Istilah Dalam Klasifikasi Tanah

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Istilah dalam klasifikasi tanah

1. Profil Tanah
2. Control section/bagian penentuan
Adalah bagian dari profil tanah yang sifatnya digunakan sebagai pencucui dalam
klasifikasi tanah
1. Klasifikasi alami Klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang
dimilikinya tanpa menghubungkan dengan penggunaan tanah tersebut.
Menggambarkan sifat fisik kmia dan mineralogy tanah yang dimiliki masingmasing kelas
2. Klasifikasi teknis Klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang
mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan-penggunaan tertentu
Missal : Klasifikasi kesesuain lahan untuk tan. Perkebunan, klasifikasi kesesuain
lahan.

Sistem klasifikasi tanah dunia bermacam-macam

Negara Russia, Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Jerman

Indonesia pun mengeluarkan system klasifikasi yang dibuat pertama kali


oleh Dudal dan Supraptohardjo (1957, 1961) dan pusat penelitian.

Perkembangan sistem Klasifikasi Tanah di Indonesia


1. Kegiatan penelitian tanah di Indonesia mulai meningkat sejak berdirinya PPT
tahun 1905.
2. Sistem klasifikasi yang ada
-

Klasifikasi tanah oleh Mohr (1910)


Berdasarkan atas dasar warna

Tahun 1918 Mohr menggambarkan klasifikasi


USDA

Taxonomi Tanah

USA
Soil survey staff

Key to soil
Taxonomi

Pusat penelitian Tanah (PPT) 1978/1982

Modofikasi dari Dudal Soepraptohardjo dan FAO/Unesco

Dengan 6 kategori yang sama dengan Dudal Soepraptohardjo

Sistem klasifikasi tanah internasional USDA Soil Taxonomi (1975/1998); Soil Survey
Staff, 1999, 2003)

Dibuat oleh Rara ahli survey dan klasifikasi tanah soil survey Amerika
Serikat yang diperkenalkan oleh USDA mulai tahun 1975.

Sistem Klasifikasi Taksonomi Tanah


1. Pengertian

Taksonomi : Gabungan 2 kata yaitu Taxis dan nomos berasal dari bahasa
Yunani

Taxis berarti susunan

Nomos adalah hukum/aturan

Jadi taksonomi tanah berarti aturan tentang tanah yang disusun secara
systematic

Departemen pertanian Amerika Serikat (United States Departement of


Agricultur USDA) telah menyusun suatu sistem klasifikasi yang
dinamakan taksonomi tanah (soil taxonomi)

Sistem ini merupakan penyempurnaan dari the compreshensive sistem of


soil clasifacation 7th approximation yang diperkenalkan oleh guy D. Smith
pada tahun 1960.

Data pengamatan dilapangan ada 2 kelompok :

1. Pengamatan lingkungan tempat pengambilan contoh tanah


2. Pengamatan morfologi tanah, baik melalui pemboron tanah atau
pembuatan lobang profil
Pengambilan contoh tanah untuk tujuan klasifikasi ada 2 macam
1. Contoh tanah tidak terganggu (undisturbed soil sample) untuk sifat fisika
2. Contoh tanah terganggu

Kategori dalam taksonomi tanah


Order

12

Suborder

63

Great group

319

Subgroup

Kategori tinggi

2.484

Family

- 8.000

Series

- 19.000

Kategori rendah

(in.U.S)
Horizon dan sifat penciri untuk klasifikasi taksonomi tanah
Yang dimaksud dengan tanah mineral adalah semua order tanah dalam Taxonomy tanah
kecuali Histosol.
Tanah mineral: tidak jenuh air lebih dari beberapa hari mengandung (org) 20% atau jenuh
air untuk beberapa lama, c-org < 18% liat atau >60% atau c-org <12% dan tidak terdapat
liat atau c-org < 12% dan liat < 60%.
Tanah dengan c-org > dari yang disebutkan diatas disebut tanah organic.
12 ordo
1. Ultisol
2. Aridisol
3. Andisol
4. Histisol
5. Oxsisol
6. Milisol
7. Alfisol
8. Vertisol
9. Spodosol

10. Inseptisol
11. Entisol
12. Gelisol
1. Epipedon (epi, over, upon, diatas)
Adalah hor : Penciri permukaan tanah, namun epipedon tidak sama dengan hor A.
mungkin lebih baik dan mungkin juga sebagian harison dibawahnya
Jenis Epipedon
1. Anthropic Epipedon (anthropikos, human) mempunyai persamaan dalam hal
warna, struktur dan kandungan C organik dengan epipedon molik terbentuk karna
aktivitas/akibat pemakaian manusia secara terus-menerus. Oleh sebab itu sering
disebut a man-made epipedon. Cirinya : KB ? 50%, BO?1% dan P 2O5>250 PPm
(acid sowble)
2. Histic Epipedon (histos, tissue, jaringan)
a. Mengandung BO dengan ketebalan 20-60 cm dan kerapatan isi <0,19 cm3
atau ketebalan 20-40 cm jika mengandung C.organik >18-20% pada tanah
yang mengandung liat 60%.
b. Merupakan horizon AP jika dicampur sampai kedalam 20cm mengandung
C.oranik lebih dari 16-18% pada tanah yang mengandung liat 60-0%.
3. Melanic Epipedon (malas, melan, black, hitam)
HOr tebal bewarna hitam, pada atau dekat permukaan C.org tinggi.
1. Ketebalan 30cm atau lebih
2. Kandungan bahan organic rata-rata 6% atau lebih dan kadar c.organik 4%
atau lebih pada seluruh lapisan.
4. Mollic Epipedon (mollis, soft, lunak)
Ciri: Kaya BO, warna tanah gelap (ditandai dengan kroma rendah), BO>1%,
Kb>50%, P2O5 PPm, kaya dengan biralence cations dengan adanya CaCO3, atau
CaMgCo3. struktur tanah cukup kuat, tidak mengeras bila kering.
5. Ocric Epipedon (ochros, pale, tua)

Epipedon yang tidak memenuhi criteria-kriteria penciri epipedon diagnostic


lainnya. Cirinya: bewarna cerah dan tipis, kadar bahan organic rendah.
6. Pillegen Epipedon (Plaggen, sod, tanah berumput)
A man made surface layer
Ciri-ciri Ketebalan 50 cm yang terbentuk karena pemupukan pupuk kandang
terus menerus dalam waktu yang panjang
- Ditemukkan arti fact (batu bata, pasir hitam) dan juga bekas pemakaian alat
(spading mark)
7. Umbric Epipedon (umbra, shade, baying-bayang)
Ciri-ciri
-

Bewarna gelap

BO>1%, KB<50%

P2O5 < 250 PPm

Sepintas seperti mollic epipedon tetapi kandungan BOnya lebih tinggi.


Horizon penciri bawah permukaan
Posisi horizon ini dibawah lapisan permukaan atau kadang-kadang langsung dibawah
lapisan organik (leaf lifter). Mungkin juga muncul dipermukaan (truncation). Oleh sebab
itu ada yang menyebutnya bagian dari Hor. A, tetapi juga dapat masuk ke Hor B.
1. Agric Horizon (ager, field)
Ini adalah illuvial horizon yang terbentuk dibawah pengaruh pengolahan tanah,
mengandung sejumlah liat, debu dan humus yang ter-illuvial. Pengolahan tanah
yang intensif menyebabkan perubahan pada horizon dibawah lapisan oleh
(plowlayer).
2. Albic Horizon (albus, white, putih)
Horizon bewarna putih, mengalami proses pencusian yang intensif, kehilangan
liat
3. Agrilic Horizon (aggilla, clay, liat putih)
Hor illuvial yang mengandung tumpukan silikat terbentuk dibawah.
4. Calcil Horizon (calx, calc, lime, kapur)

