Mekanisme Katup Suzuki G15

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 49

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan akademik sebagai bagian
dari beban kurikulum program studi Teknik Mesin yang wajib diikuti oleh
mahasiswa dalam bentuk praktek atau magang di perusahaan/instituti/instansi
Pemerintah seesuai dengan kompetensi Program Studi Teknik Mesin.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan mampu memberikan
gambaran kepada mahasiswa tentang kesesuaian penerpan kompetensi keilmuan
yang dimiliki dengan kebutuhan industri/institusi/instansi pemerintah.
Praktek Kerja Lapangan ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa progam
studi Teknik Mesin yang telah menyelesaikan 80 SKS atau telah duduk di
semester V (lima).
Pentingnya Praktek Kerja Lapangan adalah agar mahasiswa bisa belajar
bekerja dan memperaktekan teori-teori yang sudah diajarkan pada bangku kuliah.
Penulis memilih PT.KANGAROO MOTOR MANDIRI sebagai tempat Praktek
Kerja Lapangan.
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di PT.KANGAROO MOTOR
MANDIRI, Kelurahan Tanah Patah, Kota Bengkulu. Yang dilaksanakan dari
tanggal 13 juni s/d 8 september 2016, Waktu dilaksanakan Praktek Kerja

Lapangan mulai pukul 08.30 WIB s/d 16.30 WIB, sementara waktu istirahat dari
jam 12.00 WIB s/d 13.00 (satu jam), pada hari jumat jam istirahat berbeda
melainkan dari jam 11.30 WIB s/d 13.30 WIB, sedangkan hari sabtu jam kerja
berbeda dari jam 08.30 WIB s/d 14.00 WIB, dan pada hari minggu libur.
1.3 Tujuan dan Kegunaan
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan terdapat beberapa tujuan
dan kegunaan.Diantaranya sebagai berikut :
1. Tujuan
Secara umum, tujuan diadakannya kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini di
jabarkan sebagai berikut:
a. Mahasiswa

dapat

melakukan

pekerjaan-pekerjaan

sesuai

dengan

kompetensi bidang ilmu pada dunia kerja.


b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan di
tempat kerja sesuai tugas yang dilaksanakan selama PKL.
c. Mahasiswa dapat menguraikan gambaran tugas dan pekerjaan sesuai
dengan kompetensi keilmuannya.
d. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan kendala-kendala kompetensi antara
teori dan praktek kerja dalam melaksanakan tugas selama PKL pada
industri atau instansi pemerintah.
2. Kegunaan
Kegunaan yang diperoleh dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
antara lain:

Bagi Program Studi

a. Untuk membantu memberikan pembekalan pengetahuan dan


keterampilan pada mahasiswa tentang kondisi yang terdapat
dilapangan secara nyata.
b. Dapat lebih membuka wawasan bagi para mahasiswa untuk
mendapat pengetahuan melalui kegiatan PKL.
c. Sebagai Perwujudan program keterkaitan dan kespadanan antar

dunia pendidikan dan dunia industri.


Bagi Institusi/Lembaga/Perusahaan yang menerima mahasiswa
a. Dapat saling tukar menukar informasi dibidang teknologi antara
lembaga sebagai pengguna teknologi dengan perkembangan
pengetahuan yang terjadi dilembaga perguruan tinggi.
b. Sebagai upayah alih generasi dibidang teknologi telekomunikasi.
c. Peserta PKL dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan pekerjaanpekerjaan rutin maupun prokyek.
d. Manilai kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa peserta PKL.

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan dan Struktur Organisasi
A. Sejarah PT.KANGAROO MOTOR MANDIRI
PT. Kangaroo Motor Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang otomotif roda empat merk SUZUKI.Pertama kali Berdiri pada
tahun 1983 Oleh Bapak Ios berada di Jln.Magen Sutoyo, no.88 Bengkulu Kota.
Saat ini KMM telah berkembang besar sebagai diler utama dan eksklusif
untuk semua produk Suzuki di Indonesia. Jaringan outlet KMM telah menjangkau
hingga wilayah-wilayah pelosok sampai daerah tingkat II (kabupaten) dan telah
terotorisasi serta memenuhi standar Suzuki. KMM tidak hanya sebagai jaringan
jasa penjualan namun juga menawarkan layanan purna jual yang mencakup
perawatan dan perbaikan serta penyediaan suku cadang Suzuki.
B. Produk dan layanan
KMM berkembang dengan memberikan kenyamanan kepada mitra
pelanggan dalam layanan penjualan. Kenyamanan tersebut di hadirkan melalui
layanan yang inofatif untuk memberikan nilai tambah bagi mitra pelanggan.
Inovasi pelayanan yang diberikan di lakukan antara lain membangun sistem
informasi Prospecting Management System dan MSM untuk mempersingkat
proses administrasi pembelian kendaraan, dilengkapi pula dengan layanan

pendukung One Stop Solution untuk mudahkan pembelian kendaraan, termasuk


pembiayaan dan asuransi.
Layanan purna jual dan suku cadang segalanya kemudahan KMM
persembahkan demi terciptanya peace of mind bagi mitra pelanggan. Di dalam
layanan perawatan dan perbaikan KMM hadirkan layanan BOOKING SERVICE
di mana mitra pelanggan bisa melakukan booking satu hari sebelum waktu
kedatangan, sehingga mitra pelanggan akan memperoleh sejumlah keuntungan,
antara lain : Penentuan waktu kedatangan, bebas antri, diskon jasa dan onderdil.
KMM memberikan layanan perawatan berkala mengandalkan mekanik, peralatan
mumpuni, serta quality inspector sehingga hanya membutuhkan waktu satu jam.
Layanan Suzzuki Home Service merupakan layanan servis kunjungan dimanapun
mitra pelanggan berada. Bagi Fleet Customer, untuk memberikan layanan yang
maksimal, KMM menyediakan pelatihan bagi para mekanik fleet user untuk
meningkatkan pemahaman dan kemampuan mereka dalam memelihara produk,
agar kualitas kendaraan terjaga.
C. Struktur Organisasi
Dealer suzuki ini memiliki 19 karyawan kompeten di bidangnya. Ada
Service manager, yang bertugas mengawasi dan mengatur bawahannya. Dua
service advisor, bertugas memberi edukasi berupa saran service berkala kepada
cosrumer. Dua foreman, bertugas mengawasi kerja mekanikSembilan mekanik,
yang setiap mekaniknya bertanggung jawab terhadap mobil yang ditanganninya.
Dua karyawan bagian sparepart terdiri dari satu orang standbye di kantor dan satu,

orang bertugas memasarkan sparepart ke workshop di kota bengkulu, kemudian


satu orang sebagai admin servis dan penjaga gudang.

