Pedoman PMKP Rumah Sakit
Pedoman PMKP Rumah Sakit
Pedoman PMKP Rumah Sakit
PENDAHULUAN
Seperti tercantum dalam Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit Departemen Kesehatan RI tahun 1994, definisi Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan Rumah Sakit adalah :
Keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang menyangkut
struktur, proses dan outcome secara obyektif, sistematik dan berlanjut memantau dan
menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk
meningkatkan pelayanan pasien, dan memecahkan masalah masalah yang terungkap
sehingga pelayanan yang diberikan dirumah sakit berdaya guna dan berhasil guna.
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai
berikut: Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien adalah : Kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien
secara terus menerus, melalui pemantauan, analisa dan tindak lanjut adanya
penyimpangan dari standar yang ditentukan.
Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang
dilaksanakan rumah sakit Permata Bunda Purwodadi berorientasi pada,Visi, Misi,
tujuan serta nilai - nilai dan Moto rumah sakit Permata Bunda Purwodadiyang
merupakan bagian dari Renstra rumah sakit, hal ini tertuang dalam program kegiatan
PMKP.
1.1
LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
Tujuan Nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan
biaya yang terjangkau.
Pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu itu sendiri merupakan salah
satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang, termasuk pelayanan di rumah
sakit. Pendekatan mutu yang ada saat ini berorientasi pada kepuasan pelanggan
atau pasien. Salah satu faktor kunci sukses pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah dengan mengembangkan mutu pelayanan klinis sebagai inti pelayanan
(Wijono, 2000).
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai
berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih
baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan
semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan Rumah Sakit
maka fungsi pelayanan Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi secara bertahap
perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektik dan efisien serta memberi
kepuasan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Permata Bunda
Purwodadi dapat seperti yang diharapkan maka perlu disusun Pedoman Upaya
Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi. Buku
panduan tersebut merupakan konsep dan program peningkatan mutu pelayanan
Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi yang disusun sebagai acuan bagi
pengelola Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi dalam melaksanakan upaya
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit. Dalam buku panduan ini diuraikan
tentang prinsip upaya peningkatan mutu, langkah-langkah pelaksanaannya dan
dilengkapi dengan indikator mutu.
1.2
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
4. Surat Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia
No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
1.3
Landasan Peraturan
Landasan peraturan Peningkatan mutu dan keselamatan rumah sakit di rumah
sakit Permata Bunda Purwodadi adalah :
1. UU no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
2. PMK no 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
3. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu tahun 1994
4. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit tahun 2007
5. Panduan Nasional Keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008
6. Pedoman Pelaporan Insiden keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008
BAB II
GAMBARAN UMUM
a. RS Permata Bunda merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta di kota Purwodadi
jawa tengah.
b. RS Permata Bunda memberikan pelayanan rawat inap dilengkapi dengan kamar
bedah, serta pelayanan rawat jalan berikut penunjang diagnostic, dan layanan
penunjang lainnya.
c. Dari sisi finansial seluruh kegiatan RS dibedakan menjadi profit centre dan
cost centre.
Ruang VK ( kebidanan )
Ruang ICU
Poliklinik Paru
Poliklinik Syaraf
Poliklinik THT
Poliklinik Gigi
Poliklinik Kebidanan
Poliklinik Mata
Poliklinik Umum
Poliklinik Anak
Poliklinik Bedah
Rehabilitasi Medik
3. Kamar Bedah
4. Pelayanan Penunjang dengan berbagai peralatan penunjang yang lengkap
dan canggih
a. Laboratorium
Hematologi
Kimia klinik
b. Radiologi
CT SCAN
USG
Rontgen
Panoramic
5. Medical Check Up
6. Haemodialisa (Renal Unit)
7. Instalasi Farmasi
8. Penunjang lain seperti : Ambulance, Kerohanian, Ruang Pemulasaran
Jenazah
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN DAN BUDAYA KERJA RUMAH SAKIT
3.1
3.2
3.2.2
3.2.3
3.3
3.4
Tujuan Khusus.
a. Mampu menyajikan pelayananyang tepat sasaran, nyaman dan
profesional untuk memenuhi harapan yang diinginkan bagi
pelanggan
b. Mampu membangun komitmen Sumber Daya Manusia untuk
memberikan pelayanan secara profesional
3.5
BUDAYA KERJA
1. Tepat waktu
2. Tepat mutu
3. Tepat sasaran : kami melayani yang kami yakin dapat melaksanakan dan
sesuai dengan kewenangan.
4. Tepat biaya
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM PMKP
10
BAB VI
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
6.1 VISI
Mutu pelayanan dan keselamatan pasien menjadi budaya kegiatan unit
6.2 MISI
1. Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien disusun dan dilaksanakan di
setiap unit kerja Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi
2. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan
3. Terselenggaranya partisipasi dan dukungan dari pimpinan rumah sakit
4. Tersosialisasinya program peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada staf
6.3 TUJUAN
6.3.1 Tujuan Umum :
Agar buku pedoman yang merupakan konsep dasar dan prinsip upaya
peningkatan mutu ini dapat digunakan oleh pimpinan dan pelaksana Rumah
Sakit Permata Bunda Purwodadi sebagai acuan dalam melaksanakan Upaya
Peningkatan Mutu Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.
6.3.2 Tujuan Khusus :
1. Tercapainya satu pengertian tentang Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
2. Adanya acuan dalam pelaksaan program Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
3. Tercapainya budaya mutu dan keselamatan pasien diseluruh unit kerja
rumah sakit Permata Bunda Purwodadi.
4. Adanya dukungan dari pimpinan rumah sakit Permata Bunda Purwodadi.
6.3.3 Sasaran Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
1. Mutu asuhan medis
2. Mutu asuhan Keperawatan
3. Meningkatkan Kepuasan pasien
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan
BAB VII
11
1953-1965 standar akreditasi direvisi enam kali, selanjutnya beberapa tahun sekali
diadakan revisi. Revisi terhadap Standar Akreditasi JCI terbaru dilakukan pada bulan
Januari 2011 yang merupakan edisi keempat.
Atas keberhasilan JCAHO dalam meningkatkan mutu pelayanan, Pemerintah
Federal memberi pengakuan tertinggi dalam mengundangkan Medicare Act. Undangundang ini mengabsahkan akreditasi Rumah Sakit menurut standar yang ditentukan oleh
JCAHO. Sejak saat itu Rumah Sakit yang tidak diakreditasi oleh JCAHO tidak dapat
ikut program asuransi kesehatan pemerintah federal (medicare), padahal asuransi di
Amerika sangat menentukan utilisasi Rumah Sakit karena hanya 9,3% biaya Rumah
Sakit berasal dari pembayaran langsung oleh pasien.
Sejak tahun 1979 JCAHO membuat standar tambahan, yaitu agar dapat lulus
akreditasi suatu Rumah Sakit harus juga mempunyai program pengendalian mutu yang
dilaksanakan dengan baik.
Di Australia, Australian Council on Hospital Standards (ACHS) didirikan
dengan susah payah pada tahun 1971, namun sampai tahun 1981 badan ini baru berhasil
beroperasi dalam 3 Negara bagian. Tetapi lambat laun ACHS dapat diterima
kehadirannya dan diakui manfaatnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
sehingga sekarang kegiatan ACHS telah mencakup semua negara bagian. Pelaksanaan
peningkatan mutu di Australia pada dasarnya hampir sama dengan di Amerika.
Di Eropa Barat perhatian terhadap peningkatan mutu pelayanan sangat tinggi,
namun masalah itu tetap merupakan hal baru dengan konsepsi yang masih agak kabur
bagi kebanyakan tenaga profesi kesehatan. Sedangkan pendekatan secara Amerika sukar
diterapkan karena perbedaan sistem kesehatan di masing-masing negara di Eropa.
Karena itu kantor Regional WHO untuk Eropa pada awal tahun 1980-an mengambil
inisiatif untuk membantu negara-negara Eropa mengembangkan pendekatan
peningkatan mutu pelayanan disesuaikan dengan sistem pelayanan kesehatan masingmasing.
Pada tahun 1982 kantor regional tersebut telah menerbitkan buku tentang upaya
meningkatkan mutu dan penyelenggaraan simposium di Utrecht, negeri Belanda tentang
metodologi peningkatan mutu pelayanan. Dalam bulan Mei 1983 di Barcelona, Spanyol
suatu kelompok kerja yang dibentuk oleh WHO telah mengadakan pertemuan untuk
13
kepuasan pasien. Kemudian Rumah Sakit Husada pada tahun 1984 melakukan kegiatan
yang sama. Rumah Sakit Adi Husada di Surabaya membuat penilaian mutu atas dasar
penilaian perilaku dan penampilan kerja perawat. Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya
menilai mutu melalui penilaian infeksi nosokomial sebagai salah satu indikator mutu
pelayanan. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menggunakan upaya penggunaan obat
secara rasional. Rumah Sakit Islam Jakarta pernah menggunakan pengendalian mutu
terpadu (TQC) dan Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle = QCC). Beberapa
Rumah Sakit lainnya juga telah mencoba menerapkan Gugus Kendali Mutu, walaupun
hasilnya belum ada yang dilaporkan.
Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi sebagai salah satu rumah sakit swasta
tipe C di Purwodadi, diharapkan memiliki standar yang tinggi untuk mencapai visinya
Rumah Sakit Yang Dikelola Secara Profesional Untuk Menghasilkan Pelayanan
Terbaik, maka perlu mulai melaksanakan upaya untuk terus menerus memantau dan
meningkatkan mutu pelayanan klinik (clinical care). Adanya tuntutan dari masyarakat
terhadap pelayanan bermutu yang dapat diberikan Rumah Sakit juga merupakan salah
satu alasan perlunya meningkatkan mutu pelayanan.
Sejalan dengan hal di atas maka Departemen Kesehatan telah mengadakan
Pelatihan Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit pada beberapa Rumah Sakit.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kesadaran untuk meningkatkan mutu
sudah cukup meluas walaupun dalam penerapannya sering ada perbedaan.
15
BAB VIII
KONSEP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU
RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI
8.1 PENGERTIAN MUTU
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang
secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu.
a) Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
b) Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan(commitment) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan.
c) Mutu adalah kepatuhan terhadap standar.
d) Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
8.2 DEFINISI MUTU RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI
Adalah derajat kesempurnaan pelayanan Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi
sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi secara wajar,
efisien, efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma,
etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan
kemampuan Rumah Sakit dan masyarakat konsumen.
8.3 PIHAK YANG BERKEPENTINGAN DENGAN MUTU
Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu, pihak-pihak tersebut adalah :
a.
Konsumen
b.
c.
d.
e.
Masyarakat
f.
Pemerintah
16
g.
Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan kepentingannya
terhadap mutu, karena itu mutu adalah multi dimensional.
8.4 DIMENSI MUTU
Dimensi atau aspeknya adalah :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek sosial budaya
8.5 MUTU TERKAIT DENGAN STRUKTUR, PROSES DAN OUTCOME
Mutu suatu rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan ketergantungan yang
rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit sebagai suatu sistem.
Aspek tersebut terdiri dari struktur, proses dan outcome.
8.5.1 Struktur :
Adalah sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya keuangan dan
sumber daya lain-lain pada fasilitas pelayanan kesehatan. Baik tidaknya
struktur dapat diukur dari kewajaran, kuantitas, biaya dan mutu komponenkomponen struktur itu.
8.5.2 Proses :
Adalah apa yang dilakukan dokter dan tenaga profesi lain terhadap pasien:
evaluasi, diagnosa, perawatan, konseling, pengobatan, tindakan, penanganan
jika terjadi penyulit, follow up. Baik tidaknya proses dapat diukur dari
relevansinya bagi pasien, efektifitasnya dan mutu proses itu sendiri.
Pendekatan proses adalah pendekatan paling langsung terhadap mutu
asuhan.
8.5.3 Outcome :
Adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan dokter dan tenaga profesi lain
terhadap pasien dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasannya
serta kepuasan provider. Outcome yang baik sebagian besar tergantung
kepada mutu struktur dan mutu proses yang baik. Sebaiknya outcome yang
17
18
BAB IX
UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RS PERMATA BUNDA PURWODADI
9.1 KESELAMATAN PASIEN
9.1.1
9.1.2
9.1.3
9.1.4
9.1.5
9.1.6
9.1.7
9.1.8
9.1.10 Kondisi Potensial Cedera adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera tapi belum terjadi insiden.
9.1.11 Daftar Kondisi Potensial Cidera (KPC) RS Permata Bunda
Purwodadi:
a.
b.
c.
Bangunan
1. Atap pecah / bocor
2. Tembok retak
3. Plafon retak
4. Plafon berlubang
5. Plafon bocor
6. Ubin pecah/berlubang
7. Lantai berlumut
8. Kaca retak
9. Jendela rusak
10. Pintu rusak
11. Pipa air bocor
12. Keran air bocor
13. Talang air bocor / meluap
14. Saluran pembuangan air tersumbat
15. Lantai basah/licin
16. Tanda peringatan tidak terpasang saat lantai basah
Alat Non Medis
1. Roda bed / kursi rusak
2. Bed pasien berkarat/ keropos
3. Pembatas bed pasien rusak
4. Pengunci tiang infus longgar / tajam
5. Tiang infus rusak
6. Tempat duduk rusak
7. Pengatur naik turun bed rusak / tidak berfungsi
8. Kabel listrik berserakan/ tidak rapi
9. AC bocor / tidak berfungsi
10. Kursi operator bedah beroda (IKO)
11. Kunci roda bed tidak berfungsi
12. Kursi roda dalam keadaan tidak terkunci saat berhenti
Alat Medis
Umum
1. Masa kalibrasi alat terlewati
2. Tensi air raksa bocor
21
d.
Insiden KNC/KTC/KTD/KejadianSentinel
Tindak lanjut
(dicegah/ditangani)
Bila tindak lanjut sudah efektif dan berkaitan dengan prosedur makan
dilanjutkan dengan pembuatan prosedur baru, bila belum efektif maka
dilakukan analisa ulang terhadap insiden yang terjadi.
9.1.14 Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis) adalah : Suatu proses
terstruktur untuk mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya penyimpangan kinerja, termasuk KTD.
9.1.15 Manajemen Risiko (Risk Management) adalah : Dalam hubungannya
dengan operasional rumah sakit, istilah manajemen risiko dikaitkan kepada
aktivitas perlindungan diri yang berarti mencegah ancaman yang nyata
atau berpotensi nyata terhadap kerugian keuangan akibat kecelakaan,
cedera atau malpraktik medis.
Level
1
2
3
4
5
Frekuensi
Jarang
Tidak biasa
Kadang-kadang
Kemungkinan
Sering
Gambar 9.2
Kejadian actual
Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
Dapat terjadi dalam 2 5 tahun
Dapat terjadi tiap 1 2 tahun
Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
Terjadi dalam minggu / bulan
Level
DESKRIPSI
CONTOH DESKRIPSI
Insignificant
Minor
25
Cedera ringan
Moderate
Cedera sedang
Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau
intelektual secara reversibel dan tidak berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya
Major
sensorik,
Cathastropic
Gambar 9.3
Potencial Concequences
Minor
Moderate
Major
Frekuensi/
Insignificant
Catastropic
Likelihood
Sangat Sering Terjadi
Moderate
Moderate
High
Extreme
Extreme
Moderate
Moderate
High
Extreme
Extreme
Low
Moderate
High
Extreme
Extreme
Low
Low
Moderate
High
Extreme
26
Low
Low
Moderate
High
Extreme
thn/x)
1
Gambar 9.4
Can be manage
by procedure
treatment should be
action required at
undertaken by senior
management
must be informed
Gambar 9.5
Bands biru
: Rendah / Low
Bands hijau
: Sedang / Moderate
b. Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat
warna yaitu: biru, hijau, kuning, dan merah .
BAB X
ANALISIS AKAR MASALAH
( ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA )
10.1
Pengertian
Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang
mengidentifikasi akar masalah dari suatu insiden, dan proses ini cukup adekuat
untuk mencegah terulangnya insiden yang sama. RCA berusaha menemukan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apa yang telah terjadi?
2. Apa yang seharusnya terjadi?
3. Bagaimana terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian
yang sama terulang?
RCA wajib dilakukan pada :
b)
Ya : contributing
c)
Ya : contributing
Ya : contributing
29
Apabila ketiga jawabab adalah tidak, maka cause tersebut adalah root
cause
Apabila salah satu jawaban adalah ya, maka cause tersebut adalah
contributing cause.
10.1.3 Langkah Root Cause Analisis (RCA)
Adapun langkah-langkah Root Cause Analisis (RCA), sebagai berikut:
a) Identifikasi insiden yang akan dianalisis
b) Tentukan tim investigator
c) Kumpulkan data
Observasi :
Interview :
Nilai negatif :
a. sulit untuk menemukan titik cerita dengan cepat
b. sulit untuk mengerti jalan cerita dengan cepat bila melibatkan
banyak pihak
2)
Timeline
Metode untuk menelusuri rantai insiden secara kronologis.
