Sakip Latip
Sakip Latip
Sakip Latip
informasi. Perkembangan teknologi informasi direspon oleh organisasi dengan mendesain sistem
informasi berbasis teknologi komputer atau website. Sistem informasi yang didukung TI dapat
memberikan nilai tambah bagi organisasi jika didesain menjadi sistem informasi yang efektif,
Kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh penguasaan teknologi informasi dari karyawan suatu
organisasi. Dengan aplikasi teknologi maka organisasi akan mengalami perubahan sistem manajemen,
dari sistem tradisional ke sistem manajemen kontemporer. Teknologi informasi berkaitan dengan
pelayanan, hal tersebut dikarenakan salah satu dimensi dari kualitas pelayanan adalah kecepatan
pelayanan (Parasuraman et al., 1988 dalam Mardjiono 2009), dimana dimensi tersebut dapat dikaitkan
dengan teknologi informasi. Dengan adanya teknologi informasi maka pelayanan yang diberikan,
khususnya pada organisasi jasa, akan semakin cepat dan akurat.
Bodnar dan Hopwood (2000) menyatakan bahwa sistem informasi berbasis komputer merupakan
sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi
informasi yang bermanfaat. Penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut dimaksudkan
untuk menghasilkan informasi secara cepat dan akurat
Penelitian yang dilakukan oleh Bandi, (2006) menunjukkan bahwa investasi teknologi informasi
perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tersebut. Begitu juga dengan Rahadi (2007) yang
sama dengan Jayanti (2008) juga menyatakan bahwa informasi teknologi sangat berperan dalam
peningkatan pelayanan di sektor publik. Mardjiono (2009) juga menyimpulkan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh terhadap kinerja organisasi yaitu RSUD di Kabupaten Temanggung.
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kinerja organisasi adalah pengendalian intern. Dalam
penelitian Prasetyono dan Kompyurini (2007) tentang analisis kinerja rumah sakit daerah dengan
pendekatan balanced scorecard berdasarkan komitmen organisasi, pengendalian intern dan penerapan
prinsip-prinsip good corporate governance (survey pada rumah sakit di Jawa Timur) menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara komitmen organisasi, pengendalian intern dan penerapan good
governance terhadap kinerja organisasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah setiap daerah tentunya berbeda. Berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah dimana
setiap daerah melakukan pengelolaan sendiri terhadap keuangannya. Penelitian ini dilakukan untuk
melihat kembali bagaimana pengaruh Pemanfaatan Informasi Teknologi dan Pengendalian Intern
terhadap Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kampar.
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: apakah ada pengaruh antara pemanfaatan teknologi
informasi dan pengendalian intern terhadap kinerja instansi pemerintah. Tujuan untuk penelitian ini
untuk menguji pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan pengaruh pengendalian intern terhadap
kinerja instansi pemerintah.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah menyediakan informasi sebagaimana pentingnya
pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern terhadap kinerja instansi
pemerintah dan bagi pemerintah daerah diharapkan dapat menjadi masukan dalam mendukung
pelaksanaan otonomi daerah khususnya akan meningkatkan kinerja instansi pemerintah daerah dalam
mewujudkan good governance.
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Menurut OBrien (2006:28) dalam Wijana (2007) teknologi adalah suatu jaringan
komputer yang terdiri atas berbagai komponen pemrosesan informasi yang
menggunakan berbagai jenis hardware, software, manajemen data, dan teknologi
jaringan informasi. Menurut Aji (2005:6) dalam Wijana (2007) informasi adalah data
yang terolah dan sifatnya menjadi data lain yang bermanfaat dan biasa disebut
informasi.
Pemanfaatan teknologi informasi menurut Thomson et.al. (1991) dalam Wijana (2007) merupakan
manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya atau perilaku
dalam menggunakan teknologi pada saat melakukan pekerjaan. Salah satu manfaat yang diharapkan
seperti peningkatan kinerja yang merupakan bagian dari Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Goodhue dan Thompson (1995) dalam Setiawan (2005) menyarankan agar konsep pemanfaatan
teknologi berkaitan dengan dua hal : menggunakan atau tidak menggunakan teknologi. Pemanfataan
teknologi informasi diukur berdasarkan ketergantungan pemakai terhadap sistem informasi yang ada
untuk melaksanakan tugas dan meningkatkan kinerjanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahadi (2007) menyatakan bahwa informasi teknologi sangat berperan
dalam peningkatan pelayanan di sektor publik. Mardjiono (2009) juga menyimpulkan bahwa
pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kinerja Instansi Pemerintah. Penelitian serupa
dilakukan oleh Wijana, 2007 yang menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
dan signifikan terhadap kinerja individual pada bank perkreditan rakyat di kabupaten Tebanan.
Sedangkan menurut Novita (2008) tidak terdapat pengaruh antara pemanfaatan teknologi informasi
Model Penelitian
Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah Daerah, maka dapat digambarkan model
penelitian ini :
Model Penelitian
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Pengendalian Intern
Kinerja Instansi
Pemerintah
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan survey.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer
diperoleh dengan memberikan kuesioner (mail quesioner) yang berisi daftar pertanyaan terstruktur
yang ditujukan kepada responden yaitu kepala dinas/badan/kantor pada 55 Satuan Kerja Pemerintahan
di Kabupaten Kampar. Sedangkan untuk pengumpulan data sekunder diperoleh dari referensi-referensi
dari buku, internet ataupun data instansi terkait.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dinas dan instansi pemerintahan terkait di Kampar yang
berjumlah 55 unit. Responden dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas instansi terkait. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemilihan sampel nonprobabilitas dengan Purposive
sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan yang dilakukan dengan pemilihan sampel
secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu
(Indriantoro dan Bambang, 2002:131).
Pengukuran instrumen pada setiap variabel pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian intern dan
kinerja instansi pemerintah dengan menggunakan Skala Likert. Dengan skala penilaian (skor) 1 sampai
dengan 5 guna mengukur sejauh mana pengaruh variable-variabel independen terhadap variabel
dependen. Dimana, masing-masing variabel diberi daftar pertanyaan yang diambil dari kuesioner.
Kemudian masing-masing pilihan jawaban diberi nilai 1 untuk jawaban ektrim negatif dan nilai 5 untuk
jawaban ekstrim positif.
Pada penelitian ini juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas agar pengukuran data yang dilakukan
diyakini dapat memberikan hasil dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Kesimpulan dari uji validitas
dan reliabilitas atas tiga instrumen yang terlibat adalah valid dan reliable. Karena skala pengukuran
item pernyataan adalah skala ordinal, maka perhitungan validitas menggunakan correlation pearson.
Apabila korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor menunjukkan hasil > 0,450 maka
dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator pertanyaan adalah valid. Ukuran reliabilitas
ditunjukkan oleh cronbach alpha, batasan nilai minimum Alpha dalam penelitian ini adalah 0.60
(Nunnally, 1970). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu software SPSS versi 17.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Adapun model
persamaan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :
Y = a+ b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
a
b1 - b2
X1
X2
Y
E
=
=
=
=
=
=
konstanta
koefisien regresi
Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pengendalian Intern
Kinerja Instansi Pemerintah
Standar Error
Ada empat asumsi yang terpenting sebagai syarat penggunaan metode regresi (Gujarati, 1991 dalam
Miftahul jannah, 2010). Asumsi tersebut adalah asumsi normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan
heterokedastisitas. Pengujian ini perlu dilakukan karena adanya konsekuensi yang mungkin terjadi jika
asumsi tersebut tidak bisa dipenuhi.
Uji Koefisien Regresi Parsial (uji-t)
Pengujian koefisien regresi parsial (uji t) dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji signifikan t
dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dan ttable atau dengan melihat Pvalue masing-masing
variabel dengan tingkat signifikansi ditentukan sebesar 5% ( = 0,05).
Uji Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar persentase pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Semakin besar koefisien determinannya, maka semakin baik
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
1. Pengembalian Kuesioner
Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk survey dengan menggunakan pendekatan
explanatory research atau penelitian penjelasan. Lingkup penelitian ini hanya difokuskan pada seluruh
Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Kampar yaitu yang berjumlah sebanyak 55 satuan
kerja.
Dari 55 satuan kerja yang telah dikirimkan kuesioner sebanyak 55 buah dalam penelitian ini, dari
semuanya, yang kembali sebanyak 40 buah (72,73%), sedangkan kuesioner yang tidak kembali
sebanyak 15 buah (27,27 %). Setelah dilakukan pemeriksaan, semua kuesioner yang kembali terisi
dengan lengkap, sehingga kuesioner layak dianalisis.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Jumlah
Kuesioner yang disebar
Kuesioner yang kembali
Tingkat pengembalian kuesioner 40/55 x 100%
Kuesioner yang tidak dapat dianalisis
Kuesioner yang dapat dianalisis
55
40
72,73 %
0
40
Dari 40 kuesioner yang diolah, diketahui bahwa 92,5% atau sebanyak 37 orang pejabat Kabupaten
Kampar berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 3 orang atau 7,5% lainnya berjenis kelamin
perempuan.
