K3 Kelompok 3 Revisi
K3 Kelompok 3 Revisi
K3 Kelompok 3 Revisi
DAN KESELAMATAN
KERJA (K3)
TUGAS
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
& PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan hadirat Allah SWT karena datang melimpahkan rahmat
Nya sehingga makalah tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat guna menunjukkan partisipasi kami dalam menyelesaikan tugas
pembuatan makalah sebagai salah satu penunjang nilai mata kuliah K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja). Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
2
ERROR! NO TEXT OF SPECIFIED
STYLE IN DOCUMENT.RONOLOGI
KEBAKARAN DAHSYAT PT MANDOM DI
BEKASI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi..iii
BAB I Pendahuluan.............................................................................................1
BAB II Pembahasan............................................................................................3
3.1. Kesimpulan...................................................................................................23
3.2. Saran.............................................................................................................24
Daftar Pustaka...................................................................................................25
3
ERROR! NO TEXT OF SPECIFIED
STYLE IN DOCUMENT.RONOLOGI
KEBAKARAN DAHSYAT PT MANDOM DI
BEKASI
4
ERROR! NO TEXT OF SPECIFIED
STYLE IN DOCUMENT.RONOLOGI
KEBAKARAN DAHSYAT PT MANDOM DI
BEKASI
BAB I
PENDAHULUAN
1
ERROR! NO TEXT OF SPECIFIED
STYLE IN DOCUMENT.RONOLOGI
KEBAKARAN DAHSYAT PT MANDOM DI
BEKASI
Adapun permasalahan yang harus dipahami dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja
yaitu apa saja tujuan dan pentingnya keselamatan kerja,gangguan apa yang bisa terjadi dalam
keselamatan dan kesehatan kerja,serta mengetahui strategi apa saja yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan pertimbangan hukum apa yang menaungi
2
2
keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun permasalahan yang harus dipahami dalam
hal keselamatan dan kesehatan kerja yaitu apa saja tujuan dan pentingnya keselamatan
kerja,gangguan apa yang bisa terjadi dalam keselamatan dan kesehatan kerja,serta mengetahui
strategi apa saja yang digunakan untuk meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan
pertimbangan hukum apa yang menaungi keselamatan dan kesehatan kerja.
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas dari
mata kuliah kesehatan dan keselamatan kerja serta untuk mengetahui lebih lanjut tentang
keselamatan dan kesehatan kerja.
1.4.Manfaat
Diharapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah pengetahuan kita
tentang syarat dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Dasar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
A. Sejarah Hukum Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Sesuai dengan Undang-Undang tersebut, maka tempat yang telah disebutkan harus
dilakukan pelaksanaan prosedur K3.Lahirnya Undang-undang keselamatan kerja sebagaimana
yang kita kenal dengan UUK3 tidak lepas dari sejarah pahit perjuangan bangsa. Dalamliteratur
hukum perburuhan yang ada, riwayat hubungan perburuhan diIndonesia diawali dengan suatu
masa yang sangat suram yakni zaman perbudakan, rodi dan poenali sanksi.
Menurut Abduh (dalam Labib, 2012: 2)
Di Indonesia tingkat kecelakaan kerja merupakan salah satu yang tertinggi didunia,
sedikitnya pada tahun 2007 terjadi 65.000 kasus kecelakaan kerja.Data tersebut diperkirakan
3
4
50% yang tercatat oleh Jamsostek dari jumlah sebenarnya. Menyadari akan
pentingnya peranan pekerja bagi perusahaan, maka perlu dilakukan pemikiran agar pekerja
dapat menjaga keselamatannyadalam menjalankan pekerjaan.
Menurut Mangkunegara (2002: 163)
K3 adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan,
baik jasmaniah maupun rohaniah. Keutuhan dan kesempurnaan tersebut ditujukan secara
khusus terhadap tenaga kerja, sehingga menghasilkan suatu hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Penerapan konsep K3 muncul sejak manusia mengenal suatu pekerjaan. Keselamatan
kerja bertujuan dalam melakukan pekerjaan agar diperoleh suatu cara yang mudah dan
menjamin keselamatan darigangguan alam, binatang maupun gangguan dari manusia lainnya.
