Soal Soal
Soal Soal
Soal Soal
Pada pembahasan Bab sebelumnya, Anda telah mempelajari definisi usaha (W)
yang dilakukan pada benda tegar, yaitu
W=Fxs
Bagaimanakah cara menghitung usaha pada gas? Tinjaulah suatu gas yang berada
dalam tabung dengan penutup berbentuk piston yang dapat bergerak bebas,
seperti terlihat pada Gambar 2.
W = pA s
W = p V
atau
(11)
W = p(V2 V1)
(12)
dengan:
Nilai W dapat berharga positif atau negatif bergantung pada ketentuan berikut.
a. Jika gas memuai sehingga perubahan volumenya berharga positif, gas (sistem)
tersebut dikatakan melakukan usaha yang menyebabkan volumenya bertambah.
Dengan demikian, usaha W sistem berharga positif.
b. Jika gas dimampatkan atau ditekan sehingga perubahan volumenya berharga
negatif, pada gas (sistem) diberikan usaha yang menyebabkan volume sistem
berkurang. Dengan demikian, usaha W pada tersebut sistem ini bernilai negatif.
Usaha yang dilakukan oleh sistem dapat ditentukan melalui metode grafik. Pada
Gambar 3a dapat dilihat bahwa proses bergerak ke arah kanan (gas memuai). Hal
ini berarti V2 > V1 atau V > 0 sehingga W bernilai positif (gas melakukan usaha
terhadap lingkungan). W sama dengan luas daerah di bawah kurva yang diarsir
(luas daerah di bawah kurva p V dengan batas volume awal dan volume akhir)
Selanjutnya perhatikan Gambar 3b. Jika proses bergerak ke arah kiri (gas
memampat), V2 < V1 atau V < 0 sehingga W bernilai negatif (lingkungan
melakukan usaha terhadap gas). W = luas daerah di bawah kurva pV yang diarsir.
Contoh Soal 1 :
Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada
gambar.
Kunci Jawaban :
Contoh Soal 2 :
Gambar berikut menunjukkan suatu siklus termodinamika dari suatu gas ideal.
a. dari keadaan A ke B,
b. dari B ke C,
c. dari C ke D,
d. dari D ke A, dan
e. dari A kembali ke A melalui B, C, dan D
Kunci Jawaban :
Terdapat empat proses dalam gas pada bahasan termodinamika. Pada pembahasan
Bab 8, Anda telah mengenal tiga proses, yaitu isotermal, isobarik, dan isokhorik.
Proses yang keempat adalah proses adiabatik. Usaha yang terdapat pada gas yang
mengalami proses-proses termodinamika tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
a. Proses Isotermal
Proses isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
pV = konstan
atau
p1V1 = p2V2
Dalam proses ini, tekanan dan volume sistem berubah sehingga persamaan W = p
V tidak dapat langsung digunakan. Untuk menghitung usaha sistem dalam proses
isotermal ini digunakan cara integral. Misalkan, pada sistem terjadi perubahan yang
sangat kecil sehingga persamaan usahanya dapat dituliskan sebagai
dW = pdV
(13)
dW = pdV
Dari persamaan keadaan gas ideal diketahui bahwa p = nRT/V. Oleh karena itu,
integral dari Persamaan (93) dapat dituliskan menjadi :
dW = (nRT / V)
Jika konstanta n R, dan besaran suhu (T) yang nilainya tetap dikeluarkan dari
integral, akan diperoleh :
W = nR T (lnV2 lnV1)
W = n RT ln (V2/V1)
atau
W = n RT ln (p2/p1)
(14)
Contoh Soal 3 :
Sepuluh mol gas helium memuai secara isotermal pada suhu 47 C sehingga
volumenya menjadi dua kali volume mula-mula. Tentukanlah usaha yang dilakukan
oleh gas helium.
Kunci Jawaban :
b. Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada volume tetap.
p/T = konstan
atau
p1/T1 = p2/T2
c. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
V/T = konstan
atau
V1/T1 = V2/T2
Oleh karena volume sistem berubah, sedangkan tekanannya tetap, usaha yang
dilakukan oleh sistem dinyatakan dengan persamaan
W = pV = p (V2 V1)
(15)
Contoh Soal 4 :
Suatu gas yang volumenya 1,2 liter perlahan-lahan dipanaskan pada tekanan tetap
1,5 105 N/m2 hingga volumenya menjadi 2 liter. Berapakah usaha yang dilakukan
gas?
