Makalah Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Makalah Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Makalah Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Makalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Disusun oleh:
Fitri Rahmalia
Gita D Pratiwi
Hariful Fikri
Taufik Rahman
KELAS NON-REGULER
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG
2016/2017
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah mengenai epidemiologi pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk memenuhi
tugas kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................................................
BAB II EPIDEMIOLOGI PELAYANAN KESEHATAN...........................................................
2.1 Epidemiologi..................................................................................................................
2.2 Ruang Lingkup Epidemiologi Pelayanan Kesehatan....................................................
2.3 Pendekatan Epidemiologi sebagai Masukan Mutu Pelayanan.....................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan Maysrakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,memperpanjang
hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat
untuk perbaikan sanitasi lingkungan,pemberantasan penyakit menular, pendidikan kesehatan
dan sebagainya. Oleh sebab itu inti dari kesehatan masyarakat adalah hal mengenai
penyakit dan penyebarannya pada populasi yakni epidemiologi (Winslow,1920).
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti
bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam
perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi,
sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit
pada manusia di dalam konteks lingkungannya. Mencakup juga studi tentang pola-pola
penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan
bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta
determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit (Notoatmodjo, 2011).
Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi
manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada manusia
sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi
melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan
asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari distribusi
dan determinan determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi
manusia.
Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan
ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran yang
sistematik tentang frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor yang dipelajari hubungannya
dengan penyakit. Tujuan akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit,
mengurangi dampak penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran
epidemiologi adalah populasi manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan
epidemiologi dari ilmu kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan
perhatiannya kepada individu, jaringan, atau organ.
Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan
pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis dan pelayanan
kesehatan terhadap penyakit atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak
pada status kesehatan penduduk. Epidemiologi penyakit juga daapt menyertakan deskripsi
keberadaannya di dalam populasi dan faktor faktor yang mengendalikan ada atau tidaknya
penyakit tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya
1. Memahami terkait epidemiologi secara keseluruhan
2. Memahami terkait ruang lingkup epidemiologi pelayanan kesehatan
3. Memahami pendekatan epidemiologi dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan
BAB II
EPIDEMIOLOGI PELAYANAN KESEHATAN
2.1 Epidemiologi
A. Pengertian Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang berarti permukaan,
diatas, menimpa, atau tentang, demos yang berarti orang, populasi, penduduk, manusia serta
ologi berarti ilmu. Secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang
menimpa penduduk.
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi
dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan
penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun
penanggulangannya.
Epidemiologi merupakan disiplin ilmu-ilmu kesehatan termasuk kedokteran, yakni suatu
proses yang logis antara proses fisik, biologis dan fenomena social yang berhubungan erat
dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya.
Epidemilogi merupakan ilmu yang kompleks dan senantiasa berkembang. Oleh karena
itu, tidak mudah untuk menentukan suatu batasan yang baku. Hal ini tampak dengan berbagai
batasan yang dinyatakan oleh para ahli epidemiologi sebagai berikut:
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit dan determinan yang
mempengaruhi frekuensi penyakit pada kelompok manusia (Mac Mahon, B & Pugh,
T.F., 1970)
2. Epidemilogi adalah suatu studi tentang factor yang menentukan frekuensi dan
distribusi penyakit pada populasi manusia (Lowe C.R& Koestrzewski. J, 1973)
3. Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan
ruda paksa pada populasi manusia (Mausner J. S & Bahn, 1974)
4. Epidemiologi adalah ilmu yng mempelajri distribusi penyakit atau keadaan fisiologis
pada penduduk dan determinan yang mempengaruhi distribusi tersebut (Lilienfeld
A.M & D. E Lilienfeld, 1980).
4. Epidemiologi ialah suatu studi tentang distribusi dan determinan penyakit pada
populasi manusia (Barker, D. J.P, 1982)
2. Aspek Klinis
Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan
insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratories pada awal kejadian
luar biasa atau timbulnya penyakit baru seperti, karsinoma vagina pada gadis remaja
atau AIDS yang awalnya ditemukan secara klinisi.
3. Aspek Praktis
Epidemiologi dari aspek praktis adalah ilmu yang ditujukan pada upaya
pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok atau masyarakat
umum.
Dalam hal ini, penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi diutamakan
pada cara penularan, infetivitas, menghindarkan agen yang diduga sebagai penyebab,
toksin atau lingkungan dan membentuk kekebalan untuk menjamin kesehatan manusia.