Masalah K3 juga merupakan bagian dari suatu upaya perencanaan dan pengendalian proyek
sebagaimana halnya dengan biaya, perencanaa, pengadaan sertakualitas. Hal itu saling
mempunyai keterkaitan yang sangat erat (Barrie, 1995:365).Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi mengemukakanbahwa keselamatan dan kesehatan kerja mengalami beberapa
perkembangan,
Dimulai dari perkembangan desain peralatan yang aman dan nyamandigunakan untuk
si pengguna pada zaman manusia batu dan goa ketika membuat peralatan berburu seperti
kapak dan sebagainya. Pada fase ini berkembang safety lingkungan
Perkembangan selanjutnya diikuti dengan perkembangan kesehatan kerja dan sanitasi
lingkungan. Selanjutnya terjadi pergeseran-pergeseran konsep K3 mulai dari factormanusia
sampai kepada elaborasi faktor manusia dalam system manajemen terpadu. Pada era ini mulai
berkembang pola koordinasi antarunit terkait safety, health dan environment, sehingga muncul
lah konsep integrated HSE management system.
Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa K3 ternyata mempunyai ruang lingkup yang
lebih luas lagi tidak hanya terbatas di dalam dunia industri
Undang-undang Uap tahun 1930 (StoomOrdonnantie)
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-undang Republik Indonesia No. 13tahun 2003 tentang Ketenaga .
5
Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang
disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan Penjelasan
Undang-Undang Dan Peraturan K3
1. Undang-undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Dalam peraturan ini diatur bahwa setiap pekerja berhak memperoleh perlindungan atas :
o Keselamatan dan Kesehatan Kerja
o Moral dan kesusilaan
o Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
4. Undang-Undang no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.
e) Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat
dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
f) Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja
yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan.
Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material, selain
itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman, sehingga secara
keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih produktif
C.Peraturan tentang K3 Proyek Konstruksi
Pemerintah telah sejak lama mempertimbangkan masalah perlindungan tenaga kerja,
yaitu melalui UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Sesuai dengan
perkembangan jaman, pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan UU 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan. Undang undang ini mencakup berbagai hal dalam perlindungan pekerja
yaitu upah, kesejahteraan, jaminan sosial tenaga kerja, dan termasuk juga masalah keselamatan
dan kesehatan kerja.
Aspek ketenagakerjaan dalam hal K3 pada bidang konstruksi, diatur melalui
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER-01/MEN/1980 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. Peraturan ini mencakup
ketentuan-ketentuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja secara umum maupun pada
tiap bagian konstruksi bangunan. Peraturan ini lebih ditujukan untuk konstruksi bangunan,
sedangkan untuk jenis konstruksi lainnya masih banyak aspek yang belum tersentuh. Di
samping itu, besarnya sanksi untuk pelanggaran terhadap peraturan ini sangat minim yaitu
senilai seratus ribu rupiah.
Sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan Menakertrans tersebut, pemerintah
menerbitkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS/1986:
8
D. Dasar Pemberlakuan
Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-undang
Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada tanggal 6 januari
1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya
peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang
disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja
juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan
peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya
dengan baik. Jadi, bukan hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini,
tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai
kesejahteraan bersama.
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan hukum
penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan pijakan yang jelas
mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus diterapkan.
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan kerja
yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
10
a) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu, dan
berbau tidak enak).
b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
a) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
4. Pemakaian Peralatan Kerja
a) Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.
5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a) Stamina pegawai yang tidak stabil.
b) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berpikir dan
kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang
cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang
membawa risiko bahaya.
G. Usaha Mencapai Keselamatan Kerja
Untuk mencapai tujuan keselamatan kerja, perlu adanya beberapa usaha yang
terencana dan sitematis, yang dilaksanakan dengan sepenuhnya. Usaha-usaha itu tergambarkan
dalam uraian berikut :
a. Peraturan-peraturan dan perundangan, yaitu serangkaian ketentuan yang mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh para unsure dari suatu proses pekerjaan. Peraturan-peraturan ini mengatur baik
proses kerja secara teknis dan alat-alat kerja serta tenaga kerjanya. Peraturan-peraturan dapat
bersifat mencegah terjadinya kecelakaan kerja (preventip) maupun tindakan-tindakan yang harus
dilakukan bila telah terjadi kecelakaan (kuratif) Di samping itu, ada pula serangkaian peraturan
yang menyengkut tentang kesejahteraan pekerja.
b. Pengawasan, yaitu usaha-usaha yang bertujuan untuk dapat dipatuhinya peraturanperaturan
yang telah diberlakukan itu. Dengan adanya pengawasan, maka para pekerja maupun
perusahaan yang ada dapat dibina dan diarahkan untuk dapat menyelenggarakan usaha-usaha
keselamatan kerja.
c. Standardisasi, yaitu penetapan keseragaman dan standart tertentu mengenai suatu peralatan,
tempat kerja, kekuatan bahan, dan lain sebagainya, agar memenuhi syarat keselamatan.