Memungkinkan investigator untuk menemukan bagian dalam
proses di mana masalah terjadi.
3)
Tabular timeline
Merupakan pengembangan timeline yang berisi tiga data dasar:
tanggal, waktu, cerita kejadian asal, dan dilengkapi 3 (tiga) data
lain yaitu: informasi tambahan, praktek yang baik (Good
Practice), dan masalah / CMP (Care Management Problem).
Tabular timeline dapat digunakan pada setiap insiden, berguna
pada kejadian yang berlangsung lama.
4)
b. dari tabel tersebut, kolom sebelah kiri berisi daftar staf yang
terlibat
c. kolom berikutnya berisi perjalanan waktu (jam, menit) pada
baris atasnya
d. kemudian pada baris di bawah waktu berisi keterangan tempat
atau kegiatan staf yang terlibat
Nilai positif :
Nilai negatif :
a.
b.
c.
4) penghalang adminstrasi
Saat suatu insiden terjadi, biasanya sudah ada tiga atau lebih
penghalang yang berhasil ditembus. Hal ini sesuai dengan teori Swiss
Cheese
4.
Fish bone
Tiap masalah dapat berkaitan dengan beberapa faktor yang dapat
memberikan dampak pada timbulnya insiden.
34
c. Kontrak Service
d. Sumber Keuangan
e. Pelayanan Informasi
f. Kebijakan diklat
g. Prosedur dan Kebijakan
h. Fasilitas dan Perlengkapan
i. Manajemen Risiko
j. Manajemen K3
Administrasi
Quality Improvement
Sistem Administrasi
35
Budaya Keselamatan
a.
Attitude Kerja
b. Dukungan manajemen oleh seluruh staf
a. Ketersediaan
SDM
Diklat
c. Fungsionalitas
a. Housekeeping
b. Pengawasan Lingkungan Fisik
Perlengkapan
b. Cepat Tanggap
a. Kesamaan tugas antar profesi
a. Motivasi
b. Stresor Mental: Efek Beban Kerja Beban Mental
c. Stresor Fisik: Efek Beban Kerja = Gangguan
Fisik
d. Prosedur Investigasi
a. Test Tidak Dilakukan
b. Ketidaksesuaian antara interpretasi hasil test
a. Ketersediaan, penggunaan, dan reliabilitas
b. Kalibrasi
medis
Desain Tugas
Penyelesaian tugas tepat waktu dan sesuai SOP
7. FAKTOR KONTRIBUTOR : PASIEN
Komponen
Subkomponen
Kondisi
Penyakit yang kompleks, berat, multikomplikasi
Personal
a. Kepribadian
b. Bahasa
c. Kondisi Sosial
Pengobatan
Riwayat
d. Keluarga
Mengetahui risiko yang berubungan dengan
pengobatan
a. Riwayat Medis
b. Riwayat Kepribadian
c. Riwayat Emosi
Hubungan Staf dan Pasien
Hubungan yang baik
8. FAKTOR KONTRIBUTOR KOMUNIKASI
Komponen
Subkomponen
Komunikasi Verbal
a. Komunikasi antar staf junior dan senior
b. Komunikasi antar Profesi
c. Komunikasi antar Staf dan Pasien
Komunikasi Tertulis
Ketua
Anggota :
1. ________ 4. ________
2. ________ 5. ________
3. ________ 6. ________
Dokumentasi
: 1. ______________________
2. ______________________
3. ______________________
4. ______________________
5. ______________________
2. _______________________________________
3. _______________________________________
4. _______________________________________
5. _______________________________________
staf yang
terlibat
INSTRUMEN / TOOLS
1
39
2
3
LANGKAH 6: ANALISIS INFORMASI
FORM TEKNIK (5) MENGAPA
MASALAH
Mengapa
Mengapa
Mengapa
FORM ANALISIS PERUBAHAN
Prosedur yang normal
(SOP)
saat insiden
perubahan dalam
proses?
Apakah penghalang
Mengapa penghalang
masalah ini?
dilakukan?
Tingkat
Faktor
kontributor
Tindakan
Sumber
Penanggung
rekomendasi
Waktu
(individu, tim,
jawab
direktorat, RS)
40
daya yang
Bukti
dibutuhkan
penyelesaian
10.1.7 Failure Mode Effects & Analysis ( FMEA/ Analisa Modus Kegagalan
dan Dampaknya )
a. Metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah
potensi kegagalan sebelum terjadi . Hal tersebut didesain untuk
meningkatkan keselamatan pasien
b. Proses pro aktif dimana kesalahan dapat dicegah dan diprediksi
c. Mengantisipasi kesalahan akan meminimalkan dampak buruk
10.1.8 Langkah langkah FMEA
a. Tentukan Topik proses FMEA.
b. Bentuk Tim
c. Gambarkan Alur Proses
d. Analisa Hazard Score
e. Tatalaksana dan Pengukuran Outcome
f. Standarisasi / redesign proses / design control
g. Analisa dan melakukan uji coba pada proses yang baru
h. Implementasi dan monitor proses yang baru
10.1.9 Langkah 1 & 2
a. Pilih Proses yang berisiko tinggi terhadap Keselamatan Pasien dan
bentuk Tim
b. Tim menyesuaikan Proses yang dipilih
c. Pilih Proses yang akan dianalisa
d. Tentukan salah satu Proses / Sub Proses bila proses nya kompleks
10.1.10
Langkah 3A
41
Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub
Prosesprosesprosesprosesproses proses
A._______A._______ A.________ A.________ A.________ A._________
B._______B._______B.________ B.________ B.________ B._________
C._______C._______ C.________ C.________ C.________ C._________
D._______D._______ D.________ D.________
D.________ D._________
E._______E._______E.________ E.________ E.________ E._________
42
10.1.11Langkah 3B
Modus
Kegagalan
_______
_______
_______
_______
Modus
Kegagalan
_______
_______
_______
_______
10.1.12
Modus
Kegagalan
_______
_______
_______
_______
Modus
Kegagalan
_______
_______
_______
_______
Modus
Kegagalan
_______
_______
_______
_______
Langkah 4
Analisa Hazard Score
Isikan masing masing modus kegagalan dan effek analisisnya pada
lembar kerja
1) Modus Kegagalan
Apa yang anda amati ketika kesalahan terjadi, masing masing
beri nilai pada nomor selanjutnya
2) Akibat / Severity ( S)
Bagaimana dampak kesalahan pada pelanggan, beri nilai seberapa
parah dampaknya terhadap pelanggan
a. Nilai 1 = bila kesalahan tidak menimbulkan dampak / cidera
pada pelayanan kesehatan( perhatikan pada lembar Analisa
43
Hazard Minor )
b. Nilai 5 = bila kegagalan dapat mempengaruhi proses
pelayanan kesehatan tetapi menimbulkan kerugian minor
( perhatikan pada lembar Analisa Hazard Moderat )
c. Nilai 7 = bila kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih
besar terhadap pasien ( perhatikan pada lembar Analisa Hazart
Mayor )
d. Nilai 10 = bila kegagalan menimbulkan kematian atau
kecacatan (perhatikan pada lembar Analisa Hazart Katastropik)
3) Potensial Penyebab / Occurrence ( O )
Yang paling memungkinkan penyebab terjadinya kesalahan garis
ini harus selalu terisi dan seberapa sering penyebab atau kesalahan
model ini terjadi ?
a. Nilai 1 = Hampir tidak pernah terjadi ( > 5 tahun )
b. Nilai 5 = Jarang ( dapat terjadi dalam >2 tahun sampai 5
tahun )
c. Nilai 7 = Kadang kadang ( dapat terjadi beberapa kali dalam
1 sampai 2 tahun )
d. Nilai 10 = Hampir sering muncul dalam waktu yang relatif
singkat (beberapa kali dalam 1 tahun)
4) Pendeteksian / Detectability ( D )
Seberapa besar kemungkinan yang kita dapat untuk mendeteksi
kesalahan atau penyebabnya?
a. Nilai 1 = mudah dideteksi
b. Nilai 5 = agak susah dideteksi
c. Nilai 7 = susah dideteksi
d. Nilai 10 = tidak dapat dideteksi
5) RPN
Hasil perkalian S X O X D
6) Peringkat : untuk prioritas penyebab yang akan ditindak lanjuti
pada langkah 5 berdasarkan nilai tertinggi pada RPN ( Risk Priority
44
Number )
PROCESS
&
SUBPROCESSES
10.1.13
FAILURE PROXIMATE
MODE
CAUSES
EFFECTS S
RPN RANK
ACTION
PLAN
Langkah 5
Tata Laksana dan Pengukuran Outcome
Lembar Kerja
Modus
Kegagalan
10.1.14
Potensi
Penyebab
RPN
Peringkat
Tindak lanjut
KPI
PIC
Dukungan
Manajemen
Langkah 6
Melakukan Standarisasi / redesign proses / design control, antara lain dengan :
Langkah 7
Analisa dan melakukan uji coba pada proses yang baru
1. Bila proses yang baru sudah selesai dibuat, perlu dilakukan proses FMEA
yang baru untuk menguji apakah proses tersebut masih berpotensi
menimbulkan kegagalan
2. Untuk Failure mode dengan high RPN, jangan lupa mencari banyak jalan
untuk mengeliminasi / meminimalkan risiko
45
10.1.16
Langkah 8
Implementasi dan monitor proses yang baru. Ulangi beberapa waktu,
sesudah beberapa failure mode di-eliminasi
Prioritas Area
Evaluasi
Sasaran
1.