B. Batasan Epidemiologi
Batasan batasan dalam epidemiologi diantaranya
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non
infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas
maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju,
epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
2. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakitpenyakit
individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada
populasi (masyarakat) atau kelompok.
3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud
pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya (Notoatmodjo,2011).
4. Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi masalah kesehatan ini dimaksudkan untuk menunjuk kepada besarnya
masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui
frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus
dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian
dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan
tersebut.
5. Penyebaran masalah kesehatan
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah menunujuk kepada
pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu
yang dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas tiga
macam yakni menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut
waktu (time)
6. Faktor-faktor yang memepengaruhi
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunujuk kepada
faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi,
penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan
itu sendiri. Untuk itu ada tiga langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan
hipotesa tentang penyebab yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan
hipotesa yang telah disusun dan setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan
diketahuinya penybab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah
penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.
C. Ruang Lingkup Epidemiologi
Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai ruang lingkup
kegiatan tersendiri. Ruang lingkup yang dimaksud secara sederhana dapat dibedakan atas tiga
macam yakni:
1. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakitpenyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di
masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan,
pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan
demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara
keseluruhan.
2. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan
memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu
menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah
dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai
tindak lanjutnya.
10
kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data
untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.
2.
4.
11
Studi Deskriptif disebut juga studi prevalensi atau studi pendahuluan dari studi
analitik ayng dapat dilakukan suatu saat atau suatu periode tertentu. Jika studi ini
ditujukan kepada sekelompok masyarakat tertentu yang mempunyai masalah
kesehatan maka disebutlah studi kasus tetapi jika ditujukan untuk pengamatan secara
berkelanjutan maka disebutlah dengan surveilans serta bila ditujukan untuk
menganalisa faktor penyebab atau risiko maupun akibatnya maka disebut dengan studi
potong lintang atau cross sectional.
Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :
a. Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga
dapat diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
b. Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai
kelompok.
c. Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan
terhadap masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).
Adapun Ciri-ciri studi deskriptif sebagai berikut:
a. Bertujuan untukmenggambarkan
b. Tidak terdapat kelompok pembanding
c. Hubungan sebab akibat hanya merupakan suatu perkiraan ataau semacam
asumsi
d. Hasil penelitiannya berupa hipotesis
e. Merupakan studi pendahluan untuk studi yang mendalam
Hasil penelitian deskriptif dapat di gunakan untuk:
a. Untuk menyusun perencanaan pelayanan kesehatan
b. Untuk menentukan dan menilai program pemberantasan penyakit yang telah
dilaksanakan
c. Sebagai bahan untuk mengadakan penelitain lebih lanjut
d. Untuk Membandingkan frekuensi distribusi morbiditas atau mortalitas antara
wilayah atau satu wil dalam waktu yang berbeda.
2.
Epidemiologi analitik
Studi epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang menekankan pada
12
Eksperimental.
Dimana penelitian dapat melakukan manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling
baik untuk menentukan cause and effect relationship serta tes yang
berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk
menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi eksperimen dibagi menjadi
2 (dua) yaitu :
1)
Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum.
13
G. Pengukuran Epidemiologi
Pengukuran epidemiologi penyakit dibagi manjadi 2 yaitu:
1. Insiden
Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu di dalam kelompok masyarakat. Untuk dapat
menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu
tentang :
Data tentang jumlah penderita baru.
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Incidence Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan.
Rumus yang digunakan:
Jumlah Penderita Baru
Insiden rate = x K
Jumlah penduduk yg mungkin terkena Penyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100%, 1000 ) X K
Manfaat Incidence Rate adalah :
Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan.
b. Attack Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
14
15
sakit, ilmu epidemiologi dapat menjembatani kenginan klinis untuk menerapkan ilmu biomedik
dan bioteknohlogi dalam pengambilan keputusan klinik dan kenginan masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang efektif, efisien , dan terjangkau pada saat dibutuhkan.
(Amiruddin Ridwan,2006. Epidemiologi perencanaan dan pelayanan kesehatan. : Makassar)
Bagi manajer rumah sakit, epidemiologi dapat digunakan sebagai pedang bermata dua,
yaitu :
1.
2.
termaktub
dalam
program-program
kesehatan.
