Sop Rinitis Alergi
Sop Rinitis Alergi
Sop Rinitis Alergi
ICD X : J30.4
No. Dokumen : SOP/UKP/PU/001
No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Terbit : 1 April 2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS Ttd dr. I.B. Djanardana
KUTA I Nip.19590417 198612 1 002
Pengertian Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi
pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi oleh alergen yang
sama serta dilepaskan suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan
dengan alergen spesifik tersebut. Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis
and its Impact on Asthma), 2001, rinitis alergi adalah kelainan pada gejala
bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung
terpapar alergen yang diperantai oleh Ig E. Rinitis ditemukan di semua ras
manusia, pada anak-anak lebih sering terjadi terutama anak laki-laki.
Memasuki usia dewasa, prevalensi laki-laki dan perempuan sama. Insidensi
tertinggi terdapat pada anak-anak dan dewasa muda dengan rerata pada usia
8-11 tahun, sekitar 80% kasus rinitis alergi berkembang mulai dari usia 20
tahun. Insidensi rinitis alergi pada anak-anak 40% dan menurun sejalan
dengan usia sehingga pada usia tua rinitis alergi jarang ditemukan.
Tujuan Sebagai acuan tatalaksana rinitis alergi
Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. .
Referensi Keputusan Menkes RI Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
Prosedur Alat :
Faktor Risiko
1. Adanya riwayat atopi.
2. Lingkungan dengan kelembaban yang tinggi merupakan faktor risiko
untuk untuk tumbuhnya jamur, sehingga dapat timbul gejala alergis.
3. Terpaparnya debu tungau biasanya karpet serta sprai tempat tidur, suhu
yang tinggi.
Pemeriksaan Penunjang:
Bila diperlukan dan dapat dilakukan di layanan Tingkat Pertama.
1. Hitung eosinofil dalam darah tepi dan sekret hidung
2. Pemeriksaan Ig E total serum
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang bila diperlukan. Rekomendasi dari WHO Initiative
ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma), 2001, rinitis alergi
dibagi berdasarkan sifat berlangsungnya menjadi:
1. Intermiten, yaitu bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari
4 minggu.
2. Persisten, yaitu bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan/atau lebih dari 4
minggu.
Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit, rinitis alergi dibagi
menjadi:
1. Ringan, yaitu bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas
harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang
mengganggu.
2. Sedang atau berat, yaitu bila terdapat satu atau lebih dari gangguan
tersebut di atas.
Diagnosis Banding
Rinitis vasomotor, Rinitis akut
Komplikasi
Polip hidung, Sinusitis paranasal, Otitis media