Landasan Teori WEMOS

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Microcontroller Wemos


Microcontroller Wemos adalah sebuah Microcontroller pengembangan
berbasis modul microcontroller ESP 8266. Microcontroller Wemos

dibuat

sebagai solusi dari mahalnya sebuah sistem wireless berbasis Microcontroller


lainnya. Dengan menggunakan Microcontroller Wemos biaya yang dikeluarkan
untuk membangun sistem WiFi berbasis Microcontroller sangat murah, hanya
sepersepuluhnya dari biaya yang dikeluarkan apabila membangun sistem WiFi
dengan menggunakan Microcontroller Arduino Uno dan WiFi Shield.

Gambar 2.1 Microcontroller Wemos

yang berbeda pada Microcontroller ini yaitu kemampuannya untuk


menyedikan fasilitas konektifitas WiFi dengan mudah serta memory yang
digunakan sangat besar yaitu 4 MB [2].

http://digilib.mercubuana.ac.id/

2.1.1 Microcontroller Chipset pada Microcontroller Wemos


Pada Microcontroller wemos memiliki 2 buah chipset yang digunakan
sebagai otak kerja platform tersebut. Beberapa chipset pada Microcontroller ini
adalah :

a. Chipset ESP8266
ESP8266 adalah sebuah chip microcontroller yang memiliki fitur Wi-Fi
yang mendukung stack TCP / IP. Diproduksi oleh produsen Cina yang
berbasis di Shanghai, Espressif. Pada Agustus 2014 AI-Thinker membuat
modul ESP-01 dengan menggunakan lisensi oleh Espressif. modul kecil
ini memungkinkan microcontroller untuk terhubung dengan jaringan WiFi dan membuat koneksi TCP / IP hanya dengan menggunakan command
yang sederhana seperti Hayes-gaya. Harga yang sangat rendah dan sangat
sedikit komponen eksternal pada modul ini mengakibatkan sangat
murahnya harga sebuah chip ini. Dengan clock 80 MHz chip ini dibekali
dengan 4MB Eksternal RAM, mendukung format IEEE 802.11 b/g/n
sehingga tidak menyebabkan interference bagi yang lain. Mendukung
enkripsi WEP, WPA sehingga menjadikan chipset

ini sangat aman

digunakan. Chipset ini memiliki 16 GPIO pin yang berkerja pada 3.3 Volt,
1 pin ADC dengan resolusi 10 bit.

b. Chipset CH340
CH340 adalah sebuah Chipset

yang mengubah USB menjadi serial

interface. Sebagai contohnya adalah aplikasi USB converter to IrDA atau


aplikasi USB converter to Printer. Dalam mode serial interface, CH340
mengirimkan sinyal penghubung yang umum digunakan pada MODEM.
CH340 digunakan untuk memperbesar asynchronous serial interface
komputer atau mengubah perangkat serial interface umum untuk
berhubungan dengan bus USB secara langsung.

Modul Microcontroller ini dapat dibangun sendiri atau dibeli jadi.


Perangkat lunaknya dapat didownload secara gratis. Desain referensi perangkat

http://digilib.mercubuana.ac.id/

keras (File CAD) yang tersedia di bawah lisensi open-source, dan bebas untuk
mengubahnya sesuai dengan kebutuhan. Walaupun modul Microcontroller ini
berbeda dengan modul Microcontroller arduino, namun kita dapat menggunakan
baik IDE, Library, Maupun command yang terdapat pada arduino untuk dapat
digunakan pada microcontroller ini [3].

2.1.2 Sketch
Sketch adalah lembar kerja pada sistem arduino yang digunakan untuk
menulis listing program, mengeditnya, mengcompile dan kemudian mengupload
ke dalam Microcontroller tersebut. Sketch Arduino terdiri dari bagian-bagian
seperti comments, Setup (), dan Loop (). Dibawah ini akan dijelaskan secara lebih
detail mengenai bagian-bagian tersebut.

2.1.2.1 Comments
Biasanya komentar digunakan untuk memudahkan bagi orang-orang
membaca kode yang telah ditulis oleh engineer, untuk menjelaskan tujuan dari
dibuatnya program ini, cara kerjanya, atau mengapa program tersebut ditulis
seperti itu. Dibawah adalah contoh Comments :
/*
*

Blink

*
* The basic Arduino example. Turns on an LED on for one second,
* then off for one second, and so on...

We use pin 13 because,

* depending on your Arduino board, it has either a built-in LED


*

or

built-in

resistor

so

that

you

need

only

an

LED.