Angka Kesalahan
Keselamatan
Identifikasi Pasien
Pasien
2.
Angka insiden
karena salah komunikasi
3.
4.
Angka kesalahan
membaca resep
5.
Ketepatan
Pelaksanaan operasi tanpa
adanya kesalahan pasien,
tindakan dan lokasi operasi
5a.
Angka pasien dengan
infeksi jarum infus
5b.
Angka pasien dengan ILO
5c.
Angka pasien dengan
5d.
decubitus
Angka kepatuhan cuci
tangan bagi karyawan
46
SKP
SKP.1
Keterangan
Proses
SKP.2
Proses
SKP.3
Proses
SKP.4
Output pelayanan
SKP.5
Output pelayanan
SKP.5
SKP.5
Output pelayanan
Output pelayanan
SKP.5
Proses
Indikator
Area klinis
1. Angka
kelengkapan
pengkajian
keperawatan
2. Angka
ketepatan
waktu
penyelesaian
pemeriksaan
laboratorium
3. waktu tunggu
foto thorax
rawat jalan 3
jam
4. Ketepatan
Pelaksanaan
operasi tanpa
adanya
kesalahan
pasien, tindakan
dan lokasi
operasi
5. Pemberian
Aspirin pada
pasien AMI
10.a
10 b.
10 c.
6. Angka
kesalahan
pemberian obat
7. Kelengkapan
Laporan
Anastesi
8. Tidak ada
kejadian salah
penyerahan
darah transfusi
9. Angka
kelengkapan
pengkodingan
Rawat Inap
Angka pasien dengan
Infeksi jarum infus
Angka pasien dengan ILO
Angka pasien dengan
47
SKP.6
Output pelayanan
Asesmen
Pasien
Prosedur
Laboratoriu
m
Prosedur
Radiologi
Outcome
Prosedur
bedah
Prosedur
Penggunaan
antibiotic
dan obat
lain
Medication
error
Prosedur
Penggunaan
anestesi
Proses
Penggunaan
darah dan
produk
darah
Ketersediaa
n isi dan
penggunaan
RM
PPI
Prosedur
Out come
PPI
PPI
Out come
Out come
Prosedur
Proses
Indikator
Area
Manajemen
decubitus
11. TDD, tidak ada kegiatan riset
1. Pending purchase order barang
rutin dalam 1 minggu
2. Ketepatan waktu Laporan
Kematian Ibu dan Bayi
3. Angka ketepatan pelaporan
KNC, KTD, sentinel
4. Pelaksanaan preventive
maintenance alat medis
5a.
5b.
48
Pengadaan
rutin
Proses
Pelaporan
yang
diwajibkan
Man risiko
Proses
Penggunaan
sumber
daya
Harapan
dan
kepuasan
pasien /
keluarga
Harapan
dan
kepuasan
pasien /
keluarga
Harapan
dan
kepuasan
staf
Demografi
dan
diagnosa
klinis
Manajemen
keuangan
Pencegahan
dan
pengendalia
n dari
kejadian
yang dapat
menimbulk
an masalah
bagi
keselamatan
pasien,
keluarga
Out come
Proses
Out come
Out come
Proses
Proses
Proses
Proses
pasien dan
staf
Indikator
Library of
Measure
1.
Prophylacti
c antibiotik pada operasi
Hip Athroplasty
2.
Penguranga
n resiko pasien jatuh
3.
Angka
pasien decubitus
4.
Pemberian
Aspirin pada pasien AMI
Indikator
Area Klinis
5
Indikator
SKP 6
Indikator
SKP5
Indikator
Area Klinis
5
5.
Pelaksanaan PPK
edukasi SNH kepada pasien /
keluarga
Prosedur operasi
Out come
Out come
Prosedur
Proses
50
BAB XI
PRINSIP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU
RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk
mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.
11.1 Indikator
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi.
Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat
perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
11.2 Kriteria
Adalah spesifikasi dari indikator
11.3 Standar :
Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggungjawab
untuk mempertahankan tingkat performance atau kondisi tersebut.
51
Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik.
Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu maka harus memperhatikan prinsip
dasar sebagai berikut:
1) Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
a.
Keprofesian
b.
Efisiensi
c.
Keamanan pasien
d.
Kepuasan pasien
e.
b.
Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok
daripada untuk perorangan
c.
d.
Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih
untuk dimonitor
e.
52
BAB XII
INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT
12.1
INDIKATOR
adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dan merupakan
variabel yang digunakan untuk menilai perubahan.
Indikator Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi meliputi :
A. INDIKATOR AREA KLINIS
1. Asesmen Pasien
a) Angka kelengkapan pengkajian keperawatan pasien rawat inap
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
Setiap bulan
analisa
Numerator
Jumlah kelengkapan pengkajian keperawatan dalam 24 jam
Denominator Jumlah pasien baru rawat inap
Sumber data Dokumentasi asuhan keperawatan
Standar
Min 80%
Penanggung
Kasubag ASKEP/ Kepala Ruangan
jawab
pengumpul
data
2. Pelayanan Laboratorium
a) Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi
Judul
Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi
Dimensi
Keselamatan pasien
Mutu
Tujuan
Mencegah insiden KNC, KTD, Sentinel karena tranfusi darah
Definisi
Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi sesuai
operasional
permintaan kepada unit yang meminta
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan
data
Periode
1 bulan
analisa
Numerator
Jumlah kejadian salah penyerahan darah tranfusi
Denominator
Sumber data Insiden report
Standar
0 kasus
Penanggung
Ka Laboratorium
jawab
pengumpul
data
b) Hasil laborat dari PU / IGD ( Blood Cell Counter K. Klinik, Urine
rutin, Widal, DHF ) tidak melebihi 2,5 jam
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
1 bulan
Jumlah Hasil laborat dari PU / IGD ( Blood Cell Counter K.
Klinik, Urine rutin, Widal, DHF ) yang tidak melebihi 2,5 jam
Jumlah pemeriksaan dari PU / IGD
Arsip hasil lab, pemantauan indikator laboratorium
Min 90%
Ka Laboratorium
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
c) Menekan angka pengulangan sampling darah pasien rawat jalan
karena salah sampling
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
d) Ketidak sesuaian jenis pemeriksaan dengan permintaan
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
56
3. Radiologi
a) Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
.Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
57
data
c) Hasil CT Scan abdomen sesuai klinis
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
Standar
Min 70%
Penanggung
Ka Radiologi
jawab
pengumpul
data
4. Indikator klinis Kamar Bedah
a) Kelengkapan laporan anastesi
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
b) Memenuhi tindakan pembedahan dari rawat inap
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
90.00%
Penanggung
Kepala Kamar Bedah
jawab
pengumpul
data
c) Ketepatan pelaksanaan operasi
Judul
Indikator
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Target
Penanggung
jawab
pengumpul
data
d) Memenuhi pelaksanaan operasi tanpa adanya instrumen operasi
yang tertinggal dilokasi operasi
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
60
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Setiap bulan
Jumlah tindakan operasi tanpa adanya insiden tertinggalnya
instrumen operasi ditubuh pasien .
