Gangguan Psikologi Pada Masa Reproduksi Arjanti
Gangguan Psikologi Pada Masa Reproduksi Arjanti
Gangguan Psikologi Pada Masa Reproduksi Arjanti
Secara normal menstruasi berlangsung kurang lebih pada usia 1-16 tahun. Cepat atau lambatnya
kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ini kecuali ditentukan oleh konstitusi fisik
individual, juga dipengaruhi oleh faktor ras, suku bangsa, iklim , cara hidup, dan milieu yang
melingkungi anak. Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang anak gadis,
umpamanya bisa memperlambat tibanya menstruasi.
Selanjutnya rangsangan rangsangan kuat dari luar umpamanya saja berupa film flm sex, buku
bacaan atau majalah yang bergambar sex,godaan, dan rangsangan dari kaum adam (pria).
Pengamatan secara langsung tentang perbuatan koitus atau sexsual. Dapat mengakibatkan
memuncanya atau semakin panasnya reaksi seksual , akan tetapi dapat mengakibatkan
kematangan seksual yang lebih cepat dari anak sewajarnya.
Namun semakin muda usia si agadis, semakin ia belum siap menerima peristiwa haid akan
semakin terasa kejam mengancam. Yaitu rasa pahit menyebalkan sebagai handicap/gangguan
atau sebagai reaksi kejutan dalam anggapan fantasi anak.
Gejala yang sering terjadi dan sangat mencolok pada peristiwa, haid pertama ialah kecemasan
atau ketakutan yang diperoleh keinginan untuk memperoleh proses fisiologis tadi.kadang sang
anak menyalahkan sang ibu dan terkadang merasa digenangi dosa. Maka banyak peristiwa
menstruasipertama itu dihayati oleh anak gadis sebagai satu pengalaman yang traumatis.
Anak gadis kemudian menentang dengan keras untuk membersihkan dirinya dan banyak diantara
mereka menyembunyikan semua pakaian ynag kotor dan kainnya dalam laci laci atau disudut
lemari, gadis tersebut merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh datangnya
haid. Sepeprti tidak bisa berenanag, berolahraga, beribadah. semuan ini menjadi pengalaman
yang kurang menyenangkan.
Pada anak gadis mempunyai kecenderungan neurotis dalam usia pubertas dan banayak
mengalami konflik batin, memunculkan beberapa tingkah laku patologis, berupa kecemasan
fobia, minat yanag sangat berlebihan, bentuk hypochoondria, adapun rasa bersalah.
Pada yang lebih tua , penolakan terhadap menstruasi bisa menimbulan penyakit psychogwene
Amenorrhoe, berupa gangguan fisik dan psikis, gangguan fungsional yang disebabkan penyakit
ini umumnya sulit disembuhkan baik dengan pengobatan fisis maupun organis.
Maka informasi yang positif sangat berguna agar tidak terjadi kesalah pemahaman terhadap para
wanita yang mengalami menstruasi. Timbul pula gangguan gangguan psikis, problem psikis,
dan ganagguan genital. Seperti : rasa pusing pusing, rasa mual, amenorrhoe(haid berhenti),
dysmenorrhe (haid yang disertai rasa nyeri), haid yang tdk teratur, perdarahan terus menerus,
viscarierend menstruatie,neurosa, dan lain lain.
http://sirun-nisa.blogspot.com/p/gangguan-psikologi-pada-masa-reproduksi.html
2. Perkawinan Suatu penyatuan jida dan raga dua manusia berlawaan jenis dalam satu ikatan
yang suci dan mulai di bawah lindungan hukum dan Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kehamilan
a. Kemandulan
b. Kehamilan diluar nikah
c. Keguguran
4. Persalinan Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
5. Nifas Masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya akan kandungan sampai
keadaan sebelum hamil.
6. Masa Menapouse Perdarahan terakhir dari uterus (rahim) yang masih dipengaruhi oleh
hormon.
B. Tujuan
1. Sebaga salah satu tugas untuk menambah nilai
2. Menambah wawasan.
BAB II ISI
A. Menstruasi (Haid)
Pada masa puberitas ada hal yang paling penting yaitu menstruasi atau haid yang menjadi
pertanda biologis dari kematangan seksual. Timbullah kini bermacam-macam peristiwa
yaitu: Reaksi hormonal Reaksi biologis Reaksi Psikis Psikis yang berlangsung
secara siklus loyalis, dan terjadi pengulangan secara periodik peristiwa menstruasi.