*
*

http://www.arduino.cc/en/Tutorial/Blink

*/
Adalah sesuatu yang baik untuk memberikan komentar atas sketch, salah
satunya adalah untuk membantu ketika adanya kode yang ingin diperbaiki serta
hal ini dapat membantu orang lain untuk belajar dari atau memodifikasi kode yang
sudah berjalan. Ada comments dengan bentuk lain, yaitu single-line. Comments

http://digilib.mercubuana.ac.id/

ini dimulai dengan // dan lanjut hingga ke akhir baris. Sebagai contohnya
adalah :

int ledPin = 13; // LED connected to digital pin 13

Kalimat yang berisi pesan ini "LED connected to digital pin 13" adalah sebuah
comments yang digunakan untuk menjelaskan mengenai variable 13

2.1.2.2 Fungsi Setup ()


Ada beberapa fungsi khusus yang merupakan bagian dari sketch yaitu
Setup () . Fungsi Setup () dipanggil sekali, yaitu ketika sketsa dimulai. Fungsi
ini merupakan tempat yang baik untuk melakukan pengaturan-pengaturan seperti :
Pengaturan mode output pada pin digital
Inisialisasi Library Microcontroller arduino
Inisialisasi Variabel, dan lain-lain
fungsi Setup hanya akan berjalan sekali, setelah setiap PowerUp atau setelah
tombol reset pada rangkaian modul Arduino ditekan. Berikut adalah contoh dari
fungsi Setup () :

void Setup ()
{
Serial.begin(9600);
pinMode(buttonPin, INPUT);
}

2.1.2.3 Fungsi Loop ()


Fungsi Loop () adalah fungsi utama dalam sketch arduino ini. Fungsi ini
dipanggil berulang kali oleh modul Microcontroller untuk menjalankan program
yang telah tersimpan di dalamnya. Berikut adalah contoh penggunaan dari fungsi
Loop () :

void Loop ()

http://digilib.mercubuana.ac.id/

{
if (digital Read(buttonPin) == HIGH)
serialWrite('H');
else
serialWrite('L');
delay(1000);
}

fungsi Loop

() sesuai dengan namanya, melakukan perulangan setiap

listing program yang dituliskan, yang pada saat tertentu variable dari program
anda telah berubah sehingga sistem merespon dan menghasilkan output baru yang
berbeda dengan hasil output pertama.

2.1.3 Fitur-fitur Microcontroller Wemos


Berikut ini adalah Fitur-fitur dari perangkat keras Microcontroller Wemos
. Perangkat keras ini dapat diprogram dengan mudah pada sketch. Ada beberapa
fitur-fitur perangkat keras yang dapat ditemukan pada modul Microcontroller
Wemos , berikut adalah penjelasan dari fitur-fitur tersebut :

2.1.3.1 Pin Digital


Salah satu I/O Port pada modul Microcontroller Wemos dikenal dengan
Pin Digital . Pin ini dapat dikonfigurasi baik sebagai input ataupun dapat
digunakan sebagai output .

1. Karakteristik pin digital ketika menjadi input


Secara default pengaturan port digital

adalah pengaturan untuk port

masukan, sehingga mereka tidak perlu secara eksplisit dinyatakan sebagai


input dengan pinMode (). Pin dikonfigurasi sebagai input sehingga pin
tersebut berada dalam keadaan impedansi tinggi. Salah satu penjelasannya
adalah pin input akan mengambil daya yang sangat kecil sekali pada
rangkaian ketika dalam kondisi pengambilan sampel, dapat dikatakan
bahwa ada resistor seri dari 100 Megaohm di depan pin tersebut. Hal ini

http://digilib.mercubuana.ac.id/

10

berarti bahwa hanya sangat sedikit arus yang digunakan untuk


memindahkan kondisi pin input tersebut dari keadaan satu ke keadaan
yang lain. Sehingga hal ini dapat membuat pin berguna untuk melakukan
tugas-tugas seperti membaca sensor sentuh kapasitif, membaca sebuah
LED sebagai dioda, atau membaca sebuah sensor analog dengan skema
seperti RCTime. Akan tetapi hal ini juga berarti, apabila ada pin input
yang tidak terhubung ke rangkaian, akan menghasilkan beberapa keadaaan
seperti akan berlogika acak, menghasilkan noise, atau akan menjadi
kapasitor coupling pada pin yang berdekatan dengan Pin tersebut.
Adalah hal yang berguna untuk mengarahkan pin masukan ke
keadaan yang dikenal jika tidak ada input. Hal ini dapat dilakukan dengan
menambahkan resistor pull-up

(ke +3.3 V), atau resistor pull-down

(resistor ke tanah) pada input, dengan resistor 10 Kohm. Ada juga resistor
pull-up

20 KOhm yang dapat di akses pada chip Atmega dengan

perangkat lunak. Berikut ini adalah cara untuk mengakses resistor pullup
built-in.

pinMode(pin, INPUT);

// set pin to input

digital Write(pin, HIGH);

