Dampak Pemekaran Wilayah Kabupaten Pesawaran Terhadap Penggunaan Lahan Di Kabupaten Pesawaran
Dampak Pemekaran Wilayah Kabupaten Pesawaran Terhadap Penggunaan Lahan Di Kabupaten Pesawaran
Dampak Pemekaran Wilayah Kabupaten Pesawaran Terhadap Penggunaan Lahan Di Kabupaten Pesawaran
Abstrak
Kabupaten Pesawaran sebagai salah satu destinasi pariwisata di Provinsi Lampung tengah
mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan. Kondisi tutupan lahan di Kabupaten
Pesawaran telah mengalami banyak perubahan yang mana luasan lahan terbangun untuk
berbagai jenis penggunaan lahan telah mengalami banyak peningkatan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dampak pengembangan wilayah pariwisata terhadap penggunaan lahan di
Kabupaten Pesawaran.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Objek penelitian ini adalah semua jenis
penggunaan lahan yang berada dalam wilayah Kabupaten Pesawaran. Penentuan sampel
penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Sampel ditentukan berdasarkan perubahan
yang terjadi pada penggunaan lahan dari tahun 2007 dan 2014. Untuk mengetahui kondisi
penggunaan lahan pada tahun 2007 dan 2014, digunakan data spasial yang diperoleh dari Badan
Informasi Geospasial (BIG). Pengolahan data analisis spasial dan temporal dilakukan dengan
menerapkan aplikasi Sistem Informasi Geografis dengan teknik tumpang susun (overlay) yang di
perkuat dengan hasil verifikasi di lapangan untuk mengkaji klasifikasi penggunaan lahan apa
yang paling besar tingkat dampaknya pada pemekaran wilayah di Kabupaten Pesawaran.
Kata kunci: Pemekaran Wilayah, Perubahan Penggunaan Lahan
Universitas Indonesia
I. PENDAHULUAN
Penggunaan lahan yang oleh Sandy (1995) dimaknai sebagai dampak dari segala kegiatan
manusia diatas muka bumi yang dipengaruhi oleh keadaan alam fisik lingkungan serta kegiatan
sosial-ekonomi dan budaya masyarakat suatu wilayah sementara itu Barlowe (1978),
mengemukakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi pola penggunaan lahan adalah faktorfaktor fisik-biologis faktor pertimbangan ekonomi dan faktor institusi kelembagaan penggunaan
lahan juga ditentukan oleh keadaan topografi relief dan ketinggian aksesibilitas kemampuan dan
kesesuaian lahan serta tekanan penduduk lahan yang subur lebih banyak digunakan untuk
pertanian dan biasanya berpenduduk padat (Sandy 1995).
Karena struktur perekonomian dan preferensi masyarakat ini bersifat dinamis yang
orientasinya selalu berubah setiap saat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan dinamika
pembangunan maka struktur penggunaan lahanpun bersifat dinamis dan dengan demikian
perubahan pola penggunaan lahan tidak dapat terhindarkan bahkan dalam kerangka yang lebih
luas fenomena pemanfaatan lahan maupun alih guna lahan akan memberikan implikasi yang
cukup luas terhadap keragaman perekonomian wilayah alokasi sumberdaya dan tenaga kerja serta
struktur tata ruang wilayah. Kebutuhan lahan sebagai ruang dalam proses pembangunan terus
bertambah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan lahan memiliki
dimensi ruang yang berkaitan dengan pola penggunaan lahan dan dimensi waktu yang berkaitan
dengan perubahan pola penggunaan lahan. Dinamika perubahan penggunaan lahan telah menjadi
salah satu isu global dipermulaan abad 21. Menurut Brandt (2006) dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir, perubahan penggunaan lahan terjadi dengan cepat di negara-negara berkembang, dalam
bentuk penggundulan hutan (deforestasi), desertifikasi serta meningkatnya kebutuhan lahan untuk
pertanian. Pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di Pulau Sumatera telah
mendorong perubahan penggunaan lahan dari pertanian produktif menjadi non pertanian, seperti
industri, permukiman, prasarana umum, dan infrastruktur.