Semua isi bisa berproses dalam suasana hati yang normal pada anak gadis. Tapi kadang
kala juga bisa berjalan tidak normal pada anak gadis. Tapi kadang kala juga bisa berjalan
tidak lancar atau tidak normal (oleh banyak hambatan) dan bisa menimbulkan macam-
macam masalah psikosomatis. Secara normal menstruasi berlangsung kurang lebih pada
usia 11 16 tahun cepat lambatnya kematangan seksual (menstruasi kematangan fisik)
ditentukan oleh konstitusi fisik individual, juga dipengaruhi oleh faktor ras atau suku
bangsa, faktor iklim, cara hidup dan lingkungan. Selain itu penyakit juga bisa
memperlambat menstruasi. Faktor luar seperti blue film, buku-buku porno, godaan dari
cowok. Godaan sexual selain merangsang juga mempercepat kematangan sexual yang
cepat pada diri anak. Pengamatan secara psikoanalitis bahwa ada reaksi-reaksi psikis
tertentu saat haid pertama: lalu timbul proses yang disebut oleh dr. Helena Deutsch
sebagai kompleks kastrasi atau trauma genetalia. Sewaktu haid pertama itu kadang-
kadang muncul pula anggapan yag keliru yaitu anggapan tentang teori Cloaca (Ricool,
saluan buang kanal atau membuang kotoran, ujung dari liang usus tempat bermuaranya
saluran kencing dan poros usus) yang mengatakan; segala sesuatu yang keluar dari
rongga tubuh itu adalah kotoran najis menjijikkan serta merupakan tanda noda dan tidak
suci. Pada anak-anak yang mempunyai kecenderungan neurotis dalam usia pra pubertas
dan banyak mengalami konflik batin. Pada umumnya mereka diliputi kecemasan-
kecemasan berupa fobia. Fobia adalah rasa takut yang menimbulkan rasa emosi yang
tidak nyaman, cemas, kuatir, pucat, berkeringat, pupil menjadi membelalak, rambut-
rambut menjadi berdiri, jantung berdebar, tekanan darah meninggi, aliran darah
meningkat kedalam otot, pernapasan memburuk, frekuensi dari buang air seni dan air
besar meningkat. Selain Fobia anak-anak juga emngalami hypochoondria yaitu wujud,
minat yang sangat berlebihan terhadap badan sendiri dalam wujud rasa-rasa bersalah atau
berdosa yang sangat ekstrim kemudian menjelma jadi raksi-reaksi paranoid yaitu reaksi
berlebih-lebihan terhadap sesuatu. Pada yang lebih tua penolakan tersebut bisa
menimbulkan penyakit psychogene amenorrhae berupa gangguan fisik dan psikis yang
komplek sekali, biasanya sulit disembuhkan dengan pengobatan fisis atau organis hanya
bisa dengan terapi psikologisiah orang mampu menyembuhkan dengan cepat.
B. Perkawinan
Perkawinan adalah suatu penyatuan jiwa dan raga dua manusia berlawanan jenis dalam
satu ikatan yang suci dan mulia di bawah lindungan hukum dan Tuhan Yang Maha Esa.
Macam-macam bentuk perkawinan antara lain:
1. Perkawinan poligami Yaitu suatu perkawinan dimana seorang suami mempunyai
lebih dari 1 istri.
4. Gangguan Psikologi pada masa perkawinan Pola baru dalam tingkah laku seksuan
antara lain:
a. Term Marriage Term Marriage atau perkawinan periodik yaitu dengan merencanakan
suatu kontrak tahap pertama selama 3 5 tahun sedang tahap kedua ditempuh dalam
jangka 10 tahun. Perpanjangan kontrak bisa dilaksanakan untuk mencapai tahap ketiga
yang memberikan hak kepada kedua partner untuk saling memiliki secara permanen.
