UKS (Mini Project) - Vashty

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia
yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia adalah melalui pendidikan, dimana kualitas pendidikan berkaitan erat dengan
sumber daya manusia yang berkualitas pula. Sumber daya manusia yang berkualitas
adalah yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat. Salah satu upaya pengembangan
sumber daya manusia yang berkualitas dan sehat antara lain dengan melaksanakan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Program UKS dilaksanakan pada semua jenis dan
jenjang pendidikan, termasuk madrasah.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya terpadu lintas program dan
lintas sektor untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk
perilaku hidup sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga
masyarakat. UKS sangat perlu dilakukan mengingat anak usia sekolah merupakan
kelompok umur yang rawan terhadap masalah kesehatan, usia sekolah sangat peka
untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat, keadaan kesehatan anak
sekolah akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai, pendidikan
kesehatan melalui anak-anak sekolah sangat efektif untuk merubah perilaku dan
kebiasaan sehat umumnya.
Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta
maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan. Dimana jumlah anak sekolah
diperkirakan mencapai 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 73 juta orang.
Dengan jumlah sebesar ini, maka anak usia sekolah merupakan modal utama
pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi
kesehatannya. Sekolah merupakan tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka
sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu
dan berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah dengan
upaya promotif dan preventif.
Berdasarkan laporan pusat promosi kesehatan diketahui bahwa 75% kesehatan
dibangun oleh lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Tidak

ada yang bisa dikerjakan pada kondisi sakit, bahkan aktivitas sehari-hari juga tidak
dapat dilakukan pada kondisi fisik, psikis dan lingkungan yang buruk. Pada usia anak
sekolah penyakit yang sering dihadapi anak sekolah dasar biasanya berkaitan dengan
kebiasaan hidup bersih dan sehat seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong
kuku, gosok gigi, dan membuang sampah sembarangan.
Atas dasar tersebut pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) perlu
dilaksanakan secara optimal di sekolah. Akan tetapi belum semua sekolah
melaksanakan program ini dengan baik, hal ini merupakan suatu kendala dan tantangan
dalam pelaksanaan UKS.
Berdasarkan survey di lapangan, SDN Satiung Salimuran, Desa UPT Karya Bakti
dikenal merupakan SDN yang memiliki siswa siswi yang cukup aktif, serta telah
memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai seperti WC, kantin sekolah,
ketersediaan air bersih, serta ruangan dan peralatan untuk penunjang kegiatan UKS.
Namun adanya ketersediaan sarana dan prasarana tersebut tidak dimanfaatkan dengan
baik karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan akan manfaat UKS dan PHBS bagi
warga sekolah seperti kepala sekolah, guru, serta siswa dan siswi. Oleh karena itu maka
pihak Puskesmas Pulau Tanjung bermaksud untuk mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan serta ketrampilan warga sekolah SDN Satiung Salimuran dengan
mengadakan penyuluhan dan pelatihan seputar UKS dan PHBS sehingga SDN Satiung
Salimuran diharapkan dapat dijadikan contoh sekolah berPHBS bagi SD di desa-desa
lainnya yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Pulau Tanjung.
1.2 Pernyataan Masalah

Kurangnya

menggerakkan dan menjalankan program UKS.


Kurangnya pengetahuan siswa dan siswi SDN Satiung Salimuran mengenai

keaktifan

warga

sekolah

SDN

Satiung

Salimuran

dalam

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah.

1.3

Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan warga sekolah,
maupun warga masyarakat sedini mungkin, serta menciptakan lingkungan
sekolah yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
siswa dan siswi secara harmonis dan optimal dalam upaya pembentukan
manusia Indonesia yang berkualitas.

1.3.2 Tujuan Khusus

Memupuk kebiasaan hidup bersih dan sehat peserta didik.

Menciptakan lingkungan belajar yang bersih dan sehat.

