Individu, Populasi Dan Komunitas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

KONSEP STRUKTUR ORGANISASI KEHIDUPAN DALAM KAJIAN

EKOLOGI

Ekologi berasal dari bahasa Yunani yakni oikos (rumah atau tempat hidup)
dan logos (ilmu). Secara harfiah ekologi merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan timbal-balik antara organisme dengan lingkungannya. Ekologi hanya
bersifat eksploratif dengan tidak melakukan percobaan, jadi hanya mempelajari
apa yang ada dan apa yang terjadi di alam.

Saat ini dengan berbagai keperluan dan kepentingan, ekologi berkembang


sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di
alam. Ekologi berkembang menjadi ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
ekosistem (alam), sehingga dapat menganalisis dan memberi jawaban terhadap
beragai kejadian alam.

Individu

Individu berasal dari bahasa latin yaitu in (tidak) dan dividuus (dapat
dibagi) jadi individu merupakan bagian organisasi kehidupan yang tidak dapat
dibagi lagi. Masing-masing unit yang disebut individu tersebut dapat melakukan
proses hidup yang masing-masing terpisah. Individu dalam ekologi memiliki
makna yang sangat penting, karena dari individu dapat dikumpulkan bermacam-
macam data untuk mempelajari tentang kehidupan dalam hubungannya dengan
lingkungannya.

Populasi

Populasi didefinisikan sebagai kelompok organisme yang sama yang


menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki berbagai sifat tertentu sebagai
sifat dari kelompok tersebut dan bukan sifat individu. Beberapa dari sifat tersebut
adalah densitas (kerapatan), natalitas (laju kelahiran), mortalitas (laju kematian),
penyebaran umur, potensi biotik, disperse dan bentuk pertumbuhan dan
perkembangan. Populasi juga memiliki sifat-sifat genetik yang secara langsung
berkaitan dengan ekologinya, misalnya sifat adaptif, sifat keserasian reproduktif
dan ketahanan.
Densitas

Densitas populasi mennjukkan besarnya populasi dalam satuan ruang.


Umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu atau biomas persatuan luas atau
volume. Densitas dalam studi atau kajian ekologi memiliki fungsi yang sangat
besar, karena pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya
jenis organisasinya saja tetapi juga jumlahnya atau densitasnya. Sebagai contoh
misalnya seekor belalang dalam satu hektar tanaman padi akan memiliki pengaruh
yang sangat kecil terhadap hasil panen, sehingga keberadaannya tidak menjadi
perhatian petani pemilik sawah. Kondisinya akan berbeda jika dalam satu hektar
tanaman padi terdapat 10.000 belalang. Densitas juga dapat digunakan untuk
mengetahui perubahan populasi pada suatu saat tertentu (berkurang atau
bertambah).

Densitas populasi dalam ekosistem dapat diukur dan ditentukan melalui dua
cara yaitu:

1. Densitas kotor (Crud density): Jumlah individu suatu populasi per satuan
areal seluruhnya
2. Densitas efektif atau dikenal sebagai kerapatan ekologi yaitu jumlah
individu suatu populasi per satuan ruang habitat

Densitas populasi apabila fluktuasinya kita perhatikan maka akan dapat kita
gunakan untuk menentukan faktor-faktor yang mengontrol ukuran dari populasi.
Faktor-faktor itu dikenal dengan istilah faktor kepadatan bebas (density
independent) dan faktor kepadatan tidak bebas ( density dependent). Density
independent merupakan faktor perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap
anggota populasi secara merata. Sebagai contoh tsunami yang menimpa sebagian
Aceh dan Sumatra Utara akan mematikan semua anggota populasi tertentu. Secara
umum ketersediaan makanan merupakan density dependen, demikian juga
kompetisi, penyakit dan peristiwa migrasi. Density dependen merupakan
pendorong terjadinya fluktuasi kepadatan populasi.

Angka Kelahiran (natalitas)


Kelahiran atau natalitas adalah kemampuan yang sudah merupakan sifat suatu
populasi untuk bertambah. Laju kelahiran adalah setara dengan kelahiran dalam
terminologi pengkajian populasi manusia (demografi), meliputi produksi individu-
individu baru organisme, apakah dilahirkan, ditetaskan, ditumbuhkan, atau timbul
oleh pembelahan. Natalitas maksimum adalah produksi maksimum individu-
individu baru secara teoritis dibawah keadaan yang ideal. Natalitas ekologi
(sebenarnya) menyatakan pertambahan populasi dibawah keadaan lingkungan
yang khas. Hal ini tidak merupakan suatu tetapan untuk suatu populasi melainkan
dapat berbeda-beda besarnya dan komposisi populasi serta keadaan fisik
lingkungannya. Natalitas ekologi (biasanya) dinyatakan sebagai laju yang
ditentukan dengan membagi jumlah individu-individu baru yang dihasilkan oleh
waktu.
Natalitas adalah kemampuan inheren populasi untuk bertambah. Di alam
angka kelahiran dapat bervariasi sesuai dengan keadaan lingkungan. Angka
kelahiran umumnya dinyatakan dalam bentuk angka atau laju yang dihitung
berdasarkan jumlah individu baru persatuan waktu per satuan populasi.
N1
B=
t