Kota bandar lampung sebagai ibukota propinsi lampung mengalami laju perkembangan wilayah
yang relatif pesat dan karenanya merupakan wilayah yang strategis hal tersebut antara lain
dikarenakan kedudukannya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) selain itu Bandar Lampung juga merupakan wilayah kota transit
bagi pemakai jasa perhubungan antar pulau yaitu pulau Jawa dan Sumatera bahkan wilayah ini
juga merupakan pusat pelayanan jasa distribusi bagi wilayah sekitarnya seperti Sumatera bagian
selatan, Banten maupun DKI Jakarta dengan demikian intensitas arus pergerakan orang tenaga
kerja barang dan jasa di wilayah ini cukup tinggi. Fenomena tersebut pada gilirannya telah
menjadikan wilayah ini telah berkembang dengan pesat yang antara lain ditandai oleh
Universitas Indonesia
perkembangan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi yang relatif cukup tinggi serta
pengembangan aksesibilitas yang semakin meningkat, dengan demikian menjadi mudah dipahami
jika penggunaan lahan cenderung bersifat dinamis bukan saja karena terdapat banyak faktor yang
berpengaruh dalam pemanfaatan dan penggunaan lahan yang terjadi di suatu wilayah, akan tetapi
terjadinya perubahan penggunaan lahan tersebut membawa implikasi yang signifikan terhadap
keragaan perekonomian alokasi sumberdaya dan tenaga kerja maupun struktur tata ruang pada
wilayah yang bersangkutan. Pemanfaatan data penginderaan jauh dan analisis spasial dengan
bantuan sistem informasi geografi (SIG) dapat digunakan untuk memperoleh informasi
penggunaan lahan aktual dan temporal serta mengkaji akibat yang ditimbulkan dari
pengembangan wilayah tersebut.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Definisi pemekaran daerah adalah proses memecah sebuah provinsi, kabupaten ataupun kota
menjadi dua wilayah teritorial (atau lebih) yang baru. Arti pemekaran daerah adalah
memisahkan suatu bagian wilayah yang merupakan satu kesatuan yang utuh menjadi beberapa
bagian yang berdiri sendiri. (Poerwadarminta : 2005). Pengertian pemecahan daerah adalah
pemecahan daerah kabupaten / kota atau wilayah provinsi untuk menjadi dua atau lebih daerah
yang baru (UU Tahun 2014 No.23 Pasal 33 ayat 1). Pengertian pemekaran daerah adalah proses
pembagian atau pemecahan satu wilayah otonom menjadi dua atau lebih wilayah otonom yang
baru demi tercapainya tujuan pembangunan.
Pada kenyataannya terdapat beberapa hal yang dapat menjadi pemicu awal terjadinya sebuah
pemekaran di suatu wilayah, antara lain:
Agama
Keberagaman etnis dan budaya yang berbeda.
Ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar daerah.
Luas wilayah.
Luasnya suatu wilayah dan sulitnya area jangkauan bagi pelayanan publik membuat pelayanan
tidak merata, sehingga dianggap perlu untuk melakukan pemekaran.
Beberapa tujuan pemekaran daerah / tujuan beberapa daerah mengajukan usulan pemekaran
daerah pada pemerintah pusat antara lain untuk :
Memaksimalkan pengelolaan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam
daerah.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Validasi di Lapangan
Clip
Perhitungan Luas
Perubahan Penggunaan Lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya faktor
eksternal contohnya pengembangan wilayah, perkembangan suatu wilayah menjadi salah satu
wilayah tertentu contohnya pada kasus ini menjadi wilayah pariwisata akan menimbulkan
perubahan penggunaan lahan, khususnya lahan terbangun.Dengan melihat wilayah mana dan
sebesar apa sebuah lahan berubah penggunaannya kita dapat melihat pola spasial perubahan
penggunaan lahan suatu daerah.
