Sni 6728.3-2015
Sni 6728.3-2015
Sni 6728.3-2015
3:2015
Penyusunan neraca spasial sumber daya alam Bagian 3: Sumber daya lahan
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: [email protected]
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
BSN 2015
SNI 6728.3:2015
Daftar isi.....................................................................................................................................i
Prakata ..................................................................................................................................... ii
Pendahuluan............................................................................................................................ iii
1
Persyaratan ....................................................................................................................... 2
Lampiran A (informatif) Diagram alir penyusunan neraca sumber daya lahan ........................ 8
Lampiran B (normatif) Tabel neraca sumber daya lahan ........................................................ 9
Lampiran C (informatif) Daftar perubahan hasil revisi SNI .................................................... 14
Bibliografi ............................................................................................................................... 17
BSN 2015
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Daftar isi
SNI 6728.3:2015
Standar Nasional Indonesia (SNI) 6728.3:2015, Penyusunan neraca spasial sumber daya
alam Bagian 3: Sumber daya lahan ini merupakan revisi dari SNI 19-6728.3-2002,
Penyusunan neraca sumber daya Bagian 3: Sumber daya lahan spasial. Materi utama
revisi SNI ini berasal dari petunjuk teknis neraca sumber daya lahan spasial tahun 2011 dan
telah mengakomodasi masukan dari beberapa sektor terkait.
SNI Penyusunan neraca spasial sumber daya alam Bagian 3: Sumber daya lahan ini
dimaksudkan untuk memberi arahan dan bimbingan bagaimana menyusun neraca sumber
daya alam spasial khususnya sumber daya lahan untuk skala nasional, provinsi, maupun
kabupaten/kota. Keberadaan SNI ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas neraca sumber
daya alam spasial yang disusun masing-masing instansi yang bertanggung jawab terhadap
program tersebut.
Standar ini disusun berdasarkan Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 8 Tahun 2007,
tentang Penulisan Standar Nasional lndonesia, namun untuk penulisan skala peta
disesuaikan dengan penulisan angka skala peta pada Undang-Undang No 4 tahun 2011
tentang Informasi Geospasial.
Standar ini dirumuskan oleh Komite Teknis 07-01 Informasi Geografi/Geomatika, melalui
proses perumusan standar dan terakhir dibahas dalam rapat konsensus pada 15 16
September 2014 di Cibinong, Bogor, yang dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah,
produsen, konsumen, pakar, dan institusi terkait lainnya. Standar ini juga telah melalui
tahapan konsensus nasional, yaitu Jajak Pendapat pada periode 2 Maret 2015 sampai
dengan 1 Mei 2015 dan dinyatakan kuorum dan disetujui.
SNI ini disusun atas kerjasama Badan Informasi Geospasial dengan Badan Pertanahan
Nasional, serta Ditjen Pembinaan dan Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri RI.
BSN 2015
ii
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Prakata
SNI 6728.3:2015
Sebagai tindak lanjut dari disahkannya Undang Undang Nomor 4 tahun 2011 tentang
Informasi Geospasial, Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata
Ruang, dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah,
maka pedoman penyusunan neraca spasial diharapkan akan semakin mudah dilaksanakan.
Standar Nasional Indonesia mengenai penyusunan neraca sumber daya alam spasial ini
merupakan standar yang akan dipakai secara nasional untuk menyusun neraca sumber
daya lahan.
Neraca spasial menekankan penyusunan informasi neraca dengan memanfaatkan informasi
keruangan atau geospasial. Neraca sumber daya lahan spasial disusun untuk mengetahui
perubahan sumber daya lahan pada periode awal (aktiva) dan sumber daya lahan pada
periode akhir (pasiva).
Kerangka neraca sumber daya lahan spasial dinyatakan dalam bentuk peta perubahan atau
informasi geospasial dan model tabulasi statistik berupa tabel diskonto.
BSN 2015
iii
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Pendahuluan
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
SNI 6728.3:2015
Ruang lingkup
Standar ini menetapkan klasifikasi, prosedur, dan tata cara dalam penyusunan neraca
sumber daya lahan secara spasial. Penyusunan neraca sumber daya lahan dilakukan pada
kawasan Areal Penggunaan Lain (APL).
