Modul Praktikum Elektronika
Modul Praktikum Elektronika
Modul Praktikum Elektronika
ELEKTRONIKA
Oleh:
Achmad Fiqhi Ibadillah
PERCOBAAN 1
PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG
(HALF-WAVE RECTIFIER)
1.1 Tujuan :
1) Observasi dan pengukuran bentuk gelombang output dari rangkaian penyearah setengah
gelombang.
2) Pengukuran tegangan rata-rata, efektif dan faktor ripple dari penyearah setengah gelombang.
1.2 Peralatan yang digunakan :
1) Modul praktikum, breadboard dan komponennya
2) Mikro dan Mili-Ammeter ac dan dc
3) Voltmeter ac dan dc
4) Oscilloscope
1.3 Dasar Teori :
Diode adalah suatu device yang melewatkan arus hanya untuk satu arah (one way). Hal ini dapat
diilustrasikan seperti aliran air pada suatu valve pada gambar 1.1 berikut :
Dimana V(rms) adalah nilai rms dari total tegangan. Untuk sinyal hasil penyearahan setengah
gelombang sinus adalah :
3) Dari gambar yang dihasilkan oleh oscilloscope pada step ke (2) hitunglah nilai tegangan puncak
input (Vp in) dan output (Vp out), dan tuliskan pada tabel 1.1.
4) Hitunglah tegangan barier dioda, yaitu selisih dari tegangan puncak input dan output, dan
tuliskan hasilnya pada tabel 1.1.
5) Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan output (Vodc), dan tuliskan pada tabel 1.2.
6) Hitunglah tegangan output dc dari penyearahan setengan gelombang, kemudian tuliskan
hasilnya pada tabel 1.2.
7) Dengan menggunakan voltmeter ac yang diseri dengan kapasitor, ukurlah tegangan output
efektif atau tegangan ripple rms, [Vr (rms)], dan tuliskan pada tabel 1.2.
8) Hitunglah tegangan ripple efektif (rms) untuk penyearahan setengah gelombang, dan tuliskan
hasilnya pada tabel 1.2.
9) Hitunglah faktor ripple untuk penyearahan setengah gelombang dari hasil pengukuran step (7)
6
dengan hasil pengukuran step (5), kemudian tuliskan hasilnya pada tabel 1.2.
10) Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 1.1 dan 1.2, berikan kesimpulan yang didapat
dari percobaan ini.
Untuk RL = 470R
Tabel 1.1: Data pengukuran tegangan input, output dan barier
Tegangan puncak (peak) input, Vp in
....V
....V
. . . . Vrms
Tabel 1.2: Data pengukuran dan perhitungan tegangan output & faktor ripple
Pengukuran
Perhitungan
.... V
.... V
. . . . Vrms
. . . . Vrms
Faktor ripple, r
.... %
121 %
Untuk RL = 10K
Tabel 1.1: Data pengukuran tegangan input, output dan barier
Tegangan puncak (peak) input, Vp in
....V
....V
. . . . Vrms
Tabel 1.2: Data pengukuran dan perhitungan tegangan output & faktor ripple
Pengukuran
Perhitungan
.... V
.... V
. . . . Vrms
. . . . Vrms
Faktor ripple, r
.... %
121 %
PERCOBAAN 2
FULL-WAVE RECTIFIER DENGAN FILTER KAPASITOR
2.1 Tujuan :
1)
Observasi dan pengukuran bentuk gelombang output full wave dari rangkaian filter kapasitor.
2)
Pengukuran tegangan rata-rata, efektif dan faktor ripple dari filter kapasitor.
(FW) sama dengan dua kali nilai rata-rata dari penyearahan setengah gelombang (HW).
gelombang yang mempunyai komponen dc dan ac, yang dapat dituliskan sebagai berikut :
Sehingga nilai effektif (rms) dari komponen ac adalah :
Dimana V(rms) adalah nilai rms dari total tegangan. Untuk sinyal hasil penyearahan gelombang penuh
sinusoida adalah :
ditunjukkan
padagambar 2.3(b). Pembuangan muatan kapasitorini terjadi selama diode terbias reverse. Sedangkan
laju pembuangan muatan ini ditentukan oleh konstanta waktu
Ketika besarnya tegangan input kembali lebih besar 0,7 Volt dari tegangan muatan kapasitor, maka
dioda dibias forward dan terjadi proses pengisian kembali, seperti ditunjukkan pada gambar 2.3(c).