Universitas Indonesia
Kuantitas
Data pertama tama dipanggil kedalam Software ArcGis 10.2.1, setelah itu untuk
mengetahui luas wilayah Kabupaten Pesawaran dari tahun 2005 ke 2015 dilakukan analisis
overlay dengan menggunakan tool Union. Setelah kedua SHP yaitu SHP tahun 2005 dan 2015
telah tergabung langkah selanjutnya adalah menghitung luas dengan membuat tabel baru pada
Attribute Table ArcGis dan menghitung dengan Calculate Geometry. Setelah angka hasil
Calculate Geometry keluar dihitung menggunakan fitur pivot tabel pada Ms. Excel agar lebih
mudah dalam melakukan perhitungan perubahan penggunaan lahan di tiap klasifikasi.
Universitas Indonesia
dengan kode penggunaan lahan yang memiliki kode berbeda pada tiap skalanya, pada penelitian
kali ini peta yang digunakan memiliki skala 1:50.000.
Universitas Indonesia
perubahan dimana klasifikasi hutan mengisi luas area sebesar 277,29 Km, klasifikasi perairan
darat mengisi luas area sebesar 39,75 Km, klasifikasi perkebunan mengisi area sebesar 410,17
Km, klasifikasi permukiman mengisi luasan area sebesar 102,92 Km, klasifikasi persawahan
mengisi luasan area sebesar 205,45 Km, klasifikasi semak/tegalan mengisi luasan area sebesar
0,65 Km, klasifikasi tanah terbuka/tanah gundul mengisi luasan area sebesar 8,21 Km.
Pada gambar 1 terlihat penggunaan lahan yang paling dominan pada tahun 2007 ada pada
klasifikasi semak/tegalan lalu diikuti dengan perkebunan dan tanah kosong. Perubahan
penggunaan lahan pada tahun 2007 ini berubah drastis pada tujuh tahun kemudian dimana terlihat
klasifikasi perkebunan maupun hutan mendominasi. Hal tersebut mungkin terjadi karena
pemekaran wilayah Kabupaten Pesawaran yang baru terjadi pada tahun 2007, sebelumnya
Kabupaten Pesawaran menjadi satu dengan Kabupaten Lampung Selatan dimana saat itu
merupakan kabupaten yang sangat luas. Daerah yang luas ini memicu terjadinya pemekaran
wilayah dengan harapan bahwa peningkatan pelayanan akan semakin baik, mempercepat
peningkatan ekonomi masyarakat, meratakan tingkat ekonomi masyarakat, dan lebih fokus dalam
mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sesuai dengan Undang Undang nomor
33 tahun 2007 terbentuk lah Kabupaten Pesawaran. Bukti konkret yang terjadi adalah peningkatan
ekonomi berbasis pariwisata yang terdapat pada Kabupaten Pesawaran. Saat ini Kabupaten
Pesawaran sedang meningkatkan potensi pariwisataya, terbukti dengan dikelolanya pantai pantai
baru seperti pantai Sari Ringgung, pantai Batu Mandi, pantai Queen Artha, pantai Klara dan
Pantai Mutun. Potensi pariwisata ini mulai dibangun sejak H. Dendi Ramadhona, ST menjadi
bupati. Pada awal mekarnya Kabupaten Pesawaran pantai yang difasilitasi hingga dapat
dimanfaatkan sebagai potensi pariwisata hanya pantai Mutun dan Pantai Klara, namun sekarang
karena pemekaran wilayah terjadi maka dapat terfokuskan pembangunan kearah pariwisata.
Dimana pembangunan daerah tersebut membantu warga mendapatkan mata pencaharian baru
seperti pedagang, penjaga homestay, tour guide, dan lain lain. Karena terbukanya pariwisata di
Kabupaten ini maka perlahan infrastruktur pun mulai membaik seperti contohnya sinyal dan
jaringan jalan yang sudah masuk ke Kabupaten Pesawaran ini.
