Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
TEMPE
Oleh
Nama : Ernalia Rosita
NRP : 133020175
Kelompok :G
Meja : 3 (Tiga)
Asisten : Faradilla Noor R.
Tanggal Praktikum : 16 Maret 2016
Tanggal Pengumpulan : 04 April 2016
PRINSIP PERCOBAAN
Kedelai
Air kotor
Air bersih perendaman
Pengukusan t= 15 menit
Ragi Penirisan
Tapioka
Pencampurann
penyangraian
Pengemasan
plastik
Fermentasi
t = 24 jam
Tempe
Tapioka
Berat Produk 139 gram
%Produk 69,5 %
Organoleptik
1. Warna
2. Rasa
4. Tekstur
5. Kenampakan
Gambar Produk
PEMBAHASAN
untuk membersihkan kedelai dari kotoran yang masih menempel pada kedelai
akibat penyimpanan maupun ada kontaminan lain yang masih terdapat pada
kedelai. Fungsi perendaman pada percobaan ini adalah untuk melunakkan kacang
kedelai ini disebabkan karena adanya penyerapan air oleh biji kedelai secara
osmosis. Selain itu perendaman berfungsi agar kulit ari kacang kedelai dapat
mudah terlepas. Fungsi perebusan dan pengukusan pada percobaan ini berfungsi
sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin.
adalah untuk menghilangkan air yang terdapat dalam kacang kedelai. Fungsi
berfungsi untuk mengemas tempe yang akan dibuat dan fermentasi berfungsi
untuk menginokulasi jamur tempe sehingga merombat protein dalam kedelai dan
dan merebus tempe sehingga tempe akan mengembang, jamur tempe untuk
inokulasi dimana jamur ini akan merombak protein dalam tempe dan
menghasilkan miselium-miselium putih, dan tapioka yang berfungsi untuk
melindungi protein tempe dan sebagai sumber nutrisi untuk jamur tempe.
1. Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang
dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
2. Uap Air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang.
untuk pertumbuhannya.
3. Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat
mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27 oC). Oleh
yang belum terlalu lama disimpan agar dalam pembuatan tempe tidak
atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh.
fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ragi tempe. Warna putih pada tempe
disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai.
Tekstur kompak juga disebabkan oleh mise1ia jamur yang menghubungkan biji-
biji kedelai tersebut. Banyak sekali jamur yang aktif selama fermentasi, tetapi
paling dominan. Jamur yang tumbuh pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-
enzim yang mampu merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana sehingga senyawa tersebut dengan cepat dapat dipergunakan oleh
tubuh.
dan asam amino. Selain itu jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan
bakteri. Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur,
jumlah nutrien dalam bahan, juga dibutuhkan oleh jamur (Azizah, 2014).
Perubahan fisik yang terjadi pada proses pembuatan tempe ialah kacang
Perubahan kimia dan biologis yang terjadi pada proses pembuatan tempe
ialah pada proses fermentasi dimana hifa jamur tempe akan menembus biji
kedelai yang keras dan tumbuh dengan mengambil makanan dari biji kedelai atau
dari tepung tapioka. Perubahan kimiawi seterusnya dalam biji terjadi oleh aktifitas
CCP pada proses pembuatan tempe dimulai dari proses perendaman dimana
kedelai harus direndam mengggunakan air yang bersih dan tidak mengandung
dan pengukusan tidak boleh dilakukan terlalu lama agar tekstur kedelai tidak
mengikuti takaran yang telah ditetapkan dan harus dilakukan setelah kacang
kedelai ditiriskan. Selain itu dalam proses fermentasi, suhu dan oksigen (O 2)
DAFTAR PUSTAKA
02 April 2016.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
W produk
%Produk = W basis x 100%
139
= 200 x 100%
= 69,5%