Struktur Organisasi
Service manager
MISYANTO

SparePart

S.A

Admistrasi

Viko

Tommi

Reka

Rika

Selvi

Gudang

Pormen

Kasir

Arif

Dedi

Diah

Paiman

Mekanik

Mekanik

Mekanik

Yanto

Eko

Joni

Mekanik

Mekanik

Mekanik

Agus

Frans

Andre

Mekanik

Mekanik

Mekanik

Dede

Solihin

Very

2.2 Unit Kerja PKL


Adapun unit-unit dari dalam perusahaan tempat pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan, sebagai berikut :
1. Kunci Pas
2. Kunci Ring
3. Kunci Shok
4. Kunci T
5. Kunci L
6. Kunci OF
7. Inpeck
8. Tang Sepi
9. Tang Kombinasi
10. Tang sudut
11. Tang Elektrik
12. Kikir
13. Kuas
14. Penitik
15. Solder
16. Bor Listrik
17. Palu
18. Ampermeter
19. Voltmeter
20. Ohmmeter
21. Multimeter
22. Kompresor
23. Speed Angin
24. Sleeper

25. Klem
26. Dongkrak
27. Stand Dongkrak
28. Ragum
29. Pahat Tangan
30. Obeng Offset +
dan
31. Obeng Ketok
32. Gergaji Tangan
33. Tap
34. Snei Pejal
35. Snei Bercelah
36. Skrap Tangan
37. Tang MultiFungsi
38. Kunci Busi
39. Kunci Roda
40. Kunci Inggris
41. Mata sock
42. Ratchet Handle
43. Sliding handle
44. Sambungan Shok
45. Sliding Handle

46. Tang Kombinasi


47. Tang Pemegang
48. Palu Plastik
49. Mesin Gerinda
50. Kunci Pipa
51. Sikat Baja
52. Konci Moment
53. Feeler Katup
54. Engine Tune Up
Tester
55. Compression
Teser
56. Spring scale
57. Radiator Tester
58. Hidrometer
59. Napan dan Majun
60. Mesin Press
61. Pompa Oli
62. Penampung Oli
63. Corong Oli
64. DTC
65. Batery Tester
66. Liff

BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL
3.1 Ringkasan Praktek Kerja Lapangan
3.1.1 Proses induksi
Sebelum melakukan Praktek Kerja Lapangan pada PT.KANGAROO
MOTOR MANDIRI Bengkulu, penulis melewati tahap-tahap birokrasi baik dari

pihak Politeknik Raflesia maupun dari perusahaan. Berikut tahap-tahap birokrasi


tersebut :
1. Mencari perusahaan untuk melaksanakan PKL
2. Mengajukan surat permohonan PKL yang diketahui oleh Ketua jurusan
3. Mernyerahkan surat permohonan tersebut untuk mendapatkan surat
pengantar dari Politeknik Raflesia.
4. Mengajukan surat pengantar ke PT.KANGAROO MOTOR MANDIRI.
5. Mendapatkan surut balasan tang mentakan bahwa perusahaan menerima
mahasiswa untuk PKL .
6. Menyerahkan surat balasan ke Politeknik Raflesia
7. Hari pertama bekerja, dosen pembimbing menyerahkan surat pernyataan.
Kemudian dijelaskan jam kerja bahwa setiap senin s/d jumat pukul 08:30
WIB 15:00 dan hari sabtu pukul 08:30 WIB 14:00.
8. Banyaknya mahasiswa yang melakukan PKL di sana, maka pihak
perusahaan memutuskan bahwa mahasiswa PKL dibagi satu mahasiswa
satu mekanik yang berbeda-beda, bisa disebut pembagian pembimbing
lapangan, dan penulis di bimbing oleh mekanik Veri Vernando.
3.1.2 Tugas-tugas selama pkl
Selama melaksanakan PKL penulis telah mendapatkan beberapa tugas,
antara lain :
1. Pemeliharaan bengkel, yang dilakukan yaitu menyusun alat-alat, menyapu
dan mengepel lantai.
2. Perawatan berkala, yang wajib dilakukan oleh konsumen pada kelipatan
10.000km, 20.000km, 40.000km.
a) Ganti oli mesin
b) Ganti filter oli
c) Ganti engine coolant
d) Ganti busi
e) Ganti filter udara
f) Ganti minyak rem
g) Ganti oli tranmisi

10

h) Ganti A/T fluida (jika dilengkapi)


i) Ganti oli diferential (jika dilengkapi)
j) Ganti filter element AC (jika dilengkapi)
3. Merakit dan mengganti sparepart kendaraan, biasanya apa bila ada keluhan
dari pelanggan mengenai kerusakan pada kendaraan.
4. Scanner, biasanya apabila lampu indikator menyala pada saat mesin hidup,
alat tersebut umunya disebut dengan Engine Scanner yang digunakan
untuk mendeskripsikan pembacaan kode DTC (diagnostic trouble codes).
5. PDI, melakkukan pengecekan ketika mobil baru belum sampai ke tangan
pembeli.
3.1.3 Keterampilan keterampilan baru yang diperoleh

Mengetahui secara langsung proses-proses dunia bengkel


Mengenal nama-nama alat yang belum diketahui
Mengetahui prosedur pengoperasian alat
Mengetahui fungsi dan kegunaan alat
Mengenali kendala dalam kendaraan
Mengetahui cara dari mekanisme katup pada mesin Suzuki G15
Mengetahui komponen mekanisme katup
Mengetahui troubleshooting pada makanisme katup

3.2 Identifikasi Kendala yang dihadapi


3.2.1

Kendala Pelaksanakan Tugas


Masih belum mengetahui hal yang harus dilakukan, cara dan proses

pelaksanaan tugas
Ilmu pengetahuan yang kurang, melakukan pekerjaan yang diberi

pembimbing
Kurangnya kepercayaan pelanggan / konsumen terhadap kinerja

pelaksanaan PKL
Kurangnya ketelitian dalam melakukan pekerjaan
Belum sepenuhnya mengerti dan memahami komponen-komponen yang

3.2.2

ada pada mesin


belajar atau mengamati saat pembimbing nengerjakan pekerjaan tersebut.
Cara Mengatasi Kendala

11

Bertanya kepada pembimbing apabila tidak mengetahui pekerjaan tersebut


Berusaha agar tidak gugup di hadapan konsumen
Berusaha bekerja sebaik mungkin sesuai kemampuan
Meminjam buku manual service supaya bisa membacanya

3.3 Pembahasan Hasil PKL


A.Mekanisme Katup
Katup merupakan komponen mesin yang berfungsi sebagai laluan
campuran bahan bakar dan udara masuk ke silinder atau sebagai laluan gas sisa
pembakaran keluar silinder.Silinder pada Suzuki Carry Futura G15 terpasang dua
buah katup yaitu katup hisap dan katup buang. Untuk mengatur membuka dan
menutupnya katup diperlukan mekanisme katup.
Kepala katup mempunyai peranan yang sangat penting, karena harus tetap
bekerja baik walupun temperaturnya berubah-ubah. Bidang atas kepala katup
disebut tameng. Permukaan tameng ada dua macam yaitu cekung dan
cembung.Tameng cekung dinamakan tameng terompet dan biasanya digunakan
untuk katup masuk, sedangkan tamengcembung digunakan untuk katup
buang.Katup buang mengalami pemanasan yang lebih besar dari pada katup
masuk sebab gas buang yang bertemperatur tinggi mengalir melalui katup
ini.Katup buang bentuknya lebih tebal dari pada katup masuk, sehingga
mempunyai ketahanan panas dan kekuatannya lebih tinggi.Untuk menghindari
kerusakan, maka katup buang dibuat dari logam paduan istimewa, misalnya baja
dengan paduan chrom, nikel, atau silicon. Bidang bawah tameng katup
diserongkan dengan sudut 30 45 sesuai dengan gelang kedudukannya, agar
penyekatan dapat terjamin rapat.