10
Universitas Indonesia
luasan sebesar 808,57 Km atau 77,42% dalam presentase luasan Kabupaten Pesawaran.
Klasifikasi selanjutnya yang berubah secara signifikan adalah klasifikasi perkebunan dimana pada
tahun 2007 memiliki luasan sebesar 44,89 Km dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 410,17 Km,
memiliki nilai perubahan luasan sebesar 365,28 Km atau 34,97% dalam presentase luasan
Kabupaten Pesawaran. Klasifikasi selanjutnya yang menempati posisi ketiga dalam perubahan
penggunaan lahan yang paling besar adalah klasifikasi hutan dimana pada tahun 2007 memiliki
luasan sebesar 32,19 Km dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 277,29 Km, memiliki nilai
perubahan luasan sebesar 254,10 Km atau 23,47% dalam presentase luasan Kabupaten
Pesawaran. Klasifikasi selanjutnya adalah klasifikasi persawahan dimana pada tahun 2007
memiliki luasan sebesar 7,18 Km dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 205,45 Km, memiliki
nilai perubahan luasan sebesar 198,27 Km atau 18,98% dalam presentase luasan Kabupaten
Pesawaran. Klasifikasi selanjutnya adalah klasifikasi tanah terbuka dimana pada tahun 2007
memiliki luasan sebesar 78,15 Km dan pada tahun 2014 hanya sebesar 8,21 Km, memiliki nilai
perubahan luasan sebesar 69,94 Km atau 6,7% dalam presentase luasan Kabupaten Pesawaran.
Klasifikasi selanjutnya adalah klasifikasi permukiman dimana pada tahun 2007 memiliki luasan
sebesar 64,04 Km dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 102,92 Km, memiliki nilai perubahan
luasan sebesar 38,88 Km atau 3,72% dalam presentase luasan Kabupaten Pesawaran.
11
Universitas Indonesia
12
2014
Presentase(%)
26,55
3,81
39,27
9,85
19,67
0,06
0,79
Luasan (Km)
277,29
39,75
410,17
102,92
205,45
0,65
8,21
1044,44
2007
Presentase(%)
Luasan (Km)
3,08
32,19
0,23
2,42
4,30
44,89
6,13
64,04
0,69
7,18
77,48
809,22
7,48
78,15
0,61
6,35
1044,44
Perubahan
Presentase(%) Luasan (Km)
23,47
245,10
3,57
37,33
34,97
365,28
3,72
38,88
18,98
198,27
-77,42
-808,57
-6,70
-69,94
-0,61
-6,35
Universitas Indonesia
penggunaan lahan yang dijumpai di wilayah pesisir berbeda dengan yang ada di wilayah pusat
kota Kabupaten Pesawaran, wilayah pesisir yang awal awal mekarnya Kabupaten Pesawaran
tidak banyak dijumpai permukiman sekarang sudah memiliki beberapa area permukiman yang
padat. Hal ini dikarenakan pemekaran wilayah memicu percepatan ekonomi, dalam kasus ini
Kabupaten Pesawaran melakukan percepatan ekonominya pada bidang pariwisata yang lebih
kearah pariwisata bahari. Dibukanya pantai pantai baru membuat wilayah sekitar pantai
Kabupaten Pesawaran yang tadinya berupa klasifikasi semak dan tegalan berubah menjadi
memiliki beberapa area terbangun untuk memenuhi aktivitas pariwisata seperti fasilitas umum,
tempat makan, tempat menginap dan lain sebagainya. Pada gambar 4 dibawah terlihat salah satu
contoh dibukanya pantai baru yang membuat menambahnya area lahan terbangun disekitar
pesisir, pada Pantai Sari Ringgung yang baru dikelola pada pertengahan tahun 2015 memiliki
banyak fasilitas untuk memanjakan wisatawan seperti cafe yang ada diatas bukit dipinggir pantai
yang bernama Krakatau View Cafee, dan banyak fasilitas lainnya. Sementara beberapa perubahan
penggunaan lainnya terjadi karena faktor bertumbuhnya ekonomi masyarakat sekitar seperti
perluasan kawasan perkebunan sawit yang terjadi karena banyaknya investor yang datang untuk
menginvestasikan uangnya pada perkebunan sawit di Kabupaten Pesawaran, pada contoh gambar
5 terlihat titik yang terdapat pada koordinat -517.707LU, 1055.938BT pada peta penggunaan
lahan tahun 2007 merupakan klasifikasi persawahan, pada tahun 2014 pun pada peta penggunaan
lahan titik tersebut masih menunjukan klasifikasi persawahan namun pada survey dilapangan
tahun 2016 penggunaan lahan di titik tersebut sudah berubah menjadi perkebunan sawit.