Adalah illuvial horizon, ditandai oleh akumulasi CaMgCo3 atau CaMgCo3


ketebalannya >15 cm, tidak mengeras (indurated) atau menyemen.
5. Cambic Horizon (cambiare, change)
Horizon penimbunan liat dan sesuai oksida tetapi belum memenuhi criteria
6. Duripan (durus, hard, hardpan, keras)
Subsur face
Hor yang mengalami sementasi oleh illuvial sicica, membentuk S 1O2 hardpan,
duripan, tidak mudah hancur.
7. Frasipan (fragilis, brittle, brittlepan)
Lapisan bawah tanah dengan bulk density tinggi. Rapuh jika basah, sangat keras
jika kering.
Sistem Klasifikai Taksonomi Tanah

No

Nama Ordo

Akhiran Untuk

Artikt Asal

Alfisol

Kategori Lain
ALF

Andisol

AND

Ando : Tanah hitam

Aridisol

ID

Aridus : Kering

Entisol

ENT

Dari recent (baru)

Histosol

IST

Histos, jaringan

Gelisol

EL

Gelic, beku

Inceptisol

EPT

Inceptum, permulaan

Mollisol

OIL

Mollis, lnak

Oxisol

OX

Ozide, oksida

10

Spodosol

OD

Spodos, batu

11

Ultisol

ULT

Ultimus, akhir

12

Vertisol

ERT

Verto, berubah

Dari Al A Fe (pedalfor)

Kunci utama penentuan ordo tanah menurut soil Taxonomy (Brady dan Weil./1999)
Sifat-sifat oeciri Utama

Ordo Tanah

Tanah-tanah

dengan

permafrost

Ya

Gelisol

Ya

Histosols

Ya

Spodosols

Ya

Ardisols

Ya

Oxisol

Ya

Vertisols

Ya

Aridisols

Ya

Ultisol

dan

cryouturbation

sampai

kedalaman 100 cm
Tidak
Tanah-tanah dengan lapisan
bahan organic kedalaman
lebih dari 700 cm tidak ada
Sfthandik
Tidak
Tanah-tanah harison spodik
kedalaman 200 cm dan
tidak ada sifat tanah andik
Tidak
Tanah-tanah dengan 60%
sifat tanah andik kedalaman
60 cm
Tidak
Tanah-tanah dengan horizon
oksik kedalaman 150 cm
dari permukaan tanah
Tanah-tanah
dengan
kandungan

liat

30%

dengan sifat mengembang


dan menyusut kedalaman
50cm
Tidak
Tanah-tanah dengan rigen
kelembaban

tanah

aridik

mempunyai hor B yang


telah

berkembang

terdapat hor salik


Tidak

atau

Tanah-tanah
arglik

dengan

atau

hor

kondik,

kejenuhan basa (KB) <35%


kedalaman 200 cm atau
75cm dibawah fragripan
Tidak
Tanah-tanah

Ya

Mollisols

Ya

Alfisols

Ya

Inceptisols

Ya

Entisols

dengan

epipedon mollik dan KB


>50% sampai kedalaman
180cm

dari

permukaan

tanah
Tidak
Tanah-tanah dengan horizon
arglik, kandik atau natrik
atau fragipan dengan mantel
liat (clayskin)
Tidak
Tanah-tanah dengan horizon
kambik,
gypsik,