Kunci Jawaban :
Contoh Soal 5 :
Tentukanlah:
Kunci Jawaban :
d. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah suatu proses perubahan keadaan gas di mana tidak ada
kalor (Q) yang masuk atau keluar dari sistem (gas). Proses ini dapat dilakukan
dengan cara mengisolasi sistem menggunakan bahan yang tidak mudah
menghantarkan kalor atau disebut juga bahan adiabatik. Adapun, bahan-bahan
yang bersifat mudah menghantarkan kalor disebut bahan diatermik
p V = konstan
atau
p1 V1 = p2 V2
(16)
Oleh karena persamaan gas ideal dinyatakan sebagai pV = nRT maka Persamaan
(94) dapat ditulis :
T1V1( 1) = T2 V2( 1)
(17)
dengan = CP/CV = konstanta Laplace, dan CP/CV > 1. CP adalah kapasitas kalor gas
pada tekanan tetap dan CV adalah kalor gas pada volume tetap. Perhatikan diagram
p V pada Gambar 7.
Oleh karena sistem tidak melepaskan atau menerima kalor, pada kalor sistem
proses adiabatik Q sama dengan nol. Dengan demikian, usaha yang dilakukan oleh
sistem hanya mengubah energi dalam sistem tersebut. Besarnya usaha pada proses
adiabatik tersebut dinyatakan dengan persamaan berikut.
(18)
Catatan Fisika :
OTEC
p2 = 32,4 atm.
Suhu campuran atau suhu akhir T2 diperoleh sebagai berikut :
Contoh Soal 7 :
Usaha sebesar 2 103 J diberikan secara adiabatik untuk memampatkan 0,5 mol
gas ideal monoatomik sehingga suhu mutlaknya menjadi 2 kali semula. Jika
konstanta umum gas R = 8,31 J/mol K, tentukanlah suhu awal gas.
Kunci Jawaban :
W = 3/2 n R T1
B. Hukum Termodinamika 1
Dari pembahasan materi Bab 8, Anda telah mengetahui bahwa suhu gas
berhubungan dengan energi kinetik yang dimiliki oleh gas tersebut. Anda juga telah
mempelajari hubungan antara energi kinetik dan energi dalam yang dimiliki oleh
gas. Perubahan energi dalam dapat terjadi jika terjadi perubahan suhu (energi
dalam akan meningkat jika suhu gas (sistem) meningkat atau pada gas diberikan
kalor). Apakah perubahan energi dalam dapat terjadi pada gas yang diberi atau
melakukan usaha mekanik?
Hubungan antara kalor yang diterima atau dilepaskan suatu sistem, usaha yang
dilakukan pada sistem, serta perubahan energi dalam sistem yang ditimbulkan oleh
kalor dan usaha tersebut dijelaskan dalam Hukum Pertama Termodinamika.
Dengan demikian, meskipun energi kalor sistem telah berubah menjadi energi
mekanik (usaha) dan energi dalam, jumlah seluruh energi tersebut selalu tetap.
Secara matematis, Hukum Pertama Termodinamika dituliskan sebagai berikut.
Q = U + W
(19)
dengan:
Perjanjian tanda yang berlaku untuk Persamaan (1-9) tersebut adalah sebagai
berikut.
Contoh Soal 8 :
Kunci Jawaban :
Contoh Soal 9 :
Suatu sistem mengalami proses isobarik. Pada sistem dilakukan usaha sebesar 100
J. Jika perubahan energi dalam sistem U dan kalor yang diserap sistem = 150
joule, berapakah besarnya U?
Kunci Jawaban :
Diketahui: W = 100 joule (dilakukan usaha), dan Q = 150 joule (sistem menyerap
kalor).
Menurut Hukum Pertama Termodinamika
U = Q W = 150 joule (100 joule) = 250 joule.