13
Universitas Indonesia
Gambar 4. Dokumentasi pantai Sari Ringgung yang baru dikelola pada pertengahan 2015 dan
membuat terbukanya beberapa area lahan terbangun.
Gambar 5. Dokumentasi perluasan perkebunan sawit yang awalnya merupakan klasifikasi
persawahan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemekaran wilayah merupakan salah satu faktor
dominan yang menyebabkan terjadinya perubahan lahan. Pemekaran wilayah yang
memicu percepatan ekonomi, pemerataan penduduk dalam hal kependudukan, ekonomi,
dan kehidupan sosial menyebabkan tingginya angka perubahan penggunaan lahan
dikarenakan makin tingginya usaha masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.
Meskipun pemekaran wilayah menyebabkan percepatan taraf hidup masyarakat tetapi
tidak selalu perubahan penggunaan lahan yang paling dominan terjadi adalah peningkatan
area lahan terbagun. Perubahan penggunaan lahan terjadi tergantung pada kondisi fisik
dan sosial wilayah itu sendiri. Pada penelitian kali ini penigkatan penggunaan lahan yang
paling dominan terjadi adalah perkebunan, yang bisa penulis sebut disini khususnya
perkebunan sawit. Perkebunan sawit mendatangkan pendapatan yang besar untuk
Kabupaten Pesawaran maka dari itu penggunaan lahan klasifikasi perkebunan merupakan
penggunaan lahan yang dominan di wilayah ini.
14
Universitas Indonesia
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dari penelitian yang dibuat, dapat disarankan perlunya
dikaji faktor lain dari perubahan penggunaan lahan. Karena faktor yang mempengaruhi
perubahan penggunaan lahan tidak hanya berangkat dari faktor pemekaran wilayah.
DAFTAR REFERENSI
Sumber Skripsi, Thesis Disertasi
Sukojo, Bangun Mulyo & Susilowati, Dian. 2003. Penerapan Penginderaan Jauh dan Sistem
Informasi Geografis Untuk Analisa Perubahan Lahan (Studi Kasus: Wilayah Kali Surabaya).
Surabaya: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
A.A. Damai, M. Boer, A. Damar, Marimin dan E. Rustiadi. 2011. Dinamika Kebutuhan Ruang di
Wilayah Pesisir Lampung. Bogor: Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Rahmawaty. 2004. Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Kelautan Secara Terpadu dan
Berkelanjutan. Medan: Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Abdullah, Rahmi Oky Diana. 2008. Kajian Perubahan Penutupan Lahan di Kawasan Pesisir
Kabupaten Aceh Utara, NAD Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Bogor: Program Studi
Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Andi Ramlan, Risma Neswati, Sumbangan Baja, Muhammad Nathan. (2014). Perubahan
Penggunaan Lahan Mengacu Pada Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kelara : Analisis Menggunakan Teknologi Informasi Geospasial. Jurusan Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar
Griyasih. Sri Rum. 2010. Pola Spasial Transformasi Wilayah di Koridor YogyakartaSurakarta. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Ismail, Arif. 2009. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik
Hidrologi Daerah Tangkapan Air Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat.
Jurusan Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia,
Depok
15
Universitas Indonesia
16