2
Acuan normatif
SNI 6502.2:2010, Spesifikasi penyajian peta rupa bumi - Bagian 2: Skala 1:25.000
SNI 6502.3:2010, Spesifikasi penyajian peta rupa bumi - Bagian 3: Skala 1:50.000
SNI 6502.4:2010, Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000
SNI ISO 19115:2012, Informasi geografis - Metadata
SNI 7645.1:2014, Klasifikasi penutup lahan - Bagian 1: Skala kecil dan menengah
3
Untuk tujuan penggunaan standar ini, selain istilah dan definisi yang ada dalam standar yang
tercantum dalam acuan normatif, istilah dan definisi berikut berlaku.
3.1
sumber daya lahan
lingkungan fisik terdiri atas iklim, relief, tanah, air, vegetasi, dan benda yang ada di atasnya
sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan
3.2
data geospasial
data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam
dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi
3.3
geospasial/ruang kebumian
aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang
berada di bawah, pada atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem
koordinat tertentu
3.4
Informasi Geospasial (IG)
data geospasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan ruang kebumian
3.5
Informasi Geospasial Dasar (IGD)
informasi geospasial yang berisi tentang objek yang dapat dilihat secara langsung atau
diukur dari kenampakan fisik dimuka bumi dan yang tidak berubah dalam waktu yang relatif
lama
BSN 2015
1 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
SNI 6728.3:2015
3.7
neraca sumber daya lahan
informasi tentang perubahan (imbangan) potensi sumber daya lahan pada periode waktu
tertentu yang dinyatakan dalam aktiva dan pasiva
3.8
neraca sumber daya lahan spasial
informasi geospasial tematik tentang neraca sumber daya lahan yang memiliki lokasi
geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek, serta disajikan dalam bentuk
peta
3.9
spasial
aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak dan posisinya
4
Persyaratan
Penyusunan neraca sumber daya lahan spasial secara sistematis harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. komponen lahan yang dihitung luasannya merupakan komponen penutup lahan yang
berada pada kawasan Areal Penggunaan Lain (APL);
b. komponen penutup lahan yang terdapat pada kawasan hutan menggunakan data dari
hasil perhitungan neraca sumber daya hutan. Apabila data neraca sumber daya hutan
tidak tersedia, maka perhitungan neraca sumber daya lahan dilakukan untuk semua
kawasan;
c. setiap komponen lahan dibuat tabel inventarisasi data sumber daya lahan dan neraca
sumber daya lahan;
d. komponen penutup lahan mengacu pada SNI 7645.1:2014, atau klasifikasi tematik
pertanahan yang berlaku secara nasional;
e. penyusunan neraca sumber daya lahan spasial disusun dalam data dua periode kurun
waktu, minimal perubahan satu tahun untuk daerah perkotaan, dan klasifikasi yang
digunakan harus sama;
f. penyusunan neraca sumber daya lahan spasial mengacu pada referensi nasional.
5
5.1
BSN 2015
2 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
3.6
Informasi Geospasial Tematik (IGT)
informasi geospasial yang menggambarkan satu atau lebih tema tertentu yang dibuat
mengacu pada IGD
SNI 6728.3:2015
5.2
Tahap pengolahan data neraca sumber daya lahan spasial menggunakan metode
pendekatan teknik tumpang susun peta atau overlay.
Penutup Lahan Tahun
Akhir (t1)
[SNI 7645.1:2014]
Penutup Lahan
Tahun Awal (t0)
[SNI 7645.1:2014]
Kawasan Hutan
Kawasan Areal
Penggunaan Lain
[APL]
Kawasan Areal
Penggunaan Lain
[APL]
Peta Aktiva
Peta Pasiva
Overlay
Peta Neraca
Sumber Daya Lahan
BSN 2015
3 dari 17
Kawasan Hutan
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
b. skala informasi geospasial neraca sumber daya lahan spasial provinsi, menggunakan
Informasi Geospasial dan klasifikasi penutup lahan dengan skala minimal 1:250.000;
c. skala informasi geospasial neraca sumber daya lahan spasial kabupaten, menggunakan
Informasi Geospasial dan klasifikasi penutup lahan dengan skala minimal 1:50.000;
d. skala informasi geospasial neraca sumber daya lahan spasial kota dan daerah
khusus/tertentu, menggunakan Informasi Geospasial dan klasifikasi penutup lahan
dengan skala minimal 1:25.000.