Catatan Fisika :
Aeolipile
Aeolipile. [3]
Hero atau Heron membuat mesin uap pertama yang disebut aeolipile. Mesin ini
terdiri atas sebuah pemanas yang terletak di bawah suatu kuali dan memiliki dua
lubang angin. Uap yang dialirkan ke dalam kuali akan keluar dari lubang angin
sehingga akan memutar kincir. Aeolipile tidak memiliki fungsi praktis. (Sumber:
Jendela Iptek, 1997)
Anda telah memahami bahwa proses isotermal merupakan suatu proses yang
terjadi dalam sistem pada suhu tetap. Besar usaha yang dilakukan sistem proses
isotermal ini adalah W = nRT In (V2/V1). Oleh karena T = 0, menurut Teori Kinetik
Gas, energi dalam sistem juga tidak berubah (U = 0) karena perubahan energi
dalam bergantung pada perubahan suhu. Ingatlah kembali persamaan energi dalam
gas monoatomik yang dinyatakan dalam persamaan U = 3/2 nRTyang telah
dibahas pada Bab 8.
(1 -10)
b. Proses Isokhorik
Dalam proses isokhorik perubahan yang dialami oleh sistem berada dalam keadaan
volume tetap. Anda telah memahami bahwa besar usaha pada proses isokhorik
dituliskan W = pV = 0. Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama
Termodinamika untuk proses ini dituliskan sebagai
Q = U + W = U + 0
Q = U = U2 - U1
(1-11)
Dari Persamaan (1-11) Anda dapat menyatakan bahwa kalor yang diberikan pada
sistem hanya digunakan untuk mengubah energi dalam sistem tersebut. Jika
persamaan energi dalam untuk gas ideal monoatomik disubstitusikan ke dalam
Persamaan (1-11), didapatkan perumusan Hukum
Pertama Termodinamika pada proses isokhorik sebagai berikut.
Q = U = 3/2 nR T
atau
(1-12)
(1-13)
c. Proses Isobarik
Jika gas mengalami proses isobarik, perubahan yang terjadi pada gas berada dalam
keadaan tekanan tetap. Usaha yang dilakukan gas dalam proses ini memenuhi
persamaan W = P V = p(V2 V1). Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama
Termodinamika untuk proses isobarik dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = U + W
Q = U + p(V2 V1) (9-14)
Untuk gas ideal monoatomik, Persamaan (1-14) dapat dituliskan sebagai :
(1-15)
d. Proses adiabatik
Dalam pembahasan mengenai proses adiabatik, Anda telah mengetahui bahwa
dalam proses ini tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem sehingga
Q = 0. Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses adiabatik ini dapat
dituliskan menjadi
Q = U + W
0 = U + W
atau
W = - U = - (U2 - U1)
(1-16)
(1-17)
Catatan Fisika :
Energi Dalam
2. Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor gas adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
gas sebesar 1C, untuk volume tetap disebut CV dan untuk tekanan tetap disebut
Cp.
C = Q/T
(118)
Pada gas, perubahan suhu dapat dilakukan dengan proses isobarik atau proses
isokhorik. Dengan demikian, kapasitas kalor gas dapat dibedakan menjadi dua,
yakni kapasitas kalor pada tekanan tetap (Cp) dan kapasitas kalor pada volume
tetap (V). Perumusan kedua pada kapasitas kalor tersebut secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut.
(119)
(120)
Oleh karena dalam proses ini volume sistem tetap (U = 0) maka usaha sistem W =
0 sehingga didapatkan persamaan :
QV = U
(121)
(122)
(123)
(Cp T) (CV T) = p V
(Cp CV)T = p V
Cp CV = p V / T
(124)
(125)
U = 3/2 nRT
Dengan demikian, kapasitas kalor pada proses isokhorik (Q V = U) dapat dituliskan
sebagai :
CV = 3/2 nR (926)
Catatan Fisika :
Umumnya memasak melibatkan proses isobarik. Hal ini disebabkan karena tekanan
udara di atas panci, wajan, atau dalam oven microwave tetap konstan sementara
makanan dipanaskan. (Sumber: Fisika Universitas, 2000)
Cp = CV + nR
Cp = 3/2 nR + nR
Cp = 5/2 nR
(127)
Contoh Soal 10 :
Gas nitrogen bermassa 56 103 kg dipanaskan dari suhu 270 K menjadi 310 K.
Jika nitrogen ini dipanaskan dalam bejana yang bebas memuai, diperlukan kalor
sebanyak 2,33 kJ. Jika gas nitrogen ini dipanaskan dalam bejana kaku (tidak dapat
memuai), diperlukan kalor sebesar 1,66 kJ. Jika massa molekul relatif nitrogen 28
g/mol, hitunglah kapasitas kalor gas nitrogen dan tetapan umum gas.
