan pasien
mendapat serangan infark miokard akut dan bukan disebabkan angina
pektoris biasa.
5) Pada pasien angina pektoris, dapat pula timbul keluhan lain seperti sesak
napas, perasaan lelah, kadang-kadang sakit dada disertai keringat dingin.
Dengan anamnese yang baik dan teliti sudah dapat disimpulkan mengenai tinggi
rendahnya kemungkinan penderita tersebut menderita angina pectoris stabil atau
kemungkinan suatu angina pectoris tidak stabil. Setelah semua deskriptif nyeri
dada tersebut didapat, pemeriksa membuat kesimpulan dari gabungan berbagai
komponen tersebut. Kesimpulan yang didapat digolongkan menjadi tiga
kelompok yaitu angina yang tipikal, angina yang atipikal atau nyeri dada bukan
karena jantung. Angina termasuk tipikal bila: rasa tidak enak atau nyeri
dirasakan dibelakang sternum dengan kualitas dan lamanya yang khas, dipicu
oleh aktivitas atau stress emosional, mereda bila istirahat atau diberi
nitrogliserin. Angina dikatakan atipikal bila hanya memenuhi 2 dari 3 kreteria
diatas. Nyeri dada dikatakan bukan berasal dari jantung bila tidak memenuhi
atau hanya memenuhi 1 dari tiga kreteria tersebut.
Pemeriksaan Fisik
a.
b.
serangan tiba-tiba
Kaji nyeri dada sehubungan dengan:
Faktor faktor pencetus pada pasien, apa yang mencetuskan timbulnya
nyeri yang sedang akan dikerjakan sebelum nyeri mulai terjadi (missal;
merokok, aktifitas berlebihan, makanan berat yang berlebihan, stress
emosional , aktifitas seksual dan minuman terlalu dingin)
Kualitas sakitnya bagaimana (seperi rasa terbakar, perasaan tertekan atau
tercekik)
Lokasi nyeri: terjadi pada substernal atau pada dada mid anterior dan
sekitar leher, rahang, tulang belikat atau lengan kiri bawah.
Hebatnya serangan : ringan ,sedang atau berat.
Waktu; lamanya sakit, frekuensinya.
Yang khas pada serangan : mengepalkan tangan di atas dada atau
menggosok lengan kiri. Serangan nyeri terjadi perlahan lahan atau
tiba- tiba selama 15 menit atau lebih.
Kaji perasaan klien tentang kondisi dan pengaruh yang dirasakan dari
gaya hidupnya.
2.
3.
Rencana Keperawatan
NO
1
DIAGNOSA
TUJUAN (NOC)
Nyeri
akut NOC:
b.d.
agen - Tingkat nyeri
- Nyeri terkontrol
cedera
- Tingkat kenyamanan
Kriteria Hasil :
20
INTERVENSI (NIC)
Manajemen nyeri :
a. Lakukan pegkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan ontro presipitasi.
b. Observasi reaksi nonverbal dari
Penurunan
NOC:
curah jantung - Cardiac Pump
effectiveness
b.d.
- Circulation Status
perubahan
- Vital Sign Status
21
ketidaknyamanan.
c. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman
nyeri
klien
sebelumnya.
d. Kontrol
lingkungan
yang
mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan
e. Kurangi ontro presipitasi nyeri.
f. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri
(farmakologis/non
farmakologis)..
g. Ajarkan
teknik
non
farmakologis
(relaksasi,
distraksi dll) untuk mengetasi
nyeri
h. Berikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri.
i. Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/ontrol nyeri.
j. Kolaborasi dengan dokter bila
ada komplain tentang pemberian
analgetik tidak berhasil
k. Monitor
penerimaan
klien
tentang manajemen nyeri.
Administrasi analgetik :
a. Cek
program
pemberian
analogetik; jenis, dosis, dan
frekuensi.
b. Cek riwayat alergi.
c. Tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal.
d. Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian analgetik.
e. Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri muncul.
f. Evaluasi efektivitas analgetik,
tanda dan gejala efek samping.
Cardiac Care
a. Evaluasi adanya nyeri dada
( intensitas,lokasi, durasi)
b. Catat adanya disritmia jantung
c. Catat adanya tanda dan gejala
kontraktilitas
Kriteria Hasil:
a. Tanda Vital dalam
rentang
normal
(Tekanan darah, Nadi,
respirasi)
b. Dapat
mentoleransi
aktivitas, tidak ada
kelelahan
c. Tidak ada edema paru,
perifer, dan tidak ada
asites
d. Tidak ada penurunan
kesadaran
22
Defisiensi
pengetahuan
b.d. kurang
pajanan
NOC :
Kowlwdge : disease
process
Kowledge : health
Behavior
Kriteria Hasil :
a. Pasien dan
menyatakan
23
keluarga
pemahaman
tentang
penyakit,
kondisi,
prognosis dan program
pengobatan
b. Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
prosedur
yang
dijelaskan secara benar
c. Pasien dan keluarga
mampu
menjelaskan
kembali
apa
yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
4.
Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan
24
5. Evaluasi
Evaluasi berdasarkan tujuan dan outcome.
BAB III
PENNUTUP
3.1 Simpulan
Angina pectoris atau disebut juga angina duduk adalah
penyakit jantung siskemik didefenisikan sebagai berkurangannya
pasokan
oksigen
dan
menurunnya
aliran
darah
ke
dalam
atau
kebutuhan
oksigen
yang
meningkat.
Sebagai
varian
25
biasanya
terjadi
pada
saat
golongan.
Pilihan
terapi
pengobatan
angina
kualitas
belajar
dan
m e m p e r b a n ya k
khususnya
DAFTAR PUSTAKA
26
27