SNI 6728.3:2015
5.4
Format keluaran
Format keluaran (output) neraca sumber daya lahan adalah informasi geospasial penutup
lahan yang terdiri atas aktiva, pasiva, dan neraca. Format data output informasi geospasial
ini memiliki format geodatabase dengan metadata mengacu SNI ISO 19115:2012.
5.5
Neraca sumber daya lahan disusun dengan cara analisis dan evaluasi hasil inventarisasi
data yang mencakup dua periode penyusunan, sehingga dapat diketahui perubahannya.
Secara deskriptif neraca sumber daya lahan disajikan dalam format tabel diskonto (sebelah
menyebelah) yaitu satu bentuk tabel yang menyatakan aktiva pada kolom sebelah kiri, dan
menyatakan pasiva pada kolom sebelah kanan.
Pada neraca sumber daya lahan jumlah total area luasan tetap, kecuali ada pemekaran
daerah dan yang terjadi sebenarnya adalah peralihan atau perubahan macam atau jenis
sumber daya lahan. Oleh karena itu, dalam satu format tabel neraca sumber daya lahan
harus disertakan perubahan sumber daya lahan. (Lampiran A)
5.6
Buku neraca sumber daya lahan spasial terdiri atas tiga buah buku, yaitu :
Buku 1
: Ringkasan eksekutif
Buku 2
: Laporan utama
Buku 3
: Album peta
5.6.1
Judul
Kata pengantar
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Perundang-undangan yang melandasi penyusunan neraca sumber daya lahan
1.3. Maksud dan tujuan
1.4. Lingkup
2. METODE PENYUSUNAN NERACA SUMBER DAYA LAHAN
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Inventarisasi data
3.2 Neraca sumber daya lahan spasial
4. REKOMENDASI
BSN 2015
4 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Teknik overlay dapat digunakan bagi peta yang sudah sama format dan skalanya.
Pengolahan data neraca sumber daya lahan untuk penyusunan saldo neraca sumber daya
lahan, dengan melakukan overlay peta penutup lahan baru dan peta penutup lahan lama.
Analisis dan evaluasi sumber daya lahan tersebut dihitung ke dalam satuan areal luasan (ha)
maupun dalam perhitungan persentase (%).
SNI 6728.3:2015
Judul
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar gambar
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Peraturan perundang-undangan yang melandasi penyusunan neraca sumber daya
lahan
1.3. Maksud dan tujuan
1.4. Lingkup
2. KONDISI WILAYAH
2.1. Letak geografi
2.2. Kondisi fisik
2.3. Kondisi sosial dan ekonomi
3. METODE PENYUSUNAN NERACA SUMBER DAYA LAHAN
3.1. Metode pengumpulan data neraca sumber daya lahan
3.2. Metode pengolahan dan penyajian data
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil inventarisasi data sumber daya lahan
4.2. Neraca sumber daya lahan spasial
5. REKOMENDASI
Daftar pustaka
Lampiran
5.6.3
Buku 3 merupakan album peta neraca sumber daya lahan spasial yang terdiri atas:
a. Peta aktiva sumber daya lahan spasial
b. Peta pasiva sumber daya lahan spasial
c. Peta neraca sumber daya lahan spasial
6
6.1
Produk visual kartografi untuk keperluan cetak album peta neraca sumber daya lahan
menggunakan ukuran kertas minimal A3 dengan format layout disesuaikan dengan bentuk
geometris wilayah yang dipetakan.
6.2
Informasi tepi
Keterangan yang dicantumkan pada tiap lembar peta agar pengguna dapat dengan mudah
memahami isi peta dan informasi yang disajikan.
Informasi tepi sekurang-kurangnya memuat:
a. judul peta,
b. skala,
c. arah utara,
d. legenda,
e. angka koordinat geografis,
BSN 2015
5 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
5.6.2
SNI 6728.3:2015
6.2.1
Judul peta
a. Judul seri
: NERACA SUMBER DAYA LAHAN SPASIAL
b. Judul tema lembar peta
:
PETA AKTIVA PENUTUP LAHAN TAHUN ..
KABUPATEN/KOTA/PROVINSI ...........
PETA PASIVA PENUTUP LAHAN TAHUN ..
KABUPATEN/KOTA/PROVINSI ...........