// turn on pullup resistors

2. Karakteristik pin digital ketika menjadi Output


Apabila Pin digital ini dikonfigurasi sebagai OUTPUT dengan pinMode
(), maka Pin ini akan berada dalam keadaan impedansi rendah. Hal ini
berarti bahwa mereka dapat menyediakan sejumlah besar arus ke
rangkaian lainnya. Pin Atmega dapat menjadi sumber arus positif atau
menjadi sumber arus negatif hingga 40 mA (milliamps) arus ke perangkat
lain. Hal ini cukup untuk menghidupkan sebuah LED, menjalankan
banyak sensor, namun sayangnya saat ini tidak cukup untuk menjalankan
relay, solenoida, atau motor.
Hubungan pendek pada pin, atau mencoba untuk menjalankan rangkaian
dengan arus yang besar, dapat merusak atau menghancurkan transistor
output pada pin, atau merusak chip secara keseluruhan. Sering kali ini

http://digilib.mercubuana.ac.id/

11

akan menghasilkan sebuah pin "mati" dalam microcontroller akan tetapi


chip yang tersisa masih akan berfungsi secara memadai. Maka untuk
alasan ini, adalah sebuah ide yang baik untuk menghubungkan pin
OUTPUT ke perangkat lain dengan resistor 470 Ohm atau 1 KOhm.

2.1.3.2 Pin Analog


Pin analog pada microcontroller ini memiliki 10 bit resolusi dengan nilai
maksimum 3.2 Volt. Pin analog ini dapat dikonfigurasi dan digunakan persis
dengan cara yang sama seperti pin digital . Berikut ini adalah karakteristik dari
Pin Analog.

1. A/D Converter
Chips Atmega digunakan pada Arduino memiliki 1 saluran analog-todigital converter (ADC). ADC tersebut memiliki 10 bit resolusi dari 0 ke
1023. Sedangkan fungsi utama dari pin analog pada Arduino adalah untuk
membaca sensor analog. pin analog juga memiliki semua fungsi General
Purposes input / output (GPIO) pin (sama dengan pin digital 0-13).

2. Pemetaan Pin
Pin analog dapat digunakan sama seperti pin digital , menggunakan
penamaan A0 (untuk input analog 0), A1, dll Sebagai contoh, kode berikut
digunakan untuk mengatur 0 pin analog ke output , dan mengaturnya
berlogika High :

pinMode(A0, OUTPUT );
digital Write(A0, HIGH);

3. Pull up Resistor
Pin yang analog juga memiliki resistor pullup , yang bekerja sama seperti
resistor pullup pada pin digital . Mereka diaktifkan dengan mengeluarkan
perintah seperti dibawah ini :

http://digilib.mercubuana.ac.id/

12

digital Write(A0, HIGH); // set pullup on analog pin 0

namun

harus

disadari

bahwa

mengatur

Resistor

pull-up

akan

mempengaruhi nilai yang akan diambil oleh analogRead (). Hal tersebut
dikarenakan Perintah analogRead tidak akan bekerja dengan benar jika pin
sebelumnya di gunakan sebagai output , akan tetapi apabila hal ini terjadi
maka pin tersebut

harus di atur kembali menjadi masukan sebelum

menggunakan perintah analogRead. Hal yang sama pula harus diterapkan


jika pin telah diatur untuk menjadi logika High sebagai output , resistor
pullup harus diatur ketika beralih kembali ke input.

2.1.3.3 PWM ( Pulse Width Modulator )


Pulse Width Modulation, atau PWM, adalah teknik untuk mendapatkan
hasil yang analog dengan teknik digital . Digital

kontrol digunakan untuk

membuat gelombang persegi, dan kemudian sinyal diatur sehingga beralih antara
hidup dan mati secara cepat. Pola on-off ini dapat mensimulasikan tegangan
Hidup (3.3 Volt) dan off (0 Volt) dengan mengubah sebagian waktu sinyal Hidup
dengan waktu pada sinyal mati. Lamanya on time disebut lebar pulsa. Untuk
mendapatkan berbagai nilai analog, pengguna akan mengubah, atau memodulasi
lebar pulsa. Jika pengguna mengulangi pola on-off ini dengan cukup cepat dan
menggunakan LED misalnya sebagai output , maka hasilnya adalah pengendalian
kecerahan LED.
Dalam grafik di bawah, garis-garis hijau merupakan periode waktu yang
teratur. Ini adalah durasi atau periode yang merupakan kebalikan dari frekuensi
PWM. Dengan kata lain, dengan frekuensi PWM Arduino di sekitar 500Hz, garis
hijau hanya akan teratur selama 2 milidetik saja. Fungsi untuk analogWrite ()
memiliki nilai skala dari 0 255. Ketika analogWrite memiliki (255) maka siklus
akan 100% (selalu high), dan analogWrite (127) adalah siklus kerja 50% (High
pada separuh waktu dan low pada separuh waktu).

