Proposal Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
Proposal Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
Proposal Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
Oleh :
Kelompok 13 PSIK A
Fendy Risma Hanaf
Sasmito Utomo
Christina Hani D.K
Siti Nurhidayati
150070300011098
150070300011108
150070300011031
150070300011033
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
SOSIALISASI SESI 3 (KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP DENGAN
ANGGOTA KELOMPOK)
DEPARTEMEN JIWA
RUANG 23 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Untuk Memenuhi Tugas
Pendidikan Profesi Departemen Jiwa
Oleh :
Kelompok 13
Fendy Risma Hanaf
Sasmito Utomo
Christina Hani D.K
Siti Nurhidayati
150070300011098
150070300011108
150070300011031
150070300011033
Tanggal
Pembimbing Klinik
NIP. 2010038509202001
NIP.
198005142008011013
Mengetahui,
Kepala Ruangan
NIP. 196207281986032005
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional,
peningkatan
resiko
kematian
yang
menyakitkan,
nyeri,
terjadinya
gangguan
jiwa,
Biologis:
Stresor
yang
psikologik
yang
dilakukan
dalam
sebuah
aktivitas
dan
sosialisasi
klien
dengan
masalah
hubungan
sosial.
Tujuan
Tujuan umum TAKsosialisasi yaitu klien dapat meningkatkan
5.
percakapan
Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah
6.
7.
kelompok
Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan TAKS yang telah dilakukan
1.3
Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Klien
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien
dengan menarik diri untuk berinteraksi dengan orang lain
memulai interaksi
1.3.2 Manfaat Bagi Terapis
Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan
Strategi
yang
dapat
dipilih
Pelaksanaan
untuk
dalam
asuhan
pada
khususnya,
sehingga
diharapkan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Isolasi Sosial
2.1.1 Defnisi
Manusia adalah makhluk sosial. Untuk mencapai kepuasan
dalam kehidupan harus membina hubungan interpersonal yang
positif. Bila dalam hubungan interpersonal yang dimiliki individu
kurang maka seseorang akan menarik dirinya dari lingkungan
sekitar (Stuart dan Sundeen, 1998). Menarik diri adalah suatu
keadaan
pasien
yang
mengalami
ketidakmampuan
untuk
afek
tumpul,
tidak
merawat
dan
memperhatikan
diri,
kurang
sadar
dengan
lingkungan
sekitar,
energik
(tenaga),
harga
diri
rendah,
dan
menolak
j.
Keterbatasan
fisik,
mental,atau
perubahan
keadaan
sejahtera.
k. Sedih, efek tumpul.
Subyektif
a. Mengekpresikan perasaan kesendirian.
b. Mengekpresikan perasaan penolakan.
c. Minat tidak sesuai dengan umur perkembangan.
d. Tujuan hidup tidak ada atau tidak adekuat.
e. Tidak mampu memenuhi harapan orang lain.
f.
Ekspresi
permintaan
tidak
sesuai
dengan
umur
perkembangan.
g. Perubahan penampilan fisik.
h. Tidak merasa aman dimasyarakat.
2.1.3 Proses Keperawatan
Pengkajian meliputi faktor predisposisi, faktor presipitasi,
penilaian terhadap kecemasan, sumber koping dan mekanisme
koping. Pengkajian meliputi:
a) Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi merupakan sifat dasar dan faktor resiko yang
akan mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dibangkitkan
oleh individu dalam menghadapi stresor. Faktor-faktor tersebut
dibagi dalam 3 aspek yaitu biologis, psikologis dan sosial
perkembangan
sosial
yang
nantinya
akan
dapat
menimbulkan masalah.
Tahap
Perkembangan
Masa Bayi
Masa Bermain
Tugas
Menetapkan rasa percaya
Mengembangkan otonomi dan
Masa Prasekolah
Masa Sekolah
Masa Praremaja
Masa Remaja
orang tua
Menjadi saling bergantung antara
orangtua dan teman, mencari
pasangan, menikah dan
mempunyai anak.