PETA NERACA SUMBER DAYA LAHAN TAHUN .
KABUPATEN/KOTA/PROVINSI ...........
6.2.2
Skala peta
Pada tiap lembar peta dicantumkan skala numeris (dalam angka) dan skala grafis (dalam
bentuk garis).
6.2.3
Arah utara
Arah utara peta (true north) dalam gambar biasanya digambarkan dengan anak panah yang
digambar menunjukkan ke atas.
6.2.4
Legenda
Legenda atau simbol yang tercantum dalam isi peta diberi keterangan singkat dan jelas
dengan susunan kata atau kalimat yang benar. Legenda peta dasar dan tipe huruf mengacu
SNI 6502.2-2010, SNI 6502.3-2010 dan SNI 6502.4:2010
Untuk keperluan pencetakan peta neraca lahan, legenda kelas perubahan penutup lahan
mengacu pada perubahan paling dominan.
6.2.5
Koordinat geografis dicantumkan pada tepi peta dengan angka dan notasi yang
menunjukkan kedudukan garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude). Angka koordinat
geografis digambarkan dengan interval tertentu (minimal ada dua angka dalam satu tepi)
yang disesuaikan dengan peta dasar yang digunakan.
6.2.6
Diagram lokasi menunjukkan lokasi yang dipetakan baik dari letak geografis maupun letak
administratif. Diagram lokasi menunjukkan letak/lokasi dari daerah yang dipetakan dalam
hubungannya dengan wilayah yang lebih luas, seperti: provinsi, pulau, atau negara. Petunjuk
letak peta menunjukkan lembar peta yang disusun terhadap lembar lain dilingkungannya.
6.2.7
Sumber data
Untuk mengetahui keabsahan (validitas) dari sumber data yang digunakan, perlu
dicantumkan :
BSN 2015
6 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
SNI 6728.3:2015
peta dasar yang digunakan, termasuk skala dan tahun pembuatan/penerbitan,
sumber data yang digunakan sebagai pengisi peta. Jika data berasal dari berbagai
sumber atau tahun, perlu dibuat diagram khusus yang menunjukkan lokasi dengan
sumber data atau tahun yang berlainan.
6.2.8
Pembuat peta
Untuk mengetahui penanggung jawab saat peta dibuat, perlu dicantumkan identitas pembuat
peta, dan tahun pembuatannya.
Pembuat peta neraca sumber daya lahan adalah instansi pembuat baik tunggal maupun
kerjasama dua instansi atau lebih. Selain itu, dapat dicantumkan unit kerja pada instansi
atau swasta serta perorangan yang berwenang dan bertanggung jawab atas isi peta.
BSN 2015
7 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
SNI 6728.3:2015
Kawasan hutan
Kawasan areal
penggunaan lain
[APL]
Kawasan areal
penggunaan lain
[APL]
Peta aktiva
Peta pasiva
Kawasan hutan
Overlay
Peta neraca
sumber daya lahan
BSN 2015
8 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Lampiran A
(informatif)
Diagram alir penyusunan neraca sumber daya lahan
SNI 6728.3:2015
Luas penutup
lahan t1
(Pasiva)
Neraca sumber
daya lahan
(+)/(-)
Luas penutup
lahan t1
(Aktiva)
Neraca sumber
daya lahan
(+)/(-)
Luas penutup
lahan to
(Aktiva)
Perairan laut
Danau/telaga alami
Rawa pedalaman
Rawa pesisir
Sungai
Tubuh air alami lain
Hamparan batuan/pasir alami
Hamparan pasir pantai
Rataan lumpur
Lahan terbuka alami lain
Waduk dan danau buatan
Kolam air asin/payau
Kolam air tawar
Saluran air
Tampungan air lain
Lahan terbuka diusahakan
BSN 2015
9 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Lampiran B
(normatif)
Tabel neraca sumber daya lahan
SNI 6728.3:2015
Luas penutup
lahan t1
(Aktiva)
Neraca sumber
daya lahan
(+)/(-)
Luas penutup
lahan t1
(Aktiva)
Neraca sumber
daya lahan
(+)/(-)
Luas penutup
lahan to
(Aktiva)
10 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Luas penutup
lahan to
(Aktiva)