(Epidemiologi
Perencanaan http://www.depkes.go.id )
Sebagaimana kita ketahui data dan informasi sebagai produk kegiatan Surveilans
epidemiologi, merupakan instrumen pendukung untuk menentukan kebijakan, perencanaan dan
penganggaran termasuk untuk pelaksanaan pengendalian faktor risiko. Berdasarkan
pengamatan kita sehari-hari, pencatatan dan pelaporan yang mempunyai nilai strategis relatif
belum optimal yang diakibatkan dari under recorded & reported, tidak tepat waktu, tidak adekuat,
termasuk umpan balik secara berjenjang dari Pusat Propinsi Kab/Kota Puskesmas tidak
dilakukan secara baik dan tidak mempunyai mekanismereward dan punishment. (Epidemiologi
Perencanaan http://www.depkes.go.id ).
Surveilans adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data epidemiologis (untuk masalah
kesehatan tertentu secara teratur dan terus menerus dari kegiatan rutin), dilakukan pengolahan
data (koreksi/pemeriksaan, kompilasi, analisis dan interpretasi) sehingga menghasilkan informasi
17
epidemiologis yang dapat dipakai maupun oleh pihak lain yang membutuhkannya sebagai bahan
untuk perencanaan atau tindakan maupun pengambilan keputusan (A. Ratgono, 2002)
Epidemiologi mempunyai peranan yang penting dalam proses pengambilan keputusan,
hal ini karena epidemiologi sebagai penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah
kesehatan. analisis-analisis data tersebut dapat dijadikan dasar pertimbangan.Hal ini tidak
terlepas pada salah satu komponen epidemiologi, yakni surveilans.Surveilans adalah rangkaian
kegiatan pengumpulan data epidemiologis (untuk masalah kesehatan tertentu secara teratur dan
terus menerus dari kegiatan rutin), dilakukan pengolahan data (koreksi/pemeriksaan, kompilasi,
analisis dan interpretasi) sehingga menghasilkan informasi epidemiologis yang dapat dipakai
maupun oleh pihak lain yang membutuhkannya sebagai bahan untuk perencanaan atau tindakan
maupun pengambilan keputusan (A. Ratgono, 2002)
Epidemiologi dalam tataran pengatur kebijakan untuk melakukan suatu proses
perencanaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan , yakni :
1. Tersedianya dokumen sebagai penguat data bagi semua stake holder yang terlibat dalam dunia
kesehatan. Serta adanya telaah kebijakan, sosialisasi, monitoring, dan evaluasi bagi kebijakan
yang telah ditetapakan dalam bentuk perundang-undangan agar komitmen terhadap peningkatan
kesehatan dapat terwujud.
2.
Mampu mempertajam analisis perencanaan kesehatan salah satunya dalam bentuk proses
tanya jawab pada stake holder yang terlibat dalam kesehatan.
3. Berpikirlah general atau makro untuk mendapatkan gambaran yang jelas terhadap
permasalahan yang kita hadapi, namun berpikir mikro dan detail tetap kita butuhkan. Kapasitas
dan kompetensi kita sebagai para profesional di bidangnya menuntut kita harus mampu
menangkap dan mendeteksi sekecil apapun potensi masalah dan mencarikan solusi
pemecahannya. Walaupun di dalam implementasinya kita harus bertindak strategis sesuai
dengan skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki.
18
Tabel 1.
Kontribusi Epidemiologi Terhadap Manajemen Pelayanan Kesehatan
PROSES
PERENCANAAN
Manajement
PENDEKATAN
FUNGSIONAL
Planning
Organizing
Directing
Coordinating
controling
KONTRIBUSI
EPIDEMIOLOGI
PENDEKATAN
PROSES
tekhnik
teknik
Evaluasi
1. uji klinik
2. penilaian
come
out
19
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat
kepuasaan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik
profesi (Azrul Azwar, 1996).
puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman dan
memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat konsumen.
Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri
setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan
kesehatan. Sekalipun pengertian mutu yang terkait dengan kepusan ini telah diterima
secara luas, namun penerapannya tidaklah semudah yang diperkirakan. Masalah pokok
yang ditemukan ialah karena kepuasan tersebut bersifat subyektif. Tiap orang,
tergantung dari latar belakang yang dimiliki, dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang
berbeda untuk satu mutu pelayanan kesehatan yang sama. Di samping itu, sering pula
ditemukan pelayanan kesehatan yang sekalipun dinilai telah memuaskan pasien, namun
ketika ditinjau dari kode etik serta standar pelayanan profesi, kinerjanya tetap tidak
terpenuhi.
21
2. PROSES
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses
ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah
semua metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
Macam fungsi manajemen:
1.
Responsibility (PACGFR).
3.
4.
Controling (POCCC).
2.
3.
pengawasan
4.
3.