Meningkatkan pelaksanaan program UKS di SDN Satiung Salimuran.


Meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan warga sekolah SDN Satiung
Salimuran mengenai UKS dan PHBS.

1.4

Manfaat
1.4.1 Untuk Puskesmas Pulau Tanjung
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengelola dan penanggung jawab
program UKS untuk mengembangkan program tersebut.
1.4.2 Untuk SDN Satiung Salimuran
Dapat menjadi masukan dan gambaran terhadap kondisi kegiatan
pelaksanaan program UKS dan dapat mengembangkan program UKS di

sekolah ini kedepannya.


Dapat meningkatkan motivasi dan prestasi dalam belajar dengan
diterapkannya perilaku hidup bersih dan sehat.
Terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
Dapat menjadi contoh sekolah berPHBS bagi sekolah lainnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Kesehatan Sekolah


2.1.1 Definisi
Usaha Kesehatan Sekolah atau biasa disingkat dengan UKS, mnurut Depkes
RI (2011) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku hidup
sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga
masyarakat.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan
anak usia sekolah . Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21 tahun, yang
sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 subkelompok yakni
pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun).
Jadi, berdasarkan hasil diskusi kelompok, UKS adalah upaya terpadu
perilaku hidup sehat peserta didik, warga sekolah, maupun masyarakat di
lingkungan sekolah.
2.1.2 Tujuan UKS
Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah:
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
sedini mungkin.
Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam
rangka pembentukkan manusia Indonesia yang berkualitas.
Tujuan usaha kesehatan sekolah secara khusus adalah:
Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta
didik.
Berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan.
Sehat fisik, mental, sosial maupun lingkungan.
2.1.3 Sasaran Kegiatan UKS

Sasaran UKS adalah pendidikan formal dan non-formal pada setiap jalur dan
jenis pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai Sekolah Menengah Atas
termasuk perguruan agama beserta lingkungannya.
Sasaran Pembinaan UKS: peserta didik, pembina teknis (guru dan petugas
kesehatan), pembina non teknis (pengelola pendidikan dan karyawan sekolah),
sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan, lingkungan
(lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat).
2.1.4 Program UKS
Menurut Depdiknas tahun 2006, tiga program pokok UKS (trias UKS) antara
lain pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat.
a) Pendidikan Kesehatan
Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang
sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi
peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang.
Tujuan pendidikan kesehatan adalah:

Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat


dan teratur.

Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan


pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.

Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat


kesehatan.

Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam


kehidupan sehari-hari.

Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit


dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan
sehari-hari.

Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.

Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal


serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.

Dapat diberikan melalui kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.


1) Kegiatan Kurikuler
Merupakan pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran
sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran
sains dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap
prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan
hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan
kesehatan. Kegiatan kurikuler mencakup kebersihan dan kesehatan
pribadi, makanan bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi dan
pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
2) Kegiatan Ekstrakurikuler
Adalah kegiatan di luar jam pelajaran (termasuk kegiatan pada waktu
libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan
antara lain memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta
melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.
Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan
antara lain: kemah, ceramah dan diskusi, apotek hidup, dan lain-lain.
Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
antara lain; dokter kecil, Palang Merah Remaja (PMR), dan lain-lain.
Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat antara lain: kerja bakti kebersihan, lomba
sekolah sehat, dan lain-lain.
b) Pelayanan Kesehatan
Upaya peningkatan

kesehatan

(promotif),

pencegahan

(preventif),

pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi


dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada

umumnya. Dibawah koordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis


dan pengawasan puskesmas setempat.
Tujuan pelayanan kesehatan adalah:

Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan


mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.

Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat


penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan
peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.

Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial maupun


lingkungan.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan:


1) Kegiatan peningkatan kesehatan (promotif)
Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa: latihan ketrampilan
teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan
peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain:

Dokter Kecil

Kader Kesehatan Remaja

Palang Merah Remaja

Pembinaan warung sekolah sehat.

Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari


vektor pembawa penyakit.

Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat.

2) Kegiatan pencegahan (preventif)


Merupakan kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan
pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian
proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan. Kegiatan
preventif ini berupa:

Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat


khusus untuk penyakit-penyakit tertentu.

Penjaringan kesehatan anak sekolah.

Memonitor/ memantau pertumbuhan peserta didik.

Imunisasi peserta didik.

Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas


sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.

Konseling kesehatan di sekolah.

3) Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)


Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses
penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar
dapat berfungsi optimal. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah:

Diagnosa dini

Pengobatan ringan

Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada


penyakit

Rujukan medik

c) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat


Pembinaan mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan mesyarakat sekitar.
Dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan
yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu
menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk
menjalankan prinsip hidup sehat, kegiatan ini meliputi:
1) Program pembinaan lingkungan sekolah
Lingkungan fisik sekolah meliputi:

Penyediaan air bersih

Pemeliharaan penampungan air bersih

Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah

Pengadaan dan pemeliharaan air limbah

Pemeliharaan WC/kakus

Pemeliharaan kamar mandi

Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan,


laboratorium dan tempat ibadah

Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah

Pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah.


Lingkungan mental dan sosial program pembinaan lingkungan mental dan
sosial ini dilakukan dalam bentuk kegiatan:

Konseling kesehatan

Bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan

PMR, dokter kecil, kader kesehatan remaja

2) Pembinaan lingkungan keluarga


Pembinaan lingkungan keluarga ini bertujuan:

Meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal hal yang

berhubungan dengan kesehatan.

Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam


pelaksanaan hidup sehat.
Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan:
Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS.
Ceramah kesehatan yang dilakukan di sekolah.
3) Pembinaan masyarakat sekitar
Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara:

Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan

lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat.


Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual.

2.1.5 Strata UKS


Keberhasilan 3 program UKS yang mencakup pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat ditunjukkan dalam suatu
strata UKS. Strata pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata
minimal, strata standard, strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri
dari tiga variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.

a) Pendidikan Kesehatan
1. Strata Minimal
Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan kesehatan
dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana pembelajaran
pendidikan kesehatan dan adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang
pendidikan kesehatan.
2. Strata Standar
Dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani.
3. Strata Optimal
Dipenuhinya strata standar, pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata
pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler,
memiliki alat peraga pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan
kesehatan (poster dan lain-lain).
4. Strata Paripurna
Meliputi dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru pembina UKS,
adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait
seperti Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas
Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian dan lain-lain.
b) Pelayanan Kesehatan
1. Strata Minimal
Meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan,

dilaksanakannya

imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1,
2, 3 SD.
2. Strata Standar
Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan,
pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi
dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku
Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil,
melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan
pengawasan warung/kantin sekolah.
3. Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan
medik gigi dasar atas permintaan siswa.
4. Strata Paripurna
10

Meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi


siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
c) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
1. Strata Minimal
Meliputi ada air bersih, tempat cuci tangan, WC/jamban yang berfungsi,
tempat sampah, saluran pembuangan air kotor yang berfungsi,
halaman/pekarangan/lapangan, memiliki pojok UKS, melakukan kegiatan
mengubur, menguras dan membakar (3M) plus, sekali seminggu.
2. Strata Standar
Meliputi memenuhi strata minimal, kantin/warung sekolah, memiliki
pagar, penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah dengan jumlah
yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan sederhana,
memiliki tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik, jarak papan tulis
dengan bangku terdepan 2,5 m, dan melaksanakan pembinaan sekolah
kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.
3. Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, tempat cuci tangan di beberapa tempat
dengan air mengalir/kran, tempat cuci peralatan masal/makan di
kantin/warung sekolah, petugas kantin yang bersih dan sehat, tempat
sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah akhir di sekolah,
jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan dan
kebersihan, halaman yang cukup luas untuk upacara dan berolahraga,
pagar yang aman, memilki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang
lengkap, dan terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan
miras.
4. Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, tempat cuci tangan di setiap kelas
dengan air mengalir/kran dilengkapi sabun, kantin dengan menu gizi
seimbang dengan petugas kantin yang terlatih, air bersih yang memenuhi
syarat kesehatan, sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat
pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio WC : siswa 1 :20,
saluran pembuangan air tertutup, pagar yang aman dan indah, taman/kebun
sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label dan pengolahan hasil kebun
11