N1
b=
N t

Keterangan:
N : seluruh individu dalam populasi atau hanya individu yang bereproduksi
N1 : jumlah individu baru dalam populasi karena kelahiran

t : satuan waktu

B : angka kelahiran untuk berbagai kelompok umur yang berbeda


B : angka kelahiran per satuan populasi

Angka Kematian (mortalitas)


Yang dimaksud dengan mortalitas adalah kematian individu didalam populasi.
Laju mortalitas setara dengan laju kematian pada demografi manusia. Mortalitas
dapat dinyatakan sebagai individu yang mati didalam kurun waktu tertentu
(kematian per waktu) atau sebagai laju jenis dalam anti satuan dari populasi total.
Mortalitas ekologi adalah hilangnya individu didalam keadaan lingkungan tertentu
Mortalitas minimum adalah suatu tetapan untuk suatu populasi yang menyatakan
kehilangan dibawah keadaan yang ideal atau tidak membatasi. Artinya sekalipun
dalam kedaan baik, individu tetap akan mati karena "umur tua" .
Natalitas dan mortalitas merupakan sifat-sifat populasi yang kompleks dan
dapat dinyatakan dalam berbagai cara.

Penyebaran Umur

Secara ekologis populasi umumnya memiliki tiga bentuk sebaran umur yaitu
muda (prareproduktif), reproduktif dan umur tua (postreproduktif). Lamanya
periode umur ekologis jika dibandingkan dengan panjangnya umur sangat
beragam tergantung pada jenis organisme dan kondisi lingkungan yang
melingkupinya. Beberapa jenis tumbuhan dan hewan memiliki umur
prareproduktif yang lebih panjang dan beberapa tidak memiliki umur
postproduktif. Populasi organisme yang sama tetapi hidup dalam kondisi
lingkungan yang berbeda juga dapat memiliki periode umur ekologis yang
berbeda. Populasi hewan liar biasanya memiliki umur reproduktif lebih lama
dibandingkan dengan yang dipelihara, contohnya beberapa jenis burung. Biasanya
populasi yang sedang berkembang cepat akan didominasi oleh individuindividu
muda, populasi yang stationer memiliki umur yang lebih merata dan populasi
yang menurun akan didominasi oleh sebagian besar individu-individu yang
berumur tua. Sebaran umur dalam populasi akan sangat mempengaruhi natalitas
dan mortalitas yang pada akhirnya berpengaruh terhadap densitas populasi.

Potensi Biotik
Potensi biotik dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang dimiliki
organisme untuk tumbuh atau bereproduksi (reproductive potential). Potensi
biotic menggambarkan kemampuan suatu populasi menambah jumlah
anggautanya apabila rasio umur sudah mantap dan lingkungan dalam kondisi
optimal. Pada kondisi lingkungan tidak atau kurang optimum maka tingkat
pertumbuhan populasi menurun. Perbedaan antara potensi biotik dengan
kemampuan suatu poipulasi menambah anggautanya dalam keadaan yang dapat
diamati dikenal sebagai daya tahan lingkungan.

Komunitas

Secara genetik, individu-individu adalah anggota dari populasi setempat


dan secara ekologi individu merupakan anggauta dari ekosistem. Ekosistem
sebagian besar terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang bersama-sama
membentuk masyarakat yang disebut komunitas. Suatu komunitas terdiri dari
banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi satu dengan
lainnya. Ringkasnya komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada
suatu daerah dan organisme yang hidup bersama ini sering disebut juga sebagai
komunitas biotik.
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat
komunitas dimaksud. Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan kata-
kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas, seperti komunitas
hutan jati, padang rumput, plankton, terumbu karang padang lamun, mangrove,
dll. Species dominan atau organisme yang memberi wujud khas pada suatu
komunitas dimana terdapat satu atau beberapa organisme dengan jumlah yang
banyak pada komunitas, dapat dipergunakan untuk memberi nama komunitas
tersebut. Nama komunitas harus berarti dan sependek mungkin. Menurut Zoer'aini
(2003), cara paling baik untuk menamakan komunitas adalah dengan mengambil
beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidupmaupun tidak.
Secara ringkas pemberian nama komunitas dapat didasarkan pada:
1. Bentuk-bentuk hidup atau struktur utama penyusunnya, seperti hutan
pinus, hutan jati, hutan bakau.
2. Berdasarkan habitat dari komunitas, seperti komunitas pantai berbatu,
berpasir, berlumpur, komunitas laut dalam, komunitas air payau dll.
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional, seperti komunitas
plankton, komunitas bentik, komunitas hutan hujan tropis dll.

DAFTAR PUSTAKA
Odum, EP. 1983. Basic Ecology. Philadelphia: Saunders
Zoeraini D.I. 2003. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi. Jakarta: PT Bumi
Aksara

Anda mungkin juga menyukai