Jumlah tindakan operasi
Buku agenda pendaftaran operasi
Buku tindakan operasi
insiden report
100.00%
Kepala Kamar Bedah
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
5. Pemberian Aspirin pada pasien AMI
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
6. Ketepatan membaca resep
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
.Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
1 bulan
Jumlah resep yang dilayani jumlah kejadian kesalahan
membaca resep 1bulan
Jumlah resep yang dilayani 1 bulan
Insiden report
Formulir data indikator klinis
100%
Kepala Instalasi Farmasi
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
7. Menurunkan angka kesalahan pemberian obat
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
.Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
8. Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan
data
Periode
1 bulan
analisa
Numerator
Jumlah kejadian salah penyerahan darah tranfusi
Denominator
Sumber data Insiden report
Standar
0 kasus
Penanggung
Ka Laboratorium
jawab
pengumpul
data
9. Rekam Medis
a) Kelengkapan pengisian pengkodingan rawat jalan
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
b) Ketepatan indexing rawat jalan ( entri SHRJ & SHIGD )
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
IGD di komputer
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan
data
Periode
1 bulan
analisa
Numerator
Jumlah ketepatan indexing rawat jalan
Denominator Jumlah RM rawat jalan
Sumber data
RMRJ pasien
Standar
95%
Penanggung
Petugas indexing
jawab
pengumpul
data
c) Ketepatan waktu pemenuhan permintaan klaim Jasa Raharja
dalam 4 hari kerja
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
.Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
d) Respon time penyediaan BRM RMRJ kurang dari 15 menit
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
1 bulan
1 bulan
Jumlah permintaan penyediaan BRM RMRJ kurang dari 4
menit
Jumlah permintaan penyediaan BRM RMRJ
Catatan permintaan penyediaan BRM RMRJ .
70%
Kepala Rekam medis
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
10. Indikator klinis PPI
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
b) Angka infeksi luka operasi
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Setiap bulan
Jumlah kejadian infeksi luka operasi pada operasi bersih 1 bulan
Tidak ada
Dokumentasi asuhan keperawatan
Formulir indicator mutu
0
Tim PPI
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
c) Menekan kejadian decubitus
Judul
Dimensi
Mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
pengumpulan
data
Periode
analisa
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung
jawab
pengumpul
data
Dimensi Mutu
Efisiensi
Tujuan
Definisi
operasional
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Max 5%
Dimensi Mutu
Efisiensi
Tujuan
Definisi operasional Respon time untuk barang non rutin maksimal 1 minggu dari
pengajuan unit s/d informasi spesifikasi harga
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Min 95%
Penanggung jawab
Kepala Logistik
pengumpul data
Pelaporan yang diwajibkan
Ketepatan pelaporan kematian Ibu
67
Judul
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
3 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab
Komite Mutu
pengumpul data
K3
Pengujian sistem alat pemadam kebakaran
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
3 bulan
68
pengumpulan data
Periode analisa
3 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
100.00%
Penanggung jawab
pengumpul data
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Pengujian sistem alat medis meliputi : Defibrilator dan Ventilator
untuk :
1. Preventif maintenace tiap 6 bulan
2. Kalibrasi tiap 1 tahun
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
3 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
100.00%
Penanggung jawab
Kepala IPSRS
pengumpul data
Pemantauan baku mutu air bersih
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
3 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
100.00%
Penanggung jawab
Kesling
pengumpul data
Pemantauan baku mutu air RO
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Pemantauan baku mutu air RO untuk TDS tiap hari.
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
3 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
100.00%
Penanggung jawab
Kesling
pengumpul data
70
Dimensi Mutu
Tujuan
3 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
3 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab
Kepala IPSRS
pengumpul data
Peningkatan Mutu
Ketepatan waktu pelaporan insiden KNC, KTD, sentinel ( manajemen risiko )
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Ketepatan waktu pelaporan insiden KNC, KTD, sentinel dari
unit kepada tim PMKP
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Laporan insiden
Standar
80.%
Penanggung jawab
pengumpul data
Cleaning Servise
Ketepatan waktu pembersihan kamar kosong dirawat inap, siap dalam 2 jam
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Ketepatan waktu pembersihan kamar kosong dirawat inap, siap
dalam 2 jam
Adalah : Terselesaikannya pembersihan kamar pasien yang
kosong setelah digunakan pasien siap dalam waktu 2 jam setelah
kamar kosong
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
90%
Penanggung jawab
pengumpul data
72
Dimensi Mutu
Tujuan
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
90%
Penanggung jawab
pengumpul data
73
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Pelaksanaan preventive maintenance alat non medis sesuai jadwal
adalah : Realisasi jadwal maintenance alat non medis sesuai
jadwal yang sudah ditetapkan
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
85%
Penanggung jawab
Kepala IPSRS
pengumpul data
Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat non medis sesuai jadwal
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat non medis sesuai jadwal
adalah : Realisasi jadwal Kalibrasi / Verifikasi alat non medis
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan .
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
85%
Penanggung jawab
Kepala IPSRS
pengumpul data
Respon time terhadap laporan kerusakan alat non medis tidak lebih dari 2 jam
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Respon time terhadap laporan kerusakan alat non medis tidak
lebih dari 2 jam adalah : Tenggang waktu antara laporan
kerusakan alat non medis tertulis dari unit dengan respon petugas
teknik non medis
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Laporan WO
Standar
90%
75
Penanggung jawab
Kepala IPSRS
pengumpul data
Medical Equipment
Respon time terhadap laporan kerusakan alat medis tidak lebih dari 2 jam
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Respon time terhadap laporan kerusakan alat medis tidak lebih
dari 2 jam adalah : Tenggang waktu antara laporan kerusakan
tertulis dari unit dengan respon petugas teknik medis
Frekuensi
2 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
2 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Laporan WO
Standar
90.00%
Penanggung jawab
Kepala IPSRS
pengumpul data
Dimensi Mutu
Tujuan
2 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
2 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
80%
Penanggung jawab
Kepala IPSRS
pengumpul data
Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat medis sesuai jadwal
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
2 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
2 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
80%
Penanggung jawab
Kepala IPSRS
pengumpul data
77
Humas
Komplain customor ditindak lanjuti tidak lebih dari 2 hari kerja
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Komplain customor ditindak lanjuti tidak lebih dari 2 hari kerja
adalah : kompali pasien yang ditindak lanjuti tidak lebih dari 2
hari kerja .
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
90.00%
Penanggung jawab
Kepala UPP
pengumpul data
Waktu tunggu obat racikan rawat jalan 30 menit
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Waktu tunggu obat racikan rawat jalan 30 menit adalah :
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan
pasien menerima obat jadi pada pasien
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Jumlah resep obat racikan rawat jalan yang dilayani < 30 menit
78
Denominator
Sumber data
Laporan Q sistem
Standar
Min 75%
Penanggung jawab
pengumpul data
Waktu tunggu resep obat rawat inap 30 menit untuk resep cito
Judul
Waktu tunggu resep obat rawat inap 30 menit untuk resep cito
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Waktu tunggu resep obat rawat inap 30 menit untuk resep cito
adalah : tenggang waktu mulai penerimaan resep cito sapai
penyerahan obat
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Jumlah resep obat rawat inap cito yang dilayani < 30 menit
Denominator
Sumber data
Laporan Q sistem
Standar
Min 75%
Penanggung jawab
pengumpul data
Marketing
Sosialisasi berkaitan dengan kerjasama perusahaan mitra dan assuransi maks 2
hari kerja
Judul
Dimensi Mutu
Efisiensi
Tujuan
3 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
3 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Min 95 %
Penanggung jawab
Kepala UPP
pengumpul data
Dimensi Mutu
Efisiensi
Tujuan
3 bulan
80
pengumpulan data
Periode analisa
3 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
48 x / tahun
Penanggung jawab
Kepala UPP
pengumpul data
Jumlah publikasi
Judul
Jumlah publikasi
Dimensi Mutu
Kepuasan pasien
Tujuan
3 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
3 bulan
Numerator
Jumlah publikasi
Denominator
Sumber data
Standar
50 x / tahun
Penanggung jawab
Kepala UPP
pengumpul data
Human Resourse
Ketepatan waktu pemenuhan permintaan kebutuhan tenaga kerja
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
80.00%
Penanggung jawab
Kepala Personalia
pengumpul data
Dimensi Mutu
Tujuan
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
80%
Penanggung jawab
pengumpul data
82
Dimensi Mutu
Tujuan
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
3 bulan
Numerator
Denominator
Jumlah pelatihan
Sumber data
Standar
100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Waktu penyelesaian tindakan indisipliner max 30 hari kerja
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Waktu penyelesaian tindakan indisipliner max 30 hari kerja sejak
laporan diterima bagian HR
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
3 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
90%
Penanggung jawab
pengumpul data
83
Dimensi Mutu
Tujuan
6 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
6 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Laporan survey
Standar
CIS min 7 10
Penanggung jawab
pengumpul data
Pemantauan SIP / STR medis dan para medis
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Pemantauan SIP / STR medis tiap 1 bulan dan para medis tiap 6
bulan
84
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
6 bulan
Numerator
Jumlah pemantauan SIP / STR medis dan non medis sesuai jadwal
Denominator
Jumlah SIP / STR medis dan non medis yang harus dipantau
Sumber data
Standar
90%
Penanggung jawab
pengumpul data
Pelaksanaan sosialisasi cuci tangan bagi karyawan
Judul
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mencegah KTD
6 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
6 bulan
Numerator
Denominator
Tidak ada
Sumber data
Standar
2X / tahun
Penanggung jawab
Tim PPI
pengumpul data
85
Rehabilitasi Medik
Kejadian komplikasi luka bakar pada pemakaian diathermi
Judul
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mencegah KTD
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Jumlah insiden
Denominator
Tidak ada
Sumber data
RM rawat jalan
Insiden report
Standar
0 kasus
Penanggung jawab
Ka Rehab Medis
pengumpul data
Kepastian waktu tunggu pasien ( 60 menit )
Judul
Dimensi Mutu
Kepuasan pasien
Tujuan
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
95%
Penanggung jawab
Ka Rehab Medis
pengumpul data
Kecepatan menjawab konsul pasien rawat inap
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Kecepatan menjawab konsul pasien rawat inap adalah : kecepatan
dokter rehab dalam menjawab konsul sejak perawat memberitahu
dokter rehab bahwa ada konsul sampai dokter memeriksa pasien .dan
menjawab konsul < 12 jam .
