Panduan Program Keselamatan Pasien Di Puskesmas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN BERAU

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS GUNUNG TABUR


Jalan Bangsawan. RT 02,Telp(0554) 2703237,email :[email protected]
GunungTabur (77352)

PANDUAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN


DI PUSKESMAS GUNUNG TABUR

A. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama dalam pemberian pelayanan
kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan penting dalam mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat. Bahwa dalam rangka mengoptimalisasikan dan mengintegrasikan semua upaya
kesehatan di Puskesmas agar pelayanan ynag diberikan

bermutu dan komprehensif perlu

adannya pedoman yang disusun sebagai Panduan Keselamatan Pasien di Puskesmas Gunung
Tabur.
Keselamatan pasien di Puskesmas adalah suatu sistem dimana Puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi pengurangan resiko terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi
pada pasien selama perawatan di Puskesmas Gunung Tabur. Melakukan identifikasi dan
penanganan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, sistem pencatatan dan pelaporan dan
analisis insiden, sehingga memberikan pembelajaran bagi petugas dalam penanganan insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan yang
dapat mengancam nyawa pasien.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu hidup dalam lingkungan sehat; dan
3. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

B. TUJUAN
Panduan ini dibuat dengan harapan dapat menjadi pedoman dalam program keselamatan
pasien di Puskesmas Gunung Tabur.
1.

Tujuan Umum
Sebagai Pedoman kerja bagi semua petugas di Puskesmas Gunung Tabur dalam upaya
Keselamatan pasien di Puskesmas Gunung Tabur

2.

Tujuan Khusus

a.

Sebagai Pedoman dalam Program Keselamatan pasien di Puskesmas.

b.

Meningkatkan Mutu Pelayanan.

c.

Mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi petugas, pasien maupun keluarga.

C. STANDART KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS MELIPUTI:


a.
b.
c.
d.

Hak pasien
Mendidik pasien dan keluarga
Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program

peningkatan keselamatan pasien


e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan Pasien

Uraian tujuh standar tersebut diatas adalah sebagai berikut:


a. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana
dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden, sehingga dokter sebagai
penanggungjawab layanan klinis wajib membuat rencana layanan klinik bagi pasien
yang dirawat di Puskesmas Gunung Tabur dan dokter penanggungjawab pelayanan
wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya
tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan terjadinya insiden

yang tidak diharapkan selama pasien di rawat di

Puskesmas Gunung Tabur.


b. Mendidik Pasien
Petugas Pelayanan klinis harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Keselamatan dalam pemberian pelayanan
dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses
pelayanan, oleh sebab itu di Puskesmas harus ada sistem dan mekanisme mendidik
pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggungjawab pasien dalam asuhan
pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat:
1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan Puskesmas Gunung Tabur
6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
c. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
1. Puskesmas Gunung Tabur menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan
pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan di
Puskesmas Gunung Tabur

Oleh sebab itu harus koordinasi pelayanan secara

menyeluruh mulai dari saat pasien masuk, pemeriksaan termasuk pemeriksaan

laboratorium, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan


saat pasien keluar dari Puskesmas Gunung Tabur.
2. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
kelayakan sumber daya secara berkesinambungan, sehingga pada seluruh tahap
pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar.
3. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial,
konsultasi dan rujukan, termasuk pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut
lainnya.
4. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat
tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien:
1. Puskesmas Gunung Tabur harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses
yang

ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,

menganalisis secara intensif insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan


kinerja serta keselamatan pasien.
2. Puskesmas harus melakukan proses perancangan (desain)yang baik, mengacu pada
visi, misi, dan tujuan Puskesmas Gunung Tabur kebutuhan pasien, petugas
pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini,dan faktor-faktor lain yang berpotensi
risiko bagi pasien sesuai dengan kegiatan Keselamatan pasien di Puskesmas.
3. Puskesmas harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait
dengan : pelaporan insiden, manajemen risiko, mutu pelayanan, keuangan. Dan
harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua insiden, dan secara proaktif
melakukan evaluasi satu proses kasus risiko tinggi.
4. Puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk
menentukan perubahan sistem yang diperlukan,agar kinerja dan keselamatan pasien
terjamin
e. Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
1. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien
secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien di Puskesmas Gunung Tabur .
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko
keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi insiden.
3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji,
dan meningkatkan kinerja Puskesmas Gunung Tabur serta meningkatkan
keselamatan pasien.
5. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan
kinerja Puskesmas Gunung Tabur dan keselamatan pasien:
a) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
b) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden.

c) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari


Puskesmas Gunung Tabur terintegrasi dan berpartisipasi dalam program
keselamatan pasien.
d) Tersedia prosedur cepat-tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
e) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden
termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar
Masalah Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan kejadian pada saat program
keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
f) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya
menangani Kejadian Sentinel atau kegiatan proaktif untuk memperkecil
risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan
Kejadian Sentinel.
g) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan di Puskesmas dengan pendekatan antar disiplin.
h) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja Puskesmas dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk
evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
i) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja Puskesmas Gunung
Tabur dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan
implementasinya.
f. Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien
1. Puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan
mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
2. Puskesmas menyelenggarakan pertemuan yang berkelanjutan untuk meningkatkan
dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisipliner dan
kolaborasi dalam pelayanan pasien.
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan pasien
1. Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan
pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
2. Menyiapkan dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
D. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di Puskesmas Gunung
Tabur, Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan
kesehatan di Puskesmas Gunung Tabur sasaran keselamatan pasien meliputi:
I.

KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN


Puskesmas wajib mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan
ketelitian identifikasi pasien.
Maksud dan Tujuan Sasaran I :
a. Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi dihampir
semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa
terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi,
tidak sadar, bertukar tempat tidur/kamar atau, adanya kelainan sensori, atau akibat
situasi lain. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan

yaitu: pertama, untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima
pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau
pengobatan terhadap individu tersebut.
b. Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk
memperbaiki proses identifikasi, khususnya pada proses untuk mengidentifikasi
pasien ketika pemberian obat pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis; atau pemberian pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan
dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang
pasien, seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, lain-lain. Nomor
kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi.
c. Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan penggunaan dua identitas berbeda
di lokasi yang berbeda di Puskesmas Gunung Tabur, seperti di pelayanan rawat
jalan, unit gawat darurat, atau ruang Rawat inap termasuk identifikasi pada pasien
koma tanpa identitas.
d. Suatu proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau
prosedur agar dapat memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat
diidentifikasi.

Penilaian Sasaran I :
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan
nomor kamar atau lokasi pasien.
b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat.
c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
Pemeriksaan laboratorium klinis.
d. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
e. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yangkonsisten pada
semua situasi dan lokasi.
II.

PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
antar para pemberi layanan.
Maksud dan Tujuan Sasaran II :
a. Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah
diberikan secara lisan atau melalui telepon.
b. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali
hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui
telepon ke unit pelayanan.
c. Puskesmas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
untuk perintah lisan dan telepon termasuk mencatat denagan lengkap dan jelas
dalam rekam medik pasien (atau memasukkan ke komputer) perintah yang lengkap
atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima perintah
membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan
mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat.
Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian juga menjelaskan bahwa

diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read back) bila tidak seperti
situasi gawat darurat di UGD atau kamar Bersalin.
Penilaian Sasaran II :
a. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
b. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara
lengkap oleh penerima perintah.

c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
d. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.
E. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)
Puskesma mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang
perlu diwaspadai (high-alert).
Maksud dan Tujuan Sasaran III :
a. Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen harus
berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu
diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip
dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look
Alike Soun Alike/LASA).
b. Obat-obatan yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien adalah pemberian
elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang
lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat
=50% atau lebih pekat). Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak mendapatkan
orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila perawat atau Bidan baru tidak
diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada keadaan gawat darurat.
Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah
dengan meningkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk
memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi.
c. Puskesamas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk
membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di
Puskesmas. Kebijakan dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana saja yang
membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di UGD atau kamar Bersalini, serta
pemberian label secara benar pada elektrolit dan bagaimana penyimpanannya di area
tersebut, sehingga membatasi akses, untuk mencegah pemberian yang tidak
sengaja/kurang hati-hati.
Penilaian Sasaran III :
a.Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi,
menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat.
Implementasi kebijakan dan prosedur.

b.

c.Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati di
area tersebut sesuai kebijakan.
Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi label

d.

yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted)
F. KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT PASIEN BEDAH
MINOR.
Puskesmas Gunung Tabur mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat
lokasi,tepat-prosedur, dan tepat- pasien.
Maksud dan Tujuan Sasaran IV :
Salah lokasi, salah-prosedur, pasien-salah pada tindakan bedah minor, adalah sesuatu
yang mengkhawatirkan dan tidak mungkin dapat

terjadi di Puskesmas Gunung Tabur

Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak akurat antara
anggota tim kerja, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking),
dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi bedah minor. Di samping itu, asesmen pasien
yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak
mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim, permasalahan yang berhubungan dengan
tulisan tangan yang tidak terbaca (illegible handwritting) dan pemakaian singkatan adalah
faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi.
Puskesmas Gunung Tabur perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu
kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah yang
mengkhawatirkan ini.
Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam penanganan bedah minor di Puskesmas
maka perlu di lakukan:
a. Puskesmas Gunung Tabur menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk
identifikasi lokasi bedah minor dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
b. Puskesmas Gunung Tabur menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat prebedah minor tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan
semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
c. Tim yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum insisi/time-out tepat
sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan bedah minor.
d. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang seragam untuk
memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan
dental yang dilaksanakan di luar ruang tindakan.
G. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Puskesmas Gunung Tabur mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
Maksud dan Tujuan Sasaran V :
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan pelayanan
kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional
pelayanan kesehatan.
Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran
kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream infections) dan pneumonia (sering kali
dihubungkan dengan ventilasi mekanis).

Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand
hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibaca di Standart Operasional yang
tersedia.
Puskesmas Gunung Tabur mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan
dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk mencuci tangan yang benar
dan wajib dilakukan semua staf.
Elemen Penilaian Sasaran V :
a. Puskesmas Gunung Tabur mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene
terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient Safety)
b. Puskesmas Gunung Tabur menerapkan program mencuci tangan yang efektif.
c. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
H. PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
Puskesmas Gunung Tabur mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko
pasien dari cedera karena jatuh di ruang rawat inap.
Maksud dan Tujuan Sasaran VI :
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien rawat inap. Dalam
konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang disediakan, dan fasilitasnya,
Puskesmas Gunung Tabur perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan
untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat
dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan
yang digunakan oleh pasien. Program tersebut harus diterapkan Puskesmas Gunung Tabur
Elemen Penilaian Sasaran VI
a. Puskesmas Gunung Tabur menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko
jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi
atau pengobatan, dan lain-lain.
b. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap berisiko jatuh dengan mengusulkan pengadaan tempat tidur yang
mengurangi resiko pasien jatuh.
c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh
dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.
d. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di Ruang perawatan

TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS GUNUNG


TABUR
Mengacu kepada standar keselamatan pasien di Puskesmas Gunung Tabur, maka
Puskesmas Gunung Tabur harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif
insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi, misi, dan tujuan Puskesmas Gunung
Tabur, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang
sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan Tujuh Langkah
Keselamatan Pasien Puskesmas Gunung Tabur.
Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas Gunung Tabur adalah
sebagai berikut:

1. MEMBANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN


Menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
Langkah penerapan:
a. Bagi Puskesmas Gunung Tabur:
1) Pastikan Puskesmas Gunung Tabur memiliki kebijakan yang menjabarkan apa
yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden: Mencatat kejadian
insidenmelporkan ke penanggung jawab layanan klinik,melaukan tindakan
pertolongan

sesuai

insiden

yang

terjadi,

bagaimana

langkah-langkah

pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang harus diberikan
kepada staf, pasien dan keluarga.
2) Pastikan Puskesmas Gunung Tabur memiliki kebijakan yang menjabarkan peran
dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden.
3) Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di Puskesmas
Gunung Tabur.
4) Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan pasien.
b. Bagi Unit/Tim:
1) Pastikan rekan sekerja anda merasa mampu untuk berbicara mengenai kepedulian
mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.
2) Petugas Puskesmas Gunung Tabur wajib memastikan semua laporan dibuat
secara terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi
yang tepat.
2. MEMIMPIN DAN MENDUKUNG STAF
Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan Pasien di
Puskesmas Gunung Tabur.
Langkah penerapan:
a. Untuk Puskesmas Gunung Tabur:
1) Dokter Puskesmas yang bertanggung jawab atas Keselamatan Pasien
2) Identifikasi di tiap bagian Puskesmas Gunung Tabur, orang-orang yang dapat
diandalkan untuk menjadi penggerak dalam gerakan Keselamatan Pasien.
3) Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat Minilokarya Lintas
Program Kepala Puskesmas Gunung Tabur Atau Kepala Sub bagian Tata Usaha
maupun rapat-rapat manajemen Puskesmas Gunung Tabur
4) Masukkan Keselamatan Pasien dalam semua program latihan staf Puskesmas
Gunung Tabur melalui penyegaran yang dilakukan secara bersama-sama
efektivitasnya.
b. Untuk Unit/Tim:
1) Kepala; UPTD Puskesmas Gunung Tabur sendiri yang memimpin Gerakan
Keselamatan Pasien.
2) Jmenjelaskan kepada TIM relevansi dan pentingnya serta manfaat bagi mereka
dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien
3) Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden.

3. MENGINTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO


Mengembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikas dan
asesmen hal yang potensial bermasalah.
Langkah penerapan:
a. Untuk Puskesmas Gunung Tabur:
1) Menyusuin struktur struktur dan proses yang ada dalam manajemen risiko klinis
dan nonklinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan
Keselamatan Pasien dan staf;

2) Kembangkan indikator-indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko yang


dapat dimonitor oleh direksi/pimpinan Puskesmas Gunung Tabur;
3) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan
insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian
terhadap pasien.
b. Untuk Unit/Tim:K
1) Kegiatan rapat di Puskesmas Gunung Tabur untuk mendiskusikan isu-isu
Keselamatan Pasien guna memberikan umpan balik kepada manajemen yang
terkait;
2) Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam prose asesmen risiko
Puskesmas Gunung Tabur;
3) Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan akseptabilitas
setiap risiko, dan ambillah langkah-langkah yang tepat untuk memperkecil risiko
tersebut;
4) Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan ke proses
asesmen dan pencatatan risiko Puskesmas Gunung Tabur
4. MENGEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN
Memastikan staf dapat melaporkan kejadian/ insiden, serta Puskesmas Gunung Tabur
mengatur pelaporan kepada penanggung jawab keselamatan pasien di Puskesmas dan kepada
Kepala Puskesmas.
Langkah penerapan:
a. Untuk Puskesmas Gunung Tabur:
Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar,
yang harus dilaporkan ke Komite Nasional Keselamatan Pasien Puskesmas Gunung
Tabur
b. Untuk Unit/Tim:
Berikan semangat kepada rekan sekerja anda untuk secara aktif melaporkan setiap
insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena
mengandung bahan pelajaran yang penting.
5. MELIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN
Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.
Langkah penerapan:
a. Untuk Puskesmas Gunung Tabur
1) Pastikan Puskesmas Gunung Tabur memiliki kebijakan yang secara jelas
menjabarkan cara-cara komunikasi terbuka selama prose asuhan tentang insiden
dengan para pasien dan keluarganya (melibatkan pasien dan keluarga dalam
penyusunan layanan klinik)
2) Pastikan pasien dan keluarga mereka mendapat informasi yang benar dan jelas
bilamana terjadi insiden.(Informasi Kepada pasien dan keluarga)
3) Berikan dukungan, pelatihan dan dorongan semangat kepada staf agar selalu
terbuka kepada pasien dan keluarganya.
b. Untuk Unit/Tim:
1) Pastikan tim anda menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan
keluarganya bila telah terjadi insiden
2) Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana terjadi insiden,
dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas dan benar secara tepat
3) Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empatikepada pasien dan
keluarganya.
6. BELAJAR DAN BERBAGI PENGALAMAN TENTANG KESELAMATAN PASIEN

Mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul.
Langkah penerapan:
a. Untuk Puskesmas Gunung Tabur:
1) Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden secara
tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab.
2) Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas criteria pelaksanaan
Analisis Akar Masalah (root cause analysis/RCA) yang mencakup insiden yang
terjadi dan minimum satu kali pertahun melakukan Failure Modes and Effects
Analysis (FMEA) untuk proses risiko tinggi.
b. Untuk Unit/Tim:
Diskusikan dalam tim anda pengalaman dari hasil analisis insiden.
Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di masa depan dan
bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas.

7. MENCEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KESELAMATAN


PASIEN
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan
pada sistem pelayanan.
Langkah penerapan:
a. Untuk Puskesmas Gunung Tabur:
1) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan,
asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis, untuk menentukan solusi
setempat.
2) Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (struktur dan proses),
penyesuaian penyegaran staf dan/atau kegiatan klinis, termasuk penggunaan
instrumen yang menjamin keselamatan pasien.
3) Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan.
4) Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh tim penanggung

jawab

Keselamatan Pasien Puskesmas Gunung Tabur.


5) Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas insiden
yang dilaporkan.
b. Untuk Unit/Tim :
Semua tenaga pelayanan klinis di libatakan dalam mengembangkan berbagai cara
untuk membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.
Penanngung jawab ruang perawatan berkewajiban memeriksa dokumen perawatan
yang di buat staf.
Pastikan bahwa penanggug jawab keselamatan pasien menerima umpan balik atas
setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.

I. PENUTUP
Tujuh langkah keselamatan pasien Puskesmas Gunung Tabur merupakan panduan yang
komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut secara
menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap orang yang bekerja diI puskesmas Gunung Tabur
Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus serentak.
Pilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling mudah dilaksanakan di Puskesmas
Gunung Tabur Bila langkah-langkah ini berhasil maka kembangkan langkah-langkah yang
belum dilaksanakan. Bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan dengan baik Puskesmas

Gunung Tabur dapat menambah penggunaan metoda-metoda lainnya sesuai Tenaga dan sarana
Prasarana yang tersedia.
Demikian pedoman Keselamatan pasien di Puskesmas Gunung Tabur ini di buat untuk
menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Pelayanan kepada Pasien.

Anda mungkin juga menyukai