Audit BAB 6
Audit BAB 6
Audit BAB 6
PEMBAHASAN
1.1 PERENCANAAN
Standar Audit 300 tentang Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan
Keuangan mengatur tanggungjawab auditor untuk merencanakan audit atas laporan
keuangan. Perencanaan suatu audit mencakup penetapan strategi audit secara
keseluruhan untuk perikatan audit dan pengembangan rencana audit. Adapun manfaat
perencanaan (SA 300-Para.2), yaitu :
Membantu auditor untuk mencurahkan perhatian yang tepat terhadap area yang
penting dalam audit.
Membantu auditor untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang
potensial secara tepat waktu.
Membantu auditor untuk mengorganisasi dan mengelola perikatan dengan baik,
sehingga perikatan tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Membantu dalam pemilihan anggota tim perikatan dengan tingkat kemampuan dan
kompetensi yang tepat untuk merespons risiko yang diantisipasi, dan penugasan
pekerjaan yang tepat kepada mereka.
Memfasilitasi arah dan supervisi atas anggota tim perikatan dan penelaahan atas
pekerjaan mereka.
Memebantu, jika relevan, dalam pengoordinasian hasil pekerjaan yang dilakukan
oleh auditor komponen dan pakar.
Terdapat dua risiko yang berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan dan biaya
pengauditan, yaitu risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren. Ada delapan
tahapan dalam proses perencanaan audit, diantaranya penerimaan klien dari pembuatan
rencana audit awal, memperoleh pemahaman tentanhg bisnis dan bidang usaha klien,
menilai risiko bisnis klien, melaksanakan prosedur analitis pendahuluan, menetapkan
materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren, memahami
pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian, mengumpulkan informasi untuk
menilai risiko kecurangan, dan menyusun atrategi audit keseluruhan dan program
audit.
1.2 PENERIMAAN
KLIEN
DAN
PEMBUATAN
RENCANA
AUDIT
PENDAHULUAN
Perencanaan audit pendahuluan meliputi empat halnyang kesemuanya harus
dilakukan pada tahap awal audit, yaitu :
1. Audior memutuskan apakah akan menerima klien baru atau melanjutkan klien yang
lama.
2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.
3. Untuk mengindari salah pengertian, auditor menyamakan pemahaman dengan klien
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan audit yang dituangkan dalam perjanjian
kerja.
4. Auditor menilai strategi audit secara menyeluruh, termasuk penugasan staf dan
keahlian yang dibutuhkan dalam audit yang bersangkutan.
Penerimaan Klien Baru dan Melanjutkan Klien Lama
Meskipun memdapatkan atau mempertahankan klien bukanlah hal yang mudah,
namun kantor akuntan hendaknya berhati hati dalam memutuskan mana yang kaan
diterima. Apabila dinyatakan dengan risiko audit yang dapat diterima, auditor
kemungkinan tidak akan menerima klien baru atau melanjutkan klien yang sudah ada,
seandainya risiko audit bisa diterimanya berada dibawah tingkat risiko audit yang bisa
diterima kantor akuntan yang bersangkutan. (SA220-Para.12dan13)
Menginvestigasi Klien Baru
Sebelum menerima klien baru, kebanyakan kantor akuntan biasanya melakukan
investigasi atas calon klien dan perusahaannya untuk menentukan akseptabilitasnya.
Kantor akuntan juga harus menentukan apakah memiliki kompetensi untuk mengaudit
calon klien, seperti misalnya pengetahuan tentang bidang usaha klien, dan apakah
kantor akuntan memenuhi semua persyaratan independensi.
Klien Lama Berkelanjutan
Pertimbangan auditor tentang keberlanjutan hubungan dengan klien dan
ketentuan etika yang relevan, termasuk independensi, terjadi sepanjang perikatan audit,
seiring dengan perubahan kondisi. KAP biasanya melakukan evaluasi terhadap klien
berkelanjutan untuk menentukan apakah terdapat alasan untuk tidak melanjutkan audit
pada klien lama tertentu. Penyelidikan atas klien baru dan penilaian kembali terhadap
klien lama merupakan bagian penting dalam memutuskan risiko audit yang dapat
diterima.
Mengidentifikasi Klien Minta Diaudit
Ada dua faktor yang mempengaruhi risiko audit bisa diterima, yaitu calon
pemakai laporan keuangan dan tujuan pemakaian laporan keuangan auditan. Sepanjang
pelaksanaan penugasan, auditor dapat memperoleh tambahan informasi tentang
mengapa klien memerlukan audit dan kemungkinan penggunaan laporan keuangan
auditan. Informasi itulah yang akan mempengaruhi keputusan auditor tentang risiko
bisa diterima.
Mendapatkan Kesepahaman Dengan Klien
SA 210 Para. 9 menyatakan bahwa auditor harus menyepakati ketentuan
perikatan audit dengan manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
entitas. Peran manajemen dalam menyetujui ketentuan perikatan audit tergantung pada
struktur tata kelola klien dan peraturan perundang undangan yang berlaku. Informasi
yang terdapat dalam surat perjanjian sangat penting untuk pembuatan perencanaan
audit, terutama karena ketentuan dalam perjanjian akan mempengaruhi saat kapan
pengujian pengujian dilakukan dan total waktu yang tersedia untuk pelaksanaan audit
dan jasa lainnya.