Komposisi para pejabat tersebut berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan terakhir disajikan dalam
tabel IV.2 berikut :
Tabel IV.2 Gambaran Umum Responden
Keterangan
Jenis kelamin
- Laki-laki
- Perempuan
Pendidikan
- S1
- S2
Jumlah
Persentase
37
3
92,5 %
7,5 %
16
24
40 %
60 %
Mean
40
40
40
40
Std. Deviation
58.70
111.40
29.35
9.611
16.375
2.685
Dapat dilihat bahwa variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai variabel independen
mempunyai nilai rata-rata (Mean) total jawaban responden sebesar 58,70 dengan standar deviasi
sebesar 9,611. Sedangkan untuk variabel Pengendalian Intern mempunyai nilai rata-rata jawaban
responden sebesar 111,4 dengan standar deviasi sebesar 16,375. Dan untuk variabel Kinerja Instansi
Pemerintah mempunyai nilai rata-rata jawaban responden sebesar 29,35 dengan standar deviasi
sebesar 2,685.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Validitas Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi
Nilai korelasi Pearsons untuk semua item pernyataan adalah diatas 0,450 kecuali item pernyataan
nomor 14, 15, 16 dan 18 yang mempunyai nilai korelasi Pearsons dibawah 0,450 sehingga dinyatakan
tidak valid. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa selain item pernyataan nomor 14, 15, 16 dan
18 semua pernyataan dinyatakan valid dan digunakan dalam pengujian.
b. Validitas Variabel Pengendalian Intern
Untuk variabel Pengendalian Intern, nilai korelasi Pearsons untuk semua item pernyataan adalah diatas
0,450 kecuali item pernyataan nomor 26, 27, 28 dan 29 adalah dibawah 0,450. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa selain item pernyataan nomor 26, 27, 28 dan 29, semua pernyataan dinyatakan
valid dan digunakan dalam pengujian.
c. Validitas Variabel Kinerja Instansi Pemerintah
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan kuesioner untuk
variabel Kinerja Instansi Pemerintah, nilai korelasi Pearsons untuk semua item adalah diatas 0,450
yang disimpulkan pernyataan tersebut adalah valid dan digunakan dalam pengujian.
Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV.4 Hasil Uji Reliabilitas
Faktor Individual
Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pengendalian Intern
Jumlah Item
14
25
Koefisien
Cronbach Alpha
0.911
0.978
0.868
HIPOTESIS
Tabel IV.8
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
Beta
19.974
3.067
TOT X1
.063
.046
TOT X2
.068
.024
Sig.
6.513
.000
.201
1.376
.177
.407
2.795
.008
Anova
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
60.897
30.448
Residual
220.203
37
5.951
Total
281.100
39
F
5.116
Sig.
.011a
Dari tabel IV.8 dapat dilihat variabel pemanfaatan teknologi informasi memiliki nilai p-value 0,177 >
0,05 artinya tidak signifikan. Tidak signifikan disini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Instansi Pemerintah. Koefisien
regresi untuk pemanfaatan teknologi informasi yaitu sebesar 0,063. Hasil penelitian ini memperlihatkan
bahwa komponen pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Kampar.
Ini berlawanan dengan pendapat Chin dan Todd (1995) dalam Rahadi (2007) yang menyatakan salah
satu manfaat teknologi informasi adalah mengembangkan kinerja perusahaan. Bandi (2006) yang
meneliti pengaruh pengembangan Teknologi Informasi terhadap kinerja perusahaan juga menghasilkan
hasil yang signifikan dan positif. Wijana (2007) dan Mardjiono (2009) juga menyatakan bahwa
pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Namun hal ini dapat
diterima karena dari pengumpulan kuesioner dan wawancara dengan pejabat Satuan Kerja Perangkat
Daerah, ternyata pemanfaatan teknologi informasi baru dalam tahap awal atau tahap persiapan.
