Asuhan Keperawatan Hipertiroid
Asuhan Keperawatan Hipertiroid
Asuhan Keperawatan Hipertiroid
BAB I
LANDASAN TEORI
1.7. Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang
terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan
tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama
jantung yang bisa berakibat fatal. (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena
hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh :
Infeksi Diabetes yang kurang terkendali
Pembedahan Ketakutan
Stress Kehamilan atau persalinan
1.8. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau merusak
jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
1. Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeriksaan (mg/hari)
Karbimatol 30 60 5 20
Metimazol 30 60 5 20
Propiltiourasil 300 600 50 200
Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 24 bulan. Pada pasien hamil biasanya
diberikan propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi.
Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari
air susu ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d. Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari
selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan tambahan
a. Sekat -adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid.Dosis diberikan 40-200
mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium
radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis tiroid
kerja (padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis
hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
d. Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya
dibandingkan dengan yodium.Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid alergi
terhadap yodium.
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilaksanakan di SDMC, tanggal 29 Desember 2007.
1. BIODATA
a) Identitas Penderita
Nama : Sdr. N
TTL : Aceh Timur, 13 April 1987
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tegal turi Giwangan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Mahasiswa
Diagnosa : Hypertiroid
Keterangan :
: laki laki
: perempuan
: menikah
: meninggal
------- : hidup dalam satu rumah
: klien
Keterangan
0 : Mandiri
1 : Dengan menggunakan alat bantu
2 : Dengan menggunakan bantuan dari orang lain
3 : Dengan bantuan orang lain dan alat bantu
4 : Tergantung total, tidak berpartisipasi dalam beraktivitas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DATA FOKUS
Data objektif :
Klien mengatakan banyak keringat walaupun di malam hari
Klien mengatakan tak tahan panas
Klien sering buang air besar, kadang diare
Jari tangan klien gemetar (tremos)
Klien tampak tegang
Klien tampak gelisah
Klien tampak cemas
Klien mudah tersinggung
Jantung klien berdebar cepat
Klien tampak capek
Berat badan klien turun meski nafsu makan bertambah
Otot klien lemas, terutama lengan atas dan paha
Rambut klien rontok
Kulit klien halus dan tipis
Klien mengatakan sukar berkonsentrasi
Klien mengatakan haid tidak lancar
Kelenjar tyroid klien mengalami pembesaran
Klien mengatakan mata klien peka terhadap cahaya / tidak tahan terhadap cahaya.
Klit klien teras hangat
Kulit klien memerah
Wajah dan muka klien tampak pucat
Klien mengatakan sering terbangun
Klien tampak lemas
Klien mengatakan mual
Mata klien tampak bengkak
Klien mengatakan penglihatan agak kabur
Nafas klien pendek
Klien mengatakan sering gugup.
Suhu : 39C
Nadi : 110 x / menit
RR : 27 x / menit
BB / TB : 48 kg / 150 cm
TD : 130/80 mmHg
BAB III
ANALISA DATA
Nama : N
Umur : 20 tahun
PERENCANAAN
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
ERTIROID
Download ASKEP Hipertiroid DISINI atau klik download link:
http://www.ziddu.com/download/16464886/hipertiroid.docx.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Effendy, 1995)
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang
meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang penyakit hipertiroid, pengkajian dari penyakit itu
dan intervensi-intervensinya berdasarkan NANDA, NIC dan NOC.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
Mahasiswa mengerti tentang penyakit Hipertiroid
Mahasiswa mengerti bagaimana melakukan pengkajian dengan pola Gordon pada penderita
Hipertiroid
Mahasiswa memahami cara menentukan diagnosa Nanda dari pengkajian-pengkajian yang
ada
Mahasiswa memahami kriteria hasil dan intervensi keperawatan dari NOC dan NIC dari
diagnosa-diagnosa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi
hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Faktor-faktor resiko terkena penyakit ini yaitu:
Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki
Pada usia lebih dari 50 tahun
Post trauma emosional
Peningkatan stress (Long C, Barbara 1996 hal 109)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik, yaitu:
(Price A, Sylvia, 1995 hal 1074)
2.1.1 Penyakit Graves
Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek genatik dalam
limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid
(Dorland, 2005). Penyakit Graves merupakan penyebab tersering hipertiroidisme. Pada
penyakit ini ditandai oleh adanya proses autoimun disertai hyperplasia (pembesaran kelenjar
akibat peningkatan jumlah sel) kelenjar tiroid secara difus.
2.1.2 Penyakit Goiter Nodular Toksik
Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid.
Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau
kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau kehamilan. ( Elizabeth J. Corwin,
2009 )
2.2 Etiologi Hipertiroid
Penyebab-penyebabnya penyakit Hipertiroid antara lain:
Herediter
Toksik Adenoma
Tumor kelenjar hipofise
Tiroiditis sub akut
Kanker tiroid
Terapi hormon tiroid berlebihan (Price A, Sylvia, 1995, hal 1074 dan Dongoes E, Marilynn ,
2000 hal 708)
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit tiroid
autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang
berlebihan.
2.3 Manifestasi klinis
Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih
dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya
hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain
adalah :
Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus
Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik
Intoleransi panas dan banyak keringat
Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin
pada sel-sel miokardium
Amenorea dan infertilitas
Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal)
Osteoporosis disertai nyeri tulang
2.4 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu:
Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada
tiriditis
T3 dan T4 serum : meningkat
T3 dan T4 bebas serum : meningkat
TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon)
Tiroglobulin : meningkat
Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah
pemberian TRH
You might also like:
ASUHAN KEPERAWATAN SYOK NEUROGENIK
ASUHAN KEPERAWATAN CIDERA KEPALA
BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF
KOPING DAN KONSEP DIRI
FATIGUE
Linkwithin
Poskan Komentar
Search Here!!!
ASKEP HIPERTIROIDISME
KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam
darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat
terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin:
296).
B. ETIOLOGI
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH
dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme
akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan
Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi
hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. Solitary toxic adenoma
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
C. MANIFESTASI KLINIK
Gangguan reproduksi
Cepat lelah
Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam orbit
mata.
D. PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa
kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena
itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,
yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya
sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH
oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah
satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak
diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
a. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan
diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
b. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
c. Bebas T4 (tiroksin)
d. Bebas T3 (triiodotironin)
Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
Persiapan tiroidektomi
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu
200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua
sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4,
yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme
pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya
sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah
pasien eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x
50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil
ILUSTRASI KASUS
Tgl Masuk Rumah Sakit : 15 Juni 2011
Tgl Pengkajian : 16 Juni 2011
Nomor Register : 0912121
Ruangan / Rumah Sakit : Melaty/ RSUM
Lakipadada
Diagnosa Medis : Hipertiroid
1. PENGKAJIAN
BIO DATA
A. Identitas Pasien
1. Nama Lengkap : Ny B
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur / Tanggal Lahir : 30 Tahun
4. Kawin / Belum Kawin : Sudah kawin
5. A g a m a : Islam
6. Suku / Bangsa : Bugis
7. Pendidikan : SMA
8. Pendapatan : Tidak menentu
9. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
10. Nomor Askes :-
11. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
B. Identitas Penaggung
1. Nama Lengkap : Tn A
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur / Tanggal Lahir : 38 tahun
4. Kawin / Belum Kawin : Sudah KAwin
5. A g a m a : Islam
6. Suku / Bangsa : Bugis
7. Pendidikan : SMA
8. Pendapatan : Tidak menentu
9. Pekerjaan : Wiraswasta
10. Nomor Askes :-
11. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
RIWAYAT KESEHATAN
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Garis Hubungan keluarga
: Garis serumah
: Meninggal
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Lemah
2. Tingkat kesadaran
Apatis
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/150 mmhg
b. Denyut nadi : 125x/menit
c. Suhu badan : 38 oC
d. Pernafasan : 30x/ menit
4. Berat Badan : 45 Kg
5. Tinggi Badan : 157 cm
6. Kulit
@ Inspeksi
- Tidak terdapat lesi,lecet,jaringan parut
- kulit tampak bersih
- Tidak terdapat kelainan kelainan pada kulit
Mis ; mokula, papula, ulcus, Eritema, fistula, eksoreasi
@ Palpasi
- Kulit ; dingin
- Kelembaban kulit : kurang
- Tekstur kulit : halus
- Oedema : tidak ada
7. Keadaan kepala
@ inspeksi ;
- bentuk muka dan tengkorak kepala simetrisan
- penyebaran rambut jarang serta halus
- tidak ada luka pada kulit kepala
- rambut tampak bersih
@ Palpasi
- Tidak ada pembengkakan/ benjolan
- Tidak ada nyeri tekan
- Massa tidak ada
8. Muka
@ Inspeksi
a. Simertis/tidak : simetris
b. Bentuk wajah : Lonjong/oval
c. Gerakan abnormal : Tidak ada
d. Ekspresi wajah : datar
@ Palpasi
a. Nyeri tekan/tidak : Tidak ada nyeri tekan
b. Data lain : -
9. Keadaan mata
@ Inspeksi
a. Palpebrae : tidak ada edema dan radang
b. Sclera : Berwarna kemerahan
c. Conjuctiva : Tidak Radang/tidakAnemis
d. Pupil : isokor
e. Posisi mata : Simetris kiri dan kanan
Gerakan bola mata : Pasien sulit menggerakkan matanya
karena nyeri saat menggerakan mata
Penutupan kelopak mata : Pasien sulit menutup mata
Keadaan visus : 15/20
Penglihatan : Kabur
@ Palpasi
Nyeri Tekan (+)
Tekanan Intra Okuler ( TIO ) (+)
10. Keadaan hidung
@ inspeksi
- Simetrisan
- Tidak terdapat pembengkakan dan sekresi
- tulang hidung tidak mengalami pembengkokan
- Tidak mengalami pembengkakan pada sselaput lendir
@ Palpasi
- Tidak terdapat nyeri tekan
- Tidak ada benjolan/tumor
11. Keadaan telinga
@ inspeksi
- telinga bagian luar simetris
- Tidak ada serumen/cairan, nanah
12. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : gigi tampak bersih
- Karang gigi/karies : -
- Pemakaian gigi palsu : -
b. Gusi
tidak mengalami peradangan
c. Lidah
Lidah tampak kotor
d. Bibir
- pucat
- kering pecah
- mulut tidak berbau
13. Tenggorokan
a. Warna mukosa : Pucat.
b. Terdapat nyeri tekan
c. Terdapat nyeri menelan
14. Leher
@ Inspeksi
a. Kelenjar Thyroid : Membesar
b. ada pembengkakan/benjolan pada leher
c. tidak ada distensi vena jugularis
@ Palpasi
a. Kelenjar Thyroid : Teraba
b. Kaku kuduk/tidak : +
c. Kelenjar limfe : tidak
d. ada benjolan
e. Mobilisasi leher normal
15. Thorax dan pernafasan
@ Inspeksi
a. Bentuk dada : normal
b. Pernafasan : Inspirasi/ekspirasi, frekuensi pernafasan,
irama pernafasan
c. Pengembangan diwaktu bernafas
d. Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan
e. ada retraksi
f. Pengamatan tentang adanya batuk ( produktif, kering, pendek/dehem )
@ Palpasi
a. Tidak adanya nyeri tekan
b. Tidak ada massa adanya massa
c. Vokal fremitus : adanya getaran dinding dada
@ Perkusi
Bunyi sonor : Suara perkusi jaringan paru yang normal
@ Askultasi
a. Suara nafas :
* Vesikuler dan tidak terdapat wheezing
* Suara ucapan normal
16. Jantung
@ Inspeksi :
Ictus Cordis terlihat ditemukan pada ICS 5 linea medio clavicularis
kiri
@ Palpasi :
Saat melakukan palpasi iktus teraba
Frekuensi jantung meningkat
@ Perkusi
Saat dilakukan perkusi, jantung dalam batas normal
@ Auskultasi
a. Irama jantung tidak teratur/ distritmia
b. Bising jantung : murmur ada
17. Pengkajian payudara dan ketiak
@ Inspeksi :
Payudara melingkar dan agak simetris dan ukuran sedang
Tidak terdapat udema, tidak terdapat kemerahan atau lesi serta vaskularisasi normal
Areola mamma agak kecoklatan
Tidak adanya penonjolan atau retraksi akibat adanya skar atau lesi.
Tidak ada keluaran, ulkus , pergerakan atau pembengkakan. Posisi kedua puting susu
mempunyai arah yang sama.
ketiak dan klavikula tidak ada pembengkakan atau tanda kemerah-merahan.
@ Palpasi
Tidak adanya keluaran serta nyeri tekan.
18. Abdomen
@ Inspeksi :
umbilikus tidak menonjol
Tidak ada pembendungan pembuluh darah vena
Tidak ada benjolan
warna kulit normal
@ Palpasi :
Tidak ada rasa nyeri
Tidak ada benjolan/ massa
Tidak ada pembesaran pada organ hepar
@ Perkusi : Tympani
@ Auskultasi : Peristaltik keras dan panjang
19. Genetalia dan Anus
Genetalia :
Inspeksi :
Tidak ada prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartolini,
sekret vagina jernih
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Anus : Keadaan anus normal, tidak ada haemoroid, fissura, fistula.
20. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan/kiri : lemah
- Pergerakan abnormal : tidak seimbanngnya pergerakan
antara kanan dan kiri.
- Kekuatan otot kiri/kanan : kekuatan otot kanan dan kiri lemah
- Koordinasi gerak : ada gangguan
b. Refleks
- Biceps kanan/kiri : Normal
- Triceps kana/kiri : Normal
c. Sensori
- Nyeri :+
- Rangsang suhu :+
- Rasa raba :+
Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan : Normal
- Kekuatan kanan/kiri : kekuatan kanan 4/kiri 4
- Tonus otot kanan/kiri : menurun
b. Refleks
- KPR kanan/kiri : -/-
- APR kanan/kiri : -/-
- Bebinski kanan/kiri : +/+
c. Sensori
- Nyeri : +
- Rangsang suhu : +
- Rasa raba : +
21. Status Neurologi
Saraf-saraf cranial
N I (Olfaktorius)
Klien mampu membedakan bau minyak kayu putih dan alcohol.
N II (Optikus)
Klien tidak dapat melihat tulisan atau objek dari jarak yang jauh.
N V (Trigeminus)
N VII (Fasialis)
N VIII (Akustikus)
Klien dapat mendengar dan berkomunikasi dengan baik, tidak ditemukan adanya tuli
konduktif dan tuli persepsi.
N IX (Glosofaringeus)
N X (Fagus)
Klien tidak ada kesulitan mengunyah, klien tidak ada kesulitan menelan.
N XI (Assessoris)
Klien dapat mengangkat kedua bahu, tidak ada atropi otot sternokleidomastoideus dan
trapezius.
N XII (Hipoglosus)
Gerakan lidah simetris, dapat bergerak kesegala arah, tidak ada deviasi pada satu sisi dan
tidak ada fasikulasi, indra pengecapan normal.
Tanda-tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk : -
b. Kerning sign : -
c. Refleks Brudzinski : -
d. Refleks Lasegu : -
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. TSH serum (biasanya menurun)
b. T3 danT4 serum : meningkat
c. Tiroglobulin : meningkat
d. Pemberian TRH
e. Ambilan tiroid 131 : meningkat
f. Ikatan protein sodium : meningkat
g. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
h. Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
i. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
j. Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi cairan, hipokalemia
akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI.
k. Kateklamin serum : menurun
l. kreatinin urin : meningkat
m. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
2. Radiologi
USG
3. Pemeriksaan canggih
MRI
1. Nutrisi
a. Kebiasaan
- Frekwensi makan/hari : 3x/ hari
- Nafsu makan : sedang
- Makanan pantang : ikan asin
- Makanan yang disukai : ayam goreng
- Banyak minuman dlm sehari : 7-8 gelas
b. Perubahan selama sakit :
Klien mengatakan nafsu makan meningkat, sebelum sakit makan klien 3x/hari habis
satu porsi, sejak sakit makan klien > 3x/hari dan menghabiskan > satu porsi, intake cairan
sebelum sakit 7 - 8 gelas/hari, sejak sakit > 8 gelas/hari, klien alergi dengan ikan asin,klien
mengatakan BB badan turun sejak 1 bulan terakhir dari 57 kg menjadi 45kg.
2. Eliminasi
Buang air kecil
a. Kebiasaan
- Frekuensi/hari : Frekuensi bak klien 2-3x/hari
- Warna : Karakter urin kuning jerih
b. Perubahan selama sakit : Tidak ada masalah dalam miksi
Buang air besar
a. Kebiasaan
- Fekuensi/hari : klien 1 - 2x/hari
- Warna : Kuning
- Konsistensi : padat/ normal
b. Perubahan setelah sakit
Sejak sakit defekasi klien 2-3 x/hari bahkanlebih tapi dengan konsistensi encer/cair.
Klien tidak pernah menggunakan obat pencahar.
3. Olaraga dan Aktivitas
a. Klien mengatakan kurang suka olaraga
b. Jenis olaraga yang disukai adalah olaraga renang
c. Olaraga tersebut tidak dilaksanakan secara teratur
a. Kebiasaan
- Tidur malam jam : 10 bangun jam 6
- Tidur siang jam : 3 bangun jam 4
- Apakah anda mudah terangun ?
- Jumlah jam tidur 7-8 jam
b. Perubahan selama sakit : selama sakit klien susah tidur, tidur 5 jam/hari.
4. Hygiene
a. Kebiasaan
- Mandi : 2 kali/hari
- Penyakit gigi : tidak ada
- Rambut : Bersih
b. Perubahan selama sakit :
Selama sakit klien mengalami kelelahan sehingga pemenuhan kebutuhan sehari-hari
terganggu termasuk personal hygiene, selama sakit klien hanya mandi 1 kali/hari.
Klien mengatakan sejak sakit klien agak tertutup, orang yang terdekat dengan klien
adalah orang
tua dan suaminya, sebelumnya sakit klien aktif dengan kegiatan masyarakat/
organisasi, tapi semenjak
sakit klien lebih banyak di rumah.
KESEHATAN SOSIAL
menururklien kebersihan rumah sangat penting, klien tinggal di daerah yang bising
dan klien tinggal 5 orang dalam rumah.
KEGIATAN KEAGAMAAN\
Klien beranggapan bahwa penyakit yang diderita sekarang merupakan cobaab
untuknya dan pasti terdapat hikmah untuknya, klien menganut agama islam klien taat
dan melakukan sholat 5 waktu selama sakit.
PERAWATAN/PENGOBATAN
1. Perawatan
Tindakan perawat yang diberikan :
Tindakan keperawatan yang diberikan selama di rumah sakit disesuaikan dengan diagnosa
yang dialami oleh pasien
2. Pengobatan
1. Sebelum masuk rumah sakit :
Tidak ada tindakan pengobatan yang diberikan
2. Setelah masuk rumah sakit :
a. Obat antitiroid
b. Pengobatan dengan yodium radioaktif
c. Operasi
d. Pengobatan tambahan
Sekat -adrenergik
Yodium
Ipodat
Litium
PENGELOMPOKAN DATA
berkonsentrasi pembesaran
Klien mengatakan banyak Kulit klien teras hangat
Kulit klien memerah
keringat walaupun di malam Wajah dan muka klien tampak pucat
hari Klien tampak lemas
Klien mengatakan tak tahan Mata klien tampak bengkak
Klien tampak capek
panas Pernafasan klien pendek.
ANALISA DATA
terkadang mual
Klien mengatakan Suplai nutrisi yang
badannya lemah tidak adekuat
Pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
eksoftalmus.
Gangguan
penglihatan
Risiko tinggi
terhadap kerusakan
integritas jaringan
5 Do : Peningkatan Ansietas
Klien tampak lemas produksi hormone
dan pucat tiroid
DS : Hipermetabolik
Klien mengatakan
Perubahan status
badannya lemah
kesehatan
Koping tidak
adekuat
ansietas
6 Do : Peningkatan Kurang pengetahuan
Klien tampak bingung produksi hormone
saat ditanya tentang tiroid
penyakitnya
Hipermetabolik
DS :
Klien mengatakan tidak mengenal
kurang mengerti sumber informasi
tentang penyakitnya Kurang pengetahuan
Risiko tinggi
perubahan proses
pikir
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol,
keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan
metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme
perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan
tidak mengenal sumber informasi.
7.
3. INTERVENSI
N D TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O X
1 I Klien akan 1. Pantau tekanan 1. Hipotensi umum atau
mempertahankan darah pada posisi ortostatik dapat terjadi
curah jantung yang baring, duduk dan sebagai akibat dari
adekuat sesuai berdiri jika vasodilatasi perifer
dengan kebutuhan memungkinkan. yang berlebihan dan
tubuh, dengan Perhatikan penurunan volume
kriteria : besarnya tekanan sirkulasi
1) Nadi perifer dapat nadi
2. Periksa
teraba normal.
2) Vital sign dalam kemungkinan
batas normal. adanya nyeri dada
2. Merupakan tanda
3) Pengisian kapiler
atau angina yang
adanya peningkatan
normal
dikeluhkan pasien.
4) Status mental baik kebutuhan oksigen
5) Tidak ada
oleh
disritmia 3. Auskultasi suara otot jantung atau
nafas. Perhatikan iskemia
adanya suara yang
tidak normal 3. S1 dan murmur yang
(seperti krekels) menonjol berhubungan
dengan curah
jantung meningkat
4. Observasi tanda
pada keadaan
dan gejala haus
hipermetabolik
yang hebat,
mukosa membran
4. Dehidrasi yang cepat
kering, nadi
lemah, penurunan dapat terjadi yang akan
produksi urine dan menurunkan
volume sirkulasi dan
hipotensi
5. Catat masukan dan menurunkan curah
haluaran jantung
5. Kehilangan cairan
yang terlalu banyak
dapat menimbulkan
dehidrasi berat
4. Mencegah munculnya
kelelahan
4. EVALUASI
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7.
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,
(Edisi 8), EGC, Jakarta