Frekuensi
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Jumlah konsul dokter Rehab dari rawat inap yang telah diperiksa dan
dijawab < 1x 12 jam
Denominator
Sumber data
Standar
95.00%
Penanggung jawab
pengumpul data
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Definisi operasional Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan Rehab yang
87
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
RM rawat jalan
Standar
30% kasus
Penanggung jawab
pengumpul data
Indikator Klinis Pelayanan Gawat Darurat
Respon time pelayanan IGD < 5 menit
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Respon time pelayanan di IGD < 5 menit adalah saat pasien
datang di IGD sampai mendapat pelayanan dokter / perawat .
Frekuensi
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
RM pasien
Standar
95%
Penanggung jawab
Supervisor IGD
88
pengumpul data
Respon time keberangkatan Tim Ambulance emergency kelokasi permintaan
ambulance < 10 menit
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
80%
Penanggung jawab
pengumpul data
Peningkatan Pelayanan Pengantaran pasien kerawat inap
Judul
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
89
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab
pengumpul data
Menurunkan angka kematian di IGD diluar DOA
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Kematian di IGD diluar DOA adalah kematian pasien yang
terjadi pada saat mendapat pelayanan di IGD diluar kasus DOA
.
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Tidak ada
Sumber data
Standar
2 / 1000 pasien
Penanggung jawab
pengumpul data
Renal Unit
Mencegah kejadian perdarahan pada pasien post HD akses AV Fistula
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Tidak ada kejadian perdarahan pada pasien post HD akses AV
Fistula
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
denominator
Sumber data
Data kegiatan RU
Standar
Min 95%
Penanggung jawab
Ka. HD
pengumpul data
Indikator klinis
Kelancaran Hemodialisa pada akses double lumen
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Kelancaran Hemodialisa pada akses double lumen selam proses
HD
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Data kegiatan RU
Standar
Min 95%
91
Penanggung jawab
Ka HD
pengumpul data
Indikator klinis
Klinik
92
Dimensi Mutu
Tujuan
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
95%
Penanggung jawab
pengumpul data
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Hasil medical cek up jadi tidak lebih dari 1 hari
Frekuensi
Setiap bulan
93
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
90%
Penanggung jawab
pengumpul data
Hasil Radiologi pasien MCU tidak lebih 3 jam setelah foto
Judul
Dimensi Mutu
Kepuasan pasien
Tujuan
Definisi operasional Hasil Radiologi pasien MCU jadi tidak lebih 3 jam setelah foto
Frekuensi
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
90%
Penanggung jawab
pengumpul data
Respon time pemeriksaan pasien klinik umum 30 menit
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Respon time pemeriksaan pasien klinik umum 30 menit sejak
mendaftar di poliklinik umum sampai pasien diperiksa dokter
Frekuensi
Setiap bulan
94
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
90%
Penanggung jawab
pengumpul data
IT
Respon time terhadap penerimaan WO maksimal 30 menit
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Data WO
Standar
Min 80%
Penanggung jawab
Kepala IT .
pengumpul data
95
Dimensi Mutu
Tujuan
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Data WO
Standar
Min 80%
Penanggung jawab
Kepala IT .
pengumpul data
Pengerjaan pembuatan program / aplikasi diselesaikan sesuai dengan time frame
yang ditetapkan
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Data WO
Standar
Min 80%
Penanggung jawab
Kepala IT
pengumpul data
Dimensi Mutu
Efisiensi
Tujuan
Definisi operasional Kecukupan penyediaan linen bersih siap pakai dengan adanya
komplain kekurangan linen bersih siap pakai dari RI
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Maks 15 komplain
Penanggung jawab
pengumpul data
97
Penyediaan linen bersih siap pakai dalam kondisi sesuai standar kualitas di RI dan
RJ
Judul
Dimensi Mutu
Efisiensi
Tujuan
Definisi operasional Penyediaan linen bersih siap pakai dalam kondisi sesuai standar
kualitas di RI dan RJ dengan adanya komplain linen tidak
sesuai standar dari RI dan RJ
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Maks 15 komplain
Penanggung jawab
pengumpul data
Security
Jumlah kejadian yang direspon < 5 menit
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi operasional Kejadian yang direspon < 5 menit adalah : Kejadian yang
direspon < 5 menit sejak petugas security mendapat laporan
kejadian oleh petugas security .
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Laporan kejadian
Standar
90.00%
Penanggung jawab
Supervisor security .
pengumpul data
Finance
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Radiologi 99% benar
Judul
Dimensi Mutu
Efisiensi
Tujuan
Definisi operasional
benar
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Data keuangan
99
Standar
Min 99%
Penanggung jawab
Kepala Accounting
pengumpul data
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Laboratorium 99% benar
Judul
Dimensi Mutu
Efisiensi
Tujuan
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Data keuangan
Standar
Min 99%
Penanggung jawab
Kepala Accounting
pengumpul data
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Rehab medik 99% benar
Judul
Dimensi Mutu
Efisiensi
Tujuan
Definisi operasional
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Data keuangan
Standar
Min 99%
Penanggung jawab
Kepala Accounting
pengumpul data
Dimensi Mutu
Efisiensi
Tujuan
Definisi operasional
benar
.Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
101
Denominator
Sumber data
Data keuangan
Standar
Min 99%
Penanggung jawab
Kepala Accounting
pengumpul data
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di seluruh unit klinik Spesialis I , kecuali
klinik gigi
99% benar
Judul
Dimensi Mutu
Efisiensi
Tujuan
Definisi operasional
1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa
1 bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Data keuangan
Standar
Min 99%
Penanggung jawab
Kepala Accounting
pengumpul data
102
Gizi
Waktu distribusi makanan tepat waktu
Pagi : 06.00 07.00 , siang : 11.00 12.00 , malam : 17.00 18. 00
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
95.00%
Penanggung jawab
Kepala Gizi
pengumpul data
103
Menjamin jumlah dan jenis diet yang diserahkan sesuai permintaan rawat inap
Judul
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Mencegah KTD
Definisi operasional Menjamin jumlah dan jenis diet yang diserahkan sesuai permintaan
rawat inap
adalah : ketepatan penyediaan makanan pada pasien sesuai
permintaan rawat inap
.Frekuensi
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
100%
Penanggung jawab
Kepala Gizi
pengumpul data
Menjamin kunjungan pasien baru Deluxe-VIP Utama pada hari kerja
Judul
Dimensi Mutu
Keamanan , efisiensi
Tujuan
Definisi operasional Menjamin jumlah kunjungan pasien baru pada hari kerja untuk VIP
Frekuensi
Setiap bulan
pengumpulan data
104
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Jumlah pasien baru VIP yang dikunjungi petugas gizi pada hari
kerja
Denominator
Sumber data
Standar
80%
Penanggung jawab
Kepala Gizi .
pengumpul data
Hasil monitoring personal hygiene
Judul
Dimensi Mutu
Keamanan, efisiensi
Tujuan
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
70%
Penanggung jawab
Kepala Gizi .
pengumpul data
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
105
Tujuan
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Tidak ada
Sumber data
Standar
1 kasus / TW
Penanggung jawab
Ka Unit/PPI
pengumpul data
Tidak ada kesalahan identitas pasien
Judul
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Definisi operasional Kesalahan identitas pasien adalah : kesalahan yang terjadi salah
orang dalam memberikan tindakan , pelaksanaan pemeriksaan
penunjang , memberikan obat memberikan tranfusi dll kepada
pasien
Frekuensi
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Tidak ada
Sumber data
Insiden report
Standar
0%
Penanggung jawab
Ka-Unit/PPI
pengumpul data
Angka Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72
jam
Judul
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tujuan
Definisi operasional Angka Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus
yang sama dalam waktu < 72 jam
.Frekuensi
Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisa
Setiap bulan
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Max 3%
Penanggung jawab
Ka-ru ICU
pengumpul data
107
BAB XIII
METODE PENGENDALIAN KUALITAS MUTU
RS Permata Bunda Purwodadi
Pengendalian adalah keseluruhan fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan
untuk menjamin tercapainya insiden perusahaan dalam hal kualitas produk dan jasa
pelayanan yang diproduksi. Pengendalian kualitas mutu pada dasarnya adalah
pengendalian kualitas kerja dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan
( quality os customers satisfaction ) yang dilakukan setiap orang dari bagian di Rumah
Sakit Permata Bunda Purwodadi.
Pengertian pengendalian kualitas mutu di atas mengacu pada siklus
pengendalian (Control Cicle ) dengan memakai siklus Plan Do Study
Action( P- D S A ) ( rencanakan laksanakan pembelajaran aksi). Pola P-D-SA. Dengan P-D-S-A adalah alat yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara
terus menerus ( continues improvement ) tanpa berhenti.
Konsep P-D-S-A tersebut merupakan pedoman bagi setiap manajer untuk proses
perbaikan kualitas (quality improvement) secara terus menerus tanpa berhenti tetapi
meningkat ke keadaaan yang lebih baik dan dijalankan di seluruh bagian organisasi,
108
(1)
Menentukan
Tujuan dan insiden
(6)
Mengambil
tindakan
yang tepat
Action
(5)
Memeriksa akibat
pelaksanaan
Study
Plan
(2)
Menetapkan
Metode untuk
Mencapai tujuan
Menyelenggarakan
Pendidikan dan
latihan
(4)
(3)
Melaksanakan
pekerjaan
Do
Do
Study
: data sebelum dan setelah perubahan dan merefleksikan apa yang telah
dipelajari
Act
Ada banyak potensi perubahan yang bisa kita laksanakan di Tim kita . Namun, bukti
dari literatur ilmiah dan program perbaikan sebelumnya menunjukkan bahwa ada
sejumlah kecil perubahan yang paling mungkin untuk menghasilkan perbaikan.
Ada kemungkinan bahwa siklus PDSA beberapa berjalan berurutan (gambar 2), atau
bahkan secara bersamaan (gambar 3).
Gambar 2
Gambar 3
110
Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D-S-A hanya dapat berfungsi jika sistem
informasi berjalan dengan baik. Pelaksanaan PDSA dengan enam langkah P-D-S-A
yang terdapat dalam gambar 3 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan insiden Plan
Tujuan dan insiden yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang ditetapkan.
Penetapan insiden tersebut ditentukan oleh Direktur rumah sakit.Penetapan insiden
didasarkan pada data pendukung dan analisis informasi.
Insiden ditetapkan secara konkret dalam bentuk insiden, harus pula diungkapkan
dengan maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan. Semakin rendah
tingkat karyawan yang hendak dicapai oleh penyebaran kebijakan dan tujuan,
semakin rinci informasi.
b. Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan Plan
Penetapan tujuan dan insiden dengan tepat belum tentu akan berhasil dicapai tanpa
disertai metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang ditetapkan harus
rasional, berlaku untuk semua karyawan dan tidak menyulitkan karyawan untuk
menggunakannya. Oleh karena itu dalam menetapkan metode yang akan digunakan
perlu pula diikuti dengan penetapan standar kerja yang dapat diterima dan
dimengerti oleh semua karyawan.
c. Langkah 3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan Do
Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja. Agar dapat
dipahami oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan para karyawan untuk
memahami standar kerja dan program yang ditetapkan.
d. Langkah 4. Melaksanakan pekerjaan Do
Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu terkait dengan kondisi yang dihadapi dan
standar kerja mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu dapat berubah.
Oleh karena itu, ketrampilan dan pengalaman para karyawan dapat dijadikan modal
111
dasar untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan karena
ketidaksempurnaan standar kerja yang telah ditetapkan.
e. Langkah 5: Memeriksa akibat pelaksanaan Study
Manajer atau atasan perlu memeriksa apakah pekerjaan dilaksanakan dengan baik
atau tidak. Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan
mengikuti standar kerja, tidak berarti pemeriksaan dapat diabaikan. Hal yang harus
disampaikan kepada karyawan adalah atas dasar apa pemeriksaan itu dilakukan.
Agar dapat dibedakan manakah penyimpangan dan manakah yang bukan
penyimpangan, maka kebijakan dasar, tujuan, metode (standar kerja) dan
pendidikan harus dipahami dengan jelas baik oleh karyawan maupun oleh manajer.
Untuk mengetahui penyimpangan, dapat dilihat dari akibat yang timbul dari
pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu dapat dilihat dari penyebabnya.
f. Langkah 6 : Mengambil tindakan yang tepat Action
Pemeriksaan melalui akibat yang ditimbulkan bertujuan untuk menemukan
penyimpangan. Jika penyimpangan telah ditemukan, maka penyebab timbulnya
penyimpangan harus ditemukan untuk mengambil tindakan yang tepat agar tidak
terulang lagi penyimpangan. Menyingkirkan faktor-faktor penyebab yang telah
mengakibatkan penyimpangan merupakan konsepsi yang penting dalam
pengendalian kualitas pelayanan.
Konsep P-D-S-A dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem yang efektif untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk mencapai kualitas pelayanan yang akan
dicapai diperlukan partisipasi semua karyawan, semua bagian dan semua proses.
Partisipasi semua karyawan dalam pengendalian kualitas pelayanan diperlukan
kesungguhan (sincerety), yaitu sikap yang menolak adanya tujuan yang semata-mata
hanya berguna bagi diri sendiri atau menolak cara berfikir dan berbuat yang sematamata bersifat pragmatis. Dalam sikap kesungguhan tersebut yang dipentingkan bukan
hanya insiden yang akan dicapai, melainkan juga cara bertindak seseorang untuk
mencapai insiden tersebut.
Partisipasi semua pihak dalam pengendalian kualitas pelayanan mencakup semua jenis
112
kelompok karyawan yang secara bersama-sama merasa bertanggung jawab atas kualitas
pelayanan dalam kelompoknya. Partisipasi semua proses dalam pengendalian kualitas
pelayanan dimaksudkan adalah pengendalian tidak hanya terhadap output, tetapi
terhadap hasil setiap proses. Proses pelayanan akan menghasilkan suatu pelayanan
berkualitas tinggi, hanya mungkin dapat dicapai jika terdapat pengendalian kualitas
dalam setiap tahapan dari proses. Dimana dalam setiap tahapan proses dapat dijamin
adanya keterpaduan, kerjasama yang baik antara kelompok karyawan dengan
manajemen, sebagai tanggung jawab bersama untuk menghasilkan kualitas hasil kerja
dari kelompok, sebagai mata rantai dari suatu proses.
BAB XIV
KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Kegiatan
1. Indikator Mutu ( indikator klinis, Manajemen, Sasaran keselamatan pasien )
2. Pelaksanaan program Keselamatan Pasien ( IKP, Manajemen Resiko Klinik,
FMEA )
3. Indikator Klinik pelayanan Medis
4. Audit Klinis Pelayanan Medis
5. Clinical Pathway
6. Pendidikan dan pelatihan PMKP
7. Kegiatan Quality Champion
8. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
9. Akreditasi RS
10. Monitoring implementasi ISO 9001
113
Bila terjadi insiden pada unit, maka unit akan melapor kepada tim mutu
114
sesuai
dengan Alur Kerja Pengendalian Ketidaksesuaian Pelayanan
Sesudah laporan insiden diterima, maka tim mutu akan membuat Risk
Matrix Grading sesuai dengan kasusnya
pembentukan tim yang terdiri dari unit yang terkait, staf yang mempunyai
keahlian dalam
mempunyai
Memasukkan data
Unit terkait / tim mutu memasukkan data indikator klinis berdasarkan dari rekam
medis pasien
Rekapitulasi data
Melakukan rekapitulasi data hasil pemantauan selama satu bulan
Tindak lanjut
Menyusun Rencana tindak lanjut bersama ketua SMF dan
manajemen dan
Ketua Komite Medik bersama Tim Mutu rumah sakit mengadakan rapat
tahunan untuk menentukan topik audit klinik berdasarkan masukan dari
SMF. Penentuan topik juga memperhatikan masukan dari Direksi dan pihakpihak lain.
Topik audit klinik ditentukan berdasarkan hasil review terhadap audit klinis.