Belajar menerima hasil kehidupan
mengembangkan perasaan
keterikatan dengan budaya
Sumber: Stuart & Sundeen (1995)
Sosial Budaya
Isolasi sosial atau menarik diri dari lingkungan sosial
merupakan suatu faktor pendukung terjadinya gangguan
dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma-norma
yang salah dan dianut keluarga, dimana setiap anggota
keluarga yang tidak produktif seperti lanjut usia, berpenyakit
kronis
atau
penyandang
cacat
akan
diasingkan
dari
lingkungannya.
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial.
Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi
sehingga menimbulkan ketidakjelasan yaitu suatu keadaan
dimana seseorang anggota keluarga menerima pesan yang
saling bertentangan dalam waktu yang bersamaan atau
ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat
untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga.
b) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi merupakan penyebab langsung yang dapat
memicu munculnya isolasi sosial, dengan rentang maksimal 3
bulan sebelum masalah kesehatan muncul.
Sifat stresor
Terdiri dari 4 aspek yaitu biologis, psikologis, sosial dan
spiritual. Isolasi sosial yang bersifat biologis misalnya isolasi
sosial
yang
diakibatkan
adanya
gangguan
pada
otak,
dengan
hubungan
klien
dengan
teman,
tidak
akan
diterima
keluarga
dan
masyarakat,
bersamaan
dengan
keterbatasan
kemampuan
bagian
dari
pengkajian
sistem neuromuskuler.
Penurunan nafsu makan, kurangnya nutrisi, serta
d) Sumber Koping
Sumber koping dapat berasal dari kemampuan personal,
aset materi, keyakinan positif, dan dukungan sosial. Kemampuan
personal merupakan suatu keterampilan yang dimiliki klien. Aset
materi dapat dilihat dari ada tidaknya modal ekonomi yang
dimiliki klien. Keyakinan positif merupakan teknik pertahanan
dan motivasi klien. Ini merupakan faktor penting yang harus
dikaji perawat yang dapat menentukan berhasil atau tdaknya
terapi yang akan diberikan. Yang terakhir adalah adanya
dukungan
sosial,
dukungan
emosional
dan
bantuan
yang
yaitu:
perilaku
menyerang,
menarik
diri
dan
kompromi.
Mekanisme pertahanan Ego (Ego Oriented Reaction)
Mekanisme ini digunakan untuk melindungi diri dan dilakukan
secara
sadar
atau
tidak
sadar
untuk
mempertahankan
penilaian
stressor
pada
tahap
pengkajian,
Menanyakan
pendapat
pasien
tentang
Beri
kesempatan
pasien
mempraktekkan
cara
Bila
pasien
sudah
menunjukkan
kemajuan,
Mendengarkan
ekspresi
perasaan
pasien
setelah
keberhasilan
atau
kegagalannya.
Memberikan
semangat
dan
dorongan
kepada
dengan
orang
lain
yaitu
dengan
tidak
Membuat
rencana
atau
jadwal
bercakap-cakap
dengan pasien
3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
4) Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang
telah dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi
2.2
Terapi Aktivitas Kelompok
a. Defnisi kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan 1
dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang
sama (stuart dan Laraia, 2001). Anggota kelompok mungkin datang
dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan
keadaannya,
seperti
agresif,
takut,
kebencian,
kompetitif,
stuart
dan
laraia,
2001).
Semua
kondisi
ini
akan
membantu
menyelesaikan
satu
masalah.
sama
lain,
Kelompok
untuk
menemukan
merupakan
cara
laboraturium
dialami,
stimulus
dalam
diharapkan
respon
kehidupan
menjadi
klien
terhadap
adaptif.
Terapi
berbagai
aktivitas
aktivitas
kelompok
sosialisasi
untuk
membantu
klien
1.
2.
3.
4.
5.