2.1.3.4 Memory
Ada tiga jenis memori dalam microcontroller yang digunakan yaitu :

http://digilib.mercubuana.ac.id/

13

1. RAM untuk Menyimpan Instruksi (64KB).


2. RAM untuk menyimpan data (96KB).
3. Ekternal QSPI Flash untuk menimpan listing Program (4MB)

2.1.4 Teknik memprogram Microcontroller Wemos


Berikut adalah konsep dalam memprogram modul Microcontroller Wemos :

2.1.4.1 Variabel
Variabel adalah tempat untuk menyimpan data. Variabel memiliki nama,
nilai, dan tipe. Sebagai contoh, pernyataan ini (disebut deklarasi). Perintah ini
menciptakan variabel yang namanya pin, yang nilainya adalah 13, dan bertipe int.
apabila user membutuhkan variable ini, maka akan dapat menunjuk ke variabel
ini dengan memanggil namanya. pada saat itu variable ini nilainya akan dicari dan
digunakan. seperti dalam pernyataan ini:

pinMode(pin, OUTPUT );

Nilai dari pin (13) ini akan diteruskan ke perintah pinMode (). Dalam hal
ini, sebenarnya user tidak perlu menggunakan variabel, pernyataan ini akan
bekerja dengan baik sama seperti :

pinMode(13, OUTPUT );

Keuntungan dari penggunaan variabel dalam hal ini adalah bahwa user
hanya perlu menentukan jumlah pin yang digunakan sekali, akan tetapi user dapat
menggunakannya berkali-kali. sehingga jika user kemudian memutuskan untuk
mengubah penggunaan dari pin 13 menjadi pin 12, user hanya perlu mengubah
sedikit kode. user juga dapat menggunakan nama pengenal untuk membuat
pentingnya variabel yang jelas (misalnya program mengendalikan LED RGB
memungkinkan penamaan variabel redPin, greenPin, dan bluePin. Sebuah
variabel memiliki kelebihan lain atas nilai seperti mengubah nilai dari variabel
menggunakan perintah Sebagai contoh:

http://digilib.mercubuana.ac.id/

14

Perintah ini akan mengubah nilai dari variabel menjadi 12. Perhatikan
bahwa user tidak menentukan jenis variable, hal tersebut tidak diubah oleh
perintah tersebut. Artinya, nama variabel secara permanen diasosiasikan dengan
jenis, user hanya melakukan perubahan nilainya. user harus mendeklarasikan
variabel sebelum user memberikan nilai untuk itu. Jika tidak maka pesan error ini
akan muncul "error: pin was not declared in this scope".
Bila user menetapkan satu variabel yang lain, user membuat salinan nilai
variable tersebut dan menyimpan salinannya pada lokasi di memori yang terkait
dengan variabel lain. Mengubah satu tidak berpengaruh pada yang lain. Misalnya,
setelah:

int pin = 13;


int PIN2 = pin;
pin = 12;

hanya variable pin yang memiliki nilai 12, sedangkan untuk variable PIN2
memiliki nilai 13. Hal ini mengacu pada bagian dari listing program user di mana
variabel tersebut digunakan. Sebagai contoh, jika user ingin dapat menggunakan
variabel mana saja dalam programnya, maka user dapat menyatakan di bagian
atas listing programnya. Ini disebut variabel global, berikut adalah contohnya:

int pin = 13;


void Setup ()
{
pinMode(pin, OUTPUT );
}
void Loop ()
{
digital Write(pin, HIGH);
}

http://digilib.mercubuana.ac.id/

15

Seperti yang terlihat, pin yang digunakan di kedua Setup () dan Loop ()
fungsi. Kedua fungsi mengacu pada variabel yang sama, sehingga perubahan itu
satu akan mempengaruhi nilai yang telah di yang lain, seperti di bawah ini :

int pin = 13;


void Setup ()
{
pin = 12;
pinMode(pin, OUTPUT );
}
void Loop ()
{
digital Write(pin, HIGH);
}

Di sini, digital Write () fungsi yang dipanggil dari Loop () akan melewati
nilai 12, karena itu nilai yang ditugaskan ke variabel di Setup () fungsi. Jika user
hanya perlu menggunakan variabel dalam sebuah perintah tunggal, user dapat
menyatakan variable tersebut di Setup

(), sehingga ruang lingkup variable

tersebut akan terbatas pada perintah tersebut. Sebagai contoh :

void Setup ()
{
int pin = 13;
pinMode(pin, OUTPUT );
digital Write(pin, HIGH);
}

Dalam perintah ini, pin variabel hanya dapat digunakan dalam Setup () fungsi.
Jika user mencoba untuk melakukan sesuatu seperti ini:

void Loop ()

http://digilib.mercubuana.ac.id/

16

{
digital Write(pin, LOW); // wrong: pin is not in scope here.
}

User akan mendapatkan pesan yang sama seperti sebelumnya"error: pin


was not declared in this scope". Hal ini berarti meskipun user telah menyatakan
variable pin dalam program, user mencoba untuk menggunakan suatu variabel di
luar jangkauannya. Hal ini berarti jika sebuah variabel bersifat global, nilainya
bisa diubah di mana saja di dalam listing program tersebut, sehingga user perlu
memahami keseluruhan program untuk mengetahui apa yang akan terjadi pada
variabel. Misalnya, jika variabel user memiliki nilai yang tidak Anda harapkan,
akan lebih mudah untuk mencari tahu di mana nilai tersebut berasal dari jika
variabel memiliki ruang lingkup terbatas.

