Larutan I
Larutan I
LARUTAN I
A. Terminologi yang Digunakan Untuk Larutan
Jika sedikit pasir (SiO2) ditambahkan ke dalam air, pasir mengendap ke dasar cairan
dan tetap merupakan padatan tak larut. Campuran air-pasir ini adalah campuran dua fase
(cairan+padatan), atau dikatakan pula sebagai campuran heterogen. Komposisi dan sifatsifatnya tidak seragam. Komposisi dan sifat-sifat fasa cairan ada pada air murni, sedangkan
komposisi dan sifat-sifat fase padat terdapat pada pasir.
Sebaliknya, jika sejumlah kecil garam (NaCl) dimasukkan ke dalam air, garam larut
dan campuran masih tetap dalam satu fase tunggal cair. Komposisi dan sifat fase cairan baru
ini berbeda dengan air murni. Campuran ini merupakan campuran homogen karena
komposisi dan sifat-sifatnya sama di semua bagian campuran. Campuran semacam ini disebut
larutan.
Secara umum dalam membicarakan larutan menggunakan kata-kata solute (zat yang
terlarut) dan solvent (pelarut). Biasanya, kita menggunakan kata pelarut sebagai komponen
dimana secara fisik tidak berubah jika larutan terbentuk dan jumlahnya lebih banyak. Semua
komponen yang larut dalam larutan dan jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut. Larutan
garam dalam air misalnya, air yang cair adalah pelarut sedangkan garam yang larut dalam
larutan ini disebut zat terlarut.
Jumlah relatif pelarut dan zat terlarut dalam suatu larutan merupakan konsentrasi dari
larutan tersebut. Bila zat terlarut jumlahnya lebih besar maka konsentrasinya lebih besar dan
dikatakan sebagai larutan pekat. Sebaliknya, bila zat terlarut jumlahnya lebih kecil maka
konsentrasinya lebih kecil dan dikatakan larutan encer. Penyebutan larutan pekat dan encer
ini sifatnya relatif.
w
x 100%
w w0
5,0 g
x 100% 10%
5,0 g 45 g
2. Persen volume
Persen volume merupakan volume zat terlarut (mL) terhadap 100 mL larutan (volume zat
terlarut dan volume pelarut =volume larutan)
% (v/v)
v
x 100%
v v0
25 mL
x 100% 25 %
100 mL
3. Fraksi mol ()
Fraksi mol () menyatakan perbandingan mol suatu komponen terhadap mol komponen
total dalam larutan. Fraksi mol dari komponen i dalam larutan didefinisikan sebagai :
mol komponen i
mol semua komponen dalam larutan
zat terlar ut
zat terlar ut
n
total
pelarut
dan
pelarut
n total
mol H 2 O
4g
0,1 mol
40 g/mol
180 g
10 mol
18 g/mol
mol NaOH
0,1
0,01
mol total
10,1
dan
mol H O
2 10 0,99
H O
mol total
10,1
2
x
liter larutan
M r zat terlarut
mL larutan
5. Molalitas (m)
Molalitas (m) menyatakan mol zat terlarut per kilogram (1000 g) pelarut.
mol solut
gram zat terlarut
1000
x
kg pelarut
Mr zat terlarut
g pelarut
Molalitas (m)
2,0 m
kg air
0,5 kg air
6. Normalitas (N)
Normalitas (N) menyatakan ekivalen zat terlarut per liter larutan. Konsentrasi larutan
yang dinyatakan dalam normalitas digunakan dalam reaksi asam-basa dan reaksi oksidasireduksi.
Normalitas (N)
ekivalen solut
gram zat terlarut
1000
x
liter larutan
BE zat terlarut
mL larutan
BE adalah berat ekivalen = Mr/a. Untuk larutan asam basa, a adalah jumlah ion H + atau OH-.
Untuk reaksi redoks, a adalah jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi atau besarnya
perubahan bilangan oksidasi zat terlarut.
Contoh Soal 4.6
Larutan NaOH (Mr = 40), dibuat dari 4 gram NaOH yang dilarutkan pada 500 mL air.
Hitunglah normalitas larutan tersebut!
Jawab:
NaOH(aq)
Na+(aq) + OH-(aq)
a=1
gram NaOH
4 g 1000
1000
x
x
0,2N
BE NaOH mL larutan
40 500mL
Normalitas KMnO 4
1,58 gram
1000
x
31,6
500mL
0,1 N
massa zat
x 10 6
massa sistem
Misalkan kadar emas Bombana adalah 0,2 ppm. Bila seorang pendulang tiap harinya
mendulang tanah sebanyak 100 kg, hitunglah emas yang diperoleh pendulang tersebut tiap
harinya!
Jawab:
berat emas
= 0,00002 kg = 0,02 g
ppm
1,2 g/L
600 gram
1,00 L
3
berat SO 2
2,4 x 10
g
x 10 6
x 10 6
berat udara
600 g
4,0 ppm
mg zat terlarut
L larutan
mg Hg
1 mg
0,2 ppm
L larutan
5L
Untuk mengubah konsentrasi suatu larutan dari konsentrasi yang lebih tinggi menjadi
konsentrasi yang lebih rendah digunakan rumus pengenceran:
Konsentrasi awal x Volume awal = Konsentrasi akhir x Volume akhir
V awal cuka
0,2 L 200 mL
Konsentras i awal
25%
Konsentras i akhir
0,2 L 0,02 M
Volume akhir
1000 mL
Bila dua buah larutan dengan konsentrasi berbeda dicampurkan, maka konsentrasi akhir
larutan dapat dihitung menggunakan persamaan:
Konsentras i akhir
Soal-soal Latihan
1. Jika 100 gram H2SO4 dilarutkan dalam air sampai volumenya 1000 mL, berapakah
molaritas larutannya?
2. Berapa gramkah HCl yang terlarut di dalam 50 mL HCl 5 M?
3. Berapa volume alkohol, jika ada larutan 8% alkohol dalam air sebanyak 10 L?
4. Jika ke dalam 200 mL air (massa jenis air = 1 g/mL) ditambahkan 2 gram NaOH,
berapakah molalitas, fraksi mol dan % berat lar utan tersebut?
5. Volume alkohol dalam air adalah 20 mL. Jika volume total larutan adalah 100 mL,
Berapakah persen alkohol dalam larutan?
6. Bila dalam 500 mL larutan terdapat 0,98 g H2SO4. Berapakah normalitas larutan tersebut?
7. Hitunglah volume air yang diperlukan untuk mengubah 40 mL larutan H2SO4 6 M
menjadi H2SO4 5 M!
8. Udara di suatu daerah perparkiran diketahui mengandung gas CO 1,2x10-3 %. Berapakah
konsentrasi CO bila dinyatakan dalam bpj (ppm)?
9. Berapa gram NaCl yang harus dilarutkan ke dalam 54 gram H2O untuk mendapatkan larutan NaCl
10%?
10. Hitung molaritas larutan yang mengandung 12,25 gram H2SO4 dalam 500 mL larutan (BM H2SO4
= 98).
11. (Untuk membuat larutan sukrosa C12H22O11 15 % berat. Berapa gram gula dan air diperlukan
untuk membuat 1 kg larutan?
12. Larutan H2SO4 3,58M adalah H2SO4 29%. Hitung kerapatan larutan H2SO4 3,58 tersebut?