b. Trial Marriage Trial marriage atau kawin percobaan dengan ide melandaskan
argumentasinya pada pertimbangan sebagai berikut: jangan hendaknya dua orang saling
melibatkan diri dalam satu relasi sangat intim dan kompleks dalam bentuk ikatan
perkawinan itu tidak mencobanya terlebih dahulu, selama satu periode tertentu
umpamanya saja selama beberapa bulan atau beberapa tahun. Jika dalam periode yang
ditentukan kedua belah pihak saling bersesuaian, barulah dilaksanakan ikatan perkawinan
yang permanen.
c. Companionate marriage Companionate marriage, pola perkawinan ini menganjurkan
dilaksanakan perkawinan tanpa anak, dengan melegalisir keluarga berencana dan
pengendalian kelahiran juga melegalisir perceraian atas dasar persetujuan bersama.
Landasan membangun pernikahan yang bahagia menurut Gunarsa dan Yulia (2001),
adalah:
a. Persiapan diri
1) Belajar sebanyak mungkin mengenai wanita atau pria yang akan menjadi pasangannya.
2) Mempertimbangkan sejauh mana sikapnya cocok sesuai dengan sikap sendiri. Sejauh
ana pribadi masing-masing bisa saling mengisi, menyatu dalam perjalanan hidup.
3) Persiapan fisik, psikis dan emosi yang matang.
C. Kehamilan
1. KTD (Kehamilan yang Tidak diharapkan)/dikehendaki Kalangan remaja Remaja bisa bilang
kalau seks bebas adalah seks pranikah aman dilakukan tapi bila remaja melihat dan merasakan
akibat dari perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu resikonya adalah
KTD, KTD/direncanakan bisa merampas kenikmatan masa remaja yang seharusnya dinikmati
oleh setiap remaja lelaki dan perempuan.
Ada dua hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jiak mengalami KTD:
a. Memprtahankan kehamilan b. mengakhiri kehamilan (aborsi) Bila kehamilan
dipertahankan risiko psikis yang timbul yaitu ada kemungkinan pihak perempuan
menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya dan tidak mempertanggung
jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah hal ini juga bisa memngakibatkan
perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan siap
memikul tanggungjawab sebagai orang tua. Selain itu pasangan muda terutama pihak
perempuan akan sangat dibebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman. Bila
kehamilan diakhiri oleh aborsi bisa berdampak negatif secara psikis yaitu perilaku aborsi
seringkali mengalami perasaan takut, panik, tertekan dan stress. Trauma mengingat
proses aborsi dan kesakitan, kecemasan karena rasa bersalah dan dosa akibat aborsi.
3. Kehamilan Diluar Nikah Kehamilan diluar nikah diakibatkan oleh pergaulan bebas
yang diakibatkan oleh dedikasi dari keluarganya berupa: Kurangnya kasih sayang
dari keluarga Orang tua sibuk dengan kerjaannya. Perceraian orang tua
Keluarga yang terlalu disiplin terhadap anaknya.
4. Pseudosiesis Adalah kehamilan imaginer atau palsu. Gejala kehamilan palsu secara
psikis lebih berat gangguannya daripada peristiwa abortus. Tanda dan gejala yang
timbul seperti tanda hamil pasti yaitu: Berhentinya menstruasu Membesarnya
perut Payudara jadi besar Pinggul juga melebar Perubahan-perubahan kelenjar
endokrin dll Pada kehamilan pseudosiesis secara psikologis ada sikap yang ambivalen
terhadap kehamilan yaitu ingin sekali menjadi hamil, sekaligus dibarengi ketakutan
untuk merealisir keinginan punya anak, sehingga terjadi proses inhibisi.
5. Keguguran Eaksi wania terhadap keguguran kandungan, itu sangat bergantung pada
konstitusi psikisnya sendiri. Faktor penyebab terletake pada psikis dan jiwa. Wanita
hamil yang bersangkutan, mencari bantuan pada faktor penyebab tersebut, melainkan
abortus secara tidak sadar. Semua peristiwa berlangsung diluar kemauan sendiri,
didorong oleh harapan yang tidak disadari. Beberapa sebab keguguran menurut
pendapat psikiater: Adanya penolakan dari ayah bayi Adanya penolakan dari ibu
bayi Ketakutan untuk menjadi ibu kecemasan yang disebabkan dari stress
pekerjaan dan perselisihan dengan suami maupun dengan keluarga lain.