Secara umum pemanfaatan TI oleh instansi pemerintah relatif kurang optimal dan belum menunjukan
arah pembentukan e-Government yang baik. Beberapa kelemahan yang menonjol antara lain adalah
pelayanan yang diberikan melalui situs pemerintah tersebut, belum ditunjang oleh sistem manajemen
dan proses kerja yang efektif dan belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang
dialokasikan untuk pengembangan TI pada masing-masing instansi.
Secara spesifik masih diperlukan upaya pengembangan terus-menerus dan sinergi untuk meningkatkan
kapasitas dan pemanfaatan TI dalam pelayanan publik. Beberapa hal dapat disimpulkan :
o Secara spesifik pemanfaatan TI oleh instansi pemerintah dapat dikategorikan sebagai berikut: a)
Tingkat penggunaan TI, b) Pengembangan Penggunaan TI, dan c) Perluasan penggunaan TI untuk
jejaring dengan stakeholder.
o Tingkat optimalitas implementasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pelayanan publik di instansi pemerintah daerah relatif kurang optimal, dan bila dikaitkan dengan
karakteristik e-Gov sebagaimana yang ditetapkan pemerintah masih perlu perbaikan. Mengingat eGov tidaklah sekedar website pemerintah, melainkan integrasi manajamen, proses kerja dan
pelayanan publik itu sendiri.
o Model pemanfaatan teknologi informasi bagi pelayanan publik disusun oleh faktor-faktor strategis
yang menentukan kinerja pelayanan publik berbasis TI, yaitu faktor kebijakan, organisasi, SDM ,
software, dan hardware.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Novita (2008) yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara pemanfaatan teknologi informasi dengan kinerja individual akuntan intern pada
beberapa bank di Pekanbaru. Hara (2010) juga mendapat hasil yang sama bahwa tidak terdapat
pengaruh antara pemanfaatan teknologi informasi terhadap AKIP Kota Pekanbaru.
Untuk variabel pengendalian intern memiliki nilai p-value 0,008 < 0,05 artinya signifikan. Signifikan
disini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja
instansi pemerintah. Koefisien regresi untuk pengendalian intern yaitu sebesar 0,068 dan bertanda
positif. Tanda positif pada koefisien regresi ini menunjukkan hubungan searah antara pengendalian
intern dan kinerja instansi pemerintah. Ini berarti apabila faktor lainnya konstan, maka pertambahan 1
poin variabel proporsi pengendalian intern akan menyebabkan meningkatnya kinerja instansi
pemerintah sebesar 0,068. Kondisi ini memperlihatkan bahwa Pengendalian Intern berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kinerja Instansi Pemerintah.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen yang digunakan
dapat menjelaskan variabel dependen. Dalam penelitian yang berhubungan dengan ilmu sosial,
biasanya digunakan Adjusted R Square. Berikut penjelasan mengenai koefisien determinasi.
Tabel IV.9 Adjusted R Square
Model Summaryb
Model
1
R Square
a
.465
Adjusted R
Square
.217
.174
Hasil regresi menunjukkan besarnya Adjusted R Square sebesar 0.174. Hal ini berarti 17,4% variabel
pengendalian intern dapat menjelaskan variabel kinerja instansi pemerintah sebesar sedangkan sisanya
82,6% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian
intern terhadap kinerja instansi pemerintah Kabupaten Kampar. Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan dalam penelitian ini disimpulkan bahwa :
1. Hasil pengujian validitas data terhadap variabel independen terdapat beberapa pertanyaan yang
tidak valid. Pada variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi (X1) terdapat 4 pertanyaan yang tidak
valid dan pada variabel Pengendalian Intern (X2) terdapat 4 pertanyaan yang tidak valid, sehingga
semua pertanyaan yang tidak valid itu dikeluarkan dalam pengolahan data selanjutnya. Sedangkan
pada variabel lainnya (Kinerja Instansi Pemerintah) tidak terdapat pertanyaan yang tidak valid.
2. Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan semua pernyataan dinyatakan reliabel karena nilai Alpha
semua komponen variabel lebih besar dari 60% (Nunnally, 1967).
3. Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
4. Hasil pengujian asumsi klasik juga menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan terbebas
dari gangguan autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.
5. Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Instansi Pemerintah.
Hal ini didasarkan dengan uji statistik regresi berganda dimana diperoleh tingkat signifikansi
sebesar 0,177 atau 17,7%. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) dinyatakan ditolak.