Demikian seterusnya, sehingga membentuk tegangan ripple half wave.
segitiga adalah :
Tegangan ripple dapat dievaluasi dengan menggunakan rumusan kapasitansi
2)
3)
Voltmeter ac dan dc
4)
Oscilloscope
Rangkaikan seperti pada gambar 2.6 yang bersesuaian dengan modul praktikum atau dengan
menggunakan breadboard.
2)
Dengan menggunakan Oscilloscope, gambarkan tegangan input dan output (input CH1 dan
Dari gambar yang dihasilkan oleh oscilloscope pada step ke (2) hitunglah nilai tegangan puncak
output (Vp out) dan tegangan ripple peak-to-peak (Vr p-p), dan tuliskan pada tabel 2.1.
4)
Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan output (Vodc), dan tuliskan pada tabel 2.2.
5)
Hitunglah tegangan output dc dari filter kapasitor, kemudian tuliskan hasilnya pada tabel 2.2.
6)
Ukurlah tegangan ripple effektif [Vr(rms)] dengan menggunakan voltmeter ac yang di seri
Hitunglah tegangan ripple efektif [Vr(rms)] untuk filter kapasitor, dan tuliskan hasilnya pada
tabel 2.2.
8)
Hitunglah factor ripple (dalam prosen) untuk filter kapasitor dari hasil pengukuran step (6) dan
Hitunglah factor ripple (dalam prosen) untuk filter kapasitor dengan persamaan dibawah ini,
10)
Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 2.1 dan 2.2 berikan kesimpulan yang didapat
Tugas Modul
1. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut ini di proteus, simulasikan dan print screen untuk capasitor
1 uF, 10 uF, 100 uF dan 1000 uF disertai analisa tiap gambarnya.
PERCOBAAN 3
DIODE ZENER DAN REGULASI TEGANGAN
3.1 Tujuan :
1) Observasi dan pengukuran karakteristik diode zener.
2) Mendemonstrasikan diode zener yang digunakan sebagai regulator tegangan sederhana.
3.2 Dasar Teori :
3.2.1 Diode zener
Sebagian besar penggunaan diode zener adalah untuk regulator tegangan pada dc power supplies.
Diode zener adalah device pn junction silicon yang berbeda dengan diode rectifier,karena diode zener
beroperasi pada daerah reverse. Pada gambar 3.1 ditunjukkan kurva karakteristik diode zener. Dari
kurva tersebut terlihat bahwa, ketika diode mencapai tegangan breakdown, maka tegangannya hampir
dapat dikatakan konstan, meskipun terjadi perubahan arus yang besar.
Gambar 3.1: Karakteristik kurva V-I dari diode zener yang umum
Diode zener di desain untuk ber-operasi pada reverse breakdown. Kemampuan untuk menjaga tegangan
konstan pada terminalnya adalah kunci utama dari diode zener. Nilai minimum arus reverse (IZK), harus
dijaga agar diode tetap pada breakdown untuk dapat menghasilkan regulasi tegangan. Begitu juga arus
maksimumnya (IZM) harus dijaga agar tidak melebihi power dissipasinya, yang dapat merusakkan
diode.
3.2.2 Rangkaian Equivalen Diode Zener
Pada gambar 3.2(a) memperlihatkan model ideal dari dioda zener pada reverse breakdown. Pada
keadaan ini tegangan konstan yang diberikan oleh dioda sama dengan tegangan nominalnya. Pada
1
gambar 3.2(b) ditunjukan practical model (model dalam praktek) dari dioda zener, dimana terdapat
resistansi zener (RZ). Karena kurva tegangan tidak benarbenar vertikal, maka perubahan arus zener
menghasilkan perubahan kecil pada tegangan zener, seperti diilustrasikan pada gambar 3.2(c).
Perbandingan antara tegangan dan arus zener adalah resistansi zener.
Masing-masing diode zener mempunyai tegangan nominal V Z. Sebagai contoh, dioda zener dengan seri
1N4738 mempunyai nilai tegangan nominal V Z = 8,2 Volt, dengan toleransi 10 %, sehingga nilai
tegangannya 7,38 Volt sampai dengan 9,02 Volt. Sedangkan arus dc maksimum untuk diode zener (I ZM)
dapat didekati dengan persamaan :
Untuk arus minimum (IZK), maka tegangan minimum pada R= 220 adalah
Contoh tersebut memperlihatkan bahwa diode zener dapat meregulasi tegangan input yang bervariasi
mulai dari 10,055 V sampai dengan 32 V menjadi tegangan output yang mendekati 10 V.