sekolah, ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan


pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa 1 : 1,5-1,75 m2, dan memiliki
ruang dan peralatan UKS yang ideal.
2.1.6 Masalah Kesehatan yang dapat dikurangi melalui UKS
Adapun masalah kesehatan yang dapat di cegah dengan pelaksanaan UKS
adalah: 1) sanitasi dan air bersih, 2) kekerasan dan kecelakaan, 3) masalah
kesehatan reproduksi remaja, 4) kecacingan dan kebersihan diri maupun
lingkungan, 5) masalah gizi dan anemia, 6) imunisasi, 7) merokok, alkohol dan
penyalahgunaan narkoba, 8) kesehatan gigi, 9) penyakit infeksi (malaria,
gangguan saluran nafas), 10) HIV/AIDS dan IMS lainnya, 11) gangguan
kesehatan mental.
2.1.7 Hasil program UKS yang Diharapkan
a) Dari segi peserta didik: 1) siswa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
untuk melaksanakan hidup sehat dan mampu memecahkan masalah kesehatan
sederhana dengan turut berpartisipasi aktif dalam UKS, RT dan lingkungan
masyarakat. 2) Siswa sehat fisik, mental maupun sosial dan siap untuk
menjalani kehidupan berkeluarga yang sehat sejahtera dan mandiri. 3) Siswa
memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk pergaulan
bebas, penyalahgunaan napza, kenakalan remaja dan tawuran. 4) Siswa
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar untuk
menghadapi permasalahan dan tantangan kehidupan, 5) Siswa mempunyai
kemampuan

dan

keterampilan

pemeliharaan

dan

membina

kebersihan,kelestarian lingkungan fisik di rumah dan sekolah, 6) Siswa


mempunyai status kesehatan dan kesegaran jasmani yang baik, 7) Siswa bebas
dari penyakit menular dan penyakit seksual. 8) Siswa bebas dari kebiasaan
merokok, minum alkohol dan penyalagunaan napza.
b) Dari segi lingkungan sekolah: semua ruangan dan kamar mandi, wc dan
pekarangan sekolah bersih, tidak ada sampah, serta tersedianya sumber air
bersih bagi siswa.
2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah
12

2.2.1 Pengertian
PHBS di Sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan sekolah
berPHBS.
Sekolah Ber-PHBS adalah sekolah yang mampu menjaga dan meningkatkan
kesehatan masyarakat sekolah untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan anak sekolah melalui berbagai upaya kesehatan.
2.2.2 Manfaat PHBS di Sekolah
1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga masyarakat sekolah
terlindungi dari berbagai gangguan kesehatan dan ancaman penyakit.
2. Meningkatkan semangat belajar-mengajar sehingga prestasi belajar siswa
meningkat.
3. Meningkatnya citra sekolah.
4. Menjadi contoh Sekolah Ber-PHBS bagi sekolah lainnya.
2.2.3 Indikator PHBS di Sekolah
1. Menkonsumsi jajanan sehat di warung/kantin sekolah
2. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
3. Menggunakan jamban
4. Olahraga teratur di sekolah
5. Memberantas jentik di sekolah
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
Indikator PHBS di sekolah akan memberikan indikasi keberhasilan atau
pencapaian kegiatan PHBS di sekolah. Indikator yang dikembangkan tentunya
meliputi indikator yang terkait dengan perilaku siswa di sekolah dan indikator yang
berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan di lingkungan sekolah
sebagai bentuk dukungan kebijakan. dimana indikator PHBS di sekolah dapat

13

dirincikan menjadi dua bagian antara lain : 1) indikator perilaku siswa 2) indikator
lingkungan sekolah. Agar indikator PHBS memenuhi persyaratan tersebut, perlu
dilakukan kajian dengan pemilihan responden atau informan masyarakat sekolah
terutama siswa sekolah. Dengan diketahuinya perkembangan pelaksanaan PHBS di
sekolah maka dapat dilakukan upaya promosi kesehatan lebih lanjut sehingga dapat
meningkatkan jumlah sekolah sehat di Indonesia.
Jika sebagian murid SD memahami PHBS bukan tidak mungkin dapat
menekan tingginya angka kesakitan seperti, penyakit diare, DBD dan penyakit
ISPA yang kerap kali datang pada musim panca roba.

BAB III
METODE MINI PROJECT
3.1 Sasaran Kegiatan
Kegiatan diikuti oleh beberapa guru dan seluruh siswa dan siswi SDN
Satiung Salimuran, Desa UPT Karya Bakti serta lima orang siswa yang terpilih
untuk menjadi dokter kecil.
3.2 Bentuk Kegiatan

Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah

14

Penyuluhan cara pencegahan penyakit demam berdarah dengue dengan


melakukan 3M plus dan penyakit hepatitis A

Pelatihan dokter kecil yang meliputi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


(P3K)

Pemberian bahan materi pelatihan dokter kecil kepada dokter kecil

Pemberian pin kepada dokter kecil

3.3 Pelaksanaan Kegiatan


No

Tanggal

Kegiatan

Pelaksana

.
1

November -

Perencanaan Kegiatan

- dr. Hj. Emma

Desember 2012
2

9 Januari 2013

Heriyanti
Meminta izin kepada pihak

- dr. Vashty Amanda


- dr Vahty Amanda

sekolah

- dr P. Gusti Agung
- dr. M Nurul
Muttaqin
- dr. Vina Listy

21 Januari 2013

- Muhammad Aqil
Penyuluhan PHBS sekolah, cara - dr Vashty Amanda
pencegahan
berdarah

penyakit
dengue

demam - dr P Gusti Agung


dengan - dr Vina Listy

melakukan 3M plus dan penyakit - Resty Ariani, Amk


4

6 Februari 2013

hepatitis A
- Muhammad Aqil
Pelatihan dokter kecil mengenai - dr. Vashty Amanda
P3K, pembagian bahan materi - dr M Nurul
pelatihan

dokter

kecil,

dan Muttaqin

pembagian pin kepada dokter - Muhammad Aqil


5

Maret
2013

kecil
Oktober Evaluasi dan Monitoring

Staf Puskesmas dan


dokter Internship
selanjutnya

15

BAB IV
HASIL MINI PROJECT
4.1 Profil Komunitas Umum
Secara umum siswa dan siswi SDN Satiung Salimuran berasal dari Desa UPT
Karya Bakti.
4.2 Data Geografi
Sebelah Utara SDN Satiung Salimuran berbatasan dengan RT 02 Desa UPT Karya
Bakti, sebelah selatan berbatasan dengan RT 04 Desa UPT Karya, sebelah barat
berbatasan dengan RT 03 Desa UPT Karya Bakti, sedangkan sebelah timur berbatasan
dengan RT 01 Desa UPT Karya Bakti.
4.3 Data Demografi
16