2.1.4.2 Fungsi-Fungsi
Segmentasi program ke fungsi memungkinkan programmer untuk
membuat potongan-potongan program yang melakukan tugas yang telah
didefinisikan sebelumnya dan kemudian kembali ke awal program dimana fungsi
itu dipanggil. Menciptakan sebuah fungsi sangat berguna ketika salah satu
kebutuhan untuk melakukan tindakan yang sama beberapa kali dalam sebuah
program.
Untuk programer yang terbiasa menggunakan BASIC, fungsi dalam
Arduino memberikan (dan memperluas) kegunaan menggunakan subrutin (gosub
dalam BASIC). Menstandarisasikan program ke fungsi memiliki beberapa
keuntungan yaitu membantu programmer tetap terorganisir yang seringkali hal ini
membantu pada awal konsep program. Fungsi juga mengelompokan satu tindakan
dalam satu tempat sehingga fungsi hanya harus dipikirkan dan debugged sekali.
Hal ini juga mengurangi kemungkinan untuk kesalahan dalam modifikasi, jika ada
listing program yang perlu diubah. Fungsi juga membuat sketsa keseluruhan
menjadi lebih kecil dan lebih kompak karena hanya bagian kode tertentu saja yang
digunakan

kembali

berkali-kali.

Fungsi

membuat

lebih

mudah

untuk

menggunakan kembali kode dalam program lain dengan membuatnya lebih

http://digilib.mercubuana.ac.id/

17

modular, dan sebagai efek sampingnya, menggunakan fungsi juga sering membuat
program lebih mudah dibaca.
Ada dua fungsi yang diperlukan dalam sketsa Arduino, Setup () dan Loop
(). Fungsi lainnya harus dibuat di luar kurung dari dua fungsi. Sebagai contoh,
dibawah ini adalah fungsi sederhana untuk mengalikan dua angka.

void Setup (){


Serial.begin(9600);
}
void Loop () {
int i = 2;
int j = 3;
int k;
k = myMultiplyFunction(i, j); // k now contains 6
Serial.println(k);
delay(500);
}
int myMultiplyFunction(int x, int y){
int result;
result = x * y;
return result;
}

2.1.4.3 Library-Library
Sebuah Kelas hanyalah sebuah kumpulan fungsi dan variabel yang semua
berada di satu tempat. Fungsi-fungsi dan variabel dapat bersifat publik, yang
berarti bahwa mereka dapat diakses oleh orang yang menggunakan Library user,
atau Private yang berarti mereka hanya dapat diakses dari dalam kelas itu sendiri.
Setiap kelas memiliki fungsi khusus yang dikenal sebagai konstruktor, yang
digunakan untuk membuat sebuah instance dari kelas. Konstruktor ini memiliki
nama yang sama dengan kelas, dan tidak ada jenis kembali.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

18

Library menyediakan fungsionalitas tambahan untuk digunakan dalam


sketch, misalnya menggunakan perangkat keras atau memanipulasi data. Untuk
menggunakan perpustakaan di sketch, pilih Sketch> Impor Library Menu. Hal ini
akan memasukkan satu atau lebih pernyataan # include di bagian atas sketch dan
akan mengcompile sketch user dengan Library. Karena Library masuk ke sketch
user hal ini menyebabkan peningkatan jumlah Memory yang diperlukan untuk
sketch ini. Jika sketch tidak lagi membutuhkan Library, cukup hapus
pernyataannya # include dari atas sketch.
Ada banyak Library yang sudah ada di dalam perangkat lunak arduino,
Dan beberapa dapat didownload dari berbagai sumber. Library dapat ditemukan
dalam folder khusus, dan biasanya akan berisi sedikitnya dua file dengan akhiran
h Dan satu dengan akhiran cpp.

2.2 LM 35 Temperatur Sensor


Sensor suhu LM35 adalah sebuah perangkat pengukur suhu yang sangat
presisi dengan output tegangan keluar linier dengan kenaikan temperature. Sensor
ini tidak memerlukan alat untuk kalibrasi tambahan untuk dapat menyediakan
pengukuran yang sangat akurat dari suhu -55oC sampai suhu 150oC. harga
perangkat yang murah didapatkan dari kalibrasi pada level wafer silicon. Output
dengan impedansi yang rendah, linier dan kalibrasi yang linier membuat LM35
sangat mudah untuk digunakan. Sensor LM35 menggunakan power supply
tunggal yang bervariasi dari +4 Volt sampai +30 Volt. Sensor ini mempergunakan
arus sangat rendah hanya 60 uA. Perangkat ini juga mememiliki elemen pemanas
dengan daya rendah sehingga hanya akan menambah pengukuran temperature
sebesar 0.1 oC.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

19

Gambar 2.2 Sensor suhu LM35

Penginderaan temperature dilakukan oleh arsitekture segitiga VBE,


dimana elemen temperature tersebut kemudian diberikan penyangga oleh sebuah
amplifier sebelum pada akhirnya dikeluarkan menuju output. Amplifier tersebut
merupakan sebuah amplifier kelas A yang memiliki impedansi keluaran sebesar
0.5 Ohm.

