Bahan Pidato

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INDONESIA "PIDATO"

Whinda J. Bata 00.44


MAKALAH BAHASA INDONESIA
"PIDATO"

OLEH : WHINDA J. BATA

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Salah satu ragam berbicara yang sering digunakan dalam penataran,


peringatan, seminar, dan perayaan dari dahulu sampai sekarang adalah pidato.
Seorang peminpin, seorang ahli, seorang guru, dan seorang mahasiswa hendaknya
berusaha memiliki keterampilan berbicara umumnya dan memiliki kemampuan
berpidato di hadapan khalayak khususnya karena bagaimana pun pada suatu saat
kita akan dituntut untuk berpidato. Pidato merupakan suatu hal yang sangat
penting baik waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang, karena pidato
merupakan penyampaian dan penanaman pikiran, informasi, atau dari gagasan
pembicara kepada khalayak ramai. Seorang yang berpidato baik akan mampu
menyakinkan pendengarnya untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi,
gagasan, atau pesan yang disampaikan. Agar dapat berpidato dengan baik, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan sperti di bawah ini.
1.
Mempunyai tekad dan keyakinan bahwa pembicara mampu menyakinkan
orang lain.
2.
Memiliki pengetahuan yang luas sehingga pembicara dapat menguasai
materi dengan baik.
3.
Memiliki pembendaharaan kata yang cukup sehingga pembicara mampu
mengungkapkan pidato dengan lancar dan menyakinkan; dan

4.
B.

Melakukan latihan yang intensif.


Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kita uraikan dalam makalah ini, yaitu:
1.

Apa itu berpidato?

2.

Apa sajakah tujuan dari pidato?

3.

Bagaimanakah kriteria berpidato yang baik?

4.

Bagaimanakah tata cara dan etika berpidato?

5.

Bagaimanakah menulis naskah berpidato?

6.

Bagaimanakah menyunting naskah pidato?

7.

Bagaimanakah menyempurnakan naskah pidato berdasarkan suntingan?

8.

Bagaimanakah sistematika berpidato?

9.

Bagaimanakah teknik berpidato yang efektif?

10. Apa sajakah faktor penunjang keefektifan dalam berpidato?


C.

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1.

Mengetahui apa itu berpidato.

2.

Mengetahui apa tujuan pidato

3.

Mengetahui kriteria berpidato yang baik

4.

Mengetahui bagaimana tata cara dan etika berpidato

5.

Mengetahui bagaimana menulis naskah berpidato

6.

Mengetahui bagaimana menyunting naskah pidato

7.
Mengetahui bagaimana menyempurnakan naskah pidato berdasarkan
suntingan
8.

Mengetahui bagaimana sistematika berpidato

9.

Mengetahui bagaimana teknik berpidato yang efektif

10. Mengetahui bagaimana faktor penunjang keefektifan berpidato

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Berpidato

Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud
berbahasa lisan, berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan
menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek-aspek nonkebahasaan
(ekspresi wajah, gesture, kontak pandang,dll.). Dengan demikian berpidato adalah
kegiatan menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran
yang tepat serta memanfaatkan aspek-aspek nonkebahasaan yang dapat
mendukung keefisienan dan keefektifan pengungkapan gagasan kepada orang
banyak dalam suatu acara tertentu.
Pidato ialah kegiatan berbahasa lisan. (Cermat Berbahasa Indonesia, hal 228:
2009). Pidato adalah berucap didepan umum untuk tujuan tertentu. (Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia, hal 455 : 2005). Jadi, Pidato adalah sebuah kegiatan
berbicara atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan
gambaran tentang suatu hal yang ditujukan untuk orang banyak. Pidato biasanya
dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi, dan pernyataan tentang
suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato adalah salah
satu teori dari pelajaran bahasa indonesia. Pidato banyak jenisnya, di antaranya,
pidato sambutan yang disampaikan pada awal sebuah acara atau pidato
kenegaraan yang disampaikan oleh presiden. Pidato yang baik dapat memberikan
suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan
berpidato atau berbicara yang baik di depan umum dapat membantu untuk
mencapai jenjang karier yang baik. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan,

pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan


acara atau event, dan lain sebagainya. Dalam berpidato, penampilan, gaya bahasa,
dan ekspresi kita hendaknya diperhatikan serta kita harus percaya diri
menyampaikan isi dari pidato kita, agar orang yang melihat pidato kita pun tertarik
dan terpengaruh oleh pidato yang kita sampaikan. Pidato adalah semacam cara
penyampaian gagasan, ide-ide, tujuan, pikiran serta informasi dari pihak pembicara
kepada banyak orang (audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa diartikan
sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk/mempengaruhi orang
lain. Berpidato sangat erat hubungannya dengan retorika (rhetorica), yaitu seni
menggunakan bahasa dengan efektif.
B.

Tujuan Pidato

Adapun tujuan pidato secara umum adalah :


1.
Informatif, yaitu bertujuan untuk memberikan laporan, informasi,
pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk orang lain / pendengar.
2.
Persuasif dan instruktif, bertujuan untuk mempengaruhi, mendorong,
meyakinkan dan mengajak pendengar untuk melakukan sesuatu hal dengan suka
rela.
3.

Edukatif, yaitu berupaya untuk menekankan pada aspek-aspek pendidikan.

4.
Entertain, bertujuan memberikan penyegaran kepada pendengar dan
membuat pendengar itu senang dan puas dengan pidato yang disampaikan.
C.

Kriteria Berpidato yang Baik

Pidato yang baik ditandai oleh kriteria (a) isinya sesuai dengan kegiatan yang
sedang berlangsung, (b) isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar, (c)
isinya tidak menimbulkan pertentangan sara, (d) isinya jelas, (e) isinya benar dan
objektif, (f) bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya, dan (g)
disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.
Seseorang harus menguasai unsur kebahasaan secara baik dan juga unsur
nonkebahasaan, misalnya keberanian, ketenangan, kesanggupan melakukan reaksi
yang cepat dan tepat, kesanggupan menyampaikan gagasan atau ide secara lancar
dan teratur, dan kesanggupan memperlihatkan sikap dan gerak-gerik yang tidak
canggung.

Menurut Gorys Keraf, ada tujuh langkah yang perlu diperhatikan dalam
mempersiapkan pidato yang baik.
1.

Menentukan topik dan tujuan

2.

Menganalisis pendengar dan situasi

3.

Memilih dan menyimpitkan topik

4.

Mengumpulkan bahan

5.

Membuat kerangka uraian

6.

Menguraikan secara mendetail

7.

Melatih dengan suara nyaring

Ketujuh langkah tersebut diperingkas menjadi tiga langkah, yaitu menelitih masalah
(1, 2, dan 3), menyusun uraian (4, 5, dan 6), dan mengadakan latihan (7).
D.

Tata Cara dan Etika Berpidato

Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan uraian untuk memula,
mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Etika berpidato merujuk kepada nilainilai kepatutan yang perlu diperhtikan dan dijunjung ketika berpidato.
Langkah-langkah dan uruttan berpidato secara umum diawali dengan pembukaa,
sajian isi, dan penutup.
1.
Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak-pihak yang diundang atau
yang hadir dalam suatu acara. Beberapa cara yang dapat digunakan seorang
pembicara untuk membuka pidatonya: (a) Dengan memperkenalkan diri. (b)
Membuka pidato dengan humor. (c) Membuka pidato dengan pendahuluan secara
umum.
2.
Sajian isi merupakan hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu di rinci
sesuai dengan waktu yang disediakan. Pada bagian ini pokok pembahasan
ditampilkan dengan terlebih dahulu mengemukakan latar belakang
permasalahannya.Pokok pembicaraan dikemukakan sedemikian rupa sehingga
tampak jelas kaitannya dengan kepentingan para audience.
3.
Pembahasan. Bagian ini merupakan kesatuan, yang berisi alasan-alasan
yang mendukung hal-hal yang dikemukakan pada bagian isi. Pada bagian ini
biasanya berisi berbagai hal tentang penjelasan, alasan-alasan, bukti-bukti yang
mendukung, ilustrasi, angka-angka dan perbandingan, kontras-kontras, baganbagan, model, dan humor yang relevan.
4.
Penutup pidato berisi penegasan kembali gagasan pokok yang telah
dipaparkan dalam sajian isi, harapan, dan ucapan terima kasih atas partisipasi
semua pihak dalam acara sedang berlangsung. Penutup pidato ini terdiri atas
bagian simpulan dan harapan- harapan. a) Simpulan. Sebuah teks pidato yang baik
harus memuat sebuah kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat disampaikan
langsung oleh orang yang berpidato (tersurat), dapat juga pendengar