3.2.4 Regulasi Zener DenganBeban yang Bervariasi
Gambar 3.4 memperlihatkan regulator tegangan zener dengan beban resistor yang bervariasi. Dari
rangkaian tersebut diode zener akan menjaga tegangan output pada R L mendekati konstan, sepanjang
arus zener lebih besar dari IZK dan lebih kecil dari IZM.
Sedangkan untuk regulasi zener dengan beban bervariasi, maka prosentase regulasi didefinisikan :
6) Dengan memperhitungkan tegangan zener dan resistansi zener hasil dari langkah (4), hitunglah
arus source IT, arus zener IZ, arus beban IL, dan tegangan output beban penuh VO(FL), kemudian
tuliskan hasilnya pada tabel 3.3 dan bandingkan kedua hasil tersebut.
7) Untuk pengukuran tanpa beban (no load), resistansi beban R L dilepas, kemudian ukurlah arus
source IT, arus zener IZ, dan tegangan output tanpa beban VO(NL), dan catatlah datanya pada
tabel 3.4.
8) Dengan memperhitungkan tegangan zener dan resistansi zener hasil dari langkah (4), hitunglah
arus source IT, arus zener IZ, dan tegangan output tanpa beban VO(NL), kemudian tuliskan
hasilnya pada tabel 3.4 dan bandingkan kedua hasil tersebut.
9) Dari hasil langkah (5) sampai dengan (8), tentukan prosentase regulasi dari zener, kemudian
tuliskan hasilnya pada tabel 3.3 dan 3.4 kemudian bandingkan kedua hasil tersebut.
Tabel 3.1: Data pengukuran karakteristik zener
Tegangan input, Vin
(Volt)
Tegangan zener, VZ
(Volt)
Arus zener, IZ
(A dan mA)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
6
15
Tabel 3.2 : Tegangan knee dan resistansi zener
Tegangan knee zener
. . . . Volt
....
Pengukuran
Perhitungan
Eror (%)
IT
IZ
IL
Vo(FL)
Tabel 3.4: Data zener regulator tanpa beban
Untuk : Vin= 15 Volt
Parameter
Pengukuran
Perhitungan
IT
IZ
Vo (NL)
VR (%)
Eror (%)
PERCOBAAN 4
RANGKAIAN CLIPPER DAN CLAMPER DENGAN DIODE
4.1 Tujuan :
1. Mendemonstrasikan cara kerja rangkaian clipper menggunakan diode. Diode clipper adalah
rangkaian pembentuk gelombang (wave shaping) yang digunakan untuk melindungi tegangan
sinyal diatas atau dibawah nilai tertentu.
2. Mendemonstrasikan cara kerja rangkaian clamper menggunakan diode. Diode clamper adalah
rangkaian pembentuk gelombang (waveshaping) tetapi dengan menambahkan level dc pada
bentuk gelombang.
4.2 Dasar Teori Clipper :
Rangkaian clipper adalah rangkaian pembentuk gelombang (waveshaping) yang berfungsi memotong
bentuk gelombang pada level dc tertentu. Ada beberapa konfigurasi dari rangkaian clipper, yaitu
rangkaian clipper positif, clipper negative, clipper dengan bias tegangan positif dan clipper dengan bias
tegangan negative.
4.2.1 Rangkaian Clipper Positif
Rangkaian clipper positif adalah rangkaian clipper yang memotong level dc positif dari suatu bentuk
gelombang, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1. Ketika tegangan input sinusoida (Vin) setengah
gelombang positif, maka diodadibias forward, sehingga arus mengalir pada diode, sehingga tegangan
output adalah sebesar 0,7 Volt, yaitu merupakan tegangan barier dari diode.
4) Nyalakan signal generator dan aturlah amplitudo sinyal sebesar 6 V peak-to-peak, pada
frekuensi 200 Hz.
5) Dari display oscilloscope, gambarkan tegangan input dan output (input CH1 dan output CH2)
pada kertasgrafik/millimeter.seperti yang ditunjukkan oleh gambar 4.8.
6) Matikan signal generator dan oscilloscope, kemudian balikkan polaritas dari diode sehingga
menjadi rangkaian clipper negative seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.7B.
7) Nyalakan kembali oscilloscope dan signal generator kemudian aturlah amplitudo sinyal tetap
sebesar 6 V peak-to-peak, pada frekuensi 200 Hz.