6. Hamil dengan Janin mati Ibu dari bayi yang meninggal pada periode perinata
mengalami penderitaan. Selama kehamilan mereka telah mulai untuk mengenali dan
merasa dekat denan janinnya. Ibu yang mengalami proses kehilangan/perhatian janin
dalam kandungan akan merasa kehilangan. Pada proses berduka ibu memperlihatkan
perilaku yang khas dan merasakan emosional tertentu.
7. Hamil dengan Ketergantungan obat Ketergantungan obat aalah suatu keadaan kebutuhan fisik
dan mental (psikologis) atau kedua-duanya yang terjadi sebagai akibat pemakaian obat secara
terus menerus dan secara periodik.
Jenis obat yang banyak menimbulkan ketergantungan yaitu:
a. jenis cannabas (ganja)
b. jenis opiat )morfin, heroin, pethidin)
c. jenis barbiurat (magadon, membutal dsb)
d. jenis alkohol
e. dampak hamil dengan ketergantungan obat.
Pemakaian obat-obatan oleh wanita hamil dapat menyebabkan ibu maupun janinnya, janin akan
mengalami cacat fisik dan emosional. Sedangkan tindakan dalam penanggulangan
ketergantungan obat yaitu mengadakan hubungan dengan keluarga.
D. Persalinan
1. Tujuan komunikasi Tenapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinan
a. Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selama proses
persalinan.
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
c. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk sesejahteraan ibu
dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
2. Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi Pada setiap wanita baik yang bahagia
maupun yang tidak bahagia apabila dirinya jadi hamil, pasti akan dihinggapi campuran perasaan
yaitu: rasa takut dan berani menaggung segala cobaan, dan rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa
cinta dan kebencian keragu-raguan dan kepastian; kegelisahan dan rasa tenang bahagia harapan
penuh kegembiraan dan kecemasan, yang semuanya menjadi semakin intensif pada saat
mendekati massa kelahiran bayinya.
E. Nifas
Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya placentae sampai enam minggu berikutnya. Waktu
yang tepat dalam rangka pengdeasan post partum adalah 2 6 jam, 2 jam 6 hari, 2 jam 6
minggu (atau boleh juga disebut 6 jam, 6 hari dan 6 minggu).
Pengawasan dan asuhan post partum masa nifas sangat diperlukan yang tujuannya adalah sebagai
berikut:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik mauun psikologi.
2. Melaksanakan sekrining yang komprehensif, mendeteksi masalah mengobati, atau merujuk
bila terjadi komolikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatane diri, nutrisi, KB, menyusui,
pemberian imunisasi pada saat bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan KB. Gangguan yang sering terjadi pada masa nifas berupa gangguan
psikologis seperti post partum blues (maternity blues), depresi post partum, dan post partum
psikologi.
a. Baby blue (post partum blues) / maternity blues Merupakan kesedihan atau kemurungan
setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara aktu yaknik sekitar 2 hari hingga 2
minggu sejak kelahiran bayi yang ditandai dengan gajala sebagai berikut: Cemas tanpa
sebab Menangis tanpa sebab Tidak sabar Tidak percaya diri Sensitive Mudah
tersinggung Merasa kurang menyayangi bayinya. Jika hal ini dianggap enteng, keadaan
ini bisa serius dan bisa bertahan dua minggu sampai satu tahun dan akan berlanjut
menjadi post partum sindrome.
b. Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan post partum blues ada dua cara
yaitu;
1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
2. Dengan cara peningkatan support mental / dukungan keluarga.
b. Komunikasi Terapeutik Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik
antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara:
1) Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
2) Dapat memahami dirinya
3) Dapat mendukung tindakan konstruktif
c. Peningkatan support Mental / Dukungan Keluarga dalam Mengatasi gangguan psikologis yang
berhubungan dengan masa nifas Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan
mengalami fase-fase sebagai berikut:
1) Fase taking ini yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari
kedua setelah melahirkan. Pada saat ini focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.
Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat
cenderung ibu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
2) Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada
fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggungjawabnya dalam
merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan
yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga
timbul percaya diri.
3) Fase letting gomerupakan fase menerima tanggungjawab akan peran barunya yang
berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merwat diri
dan bayinya sudah meningkat. Adakalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan
bayinya keadaan ini disebut baby blues.
Jika hal ini terjadi, disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini:
1) Minta bantuan suami atau keluarga yang lain, jika memebutuhkan istirahat untuk
menghilagnkan kelelahan.
2) Beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan. Mintalah dukungan dan pertolongan.
3) Buang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan merawat bayi karena semakin sering
merawat bayi ibu akan semakin terampil dan percaya diri. 4) Carilah hiburan dan luangkan aktu
untuk diri sendiri.
F. Menopause
Menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus (rahim) yang masih dipengaruhi oleh hormon.
Sedangkan menurut Depkes RI (2001) menopause adalah keadaan pada seorang perempuan yang
mengalami penurunan fungsi indung telur yang berakibat menurunnya produksi hormon
estrogen. Keadaan ini antara lain mengakibatkan menurunnya produksi hormon estrogen.
Keadaan ini antar alain mengakibatkan terhentinya haid untuk selamanya.
Beberapa cara alamiah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan membantu mengatasi
gangguan psikis dan fisik setelah menopause antara lain:
1. Buah delima yang telah masak diambil bagian dalamnya lalu dijus, diminum.
2. 20 butir biji teratai (direndam dahulu hingga lembut) + 20 butir angeo + 20 gram kiecic + 5
gram kulit jahe kering direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring diminum,
biji teratai dan angeo dimakan.
3. 10 gram pahap + 15 butir biji teratai (direndam dahulu hingga lembut) +10 gram kulit labu
tangkua/labu bligo kering direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring,
diminum.
4. 100 gram wortel + 15 gram jinten + 50 gram daun bawang putih (bagian putihnya saja) + daun
seledri kecil secukupnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya diminum.
Lakukan sehari 3 kali.
5. 30 gram jahe segar +15 gran jinten + 10 kunyit + 30 gram jamur putih kering (direndam
dahulu hingga lembut) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disarinng,
diminum. Lakukan sehari sekali sccara teratur. Catatan: pahap, angco, kiecic dan biji teratai
dapat dibeli di toko obat Tionghoa, sedangkan jamur putih kering dapat dibeli di pasar swalayan
atau toko obat Tionghoa. Dalam melakukan perebusan sebaiknya menggunakan panci enamel
atau periuk tanah.
Depresi Menstrual Keadaan ini dulu pemah timbul pada masa adolesens yang kemudiaan
menghilang dengan sendirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu). Keadaan ini bisa timbul
kembali pada usia klimakteris. Pada saat ini sekalipun wanita tersebut sudah tidak haid lagi,
namun rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu yang tetap. Perasaan-perasaan
depresif itu selalu tiba bersamaan dengan datangnya! siklus menstruasi setiap bulannya.
Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan depresi menstrualyaitu:
Memberikan dukungan sosial yaitu:
1. Dukungan informatif
- Memberi konseling bahwa berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh
semua wanita.
- Memberikan nasihat agar wanita tersebut mau dan bisa menerima status quo (keadaan dirinya
pada saat ini) dan diharapkan dapat memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya.
- Memberi nasihat agar dapat menerima keadaannya dengan lapang dada.
- Memberikan nasihat agar selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang
terjadi kepada suaminya.
- Memberikan nasihat pada wanita tersebut untuk mencari tahu lebih banyak tentang hal yang
dihadapi melalui media cetak, elektronik dan lain-lain.
- Memberi nasihat untuk mencari dukungan spiritual dengan cara mendekatkan diri pada
kekuatan supranatural contohnya ibadah teratur.
- Memberikan contoh-contoh pengalaman positif tentang wanita menopause.
- Menganjurkan untuk berolah raga.
- Memberikan latihan penanganan stress.
- Memberi nasihat untuk konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu.
2. Dukungan emosional
- Mempunyai perasaan empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.
- Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi isterinya.
- Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.
- Menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
3. Dukungan penghargaan
- Memberikan penghormatan (rasa hormat) kepada wanita tersebut sehingga wanita tersebut
merasa dihargai.
- Memberikan dorongan/support kepada wanita tersebut sehingga wanita tersebut bisa percaya
diri.
4. Dukungan instrumental
- Memberikan bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause (yang
dilakukan oleh keluarga, teman dan lain-lain).
- Memberi bantuan materi terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause (yang
dilakukan oleh keluarga). Ide delirius Jika pada usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi
psikosomatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka
pada usia klimakteis ini predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali.
Biasanya gejala tersebut berisikan ide delirius (kegilaan).
Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan ide delirius yaitu:
- Memberikan nasihat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
- Memberikan nasihat mengembangkan pikiran-pikiran atau ide yang positif dalam
kehidupannya.
Masturbasi Klitoris Ada kalanya ada wanita yang menopause timbul semacam seksual yang luar
biasa seksualitasnya mjenjadi hangat membara lagi dan menjadi sensitif sekali sehingga wanita
tersebut melakukan masturbasi Hitoris (onani kelentit). Cara mengatasi gangguan psikologis
yang berhubungan dengan masturbasi klitoris yaitu:
- Memberikan nasihat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat.
- Memberikan nasihat untuk konsultasi ke ahli kebidanan (dr. Obgyn) untuk mendapatkan terapi.
- Memberikan konseling bahwa hubungan sex bisa dilakukan walaupun oleh wanita menopause.
- Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu memecahkan
masalah, memberi dukungan kepada isterinya. Contoh melakukan pemanasan yang lama saat
akan melakukan hubungan sex sehingga wanita tersebut benar-benar bergairah. Aktifitas
Hipomanis Semu Wanita ini merasakan seolah-olah vitalitas hidupnya jadi bertambah. Jika ia
dahulu menghindari pengalaman-pengalaman yang menggunakan kekerasan dan kesembronoan,
maka sekarang ini seakan-akan ia dikejar oleh nafsu untuk menyerempet bahaya, guna
memperkaya pengalaman hidupnya. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu
meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.
Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan aktifitas hipomanis semu yaitu:
- Memberi nasihat agar aktifitas y&ng dilakukan dapat mengarah ke hal-hal yang positif
Imisalnya: mengikuti kegiatan sosial, banyak berkumpul dengan keluarga dan cucu, berolah
raga, menghadiri seminar atau ceramah, membaca berita, rekreasi dan lain-lain.
Pada masa menopause terjadi perubahan yang menimbulkan gangguan diantaranya insomnia,
gangguan konsep diri dan infantile.
Menstruasi merupakan peristiwa paling penting pada masa pubertas yang merupakan pertanda
biologis dari kematangan seksual yang umumnya terjadi semenjak usia 11-16 tahun
1. Reaksi hormonal
2. Reaksi biologis
3. Reaksi psikis
Menstruasi :
Dapat berjalan dengan normal pada saat suasana hati yang normal
Semakin muda usia maka semakin belum siap menerima peristiwa haid yang juga bisa terjadi
peristiwa shock reaction(perasaan-perasaan tidak enak, mual, cepat lelah, depresi, sedih,
tertekan)
Reaksi psikis saat haid yang pertama yaitu komplek kastrasi/trauma genitalia, dimana muncul
gambaran fantasi yang aneh-aneh yang menimbulkan kecemasan-ketakutan dan perasaan
bersalah-berdosa.
Informasi yang salah seputar haid diantaranya akan dihubungkan dengan bahaya-bahaya tertentu,
hal-hal yang najis-haram, dikaitkan dengan dosa dan hal-hal yang menjijikkan.
1. Usia anak
3. Lingkungan
4. Pendidikan
Pada usia yang masih sangat muda dan kurang disiplin dalam kebersihan diri, haid merupakan
beban baru dimana wanita menentang dengan keras untuk membersihkan diri dan ia akan
berusaha untuk menyembunyikan kotoran/malas bersuci.
Melepaskan semua tugas-tugas rumah tangga oleh karena pengalaman masa lalu
mendapatkan perawatan khusus yang berlebihan dari orang tua/ibunya
Menganggap peristiwa kotor menjijikkan dimana ia akan terus menerus membersihkan
genitalianya (tingkah laku stereotip)> punya bakat neurosa
Shock reaction
Jika terjadi penolakan yang kuat maka lamanya waktu ataupun banyaknya darah haid
menjadi lebih, dismenorrhoe (nyeri haid) dan lain-lain
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/07/menopauseklimakterium/