Menilai Strategi Audit Menyeluruh
Setelah diperoleh pemahaman tentang alasan klien minta diaudit, auditor harus
menetapkan strategi sudit pendahuluan. Strategi tersebut harus mempertimbangkan
sifat bidang usaha klien, termasuk jugamempertimbangkan area area yang
mempunyai risiko terjadinya kesalahan penyajian signifikan.
partner staf dengan berbagai jenjang pengalaman kerja. Namun, pada audit yang kecil
mungkin hanya dibutuhkan satu atau dua anggota staf. Salah satu pertimbangan dalam
penentuan staf adalah perlu adanya kontinuitas dari tahun ke tahun.
Menentukan Kebutuhan Untuk Menggunakan Pekerjaan Pakar Auditor
Apabila suatu penugasan membutuhkan staf yang memiliki pengetahuan khusus,
terbuka kemungkinan bagi auditor untuk menggunakan pakar yang disebut pakar
auditor (auditors expert). Auditor harus memiliki pemahaman yang memadai tentang
bisnis klien untuk memastikan apakah dibutuhkan pakar atau tidak. Auditor harus
mengevaluasi kualifikasi professional pakar, serta harus mempertimbangkan hubungan
pakar dengan klien. Penggunaan pakar tidak mempengaruhi tanggungjawab auditor
dan laporan auditor juga tidak perlu menjelaskan penggunaan pakar, kecuali apabila
laporan pakar berpengaruh pada pendapat auditor untuk tidak memberi pendapat wajar
tanpa pengecualian.
1.3 MEMAHAMI BISNIS DAN BIDANG USAHA KLIEN
Pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan bidang usaha serta jalannya
operasi perusahaan klien merupakan hal yang sangat penting untuk melaksanakan audit
yang memadai. (SA315Par.11) menyatakan bahwa auditor harus memperoleh
pemahaman tentang entitas dan lingkungannya.sifat bisnis dan bidang usaha klien
mempengaruhi risiko bisnis klien dam risiko terjadinya kesalahan penyajian material
dalam laporan keuangan. Terdapat sistem stratejik untuk memahami bisnis klien, yaitu
bidang usaha dan lingkungan eksternal, operasi dan proses bisnis, manajemen dan tata
kelola bisnis, serta pengukuran dan kinerja.
Bidang Usaha Dan Lingkungan Eksternal Klien
Terdapat tiga alasan mengapa auditor perlu mendapatkan pemahaman yang baik
tentang bidang usaha dan lingkungan eksternal klien, yaitu :
1) Risiko yang berkaitan dengan bidang usaha klien akan mempengaruhi tentang
tingkat risiko bisnis klien dan tingkat risiko audit yang bisa diterima, bahkan bisa
mempengaruhi pertimbangan untuk menerima atau menolak klien.
2) Banyak risiko inheren lazim dijumpai pada semua klien yang bergerak dalam
bidang usaha tertentu. Pengenalan atas risiko risiko tersebut akan membantu
auditor dalam menilai relevansinya terhadap klien.
3) Banyak bidang usaha yang memiliki persyaratan akuntansi yang unik dan harus
difahami auditor untuk menilai apakah laporan keuangan klien sudah sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum.
Operasi Bisnis Dan Proses
Auditor harus memahami berbagai faktor seperti misalnya sumber sumber utama
pendapatan, pelanggan dan pemasok utama, sumber pendanaan, dan informasi tentang
ada tidaknya hubungan istimewa yang bisa menjadi petunjuk bagian mana yang
memiliki risiko bisnis tinggi.
Mengunjungi Fasilitas Dan Tempat Operasi Klien
Mengunjungi fasilitas dan tempat klien beroprasi sangat berguna untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pengoprasian bisnis klien. Dengan
melihat langsung fasilitas fisik, auditor dapat menilai pengalaman fisik atas aset dan
menginterpretasikan data akuntansi yang berkaitan dengan aset. Dengan pengalaman
melihat langsung, auditor menjadi lebih mampu untuk menilai risiko inheren.
Mengidentifikasi Hubungan Dengan Pihak Berelasi
Transaksi dengan pihak pihak yang mempunyai hubungan dengan pihak
berelasi sangat penting bagi auditor karena standar audit mengharuskan hal tersebut
diungkapkan dalam laporan keuangan, apabila jumlahnya material. Pihak berelasi
didefinisikan sebagai suatu perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau
pihak lain yang mempunyai kesepakatan dengan klien, dimana salah satu pihak bisa
mempengaruhi manajemen atau kebijakan operasi perusahaan lain. Transaksi dengan
pihak berelasi merupakan setiap transaksi yang dilakukan antara klien dengan pihak
yang mempunyai hubungan dengan pihak berelasi. Karena semua transaksi dengan
pihak berelasi yang material harus diungkapkan, maka semua pihak yang berelasi
dengan klien harus diidentifikasi dan dicantumkan dalam kertas kerja permanen auditor
sejak awal audit.