Jumlah total siswa dan siswi SDN Satiung Salimuran adalah 59 siswa yang terdiri
dari 26 siswa laki-laki dan 33 siswa perempuan. Dari jumlah tersebut, siswa kelas 1
berjumlah 9 siswa, kelas 2 berjumlah 8 siswa, kelas 3 berjumlah 9 siswa, kelas 4
berjumlah 11 siswa, kelas 5 berjumlah 7 siswa, dan kelas 6 berjumlah 15 siswa.
4.4 Sumber Daya Kesehatan yang Ada
Di Desa UPT Karya Bakti terdapat 1 orang Bidan.
4.5 Sarana Pelayanan Kesehatan yang Ada
Di Desa UPT Karya Bakti terdapat 1 buah Poskesdes dan 1 kelompok Posyandu.
4.6 Strata UKS SDN Satiung Salimuran
Untuk pendidikan kesehatan, SDN Satiung Salimuran ini termasuk ke dalam strata
minimal karena di sekolah ini terdapat kegiatan pendidikan jasmani yang dilakukan
secara kulikuler.
Untuk pelayanan kesehatan, SDN Satiung Salimuran termasuk ke dalam strata
minimal karena di sekolah ini telah diadakan beberapa kali penyuluhan kesehatan dan
imunisasi seperti BIAS (bulan imunisasi anak sekolah)
Untuk pembinaan lingkungan sekolah sehat, SDN Satiung Salimuran termasuk ke
dalam strata minimal karena di sekolah ini telah tersedia sarana air bersih, WC yang
terpisah antara WC guru dan siswa, tempat sampah, dan pojok atau ruangan UKS.
4.7 Penyuluhan PHBS Sekolah
Penyuluhan PHBS di sekolah dihadiri oleh beberapa guru serta seluruh siswa dan
siswi SDN Satiung Salimuran. Pada kegiatan ini dijabarkan dan dijelaskan masingmasing dari 8 indikator PHBS di sekolah yang meliputi mengkonsumsi jajanan sehat di
warung/kantin sekolah, mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun,
menggunakan jamban, olahraga teratur di sekolah, memberantas jentik di sekolah, tidak
merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan,
membuang sampah pada tempatnya. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya pengenalan 8
indikator PHBS di sekolah tersebut dan memberi pengetahuan pentingnya melakukan
dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada warga sekolah agar dapat
diterapkan kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat , dan lingkungan sekolah. Setelah
diberikan materi penyuluhan, siswa dan siswi diberi pertanyaan dan diminta untuk

17

mengulang 8 indikator PHBS serta mempraktikkan cara mencuci tangan yang baik dan
benar. Beberapa siswa dapat menjawab pertanyaan dan dapat mempraktikkan cara
mencuci tangan dengan baik serta dapat mengajarkan kepada teman yang lainnya.
4.8 Penyuluhan Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Pada penyuluhan mengenai penyakit demam berdarah ini dijelaskan mengenai
pengertian, penyebab, tanda-tanda dini dan lanjut dari demam berdarah, apa yang harus
dilakukan jika menemui pasien dengan gejala-gejala demam berdarah, serta yang
terpenting adalah cara pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yaitu
dengan melakukan 3M plus yaitu Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan
air, Menutup rapat tempat penampungan air, Mengubur barang-barang bekas yang dapat
menjadi tempat penampung air, dan Plus yaitu tindakan untuk menghindari gigitan
nyamuk dengan cara seperti menggunakan obat dan lotion anti nyamuk, memelihara
ikan pemakan jentik, memperbaiki pencahayaan dan ventilasi, dan sebagainya.
Penyuluhan ini diberikan agar siswa dan siswi dapat menerapkan cara-cara pencegahan
demam berdarah mengingat pada bulan oktober sampai april ini merupakan musim
penghujan dimana biasanya angka kesakitan demam berdarah akan meningkat pula.
Sehingga penyuluhan ini diharapkan dapat mencegah terjadinya wabah demam
berdarah.
4.9 Penyuluhan Hepatitis A
Penyuluhan mengenai hepatitis A diberikan karena adanya himbauan dari Bupati
Kabupaten Tanah Bumbu untuk mensosialisasikan penyakit hepatitis A yang sedang
mewabah di Batulicin, mengingat hepatitis A ini merupakan penyakit yang ditularkan
secara fekal-oral melalui air yang tercemar dan Desa UPT Karya Bakti merupakan desa
yang dikelilingi oleh aliran sungai serta masih banyak warga desa yang menggunakan
air sungai untuk keperluan sehari-harinya. Pada penyuluhan ini dijelaskan pengertian,
cara penularan, dan cara pencegahan dari penyakit hepatitis A agar terhindar dari wabah.
4.10 Pelatihan Dokter Kecil