sulfuric,

kalsik,

petrokalsik,

petrogysik

atau

sampai

kedalaman 100cm/epipedon
histik,

mollik,

umbrik/dlaggen

sampai

kedalaman

500m

dari

permukaan tanah
Tanah-tanah lainnya

3. Ranker (V)
Tanah dengan horizon A umbrik dengan ketebalan 25 cm tidak mempunyai
horizon diognostik lainnya

4. Pendzina (E)
Tanah lain yang mempunyai hor A molik dan dibawahnya lansung berupa batu
kapur, kadar CaMgCo3 >40% (bila hor A mengandung pecahan CaCo3
5. Grumosol (V)
Tanah dengan kadar liat lebih dari 30% bersifat mengembang jika basah dan
retak-retak jika kering. Retak (crak) dengan lebar 1cm dan dengan kedalaman
retak hingga 50cm dan dijumpai struktur membaji pada kedalaman antara 25-125
cm dari permukaan.
6. Gleisol (G)
Tanah yang memperlihatkan sifat hidromorfik pada kedalaman 0-50 cm dari
permukaan dan dijumpai horhistik, umbrik, molik, klasik atau glesik.
7. Aluvial (A)
Tanah lain yang berkembang dari bahan alluvium muda, mempunyai susunan
berlapis atau kadar C.organik tidak teratur dan hor permukaan dapat berupa hor A
okrik, hor histrik atau sulfuric.
8. Regosol (R)
Tanah yang berstektur kasar dari bahan albik, tidak dijumpai hor penciri lainnya
kecuali hor okrik, histis atau sulfuric dan kadar pasir <60% pada kedalam antara
25-100 cm dari permukaan tanah.
9. Kulovial (K)
Tanah lain yang tidak berstektur kasar dari bahan albik, tidak mempunyai hor
diagnostic lainnya selain hor A umbrik, hor H histik atau sulfuric.
10. Arenosol (Q)
Tanah lain yang berstektur kasar dari bahan albik yang terdapat sekurang-kurang
dari kedalaman 50cm hanya mempunyai hor A okrik.
11. Latosol (L)
Tanah lain yang mempunyai distrubusi kadar liat tinggi (>60%), remah sampai
gumpal, gembur, dan warna secara homogen pada penampang tanah dalam
(>150cm)
12. Kambisol (B)

Tanah yang mempunyai hor B kambik, atau hor B umbrik, atau hor A molik,
tanpa memperlihatkan gejala hodromorfik didalam penampang 50cm dari
permukaan.
13. Nitoso (N)
Tanah yang mempunyai hor B orgilik dengan penurunan liat <20% liat
maksimum, terdapat sifat vertik.
14. Podsolik (P)
Tanah lain yang mempunyai hor B orgilik, mempunyai kejenuhan basa <50%
CNH.
15. Mediteran (M)
Tanah L yang mempunyai hor orgilik, mempunyai KB>50% CNH 4OAC dan tidak
mempunyai hor albik
16. Plonosol (P)
Tanah yang mempunyai hor E albik terletak diatas hor berpermeabilitas lambat
sebagai contoh hor B orgili K atau natrik yang memperlihatkan perubahan tekstur
nyata, adanya liat berat atau fragipan didalam kedalam 125cm dari permukaan
serta memperlihatkan ciri hidromorfik sekurang-kurangnya pada sebagian dari hor
E.
17. Podsol (Z)
Tanah lain yang mempunyai hor B spodik.
18. Oksisol (O)
Tanah lain yang mempunyai hor B oksik.
3. Sifat Sifat Andic (ando, dark soil)
Sifat-sifat Andic muncul karena keberadaan yang menyolok dari allotan,
mogolit, ferri-hidrit atau kompleks Al-humus. Adanya volcarik glass adalah
salah satu sifat penciri sifat-sifat andic. Volcanic glass adalah oprically
isotropic transiucent glass atau pumice yang warnanya beragam, termasuk
glassy aggregates dan glasscoating pada butiran mineral lain, sifat andic juga
ditandai oleh kandungan C.org<25%.