12

B.Jenis Mekanisme Katup


1. Susunan slide valve (SV)
Susunan katup ini kontruksinya sangat sederhana, mekanik katupnya tidak
rumit dan dipasang disisi silinder.Komponen mekanisme katupnya terdiri dari
katup itu sendiri, pegas katup, pengangkat katup (valve lifter), nok (cam) dan
poros nok (camshaft).Pergerakan katup membuka dan menutup dilakukan oleh
nok pada poros nok yang ditentukan oleh pengangkut katup.Poros nok
ditempatkan parallel disamping poros engkol.Poros nok yang letaknya dibagian
sisi silinder tidak di kepala silinder, menjadikan kontruksi silinder sangat
sederhana.

Gambar 3.1 katup samping


2. Susunan over head valve (OHV)
Mekanik katup terdiri dari katup push rod, valvelifter, dan rocker arm.
Posisi katup di kepala silinder, baik katup hisap atau katup buang. Cara kerja dari
mekanisme katup ini adalah pengangkat katup bergerak saat didorong oleh nok,
hal ini menyebabkan push rod terdorong ke atas.Push rodyang terdorongakan

13

mendorong salah satu ujung dari rocker arm dan ujung rocker arm lainnya akan
menekan katup ke bawah dan katup mulai membuka. Nok kemudian berputar,
menyebabkan dorongan push rod menjadi hilang, rocker arm menjadi bebas,
demikian juga dengan katup, posisinya kembali karena gaya pegas. Posisi katup
yang terletak pada kepala silinder, membentuk ruang bakar yang lebih longgar
dengan katup yang bisa diperluas untuk memaksimalkan pengisian.

Gambar 3.2 Susunan over head valve (OHV)


3. Susunan katup over headcamshaft (OHC)
Mekanisme katup terdiri dari komponen yang sama dengan jenis yang
OHV, perbedaannya terletak pada poros nok yang terletak pada kepala silinder.
Pengembangan jenis katup ini adalah untuk menaikkan performa katup dalam
merespon kondisi mesin putaran tinggi.Mekanisme katup jenis OHV dalam
merespon untuk pembukaan katupnya terlalu panjang, karena poros nok terletak
pada sisi silinder bagian bawah.Katup akan membuka setelah putaran poros
engkol diteruskan oleh beberapa komponen yaitu lifter, push rod, kemudian
rocker arm baru menekan katup. Mekanisme katup jenis OHC poros nok
diletakkan di atas kepala silinder, kemudian mekanisme katup dilengkapi dengan

14

penumbuk katup (rocker arm). Mekanisme katup jenis OHC akan lebih cepat
merespon pergerakan nok untuk pembukaan dan penutupan, karena kontruksinya
yang sangat sederhana dengan cara menghilangkan push rod dan lifter. Pada
motor jenis OHC ada dua macam yaitu Single Over Head Camsaft (SOHC) dan
Double Over Head Camsaft (DOHC).
C. Jenis-Jenis Cam
Camshaft adalah salah satu komponen mekanisme katup yang digunakan
untuk mengatur pembukaan dan penutupan katup dengan berbagai perantara
mekanik.Cam

merupakan

komponen

yang

menjadi

satu

unit

dengan

camshaft.Camshaft yang menjadi satu unit dengan cam memiliki keuntungan


apabila satu katup dari silinder telah diatur waktunya dengan tepat, maka semua
katup-katup dalam semua silinder akan diatur waktunya dengan tepat juga, begitu
pula sebaliknya. Bentuk profil cam dapat dilihat dari bidang lengkung cam, hal ini
sangat menentukan titik pergerakan, kecepatan pembukaan, dan penutupan katup,
serta besarnya pengangkatan katup dari dudukannya.Cam dibedakan menjadi tiga
dilihat dari bentuk sisinya yaitu sisi lurus, sisi cekung, dan sisi cembung.
1. Cam dengan sisi lurus.
Cam dengan sisi lurus sering dinamakan cam tangensial, dalam hal ini
garis kerja cam ditarik lurus menyinggung lingkaran. Jenis cam ini banyak
digunakan pada motor kecepatan rendah.

Gambar 3.3 Cam Sisi Lurus

15

2. Cam dengan sisi cekung.


Cam dengan sisi cekung jarang dipakai, karena kecepatan pembukaannya
terlalu besar. Percepatan yang terlalu besar ini membutuhkan gaya percepatan
yang besar pula pada sisi cam, sehingga bidang cam menjadi cepat aus. Katup
pada cam jenis ini dapat terbuka terlalu lebar, sebab gaya kelembamannya terlalu
besar, hal ini dapat menimbulkan kerusakan, suara lebih berisik, dan katup cepat
aus.

Gambar 3.4 Cam Sisi Cekung


3. Cam dengan sisi cembung.
Cam dengan sisi cembung menghasilkan kecepatan lebih kecil dari pada
sisi cekung.Cam ini dapat bekerja baik, karena saat pembukaan dan penutupan
katup dilakukan dengan cepat dan tepat sehinggacamjenis ini banyak digunakan
untuk motor kecepatan tinggi.

Gambar 3.5 Cam Sisi Cembung


D. Mekanisme Katup Pada Mesin Suzuki G15
Mesin G15 tergolong dalam mesin bensin, karena menggunakan bensin
sebagai bahan bakarnya. Mesin ini termasuk dalam mesin 4 langkah, karena setiap
satu kali pembakaran melakukan 4 gerakan langkah torak.