Kunci Jawaban :
Diketahui: m = 56 103 kg, T = 40 K, dan Mr = 28 g/mol = 28 103kg/mol.
a. Proses tekanan tetap pada gas:
Qp = 2,33 kJ = 2.330 J
Qp = Cp ( T)
2.330 J = Cp (40 K) Cp = 58, 2 J/K.
Proses volume tetap pada gas:
QV = 1,66 kJ = 1.660 J.
QV = CV ( T)
1.660 joule = CV (40 K) CV = 41,5 J/K
b. Tetapan umum gas R dihitung sebagai berikut.
Tokoh Fisika :
Nicolas Lonard Sadi Carnot
Proses reversibel adalah suatu proses dalam sistem di mana sistem hampir selalu
berada dalam keadaan setimbang.
Perhatikanlah Gambar 8.
diletakkan beberapa beban di atas piston. Pada sistem gas ini terdapat dua sumber
kalor yang disebut reservoir suhu tinggi (memiliki suhu 300 K) gas memiliki
temperatur tinggi (300 K), tekanan tinggi (4 atm), dan volume rendah (4 m3).
Berikut urutan keempat langkah proses yang terjadi dalam siklus Carnot.
a. Pada langkah, gas mengalami ekspansi isotermal. Reservoir suhu tinggi
menyentuh dasar silinder dan jumlah beban di atas piston dikurangi. Selama proses
ini berlangsung, temperatur sistem tidak berubah, namun volume sistem
bertambah. Dari keadaan 1 ke keadaan 2, sejumlah kalor (Q 1) dipindahkan dari
reservoir suhu tinggi ke dalam gas.
b. Pada langkah kedua, gas berubah dari keadaan 2 ke keadaan 3 dan mengalami
proses ekspansi adiabatik. Selama proses ini berlangsung, tidak ada kalor yang
keluar atau masuk ke dalam sistem. Tekanan gas diturunkan dengan cara
mengurangi beban yang ada di atas piston. Akibatnya, temperatur sistem akan
turun dan volumenya bertambah.
c. Pada langkah ketiga, keadaan gas berubah dari keadaan 3 ke keadaan 4 melalui
proses kompresi isotermal. Pada langkah ini, reservoir suhu rendah (200 K)
menyentuh dasar silinder dan jumlah beban di atas piston bertambah. Akibatnya
tekanan sistem meningkat, temperaturnya konstan, dan volume sistem menurun.
Dari keadaan 3 ke keadaan 4, sejumlah kalor (Q 2) dipindahkan dari gas ke reservoir
suhu rendah untuk menjaga temperatur sistem agar tidak berubah.
d. Pada langkah keempat, gas mengalami proses kompresi adiabatik dan
keadaannya berubah dari keadaan 4 ke keadaan1. Jumlah beban di atas piston
bertambah. Selama proses ini berlangsung, tidak ada kalor yang keluar atau masuk
ke dalam sistem, tekanan sistem meningkat, dan volumenya berkurang.
Menurut kurva hubungan pV dari siklus Carnot, usaha yang dilakukan oleh gas
adalah luas daerah di dalam kurva pV siklus tersebut. Oleh karena siklus selalu
kembali ke keadaannya semula, Usiklus = 0 sehingga persamaan usaha siklus
(Wsiklus) dapat dituliskan menjadi
Wsiklus = Qsiklus = (Q1 Q2)
(128)
dengan:
Q1 = kalor yang diserap sistem, dan
Q2 = kalor yang dilepaskan sistem.
Ketika mesin mengubah energi kalor menjadi energi mekanik (usaha). Perbandingan
antara besar usaha yang dilakukan sistem (W) terhadap energi kalor yang
= (W/Q1) x 100 %
(129)
(130)
Pada mesin Carnot, besarnya kalor yang diserap oleh sistem (Q 1) sama dengan
temperatur reservoir suhu tingginya (T1). Demikian juga, besarnya kalor yang
dilepaskan sistem (Q2) sama dengan temperatur reservoir suhu rendah mesin
Carnot tersebut. Oleh karena itu, Persamaan (130) dapat dituliskan menjadi :
(131)
Dari Persamaan (131) tersebut, Anda dapat menyimpulkan bahwa efisiensi mesin
Carnot dapat ditingkatkan dengan cara menaikkan temperatur reservoir suhu tinggi
atau menurunkan temperatur reservoir suhu rendah.