Sistem Klasifikasi PTT Menggunakan 6 Kategori


1. Golongan (order)
2. Kumpulan (sub ordo)
3. Jenis (gret group)
4. Macam (sub group)
5. Rupa (family)
6. Seri

Kategori golongan: Tanah dibedakan menjadi 2 : Tanah belum mengalami


perkembangan profil dan tanah dengan perkembangan profil

Kategori kumpulan : Tanah dibedakan atas dasar susunan horizon tanah

Kategori macam berupa : Penciri utamanya tekstur dan drainase tanah.

Contoh Penanaman Tanah Menurut PTT (1983) sebagai berikut :


1. Golongan : Dengan perkembangan profil
2. Kumpulan : Horizon ABC
3. Jenis tanah : Latosol
4. Macam tanah : Latosol humik
5. Rupa : Latosol humik, tekstur liat, drainase, baik
6. Seri : Bogor (latosol humik, tekstur liat, drainase baik)
20 Jenis Tanah PTT :
1. Organosol

11. Andosa

2. Litosol

12. Latosol

3. Ranker

13. Brunizem

4. Rendzina

14. Kambisol

5. Grumosol

15. Nitosol

6. Gleisol

16. Podsolik

7. Aluvial

17. Mediteran

8. Regosol

18. Planosol

9. Koluvial

19. Podsol

10. arenosol

20. Oksisol

Kunci Penetapan Tanah


1. Organosol (H)
Tanah dengan horhistrik 50cm/lebih dengan BU yang rendah
2. Litosol (I)
Tanah yang dangkal berada pada batuan kukuh sampai kedalaman 20cm dari
permukaan tanah.
Jenis Tanah Menurut Dudal dan Supraptohardjo
1. Latosol
2. Andosol
3. Podsolik merah kuning
4. Mediteran merah kuning
5. Regur
6. Podsol
7. Tanah sawah
8. Hidrosol
9. Calcisol
10. Regosol
11. Litosol
12. alluvial
13. Tanah organik
-

Latosol
Tanah mengalami pelapukan lanjut dengan kandungan BO min primer dan
U.H rendah, beraksi masam (PH 45-5,5) terjadi akumulasi seskuloksida,
tanah berwarna merah, coklat kemerahan hingga coklat kekuningan. Tanah
terdapat mulai dari daerah pantai hingga 900 m dengan CH antara 250007000 mm per tahun.

Andosol

Tanah yang bewarna hitam sampai coklat tua dengan kandungan bahan
organik tinggi, remah dan porous licin (smeary) dan reaksi tanah antara
4,5-6,5 horison bawah permukaan bewarna coklat sampai coklat
kekuningan dan kadang dijumpai padat tipis akibat sementasi silica. Tanah
ini dijumpai pada daerah dengan bahan induk mulkanis mulai dari
pinggiran pantai sampai 3000 m diatas permukaan laut dengan CH yang
tinggi serta suhu rendah pada daerah dataran tinggi.
-

Podsolik merah kuning


Tanah sangat tercuci yang bewarna abu-abu muda sampai kekuningan
pada horizon permukaan sedang lapisan bawah bewarna merah atau
kuning dengan kadar bahan organik dan KB yang rendah serta reaksi tanah
yang masam sampai sangat masam (PH 4,2-4,8). Pada horizon bawah
permukaan terjadi okumulasi liat dengan struktur gumpal dengan
permeabilitas rendah. Tanah mempunyai bahan induk batu endapan silica,
batu pasir dan batu liat. Tanah ini dijumpai pada ketinggian antara 50-350
m dengan curah hujan antara 2500-3500 mm/t.

Mediteran merah kuning


Tanah yang berkembang dari bahan induk batu kapur dengan kadar BO
rendah, KB sedang sampai tinggi, tekstur berat dengan struktur tanah
gumpal, reaksi tanah dari agak masam sampai sedikit alkasil (PH 6,0-7,5)
dijumpai pada daerah mulai dari permukaan laut sampai 400 m pada iklim
tropis basah dengan bulan kering nyata dan CH tahunan antara 800-3500
mm.

Anda mungkin juga menyukai