18

Kegiatan pelatihan dokter kecil dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2013


bertempat di ruang kelas SDN Satiung Salimuran. Kegiatan ini diikuti oleh 5 orang
dokter kecil yang telah ditunjuk oleh pihak sekolah dengan memenuhi syarat sebagai
dokter kecil yaitu siswa kelas 4 dan 5, berprestasi di sekolah, berbadan sehat, berwatak
pemimpin dan bertanggung jawab, berpenampilan dan berprilaku bersih, berbudi pekerti
baik dan suka menolong, serta telah mendapat izin dari orang tua. Berdasarkan kriteria
tersebut, pihak sekolah memilih 5 orang dokter kecil yang terdiri dari 2 orang siswa
kelas 4 dan 3 orang siswa kelas 5.
Materi kegiatan dibuka dengan pembagian bahan materi pelatihan dokter kecil dan
penjelasan mengenai pengertian, tujuan, serta tugas dan kewajiban sebagai seorang
dokter kecil. Setelah itu para dokter kecil diberikan pengetahuan mengenai Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Dalam materi ini disampaikan mengenai tujuan dari
pertolongan pertama pada kecelakaan, peralatan yang ada dalam kotak P3K, dan
beberapa hal yang perlu diketahui oleh dokter kecil seperti cara perawatan luka, cara
menghadapi pasien mimisan atau epistaksis, mengenai memar atau hematoma, luka
bakar dan cara penanganannya, alergi, dan cara pencegahan terjadinya cedera.
Setelah diberikan materi seputar P3K kemudian para dokter kecil diberikan
simulasi atau contoh cara penanganan luka, mengatasi mimisan, dan cara memasang
bidai pada pasien patah tulang. Kemudian para dokter kecil diminta untuk mengulangi
kembali simulasi yang telah diajarkan kepada sesama dokter kecil. Hasil dari kegiatan
pelatihan ini cukup baik dimana para dokter kecil cukup antusias untuk mempelajari
materi dan dapat mengulangi praktik-praktik yang telah diberikan dengan baik.
Setelah kegiatan pelatihan selesai kemudian dilanjutkan dengan pemberian pin
kepada dokter kecil secara simbolik yang menandakan bahwa 5 siswa dan siswi tersebut
telah resmi menjadi dokter kecil dan diharapkan dapat melaksanakan tugas dan
kewajiban sebagai seorang dokter kecil dengan baik serta dapat memajukan dan
menggerakkan Usaha Kesehatan Sekolah yang selama ini belum berjalan dengan
optimal di SDN tersebut.
4.11 Evaluasi dan Monitoring

19

Evaluasi dan monitoring dilakukan oleh dokter internship selanjutnya yang


bersama-sama dengan staf Puskesmas Pulau Tanjung untuk melatih dokter kecil agar
UKS SDN Satiung Salimuran dapat terus berjalan dengan baik serta SDN Satiung
Salimuran dapat menjadi contoh sekolah berPHBS bagi sekolah di desa lainnya yang
termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Pulau Tanjung.