menafsirkannya sendiri (tersirat). Jika berpidato di hadapan anak-anak, umumnya


simpulan disampaikan secara langsung sebagai penekanan isi pidato. b) Harapanharapan. Dalam sebuah teks pidato, harapan-harapan dari orang yang berpidato
pun sangat penting. Harapan-harapan ini berisi dampak positif yang diharapkan
terjadi pada pendengar pidato setelah mendengarkan pidato yang disampaikan. e.
Salam penutup. Biasanya salam penutup ini dibarengi dengan ucapan terima kasih,
permohonan maaf, dan ditutup dengan salam penutup.
Menurut ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang dilakukan waktu
persiapan ada empat macam metode pidato:
1.
Impromtu (serta merta) yaitu membawakan pidato tanpa persiapan dan
hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat
tak terduga dan banyak menggunakan teknik serta merta. Keuntungan dari metode
ini komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik dan tidak memerlukan
banyak waktu untuk menghafal.
2.
Ekstemporan yaitu teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato
yang terpola secara lengkap. Maksud dari terpola yaitu materi yang akan
disampaikan harus disiapkan garis-graris besar isinya dengan menuliskan hal-hal
yang dianggap paling penting untuk disampaikan. Keuntungannya: komunikasi
pendengar akan berkurang karena pembicara beralih kepada usaha untuk
mengingat kata-kata yang akan disampaikan dan gerak serta isyarat dapat
diintegrasikan dengan uraian. Kerugiannya: kata-kata yang akan digunakan dapat
dipilih dengan sebaik-baiknya dan pembuatan naskah membutuhkan waktu lebih
lama.
3.
Memoriter merupakan metode pidato dengan menulis pesan atau gagasan
yang akan disampaikan dan kemudian menghafalkannya kata demi kata.
Kerugiannya:
a.
Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik, karena harus fokus
juga kepada naskah pidatonya.
b.
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara
langsung kepada mereka.
c.

Kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.

Sedangkan keuntunganya:
a.

Tidak ngawur atau asal-asalan.

b.

Kefasihan dalam berbicara dapat dicapai.

c.

Pernyataan yang disampaikan dapat dihemat.

d.

Kata-kata yang digunakan dapat dipilih dengan sebaik-baiknya.

e.

Manuskrip dapat diperbanyak.

Nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam berpidato yaitu janganlah menyinggung


perasaan orang lain tetapi sebaliknya berupa menghargai dan membangun
optimisme bagi pendengarnya, keterbukaan, kejujuran, empati, dan persahabatn
perlu diusahakan dalam berpidato.
Adapun tata krama dalam berpidato diantarnya:
1.
ini:

