Trend Issue Keperawatan Keluarga Agregat Lansia

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

KOMUNITAS II

TREND ISSUE PADA KEPERWATAN KELUARGA


POSYANDU LANSIA

OLEH :
A8-D
KELOMPOK 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Ni Putu Ayu Ratna Sari


(13.321.1870)
Ida Ayu Surya Novita Kusuma Dewi (14.321.2099)
I Made Junia Budi Arinatha
(14.321.2103)
I Gede Wahyu Arya Paramartha(14.321.2106)
Ni Luh Made Yunita Agustini
(14.321.2114)
Ni Luh Gede Tarakasuma Dewi(14.321.2121)
Ni Putu Widyastuti
(14.321.2125)
Putu Aris Suapriyanti
(14.321.2132)
Ulva Veronica
(14.321.2133)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI
2016
TREND ISSUE PROGRAM POSYANDU LANSIA DALAM MENINGKATKAN
KESEHATAN MASYARAKAT KHUSUSNYA LANSIA

A. Fenomena Lansia dalam Kependudukan di Indonesia


Pada tahun 2000 jumlah lansia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun
2002 menjadi sebesar 11,34% (BPS,1992). Data Biro Sensus Amerika Serikat
memperkirakan Indonesia akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di
seluruh dunia pada tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% (Kinsella dan
Taeuber,1993). Menurut Dinas Kependudukan Amerika Serikat (1999), jumlah
populasi lansia berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai 600 juta
orang dan diproyeksikan menjadi 2 milyar pada tahun 2050, saat itu lansia akan
melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun).
Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambarkan bahwa antara
tahun 2050-2010 jumlah lansia akan sama dengan jumlah anak balita yaitu sekitar 19
juta jiwa atau 8,5% dari seluruh jumlah penduduk. Seiring dengan berkembangnya
Indonesia sebagai salah satu Negara dengan tingkat perkembangan yang cukup baik,
maka makin tinggi pula harapan hidup penduduknya. Diperkirakan harapan hidup
orang Indonesia dapat mencapai 70 tahun pada tahun 2000. Kesejahteraan penduduk
usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk
berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat perhatian khusus dari
pemerintah dan masyarakat (GBHN,1993).
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya
pelayanan kesehatan, sosial, ketenaga kerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada
berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti
Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer),
tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan
yang terjadi pada lansia
B. Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Khususnya
Lansia
Contoh upaya pemerintah di negara maju dalam meningkatkan kesehatan
masyarakatnya, diantaranya adanya medicare dan medicaid. Medicare adalah program
asuransi social federal yang dirancang untu menyediakan perawatan kesehatan bagi
lansia yang memberikan jaminan keamanan social. Medicare dibagi 2 : bagian A
asuransi rumah sakit dan B asuransi medis. Semua pasien berhak atas bagian A, yang
memberikan santunan terbatas untuk perawatan rumah sakit dan perawatan di rumah
pasca rumah sakit dan kunjungan asuhan kesehatan yang tidak terbatas di rumah.

Bagian B merupakan program sukarela dengan penambhan sedikit premi perbulan,


bagian B menyantuni secara terbatas layanan rawat jalan medis dan kunjungan dokter.
Layanan mayor yang tidak di santuni oleh ke dua bagian tersebut termasuk
asuhan keperwatan tidak terampil, asuhan keperawatan rumah yang berkelanjutan
obat-obat yang diresepkan, kaca mata dan perawatan gigi. Medical membayar sekitar
biaya kesehatan lansia (U.S Senate Committee on Aging, 1991). Medicaid adalah
program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan bantuan pemerintah
bersangkutan. Program ini berbeda antara satu Negara dengan lainya dan hanya
diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid merupakan sumber utama dana
masyarakat yang memberikan asuhan keperawatan di rumah bagi lansia yang tidak
mampu. Program ini menjamin semua layanan medis dasar dan layanan medis lain
seperti obta-obatan, kaca mata dan perawatan gigi.
Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia yang
diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu
program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya
adalah yang didalamnya ada keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang
terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut
perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini
tentunya membangun Indonesia Sehat 2010 yang salah satu strateginya adalah
Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini diharapkan
lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang selayaknya
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah
merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua
bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok
usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui
beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia,
pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan
tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.

C. Definisi Lansia

1. Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang
berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
2. Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari (Azwar, 2006).
3. Secara umum seorang dikatakan lanjut usia apabila usianya 65 tahun ke atas
(Setianto, 2004)
4. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologi. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual (Hawari,2001)
D. Definisi Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia
yang penyelenggaraannya melalui program. Puskesmas dengan melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya.
E. Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga
terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalam

pelayanan

kesehatan

disamping

meningkatkan

komunikasi

antara

masyarakat usia lanjut.


F. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang
diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan
pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada
yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada
juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau
tinggi badan

2. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh

(IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga
dilakukan di meja II ini.
3. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa
dilakukan pelayanan pojok gizi.
G. Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia
Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu
antara lain :
1. Pengetahuan

lansia

yang

rendah

tentang

manfaat

posyandu.

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,
lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan
segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan
pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu
tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya
tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu
ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya
motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia
untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong
minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga
bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk
mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa
jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan
bersama lansia.
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi atau sikap
yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia

untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia
cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu
lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin
kesiapan

untuk

bereaksi

terhadap

suatu

obyek.

Kesiapan

merupakan

kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu


dihadapkan

pada

stimulus

yang

menghendaki

adanya

suatu

respons

H. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia


Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan
fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau
ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.

Jenis Pelayanan Kesehatan yang

diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia seperti tercantum dalam situs
Pemerintah Kota Jogjakarta adalah:
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7
9. Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat
seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek
kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak
jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan,
sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat
terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa,

meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium


sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia
Peran perawat untuk meningkatkan kehadiran lansia dalam posyandu lansia, antara
lain :
1. Memberikan edukasi kepada lansia dan keluarga mengenai pentingnya posyandu
pada lansia
2. Memberikan pemahaman bahwa posyandu lansia bermanfaat dalam meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut serta mengetahaui permasalahan yang
terjadi pada lansia
3. Perawat berkoordinasi

dengan

pengurus desa setempat untuk penempatan

posyandu yang strategis agar mudah dijangkau oleh lansia sehingga lansia tertarik
untuk hadir pada kegiatan posyandu
4. Menggunakan metode yang menarik seperti pemberian konsumsi yang sesuai
dengan kebutuhan lansia
5. Memfasilitasi kehadiran lansia dengan cara menjemput lansia ke rumah jika dari
pihak keluarga tidak bisa mengantar ke kegiatan posyandu

DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
http://ijammeru.blogspot.co.id/2012/04/posyandu-lansia.html
http://documents.tips/documents/issu-dan-legal-etik-dalam-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai