LP Tof
LP Tof
TOF
A. Pengertian
Tetralogi of fallot (ToF) adalah kelainan jantung dengan gangguan
sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek
septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel
kanan.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya
penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis
pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.
B. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak
diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen.
Faktor faktor tersebut antara lain :
Faktor endogen
minum
obat-obatan
tanpa
resep
dokter,
(thalidmide,
Patofisiologi
Perubahan hemodinamika sangat bervariasi dan terutama bergantung
pada derajat stenosis pulmonalis kendati juga ditentukan oleh ukuran defek
septum ventrikel dan tahanan pulmonal serta sistemik terhadap aliran darah.
Karena ukuran VSD biasanya cukup lebar, tekanan dalam ventrikel kiri
dapat sama besarnya dengan tekanan dalam ventrikel kanan. Karena itu,
arah pirau (shunt) bergantung pada perbedaan antara tahanan vascular
pulmonalis dengan tahanan sistemik. Jika tahanan vascular pulmonalis lebih
besar dari tahanan sistemik, pirau terjadi dari kanan ke kiri. Jika tahanan
sistemik lebih besar dari tahanan pulmonal, pirau terjadi dari kanan ke kiri.
Jika tahanan sistemik lebih besar dari pada tahanan pulmonal, pirau terjadi
dari kiri ke kanan. Stenosis pulmonalis menurunkan aliran darah ke dalam
paru dan sebagai konsekuensinya, terjadi penurunan jumlah darah kaya
oksigen yang kembali ke sisi jantung. Bergantung pada posisi aorta, darah
dari kedua belah ventrikel dapat didistribusikan kedalam sirkulasi sistemik.
Akibat adanya stenosis pulmonalis, tahan yang merintangi aliran darah
menyebabkan hipertropi ventrikel kanan. Jika terjadi kegagalan ventrikel,
tekanan atrium kanan akan meningkat dan keadaan ini dapat menyebabkan
terbukanya kembali foramen ovale sehingga darah yang miskin oksigen
melintas ke dalam atrium kiri dan terjadi sianosis sistemik.
Laju metabolic pada bayi yang menderita tetralogy of Fallot lebih
besar karena fungsi jantung yang buruk dan frekuensi jantung serta
pernafasan yang meningkat. Kebutuhan kalori mereka lebih besar
dibandingkan dengan kebutuhan kalori rata-rata bayi normal, laju
metaboklik meningkat pada hal kemampuan untuk mendaptkan kalori yang
adekuat terhambat oleh kondisi fisik yang mudah lelah.
BB yang rendah
Susah untuk diberi makan karena bayi cepat lelah ketika diberi
makan
Clubbing fingers
E. Pemeriksaan diagnostic
1. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat
saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan
16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan
peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan
parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal
atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
2. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal,
tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks
jantung terangkat sehingga seperti sepatu.
3. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula
hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
4. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel
kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke
paru-paru.
5. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan
Trombosis pulmonal
CVA trombosis
Abses otak
Perdarahan
e.
Anemi
a relatif
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk memutus
patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah
2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat pernafasan dan
mengatasi takipneu.
3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis
4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena
permasalahan bukan karena kekuranganoksigen, tetapi karena aliran darah ke paru
menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang
dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian :
5. Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung
sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit,
dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan
perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.
6. Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan
resistensi vaskuler sistemik dan juga sedatif
7. penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam penganan
serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung,
sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke
seluruh tubuh juga meningkat.
Lakukan selanjutnya
1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik
2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi
3. Hindari dehidrasi
G. Diagnosa keperawatan
Setelah pengumpulan data, menganalisa data dan menentukan diagnosa keperawatan
yang tepat sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat
prioritas diagnosa keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
1. Gangguan pertukaran gas b.d penurunan alian darah ke pulmonal
2. Penurunan kardiak output b.d sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya
malformasi jantung
3. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan sirkulasi (anoxia kronis , serangan sianotik
akut)
4. Gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan
tentang
pada kedua ekstremitas dengan posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan
Kaji dan catat denyut apikal selama 1 menit penuh
Observasi adanya serangan sianotik
Berikan posisi knee-chest pada anak
Observasi adanya tanda-tanda penurunan sensori : letargi,bingung dan disorientasi
Monitor intake dan output secara adekuat
Sediakan waktu istirahat yang cukup bagi anak dan dampingi anak pada saat
melakukan aktivitas
8. Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi kafeine.
9. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti
disritmia
10. Kolaborasi pemberian oksigen
11. Kolaborasi pemberian cairan tubuh melalui infus
b. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan:
Anak menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah,
nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
Kriteria hasil :
Intervensi
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan
aktivitas.
2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
3. Anjurkan pada pasien agar tidak ngeden pada saat buang air besar.
4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas melebihi batas
6. Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan ADL dan dukung kearah kemandirian anak
sesui dengan indikasi
7. Jadwalkan aktivitas sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak.
c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan peningkatan
kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan
Tujuan : anak dapat makan secara adekuat dan cairan dapat dipertahankan sesuai dengan
berat badan normal dan pertumbuhan normal.
Kriteria hasil :
1.
Timbang berat badan anak setiap pagi tanpa diaper pada alat ukur yang
2.
3.
4.
5.
6.
PATHWAY TOF
Terpapar faktor endogen & eksogen
selama kehamilan trimester I-II
Kelainan jantung kongenital sianotik : tetralogi fallot
Stenosis pulmonal
Obstruksi >>> berat
Overiding aorta
Aliran
darah paru
O2 dlm darah
Kelemahan tubuh
Intoleransi aktivitas
tubuh
Trombosis
Takut pada
anak
Risiko cedera
kompensasi
Jangka panjang sirkulasi kolateral
Perdarahan
PK : embolisme paru
MRS
Anak
kejang
polisitemia
Gangguan pola
kesadaran
PK : syok hipovolemik
Gangguan
keseimbangan
cairan
&
elektrolit
Gangguan
perfusi
Orang tua
DAFTAR PUSTAKA
A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,jilid 1,Jakarta,Fakultas kedokteran UI
Bambang M,Sri endah R,Rubian S,2005,Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan
Anak
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3
EGC. Jakarta
Ngastiah.1997. Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC
Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak,Jakarta, EGC
Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II, Jakarta,EGC
Samik