Keterangan gambar :
R = 10 k, 0,25 Watt
C= 10 F kapasitor elektrolit, 25 Volt
Diode rectifier silicon : 1N4001
4.8. Peralatan yang digunakan :
1) Modul praktikum, breadboard dan komponennya
2) DC Power Supply
3) Signal generator
4) Oscilloscope
4.9. Prosedur Percobaan :
1) Dengan menggunakan breadboard, rangkaikan rangkaian clamper positif seperti pada gambar
4.10
2) Sebelum Signal generator dinyalakan, set-lah channel 1 dan 2 dari Oscilloscope pada skala 2
Volt division, dc coupling dan time base = 0,2 ms / division
3) Sebelum Signal generator dinyalakan, nyalakan terlebih dahulu oscilloscope set-lah posisi garis
sinyal channel 1 dan 2 pada level yang sama yaitu zero volts.
4) Nyalakan signal generator dan aturlah amplitudo sinyal sebesar 5 V peak-to-peak, pada
frekuensi 1 kHz.
5) Dari display oscilloscope, gambarkan tegangan input dan output (input CH1 dan output CH2)
pada kertas grafik/millimeter.
6) Tambahkan tegangan input peak-to-peak. Amati apa yang terjadi ?
7) Matikan signal generator dan oscilloscope, kemudian balikkan polaritas dari diode sehingga
menjadi rangkaian clipper negative.
8) Sebelum Signal generator dinyalakan kembali, nyalakan terlebih dahulu oscilloscope dan setlah posisi garis sinyal channel 1 dan 2 pada level yang sama yaitu zero volts.
9) Kemudian nyalakan kembali signal generator dan aturlah amplitudo sinyal sebesar 5 V peak-topeak, pada frekuensi 1 kHz.
10) Dari display oscilloscope, gambarkan tegangan input dan output (input CH1 dan output CH2)
pada kertas grafik/millimeter.
11) Tambahkan tegangan input peak-to-peak. Amati apa yang terjadi ?
PERCOBAAN 5
TRANSISTOR BASE BIASING AND VOLTAGE DIVIDER BIASING
(RANGKAIAN BIAS TETAP / FIXED BIAS DAN BIAS PEMBAGI
TEGANGAN)
5.1. Tujuan :
1. Pembuktian tegangan dan arus pada rangkaian bias base sebagaimana perencanaannya dengan
garis beban untuk menentukan titik kerja rangkaian (Q). Karena kesederhanaan rangkaian bias
base ini sehingga kestabilan titik kerja transistornya menjadi tidak efektif. Kestabilan titik kerja
rangkaian ini dipengaruhi oleh penguatan arus transistor ().
2. Pembuktian tegangan dan arus pada rangkaian bias pembagi tegangan sebagaimana
perencanaannya dengan garis beban untuk menentukan titik kerja rangkaian (Q). Rangkaian
bias pembagi tegangan seringkali digunakan karena arus base dibuat kecil dibanding dengan
arus yang melalui resistansi pada sisi base (voltage divider). Sebagai hasilnya, arus pada
kolektor relatif stabil terhadap perubahan nilai dari transistor.
5.2. Dasar Teori Bias Tetap :
Suatu transistor harus diberi bias dc untuk dapat dioperasikan sebagai penguat. Titik kerja dc harus di
set agar variasi sinyal pada terminal input dapat dikuatkan (amplify) dan secara akurat direproduksi
pada terminal output.
5.2.1. Garis Beban DC
Apabila arus base (IB) bertambah, maka arus collector (IC) juga bertambah, sedangkan tegangan
collector-emitter (VCE) berkurang. Sebaliknya apabila arus base (I B) berkurang, maka arus collector
(IC) juga berkurang, sedangkan tegangan collector-emitter (V CE) bertambah. Sehingga perubahan pada
(VBB) akan mengakibatkan perubahan titik kerja transistor di sepanjang garis lurus, yang disebut
dengan garis beban dc. Sebagai contoh, pergeseran titik Q yang disebabkan perubahan arus base (I B),
arus collector (IC), dan tegangan collector-emitter (VCE), di-ilustrasikan oleh gambar 5.1.
Titik perpotongan garis beban dengan sumbu mendatar adalah V CE = VCC = 10 V. Titik ini adalah titik
cut-off, karena secara ideal IB dan IC sama dengan nol. Titik perpotongan garis beban dengan sumbu
vertikal secara ideal adalah IC= 45,5 mA. Titik ini adalah titik saturasi, karena I C adalah maksimum
1
pada titik dimana nilai VCE= 0, dan IC = VCC/RC. Dengan menggunakan hukum Kirchhoff tegangan
pada loop collector akan memberikan
Hasilnya adalah persamaan garis lurus untuk garis beban dengan bentuk umum : y = mx + b sebagai
berikut
Dengan menerapkan hukum Kirchhoff tegangan disisi rangkaian kolektor, dapat dituliskan dengan
persamaan:
Dengan mengabaikan kebocoran arus ICBO, telah kita ketahui bersama bahwa:
Pada persamaan (7-3) diperlihatkan bahwa nilai IC bergantung pada . Sehingga kerugian pada
rangkaian bias ini adalah berubahnya nilai akan menyebabkan perubahan pula pada I C dan VCE yang
berakibat perubahan pada titik kerja transistor (Q) dan membuatnya menjadi rangkaian bias yang
sangat bergantung pada . Dan perlu diketahui bahwa nilai bervariasi terhadap suhu.