Klien
Klien
Klien
Klien
Klien
BAB III
PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
3.1 AKTIVITAS DAN INDIKASI
Aktivitas
menarik
diri
yang
telah
mulai
melakukan
interaksi
interpersonal
2. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai
dengan stimulus
3.2 TUGAS DAN WEWENANG
1. Tugas Leader dan Co-Leader
-
Memimpin
acara;
menjelaskan
tujuan
dan
hasil
yang
diharapkan.
-
2. Tugas Fasilitator
-
Memberikan
stimulus/motivasi
pada
klien
lain
untuk
berpartisipasi aktif
-
3. Tugas Observer
-
Melakukan
evaluasi
pada organisasi
yang
telah
dibentuk
Peringatan lisan
Sasaran
: 45 menit
Tempat
Terapis
1. leader
: Sasmito Utomo
B. Sasaran
Kooperatif
Sehat jasmani
C. Nama Klien
1.
2.
3.
4.
D. Setting
Terapis dan klienberdiri membentuk lingkaran
E. MAP
L
K
F
K
K
C
Keterangan :
L : Leader
O : Observer
F : Fasilitator
K : Klien
F. Alat
Bola
Spidol
Lembar Observasi
G. Metode
Metode yang digunakan adalah permainan lempar bola dengan
musik untuk menentukan giliran untuk melakukan perkenalan
diri, dengan menyebutkan nama, alamat asal dan hobi.
H. Langkah-Langkah Kegiatan
Persiapan :
Orientasi :
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/Validasi
c. Kontrak
kegiatan
TAK
selama 45 menit
d. Tahap Kerja
Memulai permainan :
a. Menyiapkan
melingkar
buah
menghadap
kursi
dengan
keluar,
posisi
Menyalakan
pujian
untuk
setiap
klien
yang
No
1.
Mengajukan pertanyaan
2.
yang jelas
Mengajukan pertanyaan
3.
yang ringkas
Mengajukan pertanyaan
4.
yang relevan
Mengajukan pertanyaan
Nama klien
yang spontan
Jumlah
1.
2.
3.
ringkas
Menjawab
secara
4.
relevan
Menjawab
secara
Nama klien
spontan
Jumlah
c. Kemampuan non-verbal
No
1.
2.
3.
Kontak mata
Duduk tegak
Mengunakan
4.
Nama klien
bahasa
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien.
2. Untuk setiap klien, semua aspek dinilai dengan member tanda
() jika ditemukan pada klien dan tanda (-) jika tidak ditemuka
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti
TAKS pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, nilai
kemampuan verbal bertanya 2, kemampuan verbal menjawab 2, dan
kemampuan non verbal 2, maka catatan keperawatan adalah klien
mengikuti TAKS sesi 3, klien belum mampu bercakap-cakap secara
verbal dan non verbal. Dianjurkan latihan diulang di ruangan (buat
jadwal)
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
(LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi
Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
FMPKJ.
2009.
Isolasi
Sosial:
Menarik
Diri.
http://fmpkj-
samarinda.com/2009/01/isolasi-sosial-menarik-diri.html. Diakses
tanggal 12 September 2010. Pukul 18.00 WIB.
Ircham, R. 2008. Menarik Diri. http://asuhanjiwa.com/2008/09/menarikdiri.html. Diakses tanggal 11 Desember 2016 WIB.
Keliat, Budi Anna. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC
Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.
Nasution,
M.
2004.
Gangguan
Alam
Perasaan:
Menarik
Diri.
http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/3580.
Diakses tanggal 11 Desember 2016 WIB.
Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Sutrisno.
2008.
Menarik
Diri.
http://trisnoners.com/2008/02/pojok-
A.
2009.
Laporan
Pendahuluan
Menarik
Diri.http://therizkikeperawatan.com/2009/03/laporanpendahulua
n-menarik-diri.html. Diakses tanggal 11 Desember 2016 WIB.