Jika berpidato di hadapan umum, hendaknya memperhatikan tiga hal berikut

a.
berpakaian dengan rapi dan bersih, tetapi, tidak bergayapamer dengan
memakai perhiasan atau pakaian yang berlebihan.
b.
menggunakan kata-kata sopan dan jangan memperlihatkan keangkuhan,
kesombongan, atau, kepongahan, tetapi dengan rendah hati.
c.
jika pidato panjang, agar tidak membosankan pendengar hendaknya
diselingi humor, namun humor itu harus sopan.
2.
Jika berpidato di hadapan wanita atau sebagian besar wanita dan yang
berpidato pria, perhatikanlah kata-kata yang digunakan, hendaknya jangan sampai
menyinggung perasaan.
3.
Bila berpidato di hadapan orang-orang terkemuka, hendaknya
mempersiapkan diri dengan sempurna; dengan demikian keyakinan kita akan
tumbuh; selain itu kita tidak perlu merasa rendah diri.
4.
Jika berpidato di hadapan sesama golongan, kita harus terbuka dan terus
terang dan dapat agak santai, namun jangan melupakan tata krama.
5.
Jika yang mendengarkan pidato kita itu pelajar atau mahasiswa, kita harus
mampu menyakinkan mereka argumentasi yang logis.
6.
Jika berpidato di hadapan pemeluk suatu agama, kita harus menjaga jangan
sampai ada satu ucapan pun yang menyinggung martabat suatu agama.
7.
Jika yang mendengarkan pidato kita itu masyarakat desa, gunakanlah katakata atau kalimat yang sederhana sehingga pidato kita itu mudah dimengerti.
E.

Menulis Naskah Berpidato

Menulis naskah pidato perlu dilakukan apabila kegiatan pidato yang akan dilakukan
memang dipersiapkan sebelumnya. Akan tetapi, apabila kegiatan berpidato itu
dilakukan secara spontan tentu tidak perlu menulis naskah pidato sebelum kegiatan
pidato dilakukan. Menulis naskah pidato hakikatnya dalah menuangkan gagasan ke
dalam bentuk bahasa tertulis yang siap dilisankan melalui kegiatan berpidato.

Pilihan kosa kata dan kalimat-kalimat serta paragraf dalam menulis naskah pidato
sesungguhnya tidak jauh berbeda apabila dibandingkan dengan kegiatan menulis
untuk menghasilkan naskah lain. Situasi resmi atau kurang resmi akan menentukan
pilihan kosa kata dalam menulis naskah pidato. Dengan demikian, sekalipun naskah
pidato itu merupakan bahan tulis yang akan dilisankan, sehingga konteks kelisanan
perlu diperhatikan.
F.

Menyunting naskah pidato

Isi, bahasa, dan penalaran dalam naskah pidato menjadi sasaran penyuntingan.
Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan tujuan pidato, calon
pendengar, dan kegiatan yang digelar. Selain itu, isinya juga dipastikan apakah
benar, representatif, dan mengandung informasi yang relevan dengan konteks
pidato. Penyuntingan terhadap bahasa diarahkan pada pilihan kosa kata, kalimat,
dan penyusunan paragraf. Ketepatan pilihan kosa kata, kalimat, dan satuan-satuan
gagasan dalam paragraf menjadi perhatian utama dalam kegiatan penyuntingan ini.
Sedangkan penalaran dalam naskah pidato juga disunting untuk memastikan
apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan dengan menggunakan
penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif, deduktif, dan campuran.
G.

Menyempurnakan naskah pidato berdasarkan suntingan

Menyempurnakan naskah pidato setelah disunting, baik oleh penulis sendiri


maupun orang lain, perlu dilakukan. Penyempurnaan itu diarahkan kepada aspek isi,
bahasa, dan penalaran. Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan
mengamati kosa kata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan
memperbaiki struktur dan gagasannya. Sementara itu penyempurnaan paragraf
dilakukan dengan memperbaiki koherensi dan kohesi peragraf. Untuk itu,
penambahan kalimat, penyempurnaan kalimatatau penghilangan kalimat perlu
dilakuka.
H.

Sistematika berpidato

Secara garis besar sistematika berpidato adalah seperti berikut ini.


1.

Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin;

2.
Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam ucapan terima
kasih, atau ungkapan kegembiraan atau rasa syukur;
3.
Menyampaikan isi pidato yang diucapkan dengan jelas dengan
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dan dengan gaya bahasa
yang menarik;
4.
Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato supaya mudah diingat oleh
pendengar;

5.
Menyampaikan harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada pendengar
untuk melaksanakan isi pidato; dan
6.