Manajemen Dan Tata Kelola
Pengukuran Kinerja
Sistem pengukuran kinerja klien meliputi indikator indikator kinerja kunci
yang digunakan manajemen untuk mengukur progres dalam upaya mencapai tujuan.
Pengukuran kinerja meliputi analisi rasio dan melakukan pembandingan dengan para
kompetitor. Sebagai bagian dari pemahaman tentang bisnis klien, auditor harus
melakukan analisis rasio atau meriview perhitungan rasio rasio kinerja kunci yang
telah dibuat klien.
1.4 MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN
Auditor menggunakan pemahamannya tentang bisnis dan bidang usaha klien
untuk menilai risiko bisnis klien, yaitu risiko kegagalan klien dalam mencapai
tujuannya. (SA315Par.15) menegaskan bahwa auditor harus memperoleh suatu
pemahaman tentang apakah entitas memiliki suatu proses untuk mengidentifikasi risiko
bisnis yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, mengestimasi signifikansi
risiko, menentukan kemungkinan terjadinya risiko tersebut, dan memutuskan tindakan
untuk menangani risiko tersebut. Proses penilaian risiko entitas membentuk suatu basis
bagi manajemen untuk menentukan bagaimana risiko dikelola. Ketepatan atas
kesesuaian proses penilaian risiko entitas dengan kondisinya ditentukan oleh
perimbangan auditor. Pada umumnya auditor menaruh perhatian besar terhadap risiko
terjadinya kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh
risiko bisnis klien. Manajemen adalah sumber utama untuk mengidentifikasi risiko
bisnis klien. Dalam perusahaan publik, manajemen berkewajiban untuk menilai secara
cermat risiko bisnis klien yang relevan dan mempengaruhi pelaporan keuangan.
1.5
SAAT
(Diharuskan) Tahap Tahap
Perencanaan
Substantif
Penyelesaian
Tujuan sekunder
Tujuan sekunder
Tujuan sekunder
Tujuan utama
kesalahan penyajian
Mengurangi pengujian detil
Tujuan sekunder
Tujuan utama
bersih
Retur dan potongan penjualan dibagi
dengan penjualan kotor
persentase
dari
total
signifikan
dari
beban
manufaktur
beban individual
manufaktur
adanya
perbedaan
menunjukkan
bahwa
kesalahan
penyajian
kecil
kemungkinan terjadi.
4. Hasil ekspektasi yang ditentukan auditor
Membandingkan data klien dengan ekspektasi auditor, pembandingan lain yang lazim
dilakukan antara data klien dengan hasil yang diharapkan terjadi ketika auditor
menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan dengan saldo sesungguhnya.
Dalam prosedur analitis jenis ini, auditor membuat suatu estimasi tentang berapa
besar saldo seharusnya dengan menghubungkan saldo tersebut dengan saldo saldo
akun neraca atau akun laba rugi atau dengan membuat suatu proyeksi berdasarkan
data non keuangan atau trend masa lalu.
5. Hasil ekspektasi dengan menggunakan data non keuangan
Membandingkan data klien dengan taksiran hasil dengan menggunakan data non
keuangan, misalkan anda sedang mengaudit sebuah hotel. Anda bisa membuat
ekspektasi untuk total pendapatan penjualan kamar dengan mengalikan jumlah kamar,
rata rata tariff harian untuk setiap kamar, dan tingkat hunian rata rata (average
occupancy rate). Selanjutnya anda bisa membandingkan hasil estimasi anda dengan
total pendapatan menuut pembukuan klien sebagai penguji kewajaran pendapatan.
Masalah terbesar dalam penggunaan data non keuangan adalah ketelitian data.
1.8 RASIO RASIO KEUANGAN YANG LAZIM DIGUNAKAN
Prosedur analitis yang digunakan auditor seringkali berupa pemakaian rasio rasio
keuangan pada tahap perencanaan dan tahap review akhir dari suatu audit laporan
keuangan. Cara ini bermanfaat untuk memahami kejadian kejadian mutahir dan
status keuangan perusahaan dan untuk melihat laporan dari perspektif pemakai laporan
keuangan. Sekarang marilah kita perhatikan sejumlah rasio keuangan yang lazim
digunakan :
1. Kemampuan Membayar Kewajiban Jangka Pendek
Rasio kas
Rasio cepat
Rasio Lancar
Aset Lancar
Kewajiban Lancar
Penjualan Bersih
Rata rata Piutang Bruto
365 Hari
Perputaran Piutang
Perputaran persediaan
365 Hari
Perputaran Persediaan
Total Kewajiban
Total Ekuitas
Laba Operasi
Beban Bunga
Laba Bersih
Rata rata Saham Biasa Beredar
Penjualan
Penjualan Bersih
Marjin Laba
Laba Operasi
Penjualan Bersih