Arsitektur DBMS Terdistribusi PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Resume Arsitektur DBMS Terdistribusi

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.

Achmad Arif Setyoko


Amali Reza
M. Rizki Irwanto
Yoska Tulus Sagita

(120533430979)
(1205334309)
(120533430983)
(120533430934)

Arsitektur DBMS Terdistribusi :


1. Client Server
Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada jaringan
yang membedakan fungsi computer sebagai Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan
sebuah komputer sebagai Server. Server ini yang bertugas memberikan pelayanan kepada
terminal-terminal lainnya yang terhubung dalam system jaringan atau Client. Server juga
dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi pakai berkas (file server), printer
(printer server), jalur komunikasi (server komunikasi).
Pada model arsitektur ini, Client tidak dapat berfungsi sebagai Server, tetapi
Server dapat berfungsi menjadi Client (server non-dedicated). Prinsip kerja pada arsitektur
ini sangat sederhana, dimana Server akan menunggu permintaan dari Client, memproses
dan memberikan hasil kepada Client, sedangkan Client akan mengirimkan permintaan
ke Server, menunggu proses dan melihat visualisasi hasil prosesnya.
Sistem Client Server ini tidak hanya diperuntukkan bagi pembangunan jaringan komputer
skala luas. Sistem ini menggunakan protokol utama Transmision Control Protocol/Internet
Protocol (TCP/IP), sedangkam sistem operasi yang digunakan antara lain Unix, Linux dan
Windows NT.

Skema Client / Server


Komponen dasar Client Server
Pada dasarnya Client Server terdiri dari 3 komponen pembentuk dasar, yaitu Client,
Middleware, dan Server. Gubungan dari ketiganya dapat digambarkan sebagai berikut:

Macam-macam Client Server :


a. Client Server Single Tier
Arsitektur single tier memiliki kekurangan, yaitu dalam hal interface grafis yang
membutuhkan lebih banyak dukungan komputasional/pemecahan masalah dari pada
sekedar dumb terminal sederhana. Adanya computer personal yang semakin canggih
dengan harga relative murah yang dapat digunakan sebagai client dapat digunakan
sebagai client dapat mengarah ada pengembangan arsitektur two tier.
b. Client server Two Tier
Arsitektur yang disebut client server dimana terdapat computer sebagai client dan
server yang berinteraksi melalui protocol dan media komunikasi tertentu.
1) Thin Clien Thick Server merupakan arsitektur dimana server menjalankan
fungsi lebih banyak dibandingkan client

2) Thick Client (fat client) Thin Server merupakan arsitektur dimana client
mendapatkan peran lebih banyak dibandingkan server.
Arsitektur ini sedikitnya memberi dua peran bagi client dimana client tidak hanya
berperan sebagai penyaji interface saja, melainkan juga berfungsi mengoperasikan
aplikasi. Sementara itu, server hanya bertugas untuk mengelola data saja sehingga
beban client menjadi bertambah. Model thick server ini diterapkan pada system
layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

c. Client Server Three Tier


Arsitektur yang memisahakan antara :

Data Managemen Tier merupakan computer server yang dikhususkan untuk


menangani pengelolaan basis data.

Middle Tier merupakan computer server yang dikhususkan menangani


aplikasi aplikasi dimana prosedur prosedur dan perhitungan kompleks
dieksekusi

Presentation Tier merupakan computer client yang menjadi interface bagi


pengguna untuk memasukkan data, mengajukan permintaan layanan ke
server dan melihat hasilnya

Arsitektur Three Tier memiliki sejumlah keuntungan, antara lain masing


masing Tier akan beroperasi dengan stabilitas yang tinggi karena beban terbagi
secara merata. Model ini juga memungkinkan dimana pada masing masing Tier
diterapkan platform yang berbeds

2. Sistem Terdistribusi (Peer to Peer)


Bagian dari model sistem terdistribusi dimana sistem dapat sekaligus berfungsi sebagai
client maupun server. Sebuah arsitektur di mana tidak terdapat mesin khusus yang
melayani suatu pelayanan tertentu atau mengatur sumber daya dalam jaringan dan semua
kewajiban dibagi rata ke seluruh mesin, yang dikenal sebagai peer. Pola komunikasi yang
digunakan berdasarkan aplikasi yang digunakan. Peer-to-peer merupakan model yang
paling general dan fleksible.

Sebuah jaringan P2P murni tidak memiliki gagasan tentang klien atau server tetapi
node rekan hanya sebesar yang secara bersamaan berfungsi baik sebagai "klien" dan
"server" ke node lain pada jaringan. Model pengaturan jaringan berbeda dari model clientserver di mana komunikasi Biasanya ke dan dari server pusat. Sebuah contoh khas dari
transfer file yang tidak menggunakan model P2P File Transfer Protocol (FTP) layanan di
klien dan server which program yang berbeda: klien melakukan transfer, dan server
memenuhi permintaan ini.

Keunggulan Peer to peer :


1. Antar komputer dalam jaringan dapat berbagi fasilitas, yang dimilikinya seperti:
harddisk, drive, fax/modem, printer.
2. Biaya operasional relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe jaringan client-server.
3. Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server, Sehingga bila salah satu
komputer/peer mati atau rusak, jaringan secara keseluruhan tidak akan mengalami
gangguan.

Kelemahan Peer to peer :


1. Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit. komunikasi adalah antara server dengan
workstation.
2. Kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client-server, karena setiap
komputer disamping harus mengelola pemakaian fasilitas jaringan juga harus
mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri.
3. Keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing user dengan mengatur
keamanan masing-masing fasilitas yang dimiliki.

3. Arsitektur Multi DBS


Fungsi-fungsi komponen arsitektur MDBS:
a. User Interface
Menyediakan fasilitas untuk memudahkan user dalam mengakses dan mengelola data
dimana interface dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan user terhadap database.
b. Query Processor

Memverifikasi apakah program atau query yang ditulis oleh user sesuai aturan DDL
dan DML.
c. Query Optimizer
Menemukan cara paling efektif untuk mengakses data yang diperlukan kemudian
memberikannya ke user dan juga berfungsi mengawasi eksekusi query dan perubahan
query jika diperlukan.
d. Transaction Manager
Berfungsi sebagai penjamin bahwa basis data berada dalam keadaan konsisten
(correct), memberitahukan kegagalan sistem dan kesalahan transaksi.
e. Scheduler
Scheduler/penjadwalan berfungsi untuk memaksimalkan mekanisme yang menjamin
database terupdate dengan benar tanpa adanya gangguan dari lokasi yang lain pada
saat proses transaksi secara bersamaan berlangsung sehingga kesatuan data dapat
terjamin. f. Recovery Manager Recovery manager bertanggung jawab atas atomicity
dan durability. Jika kesalahan terjadi antara penulisan ke buffer dan mengirimkan
buffer database ke penyimpanan sekunder maka recovery manager harus menetapkan
status dari transaksi yang melakukan penulisan pada saat terjadi kerusakan.
Jika transaksi dinyatakan commit, maka untuk memastikan durability, recovery
manager harus melakukan redo (roll for ward) terhadap perubahan transaksi. Jika
transaksi belum committed pada saat terjadi kerusakan, recovery manager harus
melakukan undo (roll back) segala akibat dari transaksi tersebut untuk menjamin
atomicity transaksi. < br /> Jika hanya terdapat satu transaksi yang tidak diselesaikan,
maka mengacu ke partial undo. Sedangkan jika seluruh transaksi tidak terselesaikan
maka mengacu ke- global undo.

f. Runtime Support Processor


Melakukan maintenance main memory buffer dan akses data.

Skema Multi DBS

Anda mungkin juga menyukai