Catatan Fisika :
Lokomotif Uap
Contoh Soal 11 :
Sebuah mesin gas ideal bekerja dalam suatu siklus Carnot antara suhu tinggi T1 C
dan dan suhu rendah 127 C. Jika mesin menyerap kalor 60 kkal pada suhu tertinggi
dan membuang kalor 48 kkal, hitunglah:
a. usaha yang dihasilkan dalam satu siklus,
b. efisiensi mesin tersebut, dan
c. besarnya suhu tinggi T1.
Kunci Jawaban :
Diketahui: T2 = 127 C, Q1 = 60 kkal, dan Q2 = 48 kkal.
a. Berdasarkan Hukum Pertama termodinamika:
W = Q1 Q2 = 60 kkal 48 kkal = 12 kkal
b. Efisiensi mesin Carnot
Contoh Soal 12 :
Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu 800 K
memiliki efisiensi 40%. Agar efisiensi maksimumnya naik menjadi 50%, tentukanlah
kenaikan suhu yang harus dilakukan pada reservoir suhu tinggi.
Kunci Jawaban :
Diketahui: T1 = 800 K, 1 = 40%, dan 2 = 50%.
Cara umum
Efisiensi mesin semula 1 = 40%
Contoh Soal 13 :
Suatu mesin Carnot bekerja di antara suhu 600 K dan 300 K serta menerima kalor
sebesar 1.000 joule (seperti terlihat pada gambar). Usaha yang dilakukan mesin
dalam satu siklus adalah ....
a. 300 J
b. 400 J
c. 500 J
d. 600 J
e. 700 J
Kunci Jawaban :
W = 500 joule
Jawab: c
C. Hukum Termodinamika 2
1. Entropi
Pada pembahasan mengenai siklus Carnot dan mesin Carnot, proses termodinamika
yang terjadi selama proses tersebut mampu mengubah seluruh energi kalor
menjadi usaha dan tidak ada energi yang hilang. Siklus termodinamika yang telah
dibahas pada subbab B merupakan siklus ideal yang tidak pernah ditemui dalam
kehidupan nyata.
Sebagai contoh sederhana, missalkan Anda memasukkan sebuah bola besi panas ke
dalam bejana yang berisi air dingin. Anda tentunya telah memahami bahwa kalor
akan berpindah dari bola besi ke air sehingga suhu keduanya sama atau dikatakan
keduanya telah berada dalam kesetimbangan termal. Namun, jika Anda membalik
proses ini dengan cara memasukkan bola besi dingin ke dalam air panas,
mungkinkah suhu bola besi tersebut naik dan suhu air turun dan keduanya
mencapai kesetimbangan termal yang sama, seperti pada keadaan sebelumnya?
Proses termodinamika yang melakukan proses aliran kalor dari benda (reservoir)
bersuhu rendah ke benda (reservoir) bersuhu tinggi, seperti yang dimisalkan
tersebut tidak mungkin terjadi secara spontan (tanpa ada usaha yang diberikan ke
dalam sistem).
Hal inilah yang kemudian diteliti oleh Clausius dan Kelvin-Planck sehingga
menghasilkan rumusan Hukum Kedua Termodinamika. Berikut pernyataan KevinPlanck dan Clausius.
a. Menurut Clausius, kalor tidak dapat berpindah dari benda bersuhu rendah ke
benda bersuhu tinggi tanpa adanya usaha luar yang diberikan kepada sistem.
b. Menurut Kelvin-Planck, tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu
siklus dan menghasilkan seluruh kalor yang diserapnya menjadi usaha.
Dalam menyatakan Hukum Kedua Termodinamika ini, Clausius memperkenalkan
besaran baru yang disebut entropi (S). Entropi adalah besaran yang menyatakan
banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha. Ketika suatu
sistem menyerap sejumlah kalor Q dari reservoir yang memiliki temperatur mutlak,
entropi sistem tersebut akan meningkat dan entropi reservoirnya akan menurun
sehingga perubahan entropi sistem dapat dinyatakan dengan persamaan :
S = Q/T
(132)
Persamaan (32) tersebut berlaku pada sistem yang mengalami siklus reversibel dan
besarnya perubahan entropi (S) hanya bergantung pada keadaan akhir dan
keadaan awal sistem.
Tokoh Fisika :
Contoh Soal 14 :
Gambar di atas menunjukkan bahwa 1.200 J kalor mengalir secara spontan dari
reservoir panas bersuhu 600 K ke reservoir dingin bersuhu 300 K. Tentukanlah
jumlah entropi dari sistem tersebut. Anggap tidak ada perubahan lain yang terjadi.
Kunci Jawaban :
Diketahui : Q = 1.200 J, T1 = 600 K, dan T2 = 300 K.
Perubahan entropi reservoir panas:
Total perubahan entropi total adalah jumlah aljabar perubahan entropi setiap
reservoir:
Ssistem = S1 + S2 = 2 J/K + 4 J/K = +2 J/K
Kalor dapat dipaksa mengalir dari benda dingin ke benda panas dengan melakukan
usaha pada sistem. Peralatan yang bekerja dengan cara seperti ini disebut mesin
pendingin (refrigerator). Contohnya lemari es dan pendingin ruangan (Air
Conditioner). Perhatikan Gambar 11.
Kr = Q2 / W
(133)
Oleh karena usaha yang diberikan pada mesin pendingin tersebut dinyatakan
dengan W = Q1 - Q2, Persamaan (133) dapat ditulis menjadi :
Kr = Q2 / (Q1 - Q2)
(134)
Jika gas yang digunakan dalam sistem mesin pendingin adalah gas ideal,
Persamaan (134) dapat dituliskan menjadi :
Kp = T2 / (T1 - T1)
(135)
Contoh Soal 15 :
Sebuah lemari es memiliki koefisien performansi 6. Jika suhu ruang di luar lemari es
adalah 28 C, berapakah suhu paling rendah di dalam lemari es yang dapat
diperoleh?
Kunci Jawaban :
Diketahui: Kp = 6, dan T1 = 28 C.
Koefisien performansi maksimum diperoleh sebagai berikut:
dengan T1 adalah suhu tinggi dan T2 adalah suhu rendah. Dari persamaan tersebut
diperoleh
(KP) T1 (KP) T2 = T2
(KP) T1 = (1 + KP) T2
Dari soal diketahui T1 = (28 + 273) K = 301 K dan KP = 6,0 sehingga suhu paling
rendah di dalam lemari es T2 dapat dihitung.
T2 = 258 K atau 15 C.
Contoh Soal 16 :
Sebuah mesin Carnot menerima 2.000 J dari reservoir panas dan melepaskan 1.750
J pada reservoir dingin. Dengan demikian, efisiensi mesin tersebut adalah ....
a. 6,25%
b. 10%
c. 12,5%
d. 25%
e. 87,5%
Kunci Jawaban :
Informasi yang diketahui dari soal:
Q1 = 2.000 J
Q2 = 1.750 J
Usaha yang dilakukan oleh mesin Carnot adalah
W = Q2 Q1
= (W/Q1) x 100 %
= 12,5%
Jawab: c
D. Hukum Termodinamika 3
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada
temperatur nol absolut bernilai nol. [8]
Rangkuman :
1. Sistem dalam termodinamika adalah bagian ruang atau benda yang menjadi
pusat perhatian pengamatan.
2. Lingkungan dalam termodinamika adalah segala sesuatu yang berada di luar
sistem dan memengaruhi sistem.
3. Hukum Pertama Termodinamika menyatakan bahwa jumlah energi yang diberikan
pada sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem ditambah usaha yang
dilakukannya :
Q = U +W
4. a. Pada proses isokhorik, W = 0
b. Pada proses isotermal, U = 0
c. Pada proses adiabatik, Q = 0
5. Hukum Kedua Termodinamika memberi batasan terhadap perubahan energi yang
dapat berlangsung atau tidak dapat berlangsung.
6. Entropi adalah suatu ukuran banyaknya kalor yang tidak dapat diubah menjadi
usaha.
S = Q/T
7. Mesin kalor mengubah energi termal menjadi usaha dengan cara memindahkan
kalor dari reservoir bersuhu tinggi ke reservoir bersuhu rendah.
8. Efisiensi mesin kalor