BAB V
DISKUSI
Dari hasil diskusi bersama tim puskesmas diperoleh bahwa kegiatan Upaya
pengembangan dan peningkatan UKS ini bermanfaat bagi seluruh warga sekolah SDN
Satiung Salimuran. Materi-materi yang diberikan saat penyuluhan dan pelatihan dokter
kecil pada kegiatan ini dapat menambah pengetahuan siswa dan siswi tentang perilaku
hidup bersih dan sehat yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mewujudkan lingkungan sekolah sehat sehingga dapat menunjang kegiatan belajar dan
mengajar serta meningkatkan semangat belajar dan prestasi siswa. Selain itu dengan
dibentuknya dokter kecil diharapkan dapat membantu siswa lainnya yang mengalami
kecelakaan ringan di sekolah dan menjadi contoh bagi siswa-siswi lainnya dalam
menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri sehingga dapat terhindar dari berbagai
macam penyakit.
Para warga sekolah bersama-sama dengan dokter kecil serta pengelola dan
penanggung jawab UKS baik di Puskesmas Pulau Tanjung maupun di sekolah
diharapkan dapat menindaklanjuti kegiatan ini dengan mengadakan penyuluhan dan
pelatihan dokter kecil secara berkelanjutan agar program UKS di sekolah ini berjalan

20

dengan baik dan dapat meningkatkan strata UKS dari SDN Satiung Salimuran ini, serta
untuk menjadikan SDN Satiung Salimuran sebagai contoh sekolah berPHBS dan
sekolah sehat.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan survey yang telah dilakukan di SDN Satiung Salimuran, Desa UPT
Karya Bakti dikenal merupakan SDN yang memiiki siswa siswi yang cukup aktif, serta
telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai seperti WC yang terpisah
antara guru dan siswa, kantin sekolah, ketersediaan air bersih dan sabun untuk cuci
tangan, serta ruangan dan peralatan untuk penunjang kegiatan UKS yang cukup
memadai. Namun, adanya sarana dan prasarana ini tidak digunakan dan dikembangkan
secara optimal karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dari siswa dan siswi
serta warga sekolah lainnya mengenai UKS dan PHBS di sekolah. Dengan adanya
kegiatan penyuluhan dan pelatihan dokter kecil ini diharapkan seluruh warga sekolah
SDN Satiung Salimuran dapat menerapkan dan berperilaku hidup bersih dan sehat agar
terhindar dari berbagai penyakit serta dapat memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia
dan mengembangkan upaya-upaya kesehatan sekolah dengan baik dan optimal.
Saran dari kegiatan ini adalah agar kegiatan penyuluhan dan pelatihan dokter kecil
dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga dapat dicapai tujuan dari kegiatan ini.
Untuk itu dibutuhkan dukungan dan kerjasama yang baik dari warga sekolah, dokter
21

kecil, dan pengelola dan penanggung jawab UKS baik di Puskesmas Pulau Tanjung dan
di SDN Satiung Salimuran agar kegiatan ini dapat terus berjalan dengan baik.
Sebaiknya dilakukan juga pengelolaan kantin sekolah dengan kerja sama antara pihak
sekolah dan masyarakat sekitar agar dapat sama-sama menjaga kualitas dan higienitas
dari makanan yang dijual, dan sebaiknya pihak sekolah menyarankan orang tua siswa
agar membawakan bekal makanan untuk anaknya di sekolah, selain itu agar dibentuk
tim pelaksana UKS disekolah agar kegiatan UKS lebih terkoordinir dan terarah. Perlu
juga disediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun di setiap ruang
kelas, dan untyk memberikan semangat dan kebanggaan tersendiri kepada sekolah
sebaiknya diberikan sticker sebagai penanda bahwa sekolah tersebut telah
melaksanakan kegiatan UKS. Dan semoga kegiatan-kegiatan serupa nantinya dapat
dilaksanakan di sekolah-sekolah lain yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Pulau
Tanjung.

Mengetahui,
Dokter Pendamping

dr. Hj. Emma Heriyanti


NIP 19710129201001 2 001

Dokter Internship,

dr. Vashty Amanda Hosfiar


NO. STR 3121100112136737

22

Anda mungkin juga menyukai