16

Pada Jurnal APV, Mesin G15 merupakan mesin seri G yang digunakan
oleh Suzuki dan juga oleh GM ( General Motor) dengan seri M. Mesin seri G
milik Suzuki dan mesin seri M milik GM merupakan mesin yang dikembangkan
dan dibuat oleh kedua perusahaan tersebut. Mesin seri G15, arti dari 15 sendiri
pada mesin ini digunakan untuk menandakan bahwa mesin ini mempunyai
kapasitas silinder 1500cc.
Mesin G15 ini juga mempunyai keunggulan pada sistem bahan bakar yang
sudah dikontrol secara elektronik. EPI (Elektonic Petrol Injection) merupakan
istilah dagang yang digunakan oleh Suzuki. Teknologi sistem bahan bakar pada
mesin ini sudah menggunakan teknologi MPI (Multi Point Injection) artinya
setiap saluran masuk udara pada tiap-tiap silinder mempunyai injector sendiri.
Mesin ini mempunyai 4 silinder jadi injector-nya ada 4 buah.
Mekanisme Katup Pada Mesin Suzuki G15 ini masih mekanik biasa belum
dikontrol secara elektronik. SOHC 16 katup merupakan mekanisme pada mesin
ini. SOHC (Single Over Head Camshaft) dari singkatan tersebut dapat dipahami
bahwa, mesin ini menggunakan poros cam tunggal dengan letaknya dibagian
kepala silinder. Katup pada mesin ini ada 16 buah dengan katup masuk dua dan
katup buang dua pada setiap silindernya. Pelatuk pada katup masuk lebih kecil
dan pendek dibanding dengan pelatuk pada katup buang. Konfigurasi pada katup
berbentuk V, katup digerakkan oleh camshaft melalui timing Belt dan kerja
membuka dan menutup katup dilakukan oleh rocker arm.
2. Sudut Pembukaan dan Penutupan Katup
Motor bensin 4 langkah mempunyai 4 siklus kerja, yaitu hisap, kompresi,

17

usaha, dan buang. Saat langkah hisap maka katup hisap membuka dan saat
langkah buang maka katup buang akan membuka.
Berdasarkan teroritis katup hisap akan membuka ketika piston di TMA
sampai piston di TMB dan katup buang akan membuka ketika piston berada di
TMB sampai piston mencapi TMA, namun secara praktiknya bila katup masuk
terbuka saat piston di TMA maka campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke
ruang bakar akan sedikit, apalagi saat putaran tinggi maka terjadi kelembaman
pada pegas katup sehingga campuran bahan bakar dan udara menjadi tambah
sedikit. Proses pemasukan dapat terbaiki dengan membuka katup hisap lebih awal
atau sebelum piston di TMA dan menutup setelah piston melewati TMB.
Begitu juga yang terjadi pada katup buang, untuk memperbaiki sistem
pembuangan maka katup buang juga terbuka lebih awal dan menutup lebih akhir
dari teoritis.
Saat katup masuk membuka le lebih awal dan katup masuk menutup lebih
akhir, maka ada waktu dimana kedua katup tersebut terbuka secara bersama-sama.
Overlap adalah dimana keadaan katup buang dan katup masuk terbuka secara
bersama-sama. Proses overlap digunakan untuk proses pembilasan atau
pembersihan gas sisa pembakaran dan membantu pengisian lebih awal agar
pemasukan lebih maksimal. Overlap pada mesin dapat dihitung dengan
menghitung sudut pembukaan katup masuk dan katup buang.
Sudut pembukaan katup masuk dan katup buang dapat dicari
dengan cara berikut ini:

18

a. Persiapkan kertas dengan diagonal garis sebesar 5 , buat satu lingkaran


penuh hingga 360. kemudian kertas tersebut ditempelkan di roda gila.
Setel kerengangan katup terlebih dahulu sesuai spesifikasinya.
b. Piston berada pada top kompresi 4. Pastikan piston pada top kompresi 4
dengan tanda pada pulley dan tutup timingbelt ada pada angka nol.
c. Pasang dial indikator pada rocker arm untuk katup buang dan pada pegas
untuk katup masuk (hal tersebut menyesuaikan mesin, mesin G15 ketika
ditaruh pada rocker arm maka terjadi tabrakan antara dial indikator dengan
cam). Posisikan dial indicator dengan kondisi tertekan sehingga jarum
kecil yang ada pada dial indicator menunjukan nilai yang besar,
kemudiaan beri tanda pada kertas ukur tadi sebagai acuan untuk membaca
besar sudut dan ingat pada angka berapa jarum kecil dan besar pada
dialindicator sebagai acuan nantinya.
d. Putar poros engkol hingga tanda pada dialindicator bergerak sedikit
kemudian hitung besar sudut yang mulai membuka di kertas yang ada
pada roda gila, kemudian putar lagi hingga mencapai nilai tertinggi pada
dialindicator. Pada saat dial indicator mencapai nilai tertinggi berarti
sudah mencapai tinggi angkat katup yang paling besar. Putar lagi hingga
dial indikator mencapai nilai yang sama saat sebelum diputar dan hitung
sudut pembukaan yang telah terjadi. Lakukan hal yang sama untuk
menghitung katup yang lain.

19

Gambar 3.6 Sudut Pembukaan Katup


Gambar diatas dapat dinyatakan dalam bentuk tabel dibawah ini untuk
mempermudah proses pembacaan.
Tabel 1. Sudut Pembukaan Katup
No.
Katup
Terbuka
1. Masuk
15sebelum TMA
2. Buang
45 sebelum TMB
Ket : Derajat poros engkol

Tertutup
70setelah TMB
25setelah TMA

Total Membuka
265
250

Katup masuk membuka sebesar 265 dengan dimulai membuka 15


sebelum torak ada di titik mati atas sampai torak bergerak ke titik mati bawah dan
menutup setelah 700setelah torak melewati titik mati bawah.
Sedangkan katup buang membuka sebesar 250 poros engkol dengan
dimulai membuka 450sebelum torak ke TMB atau pada akhir langkah usaha
sampai torak bergerak kembali ke TMA dan menutup 25 setelah TMA. Katup
masuk dan buang akan mengalami proses dimana kedua katup akan terbuka secara
bersama-sama atau sering disebut overlap atau sudut gunting. Overlap yang
terjadi pada mekanisme katup mesin ini sebesar 40 poros engkol. Sudut sebesar
40 diambil dari 15 ketika katup masuk membuka sebelum TMA dan ditambah

20

25 ketika katup buang membuka setelah TMA. Tujuan dari overlap adalah untuk
memperbaiki sistem pembuangan gas bekas dengan memanfaatkan gas baru yang
masuk mendorong gas bekas keluar atau sering disebut pembilasan, sehingga gas
yang masuk pada ruang bakar adalah gas baru tapi tidak 100% gas baru.
Pembukaan katup masuk yang sesuai teori berakhir saat torak berada di
TMB tapi kenyataannya katup masuk menutup setelah 70 aetelah TMB.
Tujuannya katup masuk membuka lebih lama adalah untuk memperbaiki
pengisian campuran bahan bakar dan udara. Putaran mesin yang tinggi akan
mengakibatkan pengisian gas akan berkurang karena kelembaman yang terjadi
pada mekanisme katup.
E. Komponen Mekanisme Katup Suzuki G15
1. Poros cam (camshaft)
Poros cam (camshaft) ialah proyeksi eksentrik pada poros berputar yang
digunakan untukmengatur pembukaan dan penutupan katup dengan berbagai
perantara mekanik.

Gambar 3.7 Camshaft.


2. Pelatuk (rocker arm)
Pelatuk bekerja untuk menekan batang katup agar katup dapat membuka
setelah mendapat tekanan dari putaran poros cam yaitu saat langkah isap pada

21

cam katup isap dan saat langkah buang pada cam katup buang. Pada kondisi
normal poros cam tidak menekan pelatuk karena sisi sentuh pelatuk pada radius
poros cam sehingga katup hisap dan katup buang posisinya tertutup.

Gambar 3.8 Rocker arm.


3. Kepala katup
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup saluran hisap dan saluran
buang. Pada setiap silinder dilengkapi dengan dua katup yang masingmasing
adalah katup hisap dan katup buang. Kontruksi katup terdiri dari kepala katup
(valve head) dan batang katup (valve stem). Katup ini berbentuk menyerupai
jamur. Kepala katup bentuknya disesuaikan dengan kebutuhanya agar gas yang
keluar masuk dapat mengalir dengan lancar. Pada kepala katup terdapat suatu
permukaan yang nantinya akan berhimpit dengan dudukan katup bagian yang
berhimpitan ini disebut dengan permukaan katup (valve face).Valve face ini dibuat
miring yang sesuai dengan kemiringan pada permukaan dudukan katup.
Kepala katup untuk katup hisap diameternya lebih besar bila dibanding
dengan diameter daun katup buang. Hal ini diamksudkan agar pemasukan gas
bersih dapat lebih sempurna. Temperatur rata-rata yang terjadi pada daun katup
hisap sekitar 250 C sampai dengan 275 C sedangkan pada daun katup buang
sekitar 700C sampai dengan 760 C. Perbedaan temperatur disebabkan pada

22

katup hisap hanya dilewati gas bersih yang dingin sehingga temperaturnya lebih
rendah dibanding katup buang, sedangkan katup buang terus menerus dilewati gas
bekas yang panas. Kepala katup tidak boleh berpijar, karena akan menyebabkan
pre- ignition atau knocking. Bahan katup buang dibuat dibuat lebih kuat
diabanding bahan katup hisap untuk mengatasi masalah tersebut. Bahan katup
harus mempunyai angka pemuaian yang kecil agar kerja mesin dapat sempurna.

Gambar 3.9 Katup

4. Dudukan katup
Dudukan katup berfungsi sebagai tempat duduknya kepala katup. Antara
kepala katup dengan dudukan katup, harus samasama membuat pesinggungan
yang intim agar tidak terjadi kebocoran dalam persinggunganya.
5. Pegas katup (valve spring)
Pegas katup merupakan salah satu bagian yang penting dari mekanisme
katup. Fungsi pegas katup adalah mengencangkan penutupan katup terhadap
dudukannya dan mengembalikan katup pada posisi semula setelah terjadi
pembukaan katup.

23

Gambar 3.10 Pegas katup.


6. Timingbelt
Timing belt berfungsi menghubungkan putaran dari poros engkol menuju
poros cam untuk membuat mekanisme katup bekerja. Sisi luar dari timingbelt
berbentuk datar artinya hanya lurus dan disinilah biasanya merek dagang
dicantumkan sedangkan pada sisi bagian dalam bergerigi seperti roda gigi yang
tujuannya mengikat sproket poros engkol dan sproket poros cam supaya saling
terhubung.

Gambar 3.11 Timingbelt

3.3.1 Identifikasi permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam bidang


kerja PKL
Permasalahan yang di hadapi perusahaan dalam bidang mekanisme katup
adalah :

celah katup hisap dan buang terlalu lebar,


sudut pembukaan katup hisap dan buang kecil,
posisi persinggungan katup dengan dudukan katup tidak rata,
pegas katup lemah dan keausan pada katup.

24

3.3.2 Identifikasi alternatif solusi atas masalah


A. Alat
Alat yang digunakan dalam praktik untuk tugas akhir ini adalah:
a. Satu set kunci pas.
b. Satu set kunci shock
c. Satu set kunci ring
d. Kunci moment
e. Tang set
f. Palu karet
g. Kunci T 8mm, 10mm, 12 mm, dan 14mm
h. Obeng + dan
i.

Feller gauge 0,05 1mm

j. Micrometer 0,01 mm
k. Jangka sorong 0,5 mm
l. Penggaris 0 300 mm
m. Dial gauge 0,01 mm
n. Telescopic.
o.

Valve Spring Compressor.

B. Bahan
a) Bensin.
b) Amplas halus.
c) Majun.
d) Kertas derajat dan lem kertas.
C. Proses pelaksanaan

25

Untuk mengetahui mekanisme katup dan sebelum melakukan pemeriksaan


harus mengetahui komponen yang ada pada mekanisme katup. Pembongkaran
perlu dilakukan agar dapat mengetahui secara detail tentang mekanisme katup.
D. Proses pembongkaran
Sebelum melaksanakan pembongkaran yang perlu disiapkan pertama kali
adalah alat dan bahannya. Bagian-bagian yang dibongkar harus ditandai dan
disimpan dengan baik agar pada saat pemasangan bagian-bagian tersebut
terpasang pada posisi awalnya.Pembongkaran harus dilakukan secara urut. Urutan
pembongkaran adalah sebagai berikut:
a) Melepas Min (-) Baterai, menggunakan kunci pas 10

Gambar 3.12 Melepas Baterai


b) Melepas Selang bahan bakar, Lepas kedua selang tersebut dengan
mengendorkan pengunci yang mengikatnya menggunakan obeng min atau
menggunakankunci T8. Hati-hati ketika melepasnya, bahan bakar biasanya
keluar karena tekanannya tinggi.

26

Gambar 3.13 Melepas Selang Bahan Bakar


c) Melepas Saringan Udara Pengunci yang mengikat karet saringan udara
dikendorkan terlebih dahulu kemudian saringan udara dilepas.
d) Melepas Sistem Induksi Udara Kabel gas sebelum sudah dilepas dan perlu
dipastikan bahwa konektor yang berhubungan sudah terlepas. Sistem
induksiudara dilepas dengan melepas 4 mur pengikatnya.

Gambar 3.14 Melepas Sistem Induksi Udara


e) Melepas Pipa Pembagian, Pipa pembagi bahan bakar ke injector dilepas
dengan membuka tiga baut penguncinya.

Gambar 3.15 Melepas Pipa Pembagi

27

Gambar 3.16 Mengeluarkan Injector


Tarik keluar pipa pembagi dengan pelan-pelan dan sedikit digoyangkan.
f) Melepas Radiator, Radiator yang akan dilepas dari mesin harusdikuras
terlebih dahulu air pada radiator dan selang radiator. Selang radiator
dilepas dari radiator dengan cara mengendorkan pengunci. Tarik dengan
kuat dan hati agar selang terlepas. Radiator dilepas dari engine stand
dengan membuka 4 bautnya yang mengikatnya.

Gambar 3.17 Melepas Radiator


g) Melepas Kipas Pendingin, Baut penyetelvan belt pada alternator
dikendorkan terlebih dahulu sebelum melepas van belt setelah itu van belt
dikeluarkan dari pulley dan lepas kipas pendinging beserta rumahnya.
bautnya yang mengikatnya..