Menyampaikan salam penutup.

I.

Teknik Berpidato Yang Efektif

Pidato dapat disampaikan dalam dua cara, yakni pidato tanpa teks dan pidato
dengan membacakan teks. Pidato tanpa teks disebut juga dengan pidato
ekstemporan. Pidato ini dilakukan dengan cara menuliskan pokok-pokok pikirannya.
Kemudian ia menyampaikannya dengan kata-katanya sendiri. Ia menggunakan
catatan itu untuk mengingatkannya tentang urutan dan ide-ide penting yang
hendak disampaikan, metode ekstemporan dianggap paling baik, karena itu pidato
Inilah yang sering digunakan oleh banyak pembicara. Pidato dengan membacakan
teks disebut juga pidato naskah. Dalam hal ini juru pidato membacakan pidato yang
telah dipersiapkannya terlebih dahulu. Pidato dengan membacakan teks, akan
terkesan kaku apabila kita tidak pandai-pandai dalam menyampaikannya. Apalagi
bila kegiatan tersebut tanpa disertai dengan ekspresi, intonasi suara,dan kesiapan
mental yang memadai, pidato yang kita sampaikan betul-betul tidak menarik.
Efektivitas pidato dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya pelafalan, intonasi,
nada, dan sikap berpidato.
1.
Lafal adalah ucapan bunyi-bunyi bahasa. Setiap bahasa cenderung
mempunyai karakteristik bunyi tertentu, oleh karena itu ketika berpidato dalam
bahasa Indonesia pembicara harus menggunakan lafal baku yang dimiliki oleh
bahasa Indonesia.
2.
Intonasi mempunyai dua fungsi pokok: Pertama, intonasi menentukan makna
kalimat yang kita ucapkan, dengan intonasi yang berbeda, klausa sama dapat
menjadi kalimat berita, tanya, atau perintah hanya karena perbedaan intonasi
kalimat. Berdiri dengan rileks, jangan tegang atau kaku. Kedua, intonasi dapat
mempengaruhi daya persuasi pidato. Dengan penggunaan intonasi yang tepat
pembawa pidato dapat membujuk, mempengaruhi atau meyakinkan pendengarnya.
Oleh karena itu daya tarik pidato juga sangat ditentukan ketetapan penggunaan
intonasinya.
3.
Nada adalah tinggi atau rendahnya suara ketika berpidato. Kualitas nada
biasanya ditentukan oleh cepat atau lambatnya pita suara bergetar, jika pita suara
bergetar cepat maka nada yang dihasilkan akan tinggi, tetapi jika pita suara
bergetar lambat, nada yang dihasilkan adalah rendah. Dalam proses berpidato nada
mempunyai fungsi yang cukup penting, walaupun dalam bahasa Indonesia nada
tidak bersifat distingtif, tatapi penggunaannya dapat mempengaruhi daya tarik dan
efektifitas pidato. Untuk itu penggunaan nada tertentu dalam pidato tidak bisa
sewenang- wenang, penggunaannya didasari oleh kesadaran akan fungsinya di
dalam mengefektifkan proses penyampaian dan pemahaman pidato. Pidato yang
efektif biasanya menggunakan nada yang bervariasi.Variasi nada ini sejalan dengan

beragam kalimat yang digunakan dalam pidato itu, ketika isi pidato mengajak
seseorang untuk bangkit dari keterpurukan, maka nada tinggi lebih tepat untuk
digunakan. Namun manakala beralih kepada duka cita, maka nada tinggi bukanlah
pilihan yang tepat. Dengan kata lain penggunaan nada yang tinggi atau rendah
sangat ditentukan oleh isi kalimat yang dituturkan serta harus sesuai dengan
keadaan.
4.
Sikap merupakan unsur non bahasa, tetapi sangat mempengaruhi efektifitas
pidato, sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi seseorang terhadap diri
dan lingkungannya. Berikut ini beberapa bentuk sikap yang baik dilakukan pada
saat berpidato :
a.