Ditetapkan berdasarkan topik dari kasus terbanyak, kasus sulit, kasus dengan
biaya-biaya tinggi dan kasus yang banyak menimbulkan keluhan.
Penyusunan Instrumen Audit Klinik Tim Mutu terdiri dari sekurangkurangnya 3 orang: Dokter, Perawat dan Petugas Rekam Medis. Anggota
SMF terdiri dari sekurang-kurangnya 2 orang dokter. Tim Mutu dan SMF
menyusun dokumen awal audit Klinik yang terdiri dari:
Latar belakang
Pengumpulan data
Berdasarkan instrumen audit klinik yang telah disusun maka Tim Mutu (Staf Rekam
Medis) dan SMF (bila perlu) akan melakukan proses pengukuran.
Proses pengukuran dilakukan dengan membandingkan antara apa yang tercatat di
Rekam Medis dengan standar yang telah ditetapkan.
Hasil pengukuran ditulis di lembar audit atau di dalam bentuk file komputer (excel atau
SPSS).
Pengambilan sample audit akan diverifikasi oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam
pengambilan data yang pertama untuk memastikan validitas data. Bila terjadi
117
Analisa data
Berdasarkan hasil pengukuran, Tim Mutu dan SMF melakukan analisa dan evaluasi
untuk mengidentifikasi masalah yang ada, mencari akar permasalahan (dengan
menggunakan diagram fish bone atau metode lain) dan mengusulkan rencana perbaikan.
Tim Mutu dan SMF menuliskan hasil pengumpulan data dan analisa data serta rencana
perbaikan menjadi sebuah laporan.
12 Tindak Lanjut
Berdasarkan laporan tersebut maka Komite Medis dan direksi memutuskan apakah
menyetujui rencana perbaikan yang disampaikan, bila berhubungan dengan anggaran
dan proses bisnis. Bila disetujui maka rencana perbaikan tersebut perlu didiskusikan
dengan Direksi untuk persetujuan anggaran yang diperlukan. Bila diperlukan maka
Komite Medis dan Tim Mutu Pelayanan menjadi supervisor dari rencana tersebut.
Pengumpulan data kedua (re-audit) Dilakukan setelah tindak lanjut selesai dilaksanakan
( antara 3-6 bulan setelah audit yang sebelumnya ). Metode yang digunakan sama
seperti pada point C (pengumpulan data).
13 Penyusunan laporan akhir
Berdasarkan pengumpulan data kedua, Komite Medis dan Tim Mutu Pelayanan
melakukan review apakah terdapat perbaikan atau tidak. Bila ada perbaikan maka audit
dinyatakan selesai. Bila tidak ada perbaikan maka perlu dilakukan perbaikan rencana
pada point E (tindak lanjut).
Tim Mutu dan SMF menyusun laporan akhir untuk disampaikan kepada Ketua Komite
Medik dan Direksi.
5. Clinical Pathway
14 Menyusun Panduan Clinical Pathway
15 Pemilihan 5 area prioritas
16 Penyusunan Panduan Praktik Klinik, Clinical Pathway atau protokol
klinik
17 Audit clinical pathway
118
6. Pendidikan staf
7. Quality Champion
Melaksanakan kegiatan
Membuat pelaporan
Angka dekubitus
Angka infeksi akibat pemasangan jarum infus
119
Sterilisasi
9. Akreditasi RS
i. Pelatihan / Workshop akreditasi RS standar baru
j. Pembentukan Tim Akreditasi RS
k. Sosialisasi standar akreditasi baru kepada Tim akreditasi RS
l. Melengkapi dokumen akreditasi baru
120
BAB XV
PERTEMUAN / RAPAT
Rapat berkala terdiri dari :
1. Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
-
Jam
: 09.30 - selesai
121
Tempat
Peserta
Purwodadi, Tim
PMKP
Materi
- Incident Report
Waktu
Jam
: 12.30 - selesai
Tempat
Peserta
Tim
PMKP,
ketua Komite Medis, tim manajemen terkait
Materi
2. Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera
\BAB XVI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. Pencatatan dan Pelaporan
1. Pencatatan dan pelaporan program PMKP dilaksanakan setiap akhir kegiatan
dan tiap triwulan pelaporan kegiatan dilaporkan kepada Pimpinan Rumah Sakit
dan Yayasan RS secara periodik tiap TW melalui pelaporan Realisasi program
kerja unit Quality Assurance
2. Pencatatan Indikator mutu , sensus harian dilakukan oleh unit masing masing.
Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator klinis,
122
Kegiatan
Keterangan
QMR
Direksi
PT
Indikator
Tiap TW
Tahunan
Mutu
15 bulan
realisasi
berikutnya
pencapaian
o
1
Pelaporan kepada :
Melalui laporan
program kerja
2
Tahunan
PMKP Manager
Melalui laporan
Program
Tiap selesai
Tiap selesai
Patient
pelaksanaan
pelaksanaan
realisasi
Safety
program
program
pencapaian
program kerja
Manajemen
Tiap senin
Tiap senin
PMKP Manager
Tiap senin
Resiko
dilakukan
Klinik
pembahasan
laporan insiden
bersama Tim
PMKP, Tim
KPRS dan
manajemen
123
Root Cause
Tiap selesai
Analysis dan
pembahasan
Tiap TW
Tiap selesai
pembahasan
FMEA
PMKP dibuat
laporan
Indikator
Tiap bulan
Tiap TW
Klinik
Laporan realisasi
Tahun
pencapaian target
Pelayanan
indikator melalui
Medis
Audit Klinis
Tiap selesai
Tiap selesai
Tiap akhir
email
Melalui laporan
Pelayanan
pelaksanaan audit
pelaksanaan
tahun
realisasi audit
Medis
5
Tiap akhir
audit
klinis
Clinical
Tiap selesai
Tiap selesai
Tiap akhir
Melalui laporan
Pathway
pelaksanaan
pelaksanaan
tahun
realisasi
program
program
pencapaian
program kerja
Pendidikan
Tiap selesai
Tiap selesai
Tiap akhir
PMKP Manager
Melalui laporan
& Pelatihan
pelaksanaan
pelaksanaan
tahun
realisasi pencapa
PMKP
program
program
Quality
Tiap selesai
Tiap selesai
Presentasi
PMKP
Melalui laporan
Champion
pembahasan satu
pembahasan
RCM
kegiatan PMKP
masalah
satu masalah
dan bila
perlupresentasi
Pencegahan
Tiap bulan
Tiap bulan
dan
pengendalian
Tiap akhir
RCM
Melalui laporan
tahun
kegiatan PMKP
Manager
infeksi
124
Akreditasi
Tiap bulan
Tiap bulan
tahunan
RS
Melalui laporan
kegiatan PMKP
Manager
Pelaporan
1. Laporan harian untuk unit yang berhubungan dengan laporan insiden
dilaporkan kepada Tim PMKP
2. Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator
klinis, indikator manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien, untuk
direkap dan diterbitkan FTKP ( Form Tidakan Korektif dan Pencegahan )
3. Laporan Tri Wulan untuk realisasi pencapaian program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien oleh Ketua Komite PMKP.
4. Laporan tahunan evaluasi pelaksanaan program PMKP oleh Ketua
Komite PMKP Manager untuk dilaporkan kepada Pimpinan rumah
sakit , yayasan dan unit terkait
125
BAB XVII
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring
Monitoring program PMKP oleh pimpinan melalui pertemuan Ketua PMKP dengan
pimpinan secara rutin dan beberapa kegiatan melalui Audit internal RS .
Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilaksanakan setiap akhir tahun untuk ditindak lanjuti sesuai masalah / kendala
yang ada. Jika pencapaian tidak sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, maka
pimpinan ( QMR, pimpinan RS, PT Syifa Utama ) mengambil tindakan yang
diperlukan, termasuk didalamnya melakukan perubahan terhadap program ataupun
proses / SPO yang ada saat ini
Dokumen Bukti
Laporan pelaksanaan program PMKP :
126
BAB XVIII
PENUTUP
Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien ini kami susun agar dapat
digunakan sebagai acuan Tim Quality & Assurance dalam merencanakan,
melaksanakan, monitoring dan evaluasi program upaya peningkatan mutu dan
Keselamatan pasien di rumah sakit Permata Bunda Purwodadi.
Namun demikian upaya upaya ini akan lebih berhasil jika didukung oleh pimpinan
rumah sakit dan kerja sama yang baik dari seluruh unit kerja di rumah sakit Permata
Bunda Purwodadiini.
Semoga Tuhan selalu memberkati sumua upaya upaya yang kita kerjakan.
127
128