Gambar 2.3 Rangkaian Sensor suhu LM35

Seperti kebanyakan rangkaian berdaya rendah, sensor LM35 ini memiliki


keterbatasan untuk mengemudikan rangkaian dengan beban kapasitansi yang

http://digilib.mercubuana.ac.id/

20

besar. Untuk sekedar beban dengan nilai kapasitansi sebesar 50 pf

dapat

dikemudikan dengan mudah, namun untuk aplikasi dengan nilai lebih besar maka
diperlukan untuk menghubungkan output dengan ground menggunakan rangkaian
R-C tambahan.

2.3 Teknologi Semiconductor Transistor


Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
pemutus rangkaian, penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal, dan lain-lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam keran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaturan arus listrik yang sangat akurat dari rangkaian sumber listriknya.

Gambar 2.4 Transistor through-hole

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E)
dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat
dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input
Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, Penstabil sumber listrik
(stabilisator), dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital,
transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga

http://digilib.mercubuana.ac.id/

21

dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori,
dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

Gambar 2.5 Contoh Rangkaian Penguat transistor

2.3.1 Cara kerja transistor


Silikon murni adalah sebuah material dengan karakteristik material
isolator alami. namun jika pada silicon sedikit material pencemar ditambahkan
seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping dalam jumlah yang
cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, maka Arsenik
akan memberikan elektron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya
konduksi arus listrik. Hal Ini terjadi karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit
terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4 atom. Konduksi terjadi karena pembawa
muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam
kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya
adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.
Selain itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat
semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling
luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa
muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan
oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen.
Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).

http://digilib.mercubuana.ac.id/

22

Telah diketahui bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan


saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa
muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor.
Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah
semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping
silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan
P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik
oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan
konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap
dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki
jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio
perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang
menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.
Jumlah doping yang diperlukan oleh sebuah semikonduktor adalah sangat
kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam
keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah material metal, populasi pembawa
muatan sangat tinggi, yaitu satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal
untuk mengubahnya menjadi isolator, pembawa muatan harus disapu dengan
memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh
lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah
semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom.
Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam
sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain,
listrik di dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti
fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa
dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat diubah menjadi isolator,
sedangkan metal tidak.
Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa
muatan, yaitu elektron atau lubang, namun pada dasarnya transistor bipolar adalah
pergerakan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion
zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan

http://digilib.mercubuana.ac.id/

23

bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis dan emiter. Walau
transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan, namun
sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode.
Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal
silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.

Tabel 2.1 Semiconductor material characteristics


Junction
Semiconductor
material

forward
voltage
V @ 25
C

Electron

Hole

Max.

mobility

mobility

junction

m2/(Vs)

m2/(Vs)

temp.

@ 25 C

@ 25 C

Ge

0.27

0.39

0.19

70 to 100

Si

0.71

0.14

0.05

150 to 200

GaAs

1.03

0.85

0.05

150 to 200

150 to 200

Al-Si junction 0.3

2.3.2 Transistor sebagai Sakelar


Transistor biasanya digunakan sebagai sakelar elektronik, baik untuk
kegunaan pada daya besar seperti sakelar pada power supply, maupun digunakan
pada daya rendah seperti gerbang logika.
Ketika tegangan pada terminal kolektor memiliki beda potensial dengan
tegangan pada catu daya yang diakibatkan oleh adanya tahanan beban, maka arus
akan mengalir dari catu daya rangkaian menuju terminal kolektor dari transistor.
Namun setelah beberapa saat ketika arus sudah mengisi terminal kolektor dan
beda potensial antara tegangan pada terminal kolektor dengan tegangan pada catu
daya semakin tipis akibat adanya arus yang mengalir maka pada suatu saat arus
akan berhenti mengalir dikarenakan sudah tidak ada lagi beda potensial lagi antara

http://digilib.mercubuana.ac.id/

24

tegangan catu daya dengan tegangan pada kaki kolektor, pada saat ini transistor
dikatakan berada didalam kondisi saturasi atau jenuh. Namun ketika tegangan
pada terminal basis diterapkan oleh dan arus mengalir melalui kaki basis, maka
arus pada terminal kolektor akan mengalir menuju emitor. Pada kondisi ini
transistor dinamakan cut off, arus akan terus mengalir sampai pada suatu ketika
dimana tegangan pada terminal basis tidak ada lagi sehingga arus tidak ada yang
mengalir melalui basis dan menyebabkan arus pada terminal kolektor pun tidak
lagi mengalir [4].

Gambar 2.6 Contoh Rangkaian transistor sebagai sakelar

2.4 Teknologi Thermo Electric Colling (Peltier)


Thermo electric colling atau yang sering dikenal dengan nama popular
peltier, adalah sebuah perangkat yang menggunakan efek peltier untuk
menghasilkan keadaan panas maupun dingin yang dapat digunakan oleh perangkat
lainnya. Sebuah Thermo electric colling adalah sebuah perangkat solid state aktif
yang dapat memindahkan panas dari satu sisi perangkat ke sisi perangkat lainnya
dengan menggunakan energi listrik. Dengan melihat arah arus listriknya sebuah
perangkat dapat dinamakan sebuah perangkat peltier, pompa panas peltier,
maupun pendingin solid state. Perangkat-perangkat tersebut dapat digunakan
untuk aplikasi pemanasan atau pendinginan, meskipun sering kali aplikasi tersebut
digunakan untuk pendinginan. Perangkat tersebut juga dapat digunakan untuk
control temperature dingin maupun panas.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

25

Gambar 2.7 Peltier

Teknologi ini jarang sekali digunakan untuk lemari pendingin bila


dibandingkan dengan teknologi lemari pendingin yang menggunakan tekanan dan
penguapan. Namun kelebihan utama dari pendingin peltier bila dibandingkn
dengan teknologi tekanan dan penguapan tersebut adalaha tidak adanya bagian
yang bergerak atau cairan yang berputar, sehingga memiliki masa hidup yang
panjang, kuat terhadap kebocoran, memiliki ukuran yang kecil, dan bentuk yang
mudah di sesuaikan. Namun kekurangannya adalah biaya yang besar dan efisiensi
daya yang rendah, namun kini banyak peneliti dan perusahaan yang berusaha
untuk mengembangkan pendingin peltier yang murah dan efisien.
Pendingin peltier dapat juga digunakan sebagai pembangkit listrik thermo
electric. Ketika di operasikan sebagai pendingin, sebuah beda potensial diterapkan
pada perangkat ini, dan hasilnya adalah perbedaan pada temperature pada kedua
sisi.namun ketika di jalankan sebagai pembangkit listrik, satu sisi dari perangkat
di panaskan sehingga suhunya lebih tinggi dari sisi yang lain, sehingga hasilnya
adalah perbedaan beda potensial antara dua buah sisi.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

26

2.4.1 Prinsip kerja


Perangkat ini memiliki dua sisi, dan ketika arus DC mengalir melalui
perangkat, ia membawa panas dari satu sisi ke sisi lain, sehingga satu sisi
mendapat dingin sementara yang lain akan lebih panas. Sisi panas akan ditempel
dengan heatsink sehingga tetap pada suhu kamar, sedangkan sisi dingin berjalan
di bawah suhu kamar. Dalam beberapa aplikasi beberapa pendingin dapat
mengalir bersama-sama untuk suhu yang lebih rendah. Ketika perangkat ini di
terapkan beda potensial maka prinsip kerja perangkat ini menggunakan peltier
effect, namun apabila perangkat tersebut satu sisinya dipanaskan dengan
menggunakan energi dari luar dan sisi lainnya dingin atau mengikuti suhu ruangan
maka perangkat tersebut berkerja dengan menggunakan prinsip Seebeck effect
dan menghasilkan listrik.
Efek Peltier adalah sebuah fenomena fisika dimana adanya pemanasan
atau pendinginan suatu conductor akan berakibat adanya listik pada sambungan
dari dua buah konduktor yang berbeda. Hal ini karena logam menanggapi
perbedaan suhu dengan cara yang berbeda, sehingga menciptakan loop arus dan
medan magnet.

2.4.2 Konstruksi Peltier


Dua semikonduktor yang unik, salah satu tipe-n dan satu tipe-p, digunakan
karena mereka harus memiliki kerapatan elektron yang berbeda. Semikonduktor
ditempatkan secara paralel satu sama lain dan kemudian digabung dengan
piringan termal di setiap sisi. Ketika tegangan diterapkan ke ujung dari dua
semikonduktor maka akan ada aliran arus DC di persimpangan semikonduktor
menyebabkan perbedaan suhu. Sisi dengan pelat pendingin menyerap panas yang
kemudian pindah ke sisi lain dari perangkat dimana heat sink telah terpasang.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

27

Gambar 2.8 konstruksi peltier dingin-panas

TECs biasanya dihubungkan berdampingan dan berada di tengah-tengah antara


dua piring keramik. Kemampuan pendinginan unit sebanding dengan jumlah
TECs di dalamnya.

Gambar 2.9 Konstruksi Peltier

2.5

IoT (Internet of Things)


Internet hal (IOT) adalah kumpulan dari perangkat fisik, kendaraan,

bangunan dan barang-barang- elektronik, perangkat lunak, sensor, aktuator, dan


jaringan penghubung yang memungkinkan benda-benda untuk saling melakukan
pertukaran

data.

Dalam

2013

Standar

Internet

of Things

(IOT-GSI)

mendefinisikan IOT sebagai "infrastruktur masyarakat informasi ". IOT


memungkinkan objek yang akan dirasakan dan dikendalikan dari jarak jauh di
dalam seluruh infrastruktur jaringan yang ada. Menciptakan peluang baru untuk
integrasi secara langsung dari dunia fisik ke dalam sistem berbasis komputer, dan

http://digilib.mercubuana.ac.id/

28

menghasilkan peningkatan efisiensi, akurasi dan manfaat ekonomi terhadap


sebuah sistem. Para ahli memperkirakan bahwa IOT akan terdiri dari hampir 50
miliar benda 2020.