Standardisasi pada suatu mesin misalnya akan sangat penting artinya karena para operator
yang sdah terbiasa pada mesin yang satu akan tidak menemui kesulitan bila harus
mengoperasikan mesin yang lain yang berarti keselamatan kerja akan lebih terjamin
d. Penelitian, yaitu usaha-usaha untuk menyelidiki factor-faktor yang berhubungan dengan
keselamatan kerja dan kesehatan kerja. Penelitian dapat bersifat teknik, yang melputi
12
penelitian terhadap kemampuan dapat bersifat teknik, yang meliputi penelitian terhadap
kemampuan suatu mesin, pengujian alat peindung diri, pengaruh penggunaan suatu alat
terhadap keselamatan kerja dan sebagainya. Ada pula penelitian yang bersifat medis, yaitu
yang biasanya berhubungan dengan keselamatan kerja, misalnya penelitian pengaruh suatu
pekerjaan terhadap kesehatan kerja, dan penelitian tentang keberhasilan suatu alat untuk
mencegah penyakit akibat kerja. Di samping itu ada penelitian yang ersifat psikologis, yang
menyelidiki pengaruh kejiwaan terhadap kerja, misalnya hubungan antara semangat kerja
dengan prestasi kerja dan pengaruh jam istirahat terhadap keselamatan kerja.
e. Catatan-catatn statistik, yaitu kumplan data kecelakaan yang pernah terjadi, yang diolong-
golongkan menurut jenis kecelakaan, jenis penyebabanya dan usaha-usaha penanggulangan
pada waktu yang akan datang.
f. Pendidikan dan pelatihan, yaitu usaha-usaha menanamkan prinsip-prinsip keselamatan kerja
kepada pekerja dan calon pekerja. Pendidikan biasanya diperuntukan bagi siswasiswa yang
dipersiapkan sebagai tenaga kerja (pre service training). Kepada mereka dilatih mengenai
prinsip-prinsip keselamatan kerja, terutama yang berhubungan eret dengan bidang tugasnya.
g. Kampanye keselamatan kerja, merupakan usaha yang terpadu dari setiap unsure pemerintah
maupun swasta yang terkait untuk memasyarkatkan keselamatan kerja kepada para pekerja.
h. Asuransi, yaitu ganti kerugian kepada pekerja atau perusahaan yang telah terjadi pengikut
asuransi. Hal ini didasarkan bahwa kecelakaan tetap dapat terjadi sewaktu waktu.
dari rekan-rekan Aisyah. Mendengar kabar itu, kami langsung menyusul ke RSUD," ujar dia
dengan raut sedih
15
dilakukan, polisi menemukan fakta bahwa kebakaran tersebut dipicu oleh ke kebocoran pipa
gas flexible tube di mesin konveyor hingga menimbulkan ledakan dahsyat.. Kasubdit
Keamanan Negara (Kamneg) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP
Fadli mengatakan percikan api kebakaran mulai muncul pada salah satu mesin untuk
memanaskan plastik bernama dryer. Di mesin itu, sejumlah petugas pabrik tengah melakukan
pengepakan produk. Tiba-tiba karena ada kebocoran gas, muncul percikan api dari mesin
dryer, sehingga memicu ledakan. "Panas yang dikeluarkan mesin itu mencapai 300 derajat
celcius untuk memanaskan plastik. Karena ada kebocoran gas, muncul percikan api dan
langsung meledak," ungkap Fadli saat memberikan keterangan persnya di Mapolda Metro
Jaya, Jakarta, Rabu (14/10/2015). "Kebocoran gas awalnya karena menggunakan flexibel tube
lama atau bekas. Sehingga terjadi kebocoran. Maka liquid gas elpiji yang memang dialirkan ke
mesin, terbawa oleh konveyor kemidian masuk ke dryer tadi," sambungnya. Ditambahkan
Fadli, ledakan tersebut terjadi cukup singkat
berkisar antara 3 sampai 4 detik. Sehingga
sistem deteksi kebakaran di dalam ruangan
produksi pabrik PT Mandom tidak sempat
memberi peringatan. "Alarm di dalam
ruangan itu sebenarnya ada. Tetapi baru
bereaksi ketika 18 detik kemudian dari
kebakaran menyala," terang Fadli. Akibat ledakan Dahsyat itu, seisi ruangan pengepakan
produk mendadak luluh lantak. Selain itu, dua pekerja tewas di tempat dengan kondisi tubuh
hangus terbakar. "Kami menduga ada 2 korban yang meninggal di TKP," ucap dia. Polisi telah
menetapkan AH dan T sebagai tersangka. Keduanya merupakan karyawan PT Iwatani,
perusahaan kontraktor instalasi pipa gas di PT Mandom Indonesia. T berprofesi sebagai
General Manager di PT Iwatani. Sementara AH berperan memasang flexible tube atau selang
fleksibel di PT Mandom atas instruksi
PT Iwatani terbukti lalai dalam menjalankan tugasnya yang berakibat fatal pada terbakarnya
pabrik milik perusahaan kosmetik itu. PT Mandom telah meminta kepada T agar 8 buah
flexible tube di ruang DPS diganti baru semua.