OUTPUT
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen
kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Hasil
atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil yang dicapai dalam
jangka pendek, misalnya akhir darikegiatan pemasangan infus, sedangkan outcome
adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka pendek misalnya plebitis
setelah 3x24jam pemasangan infus. Macam pelayanan kesehatan adalah Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
4.
SASARAN
Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni upaya
kesehatan tersebut ditujukan:
1.
2.
Macam sasaran:
1.
2.
5.
IMPACT
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk manajemen
23
24
25
Pada semua kegiatan-kegiatan ini, epidemiologi perlu bekerjasama dengan sejumlah ahli
lain untuk menyediakan informasi baik kepada masyarakat maupun pengambil keputusan
sehingga keputusan politis dapat dibuat berdasarkan pengetahuan yang rasional tentang
outcome dan biaya.
Siklus Perencanaan
Gambar dibawah ini menunjukkan langkah-langkah yang perlu diambil dalam proses
perencanaan program pelayanan kesehatan dan memberikan suatu kerangkayang bermanfaat
untuk menjamin bahwa informasi yang diperlukan oleh pembuat kebijaksanan dapat
diindentifikasi dengan baik. Biasanya, hanya sedikit informasi yang diperlukan untuk pembuatan
keputusan tersedia dan informasi itu masih harus dianalisis secara cermat. Bila informasi tidak
memadai, data baru harus dikumpulkan untuk menjamin bahwa kebijaksanaan yang dipilih
dilakukan secara rasional.
Proses itu berbentuk melingkar dan berulang-ulang serta terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut :
1
2
3
4
5
6
7
menunjukkan betapa pentingnya pemantauan dan evaluasi untuk menentukan apakah intervensi
telah memperoleh hasil yang dinginkan. Proses itu beulang karenan siklus intervensi biasanya
hanya mempunyai dampak kecil pada beban penyakit, dan diperlukan intervensi berulang-ulang
1. BEBAN
SAKIT
6.
5.
PEMANTAUAN
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
PELAYANAN
4.
KESEH
EFESIENSI
26
2. 3.
PENYEBAB
EFEKTIFITAS
INTERVENSI
PELAYANAN
KESEHATAN
27
ketersediaan sarana ini belum disertai dengan kinerja pelayanan kesehatan yang efisien dan
efektif karena sifatnya yang sangat sentralistikDalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan telah dikembangkan dan diaplikasikan standar-standar pelayanan kesehatan di
Puskesmas, rumah sakit, institusi pendidikan tenaga kesehatan dan institusi pelatihan kesehatan.
Kemudian untuk pembinaan mutu pelayanan disemua sarana pelayanan kesehatan telah
dilaksanankan melalui akreditasi rumah sakit, institusi pendidikan dan pengembangan quality
assurance di Puskesmas serta dilakukan legislasi tenaga kesehatanUpaya peningkatan
manajemen telah dilaksanakan perencanaan terpadu secara berjenjang mulai dari tingkat
Puskesmas berupa minilokakarya, perencanaan Terpadu Kabupaten dan Propinsi, pembinaan
pelaksanaan program secara terpadu serta dilakukan evaluasi program secara terpadu dan
monitoring secara berkala untuk perbaikan kinerja program dalam rangka akuntabilitas
penggunaan anggaran.
Dalam proses pembangunan kesehatan saat ini di butuhkan epidemiologi sebagai
penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah kesehatan.. Analisis-analisis data
kesehatan tersebut menjadi dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan kesehatan.
Namun, ada sebuah pertanyaan yang menjadi penting dalam proses perencanaan kesehatan.
Data hasil penelitian epidemiologi yang bisa membantu meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan adalah data yang valid dan reliabel. Valid adalah derajat
ketepatan antara data yang terdapat di lapangan dan data yang dilaporkan oleh
peneliti. Sedangkan reliabel adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang
dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada
kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent
items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
28
3.1 Kesimpulan
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari frekuensi, distribusi dan determinan
penyakit pada suatu populasi.
2. Ruang lingkup epidemiologi pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, soekidjo.2011. Kesehatan Masyarakat.Rineka Cipta:Jakarta.
Amiruddin Ridwan,2006. Epidemiologi perencanaan dan pelayanan kesehatan. Makassar .
29
Anonim,
2003. Analisis
Situasi
dan
2004. Epidemiologi
2006. Perencanaan
Pengendalian
Penyakit
dan
Penyehatan
Anonim, 2004. Pelayanan Dokter Keluarga www.tempo.com Anonim, 2004. Derajat Kesehatan
Masyarakat www.dinkesjambi.com
30