5.3 Dasar Teori Bias Pembagi Tegangan:
Bias tegangan pada base transistor dapat dikembangkan dengan pembagi tegangan resistor R1 dan R2,
seperti terlihat pada gambar 5.4. Pada titik A, ada dua lintasan arus yang menuju ke ground, yang satu
melalui R2, sedangkan yang satunya melalui junction base-emitter dari transistor.
Dengan menerapkan hukum Kirchhoff tegangan disekitar rangkaian base emitter didapat
Dengan asumsi bahwa VBE << IE RE, maka persamaan diatas menjadi
Sehingga,
Pembagian tegangan dibentuk oleh R1 dan R2 paralel dengan resistansi dari base ke ground, seperti
terlihat pada gambar 5.7(b). Dengan menerapkan rumusan pembagian tegangan didapat
Pernyataan VCE sebagai fungsi IC dapat dicari dengan menggunakan hukum Kirchhoff tegangan
sebagai berikut
Karena IC IE maka,
Rangkaian pengganti Thevenin diperlihatkan pada gambar 5.7(b). Dengan mengaplikasikan hukum
Kirchhoff tegangan disekitar loop pengganti base emitter memberikan
Persamaan terakhir memperlihatkan bahwa IE independen terhadap . Hal ini dapat dicapai dalam
praktek, dengan memilih nilai untuk RE minimal sepuluh kali lipat dari nilai RTH/. Rangkaian bias
pembagi tegangan sangat populer karena sangat stabil dan dapat dicapai dengan supply tegangan
tunggal.
6) Hitunglah titik saturasi [IC(sat)] pada garis beban dari rangkaian percobaan ini dengan persamaan
10
3) Dengan menggunakan voltmeter dc, secara bergantian ukurlah tegangan base (VB), emitter (V
BE), collector (VC), dan collector-emitter (VCE) untuk rangkaian percobaan gambar 5.9,
kemudian catatlah hasilnya pada tabel 5.3.
4) Bandingkan hasil yang didapat dari langkah (2) dan (3). Error yang terjadi tidak lebih dari 10%.
5) Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan pada RC, untuk mendapatkan nilai ICQ,
kemudian catatlah hasilnya pada tabel 5.3.
6) Hitunglah arus collector IC, dengan rumusan pendekatan
11
12
RANGKAIAN KOMPARATOR
6.1. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian komparator sebagai aplikasi dari rangkaian OP
AMP.
2. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian komparator sebagai aplikasi dari rangkaian OP AMP.
3. Mahasiswa dapat menganalisis karakteristik rangkaian komparator sebagai aplikasi dari
rangkaian OP AMP.
6.2. Dasar Teori
Operational Amplifier atau disingkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang populer
digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-am populer yang paling sering
dibuat antara lain adalah rangkaianinverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok
bahasan kali ini akan dijelaskan aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu sebagai pembanding tegangan
(komparator).
Komparator digunakan sebagai pembanding dua buah tegangan. Pada perancangan ini, tegangan yang
dibandingkan adalah tegangan dari sensor dengan tegangan referensi. Tegangan referensinya dilakukan
dengan mengatur variabel resistor sebagai pembanding. Rangkaian dasar komparator dengan catu
tegangan tungggal ditunjukkan pada Gambar 6.1.
Keterangan:
+Vin = Amplitudo sinyal input tak membalik (V)
Vin = Amplitudo sinyal input membalik (V)
Vsat+ = Tegangan saturasi + (V)
Vsat = Tegangan saturasi - (V)
Vo = Tegangan output (V)
Bentuk fisik IC LM 324 sebagai komparator seperti Gambar 6.2.
5. Pinset
6. Jumper
6.4. Rangkaian Percobaan
5.6. Latihan
1) Bagaimanakah prinsip rangkaian komparator!
2) Sebutkan karakteristik dari IC LM324 sesuai dengan datasheet!
3) Buatlah aplikasi yang menggunakan rangkaian Op-Amp dengan komparator!