Namun PT Iwatani hanya mengganti separuh
dari jumlah tersebut dengan selang fleksibel
17
baru. "Dari 8 buah flexible tube tersebut hanya 4 buah yang diganti baru. Sedangkan 4 buah
lainnya bekas pindahan dari pabrik PT Mandom yang ada di Sunter, Jakut," tutur Direktur
Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti, Jakarta, Selasa 13 Oktober 2015.
Akibat kelalaian itu, ruang DPS milik PT Mandom Indonesia yang berada di Jalan Irian, Blok
PP, Kawasan Industri MM 2100, Cikarang, Bekasi itu terbakar hebat, Jumat 10 Juli 2015.
28 Karyawan tewas dan 31 lainnya mengalami luka bakar dalam kecelakaan tersebut.
(Ali/Mut)
Kondisi/sumber
Potensi bahaya
18
Produksi
terganggu
Dari informasi tersebut bahwa bekerja sebagai tukang gergaji kayu berpotensi hazard dan
menimbulkan bahaya. Dari informasi di atas prediksi kecelakaan akibat bekerja di pengelsan
jarang terjadi karena kasus dalam data terjadi di luar indonesia dan kemungkinan terjadinya
kecil di indonesia. Karena tukang gergaji kayu sudah mempunyai keahlian meski potensi
kecelakaan tetap ada.
Tingkat keparahan kecelakaan ini perlu pertolongan medis, jika terjadi kecelakaan sampai
terpotong tanganya.
Upaya pengendalian
1. Substitusi dan Rekayasa
Substitusi disini dengan adanya penggantian alat, dari alat manual gergaji kayu yang di
operasikan manusia di ganti menggunakan alat pemotong kayu yag di operasikan mesin.
2. Memakai APD
APD yang dipakai misalnya sarung tangan, masker agar terhindar dari serbuk-serbuk kayu
yang keluar saat terjadi proses pemotongan kayu, sehingga potensi bahaya dapat di cegah.
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya
nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan
dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas
nasional.
23
24
3.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas maka kami ajukan saran-saran
sebagai berikut:
1.Bagi perusahaan
Bagi pihak perusahaan untuk disarankan untuk menekankan seminimal mungkin
terjadinya kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan baik dan tepat. Hal ini dapat dilakukan
dengan sering diadakan sosialisasi tentang manfaat dan arti pentingnya program
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) bagikaryawan, seperti misalnya dengan
pemberitahuan bagaimana cara penggunaan peralatan, pemakaian alat pelindung diri,
cara mengoprasikan mesin secara baik dan benar. Selain itu perusahaan harus
meningkatkan program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) serta menerangkan
prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dalam kegiatan operasional.
2. Bagi karyawan
Bagi karyawan lebih memperhatikan program keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati serta mengikuti proses.
3. Kepada pihak universitas
Lebih menyediakan lab kotor dan lab bersih teknik industri guna ,menciptakan kualitas
mahasiswa dalam pasar persaingan di dunia Industri.
Lebih meningkatkan lagi fasilitas di bagian lab agar para mahasiswa teknik industri
dapat meningkatkan kualitas para mahasiswa.
24
25
Mencari metode metode yang lebih efektif dalam memperagakan alat, mesin serta
software dalam menjalan program bahasa bahasa pemograman yang seiring dengan
teknik industri.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ridley, John., 2008, Ikhtisar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga
(terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh
(terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga
Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan
Tujuan Penerapan Keselatan dan Kesehatan Kerja
(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-
k3.html)
http://ardisukma.blogspot.co.id/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-
kerja.html
http://andi-chodetz.blogspot.co.id/2014/04/k3-kesehatan-keselamtan-
kesejahteraan.html?m=1
http://daerah.sindonews.com/read/911490/21/karyawati-pabrik-garmen-tewas-
terlilit-mesin-pemintal-benang-1413302306
http://news.detik.com/berita-jawa-timur/3138185/seorang-pekerja-tewas-tubuhnya-terpotong-mesin-kayu
http://news.liputan6.com/read/2340305/kronologi-kebakaran-dahsyat-pt-mandom-di-bekasi
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-umum-dan-tujuan-keselamatan-kerja.html
http://ardisukma.blogspot.co.id/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html
25