SNI 6728.3:2015
11 dari 17
Luas penutup
lahan t1
(Aktiva)
Neraca sumber
daya lahan
(+)/(-)
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Luas penutup
lahan to
(Aktiva)
SNI 6728.3:2015
rendah
Hutan lahan rendah primer kerapatan
tinggi
Hutan lahan rendah primer kerapatan
sedang
Hutan lahan rendah primer kerapatan
rendah
Hutan lahan rendah sekunder
kerapatan tinggi
Hutan lahan rendah sekunder
kerapatan sedang
Hutan lahan rendah sekunder
kerapatan rendah
Hutan rawa/gambut primer kerapatan
tinggi
Hutan rawa/gambut primer kerapatan
sedang
Hutan rawa/gambut primer kerapatan
rendah
Hutan rawa/gambut sekunder
kerapatan tinggi
Hutan rawa/gambut sekunder
kerapatan sedang
Hutan rawa/gambut sekunder
kerapatan rendah
Hutan mangrove primer kerapatan
tinggi
Hutan mangrove primer kerapatan
sedang
Hutan mangrove primer kerapatan
rendah
Hutan mangrove sekunder kerapatan
tinggi
Hutan mangrove sekunder kerapatan
sedang
Hutan mangrove sekunder kerapatan
rendah
Sabana
Semak belukar
Semak
Padang rumput
Padang alang-alang
Herba
Vegetasi herba lain
Liputan vegetasi alami/semi-alami lain
(tidak dirinci)
Hutan jati
Hutan mahoni
Hutan sanakeling
Hutan akasia
BSN 2015
12 dari 17
Luas penutup
lahan t1
(Aktiva)
Neraca sumber
daya lahan
(+)/(-)
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Luas penutup
lahan to
(Aktiva)
SNI 6728.3:2015
BSN 2015
13 dari 17
Luas penutup
lahan t1
(Aktiva)
Neraca sumber
daya lahan
(+)/(-)
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Luas penutup
lahan to
(Aktiva)
SNI 6728.3:2015
1.
SNI 19-6728.3:2002
(1)
Ruang lingkup
1.
SNI 6728.3:2015
(2)
Ruang lingkup
Perubahan
(3)
Diganti
14 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Lampiran C
(informatif)
Daftar perubahan hasil revisi SNI
SNI 6728.3:2015
SNI 19-6728.3:2002
(1)
3. Persyaratan
SNI 19-6728.3:2015
(2)
3. Persyaratan
c. komponen
penggunaan
lahan
terdiri atas macam variabel data
dengan klasifikasi yang utama
terdiri atas : lahan pemukiman,
sawah, pertanian lahan kering,
kebun, perkebunan, pertambangan,
industry
dan
pariwisata,
perhubungan,
lahan
berhutan,
lahan terbuka, padang, perairan
darat. Klasifikasi bersifat terbuka
artinya masing-masing data dapat
berkembang sesuai dengan tingkat
kedetilan pada peta penyebaran,
d. komponen
penguasaan
lahan
terdiri atas : Tanah Negara dan
Tanah Negara dibebani Hak Pakai,
Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, Hak Pengelolaan dan
Hak Milik,
e. nilai ekonomi sumber daya lahan
diukur dengan nilai rupiah,
f. nilai degradasi sumber daya lahan
spasial
diperhitungkan
pada
keadaan akhir (pasiva) penyusunan
neraca sumber daya lahan,
g. penyusunan neraca sumber daya
lahan spasial disusun dalam data
dua periode kurun waktu, minimal
perubahan 6 bulan untuk daerah
urban, klasifikasi harus sama,
h. penyusunan neraca sumber daya
lahan spasial disusun sesuai
dengan kebutuhan, terutama pada
perubahan lahan yang cepat, dan
ketersediaan anggaran,
i. peta tematik neraca sumber daya
lahan spasial digambar diatas peta
dasar yang mengikuti sistem
georeferensi peta rupa bumi
Indonesia.
BSN 2015
15 dari 17
Perubahan
(3)
Diganti
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
SNI 6728.3:2015
4.
SNI 19-6728.3:2002
(1)
Klasifikasi
4.
SNI 6728.3:2015
(2)
Klasifikasi
Perubahan
(3)
Diganti
Lampiran
Dihilangkan
Dihilangkan
BSN 2015
16 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
SNI 6728.3:2015
BSN 2015
17 dari 17
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan
Bibliografi