6. Variabel Pengendalian Intern mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Instansi
Pemerintah. Hal ini didasarkan dengan uji statistik regresi berganda dimana diperoleh tingkat
signifikansi sebesar 0,008. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) dinyatakan diterima.
7. Nilai koefisien determinasi adalah 0,174 atau 17,4%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase
sumbangan pengaruh variabel independen (pengendalian intern) terhadap variabel dependen
(kinerja instansi pemerintah) adalah sebesar 17,4%. Atau variasi variabel independen (pengendalian
intern) yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 17,4% variasi variabel dependen
(kinerja instansi pemerintah). Sedangkan sisanya sebesar 82,6% dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Beberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, antara lain :
1. Dalam penelitian ini, penggunaan kuesioner setiap variabel masih menggunakan kuesioner yang
digunakan oleh peneliti sebelumnya, sehingga rentan terjadi kekeliruan dalam pengukurannya
karena belum tentu menggambarkan keadaan yang sama pada objek peneliti sebelumnya.
2. Penelitian ini hanya menggunakan objek penelitian satuan kerja perangkat daerah Kabupaten
Kampar sehingga belum dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern terhadap Kinerja Instansi Pemerintah
secara menyeluruh.
3. Keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian sehingga mengakibatkan peneliti tidak bisa
mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Pada penelitian ini hanya melihat variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian
Intern terhadap Kinerja Instansi Pemerintah. Sedangkan masih banyak variabel lain yang
mempengaruhi Kinerja Instansi Pemerintah tersebut.
jelas mengenai pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern terhadap
Kinerja Instansi Pemerintah secara menyeluruh.
3. Dalam hal waktu, hendaklah peneliti selanjutnya dapat memiliki waktu yang cukup untuk
melakukan penelitian sehingga bisa mencapai hasil yang maksimal.
4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variabel independen yang memungkinkan dalam
mempengaruhi Kinerja Instansi Pemerintah. Misalnya variabel Kompetensi SDM yang ada, Budaya
Organisasi, Komitmen pegawai, ketaatan terhadap peraturan perundangan, penerapan akuntabilitas
keuangan dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Bandi. 2006. Pengaruh respon perusahaan dalam investasi teknologi informasi terhadap kinerja
perusahaan: strategi bisnis, kematangan teknologi informasi, dan ukuran perusahaan sebagai
variabel anteseden. Fakultas ekonomi universitas sebelas maret, Surakarta
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Erlangga, Jakarta.
Belajar Kilat SPSS 17. Penerbit Andi Yogyakarta dan Elcom Tahun 2010.
Direktorat Aparatur Negara. 2006. Manajemen yang berorientasi pada peningkatan kinerja instansi
pemerintah (suatu profil).
Gaspersz, Vincent. 2004. Perencanaan strategik untuk peningkatan kinerja sektor publik, suatu
petunjuk praktek. Gramedia, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hasibuan, Hara. 2010. Pengaruh Penerapan Akuntabilitas Keuangan, Pemanfaatan Teknoligi
Informasi dan Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-Undangan Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, studi pada SKPD Kota Pekanbaru, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Riau
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen (Ed. 1). Yogyakarta: BPFE.
Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Jannah, Miftahul. 2010. Pengaruh Penerapan Akuntabilitas Keuangan, Ketaatan Pada Peraturan
Perundang-Undangan Dan Budaya Organisasi Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Daerah, studi pada SKPD Kab.Kampar, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas
Riau.
Kirmanto, Djoko. 2008. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di
Departemen Pekerjaan Umum Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk Indonesia. Jakarta.
Kajian Optimalisasi Pemanfaatan TIK dalam Pelayanan Publik. 2009. Direktorat Aparatur NegaraBPPN.
LAKIP Kampar Tahun 2009.
Legina, Mutia. 2008. Pengaruh prinsip Good Governance dan komitmen organisasi dan dimediasi
oleh gaya kepemimpinan terhadap kinerja sektor publik. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Riau.
Mardiasmo. 2004, Akuntansi Sektor Publik, Edisi II, penerbit Andi, Yogyakarta.
Mardiasmo. 2006, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor
Publik. Jurnal Akuntansi Pemerintah.
Mardjiono, Didik Eko. 2009. Analisis Pengaruh kepemimpinan, pemanfataan TI dan implementasi
struktur organisasi yang terdesentralisasi terhadap kinerja organisasi. studi pada RSUD Kab.
Temanggung , Tesis Universitas Padjajaran.