Sopan.

b.

Menghargai pendengar dan menciptakan rasa bersahabat.

c.

Pandangan harus tertuju kepada seluruh pendengar.

d.

Hindarkan gerakan yang dapat mengganggu konsentrasi pendengar.

e.

Ciptakan rasa humor yang sehat.

f.

Gunakan mimik dan gerakan tubuh secara wajar.

J.

Faktor penunjang keefektifan berpidato

Ada empat hal yang perlu diperhatikan agar pidatonya sukses.


1.
Pembicara dituntut seseorang yang bermoral. Jika pembicara bermoral tidak
baik dan diketahui oleh pendengar, maka pendengar akan mencemooh.
2.
Pembicara hendaknya sehat jasmani dan rohani sehingga penampilannya
dapat bersemangat, gagah, dan simpatik. Jangan sekali-kali menunjukkan fisik yang
lemah dihadapan khalayak.
3.
Sarana yang diperlukan hendaknya cukup menunjang, misalnya publikasi;
jika pidato disampaikan di hadapan massa, pengeras suara yang memadai, waktu,
dan tempat harus sesuai.
4.
Jika berpidato di hadapan massa, harus diperhatikan; volume suara, tingkat
pengetahuan massa, keadaan sosial, kebiasaan, adat istiadat, dan agama, waktu
berbicara tidak begitu lama, pembicara harus sabar dan menyesuaikan gaya
dengan massa.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Pidato merupakan kegiatan berbicara atau berorasi untuk menyatakan pendapat di


depan umum.Adapun tujuan dalam berpidato ialah untuk memberi pemahaman dan
informasi kepada orang lain, serta fungsinya untuk mempermudah komunikasi.
Dalam praktiknya pidato disampaikan oleh seseorang pimpinan pada khalayak
ramai. Dalam berpidato ada tata caranya mulai diawali dengan pembukaan,
penyampaian isi dan penutup serta bagaimana kita bersikap dan berbicara yang
baik di muka umum.Metode yang dapat kita gunakan untuk berpidato diantaranya
Impromptu (serta merta), Manuskrip, Memoriter dan Ekstemporan.
1.
Berpidato merupakan kegiatan menyampaikan gagasan secara lisan dengan
menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan aspek-aspek
nonkebahasaan yang dapat mendukung keefisienan dan keefektifan pengungkapan
gagasan kepada orang banyak dalam suatu acara tertentu.
2.

Pidato yang baik ditandai oleh kriteria tujuh hal, yaitu:

a)

isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung,

b)

isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar,

c)

isinya tidak menimbulkan pertentangan sara,

d)

isinya jelas,

e)

isinya benar dan objektif,

f)

bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya, dan

g)

disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.

3.
Menurut Gorys Keraf, ada tujuh langkah yang perlu diperhatikan dalam
mempersiapkan pidato yang baik.
a.

Menentukan topik dan tujuan.

b.

Menganalisis pendengar dan situasi.

c.

Memilih dan menyimpitkan topik.

d.

Mengumpulkan bahan.

e.

Membuat kerangka uraian.

f.

Menguraikan secara mendetail.

g.

Melatih dengan suara nyaring.

4.
Menulis naskah pidato hakikatnya adalah menuangkan gagasan ke dalam
bentuk bahasa tertulis yang siap dilisankan melalui kegiatan berpidato.
B.

Saran

Diharapkan setelah mempelajari dan memahami makalah ini, mahasiswa dapat


mengetahui cara berpidato yang baik, dan mahasisawa dapat mengembangkan
kemampuan berpidato serta diharapkan tampilan mahasiwa dalam berpidato benarbenar menunjukkan kualitas sebagai insan yang terpelajar.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Montefiore, Simon Sebag. 2009. Pidato-pidato yang mengubah dunia. Surabaya:
Erlangga.
Ramly, dkk. 2013. Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Makassar: UNM.

Anda mungkin juga menyukai