Gambar 3.18 Mengendorkan Alternator

28

h) Melepas Intake Manifold Intake manifold berfungsi untuk mengalirkan


udara dari luar setelah disaring oleh saringan udara juga tempat diletakkan
injector. Lepas intake manifold dengan jalan membuka baut penguncinya.

Gambar 3.19 Melepas Intake Manifold


i) Melepas knalpot dan exhoust manifold, Pada exhoust manifold terdapat
sensor CO yang mendeteksi kadar CO pada gas buang. Lepas hubungan
knalpot dengan exhoust manifold terlebih dahulu kemudian lepas exhoust
manifold dari mesin.

Gambar 3.20 Melepas Exhoust Manifold


j) Melepas Pully dan Tutup TimingBelt, Lepas pully dengan menggunakan
kunci T8 untuk membuka baut kecil yang mengunci pully dengan poros
engkol.

29

Gambar 3.21 Melepas Pully


Hal yang dilakukan setelah pully terlepas adalahmembuka tutup timingbelt
dengan membuka baut yang menghubungkan tutup timingbelt dengan
mesin.

Gambar 3.22 Melepas tutup timingbelt


Apabila tutup timingbelt sudah dilepas maka perhatikan tanda pada
sprocket pada poros engkol dan poros cam. Posisikan torak silinder nomor
4 berada pada titik mati atas pada langkah kompresi, sesuai anjuran pada
manual book mesin G15. Tanda saat top kompresi silinder nomor 4 dapat
dilihat pada gambar 3.21.

Gambar 3.23 Tanda Top Kompresi Silinder 4

30

Gambar 3.24 Tanda pada Sprocket Poros Engkol

Gambar 3.25 Tanda pada Sprocket Poros Cam


Tanda sprocket pada poros engkol harus segaris dengan tanda pada blok
mesin dan tanda pada sprocket pada poros cam bertemu dengan tanda pada
tutup kepala silinder. Bila saat pembongkaran kedua tanda tersebut tidak
bertemu, maka putar poros engkol dengan menggunakan kunci ring 17
mm sampai tanda tersebut bertemu. Apabila tanda tersebut sudah bertemu
maka lepaslah timing belt dengan cara mengurangi tekanan dari tensioner.
Penyetel

tekanan

timing

belt

(tensioner)

memungkinkan untuk melepas timing belt.

dikendorkan

sampai

31

Gambar 3.26 Timing Belt dan Tensioner


k) Melepas Busi, Koil dan Tutup Kepala Silinder Kabel busi dicabut terlebih
dahulu dengan menarik karet pelindungnya, jangan menarik kabelnya.
Lepaskan koil dari tutup kepala silinder dengan membuka baut
pengikatnya.

Gambar 3.27 Melepas Koil

Gambar 3.28 Proses Membuka Tutup Kepla Silinder


Tutup kepala silinder dilepas dengan melepas baut pengikat dengan kepala
silinder, selanjutnya busi dilepas dengan menggunakan kunci busi.

32

Gambar 3.29 Melepas Busi


Baut penyetel celah katup harus dikendorkan dahulusebelum melepas
camshaft. Tujuan dari pengendoran penyetel katup untuk memudahkan
dalam melepas camshaft. Saat cam tidak menekan pelatuk maka kondisi
cam akan mudah untuk dilepas.

Gambar 3.30 Melonggarkan Baut Penyetel Katup


l) membuka CMP sensor yang terpasang pada ujung bagian belakang poros
cam. Keluarkan CMP sensor dengan hati-hati agar gasket tidak rusak.

Gambar 3.31 Melepas CMP Sensor


m) membuka bantalan poros cam. Kendorkan baut secara bertahap agar tidak
terjadi keolengan pada poros cam. Kendorkan baut bantalan sesuai dengan
urutan melepas pada gambar 3.31.

33

Gambar 3.32 Melepas Bantalan Poros Cam


n) Melepas Kepala Silinder, Gunakan kunci sock 10 ukuran kecil dengan
mata sock segi banyak karena baut yang digunakan bersegi banyak.

Gambar 3.33 Urutan Mengendurkan Baut kepala silinder


o) Melepas Pelatuk dan Poros Pelatuk Kendorkan terlebih dahulu baut
pengunci poros pelatuk menggunkan kunci L.
p) Melepas Katup dan Perlengkapannya Kepala silinder disandarkan kayu
dibawahnya agar tidak rusak. Buka pegas katup dengan menggunakan alat
valve spring compressor.

Gambar 3.34 Melepas Katup

34

Ada sebagaian katup yang tidak bisa dilepas menggunakan valve spring
compressor karena tempat katup yang sempit, untuk membukanya
menggunakan kunci sock ukuran 17 lalu disambung dengan pemegang
sock lalu dipukul dengan palu karet dan pengunci akan keluar sendiri.

Gambar 3.35 Melepas Katup Menggunkan Kunci Sock


Semua

komponen

yang

sudah

terlepas

maka

besihkan

komponen

menggunakan bensin dan majun lalu semprot dengan udara bertekanan, jangan
sampai bushing katup terkena bensin karena akan merusak bushing itu sendiri.
Mekanisme katup terdiri dari banyak komponen mulai dari yang kecil sampai
yang besar. Jumlah katup pada mesin G15 ini ada 16 katup sehingga butuh
kecermatan agar setiap katup tidak tertukar dengan katup yang lain. Simpan
semua komponen ditempat yang aman dan jangan sampai hilang.
Langkah urutan proses pembongkaran mekanisme katup telah dilakukan,
dimana hal yang dilakukan dimulai dari komponen paling luar terlebih dahulu.
Proses perakitan dapat dilakukan dengan cara membalik dari proses
pembongkaran.
E. Proses Pengukuran
Pada mekanisme katup terdapat komponen yang bekerja sehingga akan
membutuhkan banyak pengukuran. Pengukuran pada mekanisme katup meliputi:
a. TimingBelt

35

Perawatan pada timingbelt sangat penting karena jika sewaktu mesin


bekerja dan timingbelt putus maka akan mengakibatkan hal yang berbahaya
seperti mekanisme katup akan kacau dan mengakibatkan katup bisa patah atau
bengkok karena benturan dengan torak. Perawatan timingbelt sesuai dengan
spesifikasi pada buku manual mesin G15 ini setiap 15000 km dilakukan
pengecekan dan pengantian setiap 30000 km.

Gambar 3.36 Timingbelt

Gambar 3.37 Kondisi Timing Belt


Hasil dari pemeriksaan pada timing belt didapatkan bahwa timing belt
masih dalam keadaan normal, dimana tidak ada keretakan dan tonjolan pada
timingbelt.

36

b. Tensioner
Hasil dari pemeriksaan bahwa putaran dari lug normal sehingga tensioner
masih dalam keadaan normal.

Gambar 3.38 Memeriksa Putaran Lug Pada Tensioner


c. Poros Cam
Pemeriksaan pada poros cam dilakukan secara visual dan menggunakan
alat bantu. Pemeriksaan visual pada poros cam dengan dilihat apakah pada poros
cam terdapat goresan .

Gambar 3.39 Pemeriksaan Poros Cam Secara Visual


Hasil dari pemeriksaan visual pada poros cam dalah poros cam tidak
terdapat goresan sehingga masih normal.Pemeriksaan poros cam menggunakan
alat bantu meliputi memeriksa tinggi cam, diameter journal dan batalan poros
cam, run out.

37

Pengukuran tinggi cam, tinggi cam akan mempengaruhi dari dalamnya


katup membuka dan lama dari katup membuka. Jika cam berbentuk cekung maka
dapat menekan katup dengan dalam tapi keausan akan sangat besar, sedang untuk
cam cembung akan membuka katup lebih lama.

Gambar 3.40 Mengukur Tinggi Cam.


Nilai dari standar pengukuran untuk tinggi camIn (36,1836,34) mm,
camex (35,9036,06) mm, dan batas nilai pengukuran camIn (36,08) mm, camEx
(35,80) mm. Hasil dari pengukuran tinggi cam :
Tabel 2. Pengukuran Cam
No.
1.

2.

3.

Bagian yang diukur


Cam Silinder no. 1
In
In
Ex
Ex
Cam Silinder no. 2
In
In
Ex
Ex
Cam Silinder no 3
In
In
Ex
Ex
Cam Silinder no. 4
In

Hasil pengukuran (mm)


36,22
36,23
35,95
35,92
36,20
36,19
35,94
35,94
36,22
36,19
35,95
35,96
36,21

38

In
36,20
Ex
35,95
Ex
35,95
Pengukuran selanjutnya adalah mengukur keolengan dari poros cam.
Keolengan pada poros cam akan mengakibatkan mesin bergetar, mesin akan
kurang optimal. Cara mengukur keolengan poros cam adalah dengan
menggunakan alat dial gauge serta dengan bantuan V-blok.

Gambar 3.41 Mengukur Keolengan Poros Cam


Tabel 3. Pengukuran Keolengan Poros cam
No.
1.

Bagian yang diukur


Keolengan poros cam

Hasil Pengukuran
(mm)
0,03

Pengukuran selanjutnya adala mengukur celah oli antara bantalan dan


jurnal poros cam. Celah oli sangatlah penting karena jika suatu benda padat
berputar sambil bergesekan secara terus menerus tanpa dilapisi film maka akan
cepat aus. Peran celah oli pada komponen ini adalah melapisi jurnal cam dengan
film dan juga melapisi bantalan cam dengan film jadi antara bantalan dan jurnal
tidak berhubungan secara langsung. Celah ini juga bisa untuk tempat pemuaian
ketika komponen tersebut panas. Apabila celah oli ini berlebihan maka akan
terjadi keolenganan.

39

Alat ukur yang digunakan pada bantalan adalah telescopic lalu lebar
teleskopik diukur menggunakan micrometer dan pada journal poros cam
menggunakan micrometer, sebelumnya micrometer harus telah di kalibrasi
terelebih dahulu.

Gambar 3.42 Mengukur Bantalan Cam Menggunakan Telescopic

Gambar 3.43 Mengukur Journal Cam


Nilai standar dari pengukuran bantalan (28 28,02) mm journal (27,9327,96) mm. Nilai limit celah celah standart (0,04 0,08) mm. Limitcelah (0,12)
mm. Hasil dari pengukuran tersebut adalah:
Tabel 4. Pengukuran Bantalan
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Bagian yang diukur


Bantalan no. 1
Journal no 1
Bantalan no. 2
Journal no 2
Bantalan no. 3
Journal no 3
Bantalan no. 4
Journal no 4
Bantalan no. 5

Hasil pengukuran (mm)


28,01
27,93
28,01
27,93
28,01
27,93
28,01
27,93
28,01

Celah (mm)
0,08
0,08
0,08
0,08
0,08

40

6.

Journal no 5
Bantalan no. 6
Journal no 6

27,93
28,01
27,93

0,08

d). Pelatuk dan Poros Platuk


Pelatuk bertugas untuk menekan batang katup supaya katup membuka
dengan melawan gaya pegas. Pelatuk tidak hanya menekan batang katup, tapi
pelatuk juga di tekan oleh cam. Pelatuk yang bekerja secara terus menerus akan
mengalami keausan. Apabila ingin mengetahui apakah pelatuk itu sudah aus maka
diperlukan pemeriksaan.Pemeriksaan dapat dilakukan secara visual langsung dan
menggunakan alat bantu.

Gambar 3.44 Kondisi dari Poros Pelatuk


Hasil pemeriksaan pada poros pelatuk menunjukan bahwa poros pelatuk
terdapat goresan, sehingga poros pelatuk dalam keadaan tidak normal.
Pemeriksaan selanjutnya adalah mengukur celah antara dalam diameter
pelatuk dan poros pelatuk.

Gambar 3.45 Mengukur Diameter Poros Pelatuk

41

Gambar 3.45 Mengukur Diameter Dalam Pelatuk


Standar dari hasil pengukuran adalah diameter dalam pelatuk (15,9916,1)mm diameter poros pelatuk (15,96-15,98)mm, dan celah standar 0,009 mm
serta batas celah (0,01-0,04)mm. Hasil pengukuran celah antara diameter dalam
pelatuk dan diameter poros pelatuk :
Tabel 5. Pengukuran Celah Katup
NO
.
1.

2.

3.

4.

Bagian yang diukur


Pelatuk Silinder no. 1
In
Ex
Poros pelatuk
Pelatuk Silinder no. 2
In
Ex
Poros pelatuk
Pelatuk Silinder no. 3
In
Ex
Poros pelatuk
Pelatuk Silinder no. 4
In
Ex
Poros pelatuk

Hasil pengukuran (mm)

Clearence (mm)

16,05
16,01
15,97

0,08
0,04

16,01
16,01
15,97

0,04
0,04

16,01
16,01
15,96

0,05
0,05

16,01
16,01
15,97

0,04
0,04

Hasil celah antara poros pelatuk dan pelatuk diperoleh bahwa pelatuk dan
poros pelatuk masih dalam keadaan standart.
e. Katup dan Pegas Katup

42

Katup berfungsi tempat masuk campuran bahan bakar dan udara serta
tempat keluatnya gas sisa pembakaran. Katup harus mampu menahan panas yang
tinggi. Saat katup membuka dan menutup dengan kecepatan yang tinggi maka
dapat terjadi keausan pada katup dan pegas katup, oleh sebab itu dilakukan
pengukuran terhadap komponen tersebut untuk mengetahui apakah komponen
tersebut masih baik atau tidak.
Hal yang pertama adalah memeriksa ujung batang katup apakah
berlubang (aus) karena sering bertumbukan dengan pelatuk.

Gambar 3.47 Ujung batang katup


Hasil dari pemeriksaan ujung batang katup dengan melihat dengan
menggunakan mata telanjang adalah masih keadaan normal dengan tidak ada
lubang pada ujung batang katup.
Pemeriksaan selanjutnya adalah memeriksa ketebalan kepala katup, alat
yang digunakan pada pemeriksaan adalah jangka sorong. Nilai standart pada
pengukuran ini 0,08-1,2 mm dan batasnya katup masuk 0,6mm dan katup buang
0,7 mm.

43

Gambar 3.48 Pemeriksaan Kepala Katup


Pemeriksaan selanjutnya adalah pada pegas. Pegas berfungsi untuk
mengembalikan katup agar menutup rapat agar tidak terjadi kebocoran saat
langkah kompresi. Pemeriksaan pada pegas meliputi panjang pegas normal,
panjang pegas dengan beban, dan kemiringan pegas. Pengukuran panjang pegas
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Panjang standar 36,83mm dan
batas maksimum 35,67mm.
Pemeriksaan kekuatan pegas. cara yang dilakukan untuk menguji kekuatan
pegas adalah dengan memberi tekanan pada pegas sampai panjang pegas menjadi
31,5 mm, kemudian dilihat pada alat pengetes tekanan pegas di angka berapa
jarum menunjukan nilai dari kekuatan pegas. Kekuatan dari pegas harus pada
standart, jangan sampai pegas terlalu kuat atau terlalu lentur.

Gambar 3.49 Pengukuran Kekuatan Pegas


Akibat pegas yang terlalu kuat dan lentur telah dijelaskan pada landasan
teori. Tekanan standar dengan tekanan 10,7-12,5 kg dengan panjang 31,5mm, dan
batas yang diijinkan 9,3 kg dengan panjang 31,5mm.

44

Pemeriksaan selanjutnya adalah kemiringan pegas. Kemiringan pegas


dapat diukur dengan menggunakan feller gauge dengan bantuan pengaris.

Gambar 3.50 Pengukuran Kemiringan Pegas.


Alat pengetes kekuatan pegas biasanya sudah ada penggaris mistar yang
terpasang secara vertikal. Pengukuran tinggal dilakukan dengan cara menaruh
pegas sejajar dan berhimpitan dengan penggaris tersebut kemudian dikasih feller
pada jarak keduanya dan diputar-putar sampai didapatkan jarak yang paling besar.
Batas dari hasil pengkuran pada bagian ini adalah 2 mm.
f. Kerataan Kepala Silinder
Kerataan kepala silinder akan mempengaruhi tekanan kompresi, dengan
mengukur kerataan kepala silinder maka dapat diketahui apakah kepala silinder
rata atau tidak. Alat yang digunakan pada pemeriksaan komponen tersebut ialah
penggaris dan mistar baja. Ukur secara memanjang dan diagonal.

Gambar 3.51 Mengukur Kerataan Kepala Silinder


Hasil dari pengukuran kerataan kepala silinder didapatkan bahwa
kerataaan kepala silinder masih bagus dengan nilai dibawah 0,05mm (batas 0,05).

45

J. Penyetelan Katup
Penyetelan katup dilakukan untuk memperoleh jarak bebas antara pelatuk
dan batang katup. Jarak bebas digunakan untuk pemuaian pada waktu mesin
dalam keadaan panas. Setelan katup harus sesuai dengan spesifikasi pada mesin
tersebut. Setelan katup yang terlalu renggang akan mengakibatkan bunyi pada
kepala silinder, bunyi tersebut dikarenakan benturan antara pelatuk dan batang
katup. Jarak yang terlalu renggang membuat kecepatan pelatuk bertambah
kencang karena dorongan dari poros cam. Setelan yang terlalu rapat juga akan
mengakibatkan mesin sulit hidup, kompresi akan bocor saat pemuaian, dan bensin
akan lebih boros.
Langkah langkah dalam melakukan penyetelan katup adalah sebagai
berikut :
a. Mesin dihidupkan hingga mencapi suhu kerja lalu matikan.
b. Tutup kepala silinder dibuka, dengan sebelumnya melepas
konektor pada koil.
c. Top kompresi 1 atau 4 dicari dengan memutar pulley dengan
menggunakan kunci ring 17 dengan tanda putih (coakan) pada
pulley segaris dengan angka 0 pada tutup timing belt. Tanda
selanjutnya yaitu pada rocket arm pada kondisi tidak tertekan oleh
cam, jika rocker arm silinder 1 tidak tertekan cam berarti langkah
yang terjadi adalah top kompresi silinder 1 maka lakukan
penyetelan katup dengan urutan pada langkah no 4. Apabila rocker
arm pada silinder 4 tidak tertekan oleh cam berarti ini pada

46

kompresi 4, maka lakukan penyetelan katup dengan urutan langkah


pada nomor 6.
d. Lakukan penyetelan dengan menggunakan feller gauge dengan
ukuran untuk katup masuk 0,2 mm dan katup buang 0,3 mm.
Penyetelan dilakukan diantara cam dan pelatuk.
e. Setelan katup diperiksa kembali, tanda setelan yang baik adalah
tekanan pada feller gauge terasa sedikit berat.
f. Pulley diputar kembali 1800 dan lakukan penyetelan katup.

BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hasil penyusunan karya tulis dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Cara kerja mekanisme katup pada mesin G15 dimulai dari putaran
poros engkol kemudian diteruskan menuju ke sprocket poros engkol
kemudian menuju sprocket poros cam dengan dihubungkan melalui
timing belt. Putaran poros cam digunakan untuk menggerakan katup

47

dengan mendorong pelatuk oleh cam, gerakan pelatuk kemudian


diteruskan menuju katup, sehingga katup bekerja melawan gaya
balik pegas.
2. Komponen yang menjadi bagian dari mekanisme katup adalah
timingbelt, poros cam, pelatuk, pegas, pengunci katup, dan katup.
Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran pada timingbelt,
poros cam, pelatuk, poros pelatuk, journal, dan kerataan kepala
silinder.
3. Sudut pembukaan katup dapat dihitung dengan menggunakan dial
indicator dan kertas sudut. Besarnya sudut pembukaan katup hisap
sebesar 2650poros engkol, dan besarnya sudut pembukaan katup
buang sebesar 2500poros engkol,dengan besar sudut overlapping
sebesar 400poros engkol.
4. Gangguan yang ada pada mekanisme katup, seperti : mesin
mengelitik, tekanan kompresi lemah, asap berwarna putih, katup
bengkok, dan penggunaan oli yang boros, serta mesin sulit distart.
B. Saran
1. Perawatan sangat dianjurkan demi kinerja mekanisme katup yang lebih
baik, seperti : penggantian oli apabila sudah mencapai

waktunya,

penyetalan katup yang secara rutin, pengantian timingbelt sesuai batasnya.


2. Ketika mengeraskan baut gunakan kunci moment dengan moment yang
sesuai dengan buku panduan.
3. Saat melepas katup, pegas katup, pelatuk, dan baut kepala silinder, aturlah
agar urut sesuai dengan urutannya, sehingga tidak terjadi komponen yang
tertukar. Nilai keausan setiap komponen berbeda.

48

LAMPIRAN

49

Anda mungkin juga menyukai