Gambar 2.10 Aplikasi-aplikasi IoT

2.5.1 Sensor IoT dan aplikasi


"Things" dalam arti IOT, dapat merujuk ke berbagai perangkat aplikasi
hardware seperti pemantau implan jantung, biochip transponder pada hewan
ternak, mobil dengan built-in sensor, perangkat analisis DNA untuk lingkungan /
makanan / patogen pemantauan atau perangkat operasi lapangan yang membantu
petugas pemadam kebakaran dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Sistem
IoT mengumpulkan data yang berguna dengan bantuan dari berbagai teknologi
yang sebagai contoh adalah sistem cerdas termostat dan mesin cuci / pengering
yang menggunakan Wi-Fi untuk pemantauan jarak jauh. IoT juga diharapkan
dapat menghasilkan sejumlah besar data dari berbagai lokasi, sehingga agregasi
data menjadi lebih cepat, dan peningkatan kebutuhan untuk indeks, toko, dan
proses data tersebut lebih efektif. Salah satu aplikasi platform untuk IoT adalah
seperti Smart City, dan Smart Sistem Manajemen Energi.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

29

Gambar 2.11 Refrigerator LG yang berjalan pada platform IoT

2.5.2 IoT Server & Cloud Blynk


Blynk adalah IoT Cloud platform untuk aplikasi iOS dan Android yang
berguna untuk mengontrol Arduino, Raspberry Pi, dan board-board sejenisnya
melalui Internet. Blynk adalah dashboard digital di mana Anda dapat membangun
sebuah antarmuka grafis untuk alat yang telah dibuat hanya dengan menarik dan
menjatuhkan sebuah widget. Blynk sangat mudah dan sederhana untuk mengatur
semuanya dan hanya dalam waktu kurang dari 5 menit.
Blynk tidak terikat dengan beberapa microcontroller tertentu atau shield
tertentu. Sebaliknya, apakah Arduino atau Raspberry Pi melalui Wi-Fi, Ethernet
atau chip ESP8266, Blynk akan membuat alat online dan siap untuk Internet Of
Hal.

Gambar 2.12 Aplikasi Blynk

http://digilib.mercubuana.ac.id/

30

2.6

Kompor Listrik
Kompor listrik atau listrik adalah kompor yang mengubah energi listrik

menjadi panas untuk memasak dan panggang. kompor listrik menjadi populer
sebagai pengganti bahan bakar padat (kayu atau batu bara). Teknologi kompor
listrik ini pertama kali digunakan menggunakan kumparan pemanas resistif yang
kemudian dipanaskan di atas pelat besi. Hal ini kemudian dikembangkan menjadi
sebuah tabung baja berongga spiral yang memiliki elemen pemanas di tengah.
Berbeda dengan hotplate besi sebelumnya spiral baja dipanaskan sampai panas
berwarna merah sehingga menghasilkan panas dari pelat besi biasa.

Gambar 2.13 Kompor listrik Cooktop

Pada 1970-an, cooktops elemen kaca-keramik mulai muncul. Namun kacakeramik memiliki konduktivitas termal yang sangat rendah, koefisien ekspansi
termal praktis nol, tetapi memungkinkan radiasi inframerah keluar dengan sangat
baik. kumparan pemanas listrik atau lampu halogen inframerah digunakan sebagai
elemen pemanas. Karena karakteristik fisik, kompor panas dapat lebih cepat, dan
sisa pemanasan hanya piringan pemanas yang panas sedangkan permukaan yang
berdekatan tetap dingin. cooktops ini memiliki permukaan halus dan dengan
demikian lebih mudah untuk membersihkan, tetapi memiliki harga yang lebih
mahal.
Sebuah teknologi baru dikembangkan yaitu teknologi induksi. Teknologi
ini menggunakan peralatan masak feromagnetik yang hanya dipanaskan langsung
melalui induksi elektromagnetik. Perkembangan terakhir telah memungkinkan

http://digilib.mercubuana.ac.id/

31

peralatan masak non ferrous untuk bekerja juga, tapi tidak seefisien besi. Kompor
induksi juga memiliki permukaan kaca-keramik halus.

Gambar 2.14 Kompor listrik Cooktop

Perbedaan teknologi antar kompor listrik digital dengan kompor listrik


analog adalah pada teknologi pengaturan panasnya. Teknologi analog kompor
listrik dikendalikan oleh saklar putar dengan jumlah terbatas posisi (misalnya
enam posisi) yang masing-masing bergerak berdasarkan kombinasi yang berbeda
dari resistansi yang diberikan sehingga kekuatan pemanasan juga berbeda. namun
pada kompor listrik digital pengaturan tersebut di kendalikan berdasarkan lebar
pulsa listrik dari sebuah microcontroller yang ada.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai